Upaya-Upaya Meningkatkan Keaktifan Belajar

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 1 Mengadakan penilaian atau tes Pada umumnya para siswa mau belajar dengan memperoleh nilai yang baik. Hal ini terbukti dari kenyataan bahwa banyak siswa yang tidak belajar bila tidak ada ulangan. Akan tetapi murid-murid lebih giat belajar apabila tahu akan diadakan ulangan atau tes dalam waktu singkat. 53 Akan tetapi jika ulangan dilakukan terlalu sering maka pengaruhnya tidak berarti lagi. Jadi, angka atau nilai itu merupakan motivasi yang kuat bagi siswa. 2 Diciptakan suasana belajar yang menyenangkan. Suasana belajar yang hangat berisi suasana persahabatan, ada rasa humor, ada pengakuan akan keberadaan siswa, terhindar dari celaan dan makian, dapat membangkitkan motif.siswa akan teediorong untuk terus belajar jika kegiatan pembelajaran diselenggarakan secara nyaman dan menyenangkan sehingga siswa telibat secara fisik dan psikis. 54 3 Adanya persaingan sehat. Persaingan atau kompetisi yang sehat dapat membangkitkan motivasi belajar. Siswa dapat bersaing dengan hasil belajarnya sendiri atau dengan hasil yang dicapai oleh orang lain. Dalam persaingan ini dapat diberikan pujian, ganjaran ataupun hadiah. 4 Tujuan yang jelas 53 Prof. Dr.S. Nasution MA., Didaktik Asas-Asas Mengajar, Jakarta :Bumi Aksara, 1995, h. 80 54 Sutrisno, Metodologi Research Jilid 1, Yogyakarta : Andi Offset, 1980, h. 72 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Motivasi selalu mempunyai tujuan, 55 motif mendorong juga individu untuk mencapai tujuan. Makin jelas tujuan, maka besar nilai tujuan bagi individu yang bersangkutan dan makin besar pula motivasi dalam melakukan suatu perbuatan. 5 Membantu kesulitan belajar anak didik secara individual maupun kelompok. c. Menerapkan prinsip individualitas siswa Salah satu masalah utama dalam pembelajaran ialah masalah perbedaan individual. Walaupun diinginkan agar murid-murid mencapai hasil yang sama, tetapi jelas bahwa anak-anak di kelas menunjukkan perbedaan dalam fungsi kognitif dan non-kognitif. 56 Karena pembelajaran adalah usaha mengembangkan setiap individu siswa. Walaupun kita mengajar pada kelompok siswa akan tetapi pada hakikatnya yang ingin kita capai adalah perubahan perilaku setiap siswa. 57 Dengan demikian adalah wajar apabila setiap siswa memiliki ciriciri individu sendiri. Ada siswa yang badannya tinggi kurus, atau pendek gemuk, cekatan atau lambat, kecerdasan tinggi, sedang atau rendah, berbakat dalam beberapa mata pelajaran, tetapi kurang berbakat dalam mata pelajaran tertentu, tabah, ulet atau mudah putus asa, periang atau perenung, bersemangat atau acuh tak acuh, dan sebagainya Dari segi keberhasilan belajar, perbedaan 55 Prof. Dr.S. Nasution MA., Didaktik Asas-Asas Mengajar, Jakarta :Bumi Aksara, 1995, h. 82 56 Samuel Soeitoe Psikologi Pendidikan Mengutamakan Segi-Segi Perkembangan, Jakarta :Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, h. 42 57 Dr wina sanjaya, MPd. Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, Jakarta: Kencana Predana Media Group,2005, h. 10 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id individu juga sangat terlihat. Salah satu perbedaan ialah taraf intelegensi anak-anak yang dinyatakan dengan IQ.62Ada sebagain siswa yang bisa menyelesaikan pelajaran dengan hasil yang baik, ada yang hanya mandapatkan hasil paspasan saja, bahkan ada yang hasilnya kurang memuaskan, bahkan ada yang tidak berhasil sama sekali. 58 Berdasarkan hal tersebut, pemahaman guru terhadap setiap individu siswa sangat penting dalam upaya mengembangkan keaktifan belajar mereka. Dalam konteks Pendidikan Agama Islam, guru Agama harus dapat melayani siswa-siswinya sesuai dengan tingkat kecepatan mereka masing-masing. 59 Bagi siswa-siswi yang lamban, guru memberikan remediasi, dan bagi siswa-siswi yang sangat pandai guru memberikan materi pengayaan. Adapun beberapa prinsip individualitas yang dapat diterapkan guru dalam mengelola pembelajaran, yaitu sebagai berikut: 1. Dalam mengajar hendaknya guru menggunakan metode atau strategi belajar mengajar yang bervariasi. Sebab dengan variasi tersebut diharapkan beberapa perbedaan kemampuan anak dapat terlayani 2. Hendaknya digunakan alat dan media pengajaran. Penggunaan media dan alat-alat pengajaran dapat membantu siswa-siswa yang mempunyai kelemahan-kelemahan tertentu. Anak yang kemampuan berpikir abstraknya kurang, dapat dibantu dengan 58 Drs tadjab MA, Ilmu Jiwa Pendidikan, Surabaya:Karya Abditama, 1994, h. 40 59 Sutrisno, Metodologi Research Jilid 1, Yogyakarta : Andi Offset, 1980, h. 25 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id media yang konkret, anak yang pendengarannya kurang, dapat dibantu dengan penglihatan dan sebagainya 3. Hendaknya guru memberikan bahan pelajaran tambahan kepada anakanak yang pandai, untuk mengimbangi kepandaiannya. Bahan tambahan tersebut dapat berupa bahan bacaan, soal-soal yang harus dipecahkan dan sebagainya. 4. Hendaknya guru memberikan bantuan atau bimbingan khusus kepada anak-anak yang kurang pandai atau lambat dalam belajar. Bantuan atau bimbingan dapat diberikan pada jam pelajaran ataupun di luar jam pelajaran. 5. Pemberian tugas-tugas hendaknya disesuaikan dengan minat dan kemampuan anak.

