39 4.
Refleksi
Refleksi digunakan untuk mengkaji secara keseluruhan tindakan yang telah dilakukan berdasarkan data yang terkumpul, kemudian dilakukan evaluasi guna
menyempurnakan tindakan siklus II dan seterusnya. Refleksi bertujuan untuk mengetahui kekurangan-kekurangan maupun kelebihan-kelebihan yang terjadi
selama pembelajaran. Refleksi merupakan kegiatan diskusi antara guru dengan peneliti. Apabila telah diketahui letak keberhasilan dan hambatan dari tindakan
yang telah dilaksanakan pada siklus I, dapat ditentukan rencana yang akan dilakukan pada siklus II apabila pada siklus II masih mememukan permasalahan
maka dapat ditentukan rencana siklus III.
C. Variabel Penelitian
1. Variabel Bebas
Variabel bebas menurut Sugiyono 2009: 55
adalah himpunan sejumlah gejala yang mewakili berbagai aspek atau unsur yang berfungsi mempengaruhi atau
menentukan munculnya variabel lain yang disebut variabel terikat. Variabel bebas sering disebut sebagai variabel stimulus, prediktor. Dalam bahasa Indonesia sering
disebut sebagai variabel bebas. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat Variabel bebas
dalam penelitian ini adalah media flash card. 2.
Variabel Terikat Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat, karena adanya variabel bebas Sugiyono, 2009: 41. Variabel ini sering disebut variabel output, kriteria, konsekuen. Dalam penelitian ini yang menjadi
varibel terikatnya adalah kemampuan membaca permulaan siswa tunagrahita
40 kategori ringan kelas I Sekolah Dasar di SLB Wiyata Dharma 2 Sleman
Yogyakarta.
D. Subjek dan Objek Penelitian
1.
Subjek Penelitian
Menurut Suharsimi Arikunto 2002: 112 subjek penelitian adalah subjek yang ingin dituju untuk diteliti oleh peneliti. Subjek penelitian ini ditentukan
dengan teknik purposive sampling. Teknik purposive sampling adalah pengambilan sampel secara sengaja sesuai dengan persyaratan sampel yang diperlukan, dalam
penelitian ini yaitu siswa tunagrahita ringan kelas I Sekolah Dasar di SLB Wiyata Dharma 2 Sleman, Kecamatan Tempel, Kabupaten Sleman, Provinsi di
Yogyakarta. Karakteristik siswa tunagrahita kategori ringan di kelas I Sekolah Dasar di SLB Wiyata Dharma 2 Sleman Yogyakarta antara lain sebagai berikut.
a. Siswa tunagrahita kategori ringan,
b. Siswa tunagrahita kategori ringan yang tercatat sebagai siswa di kelas I Sekolah
Dasar di SLB C Wiyata Dharma 2 Sleman Yogyakarta yang terdiri dari tiga siswa laki-laki,
c. Siswa tunagrahita ringan yang cepat merasa bosan,
d. Siswa tunagrahita ringan yang belum dapat membaca suku maupun kata dengan
lancar, dan e.
Siswa tunagrahita yang belum dapat membedakan huruf “b” dan “d”, “m” dan “m”, “k” dan “h”.
Berdasarkan kriteria tersebut subjek dalam penelitian ini adalah tiga siswa tunagrahita kelas 1 Sekolah Dasar di SLB C Wiyata Dharma Sleman. Dari kriteria
siswa tersebut dapat ditentukan bahwa siswa sulit untuk menerima pelajaran
41 dengan baik, apalagi jika pelajaran tersebut kurang menarik minat, seperti dalam
pelajaran Bahasa Indonesia yang menyebabkan rendah dalam membaca permulaan. 2.
Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah kemampuan membaca permulaan siswa
tunagrahita kategori ringan kelas I Sekolah Dasar di SLB Wiyata Dharma 2 Sleman Yogyakarta.
E. Setting dan Waktu Penelitian