Jenis Penelitian METODE PENELITIAN

32

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini dikategorikan sebagai Penelitian Tindakan Kelas PTK. Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama-sama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa Suharsimi Arikunto, 2010: 3. Penelitian ini menggunakan model penelitian dari Kemmis dan Taggart, yaitu berbentuk spiral dari siklus satu ke siklus berikutnya. Gambar 1. Model Penelitian Tindakan Kelas Menurut Kemmis Mc Taggart diadaptasi dari Suharsimi Arikunto, 2010: 17 Berikut ini adalah penjelasan tentang desain penelitian tindakan kelas. Desain merupakan rancangan kegiatan dalam melakukan suatu tindakan yang akan dilakukan Perencanaan Tindakan Siklus 2 Pelaksanaan Tindakan Observasi Refleksi Pelaksanaan Tindakan Pengamatan Observasi Refleksi Perencanaan Tindakan Siklus 1 33 pada setiap siklus. Desain yang matang perlu dilakukan setelah mengetahui masalah pembelajaran. Sedangkan tindakan adalah melakukan kegiatan yang telah direncanakan. Desain harus diwujudkan dengan adanya tindakan acting dari guru berupa solusi tindakan sebelumnya. Observasi, yaitu merekam atau mengamati segala peristiwa dan kegiatan yang terjadi selama tindakan perbaikan berlangsung dengan atau tanpa alat bantu. Refleksi menerangkan apa yang telah terjadi dan tidak terjadi, serta menjajaki alternatif solusi yang perlu dikaji, dipilih dan dilaksanakan untuk dapat mewujudkan apa yang dikehendaki, sehingga dapat menyimpulkan apa yang telah terjadi dalam kelasnya. 1. Perencanaan planning Sebelum melakukan penelitian, terlebih dahulu dirumuskan masalah dan tujuan yang akan dicapai kemudian membuat rencana tindakan yang termasuk di dalamnya instrumen penelitian. Pada tahap perencanaan ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan menggunakan media flash card dilakukan. 2. Tindakan action Tahap tindakan ini merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan yang berupa tindakan di kelas. Pada tahap ini peneliti dan guru berkolaborasi melaksanakan tindakan di kelas untuk meningkatkan kemampuan membaca permulaan pada siswa tunagrahita kategori ringan kelas I Sekolah Dasar di SLB Wiyata Dharma 2 Sleman Yogyakarta dengan menggunakan media flash card. 3. Pengamatan observing Observasi adalah kegiatan pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan penelitian yang dilakukan. Proses pengamatan dilakukan bersamaan dengan waktu tindakan berlangsung. Pengamatan ini bertujuan memperoleh data yang akurat untuk 34 perbaikan siklus berikutnya. Pada tahap ini peneliti mengamati partisipasi siswa dan kinerja guru ketika diterapkannya media flash card dalam pembelajaran di kelas. 4. Refleksi reflecting Refleksi yaitu menyajikan hasil pencapaian yang diperoleh dari tindakan yang telah dilakukan. Tahap ini dilakukan untuk memikirkan kembali tindakan-tindakan yang telah dilakukan, tentang keberhasilan dan kekurangan, serta hambatan-hambatan yang dihadapi saat melakukan tindakan. Hasil refleksi digunakan sebagai tindak lanjut dalam perencanaan tindakan siklus berikutnya. Model penelitian ini merupakan bentuk kajian yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan melalui tindakan agar dapat memperbaiki praktik pembelajaran. Penelitian tindakan merupakan strategi pemecahan masalah dengan tindakan nyata, kemudian merefleksikan hasil dari tindakan. Hasil dari tindakan tersebut selanjutnya dijadikan pertimbangan dalam pemilihan tindakan berikutnya. Apabila di dalam pelaksanaan siklus I masih belum berhasil maka dilanjutkan ke siklus II. Siklus II dilaksanakan berdasarkan hasil refleksi siklus I. Pada siklus II ini, tindakan yang dilakukan bertujuan untuk memperbaiki kekurangan pada siklus I guna mencapai target. Kegiatan pada siklus II juga melalui tahapan yang sama seperti siklus I yaitu meliputi perencanaan tindakan Planning, pelaksanaan tindakan Acting, pengamatan Observation, refleksi Reflecting. Jika pada akhir siklus II tidak terjadi peningkatan kemampuan membaca pada siswa maka dilaksanakan siklus selanjutnya yang tahapannya sama seperti siklus I dan II. Siklus berhenti ketika sudah terjadi peningkatan kemampuan membaca siswa. 35

B. Prosedur Penelitian

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI PEMBELAJARAN YANG MENGGUNAKAN MEDIA KARTU KATA PADA SISWA TUNAGRAHITA RINGAN KELAS DIII C SLB NEGERI SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2009 2010

6 175 91

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN MENGGUNAKAN TEKNIK PEMBELAJARAN MAKE A MATCH PADA ANAK TUNARUNGU KELAS DASAR I DI SLB WIYATA DHARMA 1 SLEMAN.

0 8 202

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI PENGGUNAAN MEDIA FLASH CARD SISWA KELAS I SDN SUROKARSAN 2 YOGYAKARTA.

0 7 173

EFEKTIVITAS MEDIA KOMIK MODIFIKASI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK TUNAGRAHITA KATEGORI RINGAN KELAS IV DI SLB YAPENAS YOGYAKARTA.

0 4 178

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM MENGGUNAKAN MEDIA VIDEO PADA ANAK TUNAGRAHITA KATEGORI RINGAN KELAS DASAR 3 DI SLB NEGERI 1 SLEMAN YOGYAKARTA.

0 0 255

KEEFEKTIFAN MEDIA LKS WORD SQUARE TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN ANAK TUNAGRAHITA KATEGORI RINGAN KELAS V DI SLB KASIH IBU YOGYAKARTA.

1 2 188

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN ANAK TUNARUNGU KELAS DASAR I MELALUI MEDIA PERMAINAN SCRABBLE DI SLB WIYATA DHARMA 1 SLEMAN YOGYAKARTA.

0 4 215

EFEKTIVITAS METODE GLENN DOMAN TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA FUNGSIONAL ANAK TUNAGRAHITA KATEGORI RINGAN KELAS V DI SLB WIYATA DHARMA 3 SLEMAN DIY.

1 15 162

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MEMBACA PERMULAAN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BABA BAGI SISWA TUNAGRAHITA RINGAN KELAS D II SEKOLAH LUAR BIASA DHARMA RENA RING PUTRA 2 YOGYAKARTA.

0 4 194

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BUKU POP-UP PADA ANAK TUNAGRAHITA KATEGORI RINGAN KELAS IV DI SLB DHARMA RENA RING PUTRA 1 YOGYAKARTA.

1 6 161