5.3. Pengolahan Data
Dari hasil pengukuran iluminansi maka dapat dihitung iluminansi rata-rata dan angka reflektansi gudang bahan baku, bagian formulasi, dan bagian mixing PT.
SC Johnson Manufacturing Medan.
5.3.1. Iluminansi Rata-Rata
Adapun hasil perhitungan iluminansi rata-rata gudang bahan baku, bagian formulasi, dan bagian mixing PT. SC Johnson Manufacturing Medan dapat dilihat
pada Tabel 5.14 sd Tabel 5.16. Adapun grafik iluminansi gudang bahan baku, bagian formulasi, dan bagian mixing dapat dilihat pada Gambar 5.4. sd Gambar
5.6. Dari Gambar 5.4 dapat dilihat bahwa gudang bahan baku tidak standar
pencahayaan menurut Kepmenkes Nomor 1405MENKESSKXI2002. Dari Gambar 5.5 dapat dilihat bahwa bagian formulasi tidak memenuhi standar
pencahayaan menurut Kepmenkes Nomor 1405MENKESSKXI2002. Dari Gambar 5.6 dapat dilihat bahwa bagian mixing tidak memenuhi standar
pencahayaan menurut
Kepmenkes Nomor
1405MENKESSKXI2002. Rekapitulasi rata-rata iluminansi gudang bahan baku, bagian formulasi, dan
bagian mixing dapat dilihat pada Tabel 5.17.
Universitas Sumatera Utara
5.3.2. Perhitungan Angka Reflektansi Tabel 5.18. Angka Reflektansi Beberapa Material
Material Reflektansi
Logam Aluminium, brushed
Stainless steel 50-58
45-60 Kaca
Clear Reflektive
5-10 20-80
Sumber : Suptandar 2006
Untuk reflektansi total langit-langit nilainya adalah sebesar 0,50 karena material yang digunakan adalah logam aluminium. Adapun perhitungan angka reflektansi
gudang bahan baku, bagian formulasi, dan bagian mixing dapat dilihat pada Tabel 5.18 sd Tabel 5.21.
Universitas Sumatera Utara
I-1
5.3.3. Perhitungan Jumlah dan Pemilihan Jenis Lampu
Dari pengumpulan data karakteristik ruangan dan layout ruangan maka kita dapat menentukan jumlah bola lampu untuk menerangi masing-masing
ruangan agar lampu dapat terang sesuai dengan standar Kepmenkes Nomor 1405MENKESSK2002.
Adapun rumus yang digunakan untuk menentukan jumlah lampu agar lampu dapat memenuhi Kepmenkes Nomor 1405MENKESSK2002. Adalah :
Dimana : E
= iluminansi pada bidang kerja yang direkomendasikan lux F
= flux luminous jumlah cahaya yang diperlukan lumen UF
= coefficient of utilization LLF
= light loss factor A
= luas bidangbidang kerja m
2
Luminer Rongga Langit-Langit ceiling cavity cc
Rongga Dinding room cavity rc
Rongga Lantai floor cavity fc Bidang Kerja
Bidang Luminer h
c
h r
h f
.2 5
m
9 m
.7 5
m
Universitas Sumatera Utara
Jenis lampu yang dipilih adalah Philips jenis 1xLED240S840 WB GC, nominal luminous flux = 24000 lumen. Maka jumlah bola lampu =
≈ 10. Simulasi pencahayaan untuk gudang bahan baku.
Gambar 5.12. Simulasi Pencahayaan Gudang Bahan Baku Alternatif I
Universitas Sumatera Utara
BAB VI ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL
6.1. Analisis Subjek Penelitian