C. Pengaruh Penerapan Metode

Two Stay Two Stray TSTS Terhadap Keaktifan Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Fiqih Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau pola yang dapat kita gunakan untuk mendesain pola-pola mengajar secara tatap muka di dalam kelas atau mengatur totorial, dan untuk menentukan material perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film-film, tipe-tipe, program-program media computer, dan kurikulum sebagai kursus untuk belajar. Setiap model mengarahkan kita untuk mendesain pembelajaran yang dapat membantu siswa untuk mencapai berbagai tujuan. Istilah model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas daripada strategi, metode atau prosedur. Untuk mengetahui kualitas model pembelajaran digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id harus di lihat dari dua aspek, yaitu proses dan produk. Aspek proses mengacu apakah pembelajaran mampu menciptakan situasi belajar yang menyenangkan joyful learning serta mendorong siswa untuk aktif belajar dan berfikir kreatif. Aspek produk mengacu apakah pembelajaran mampu mencapai tujuan, yaitu meningkatkan kemampuan siswa sesuai dengan standar kemampuan atau kompetensi yang ditentukan dalam hal ini sebelum melihat hasilnya, terlebih dahulu aspek proses sudah dapat dipastikan berlangsung baik. Karena setiap model memerlukan sistem pengelolaan dan lingkungan belajar yang berbeda. Setiap pendekatan memberikan peran yang berbeda kepada siswa, pada ruang fisik, dan pada sistem sosial kelas. Sifat materi dari sistem saraf banyak konsep dan informasi-informasi dari teks buku bacaan materi ajar siswa, di samping itu banyak kegiatan pengamatan gambar-gambar. Tujuan yang akan di capai meliputi aspek kognitif produk dan proses dari kegiatan pemahaman bacaan dan sumber dan lembar kegiatana siswa LKS. 60 Dalam belajar menggunakan Metode Two Stay Two Stray TSTS para siswa dapat berpartisipasi dalam kelompok untuk saling berbagi ilmu. Masing- masing dalam kelompok tediri dari 4 orang siswa, dengan struktur dua tinggal dua bertamu. Metode Two Stay Two Stray adalah dua orang siswa tinggal dikelompok dan dua orang siswa lain berkunjung ke kelompok lain. Dua orang yang tinggal memberikan informasi kepada kelompok yang bertamu, sedangkan yang bertamu bertugas mencatat hasil diskusi kelompok yang dikunjunginya. Dalam proses pembelajaran metode TSTS, guru membagi siswa dalam beberapa kelompok, 60 Trianto, Model Pembelajaran Dalam Teori Dan Praktek Jakarta: Prestasi Pustaka,2007, h. 5-6 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id masing-masing kelompok terdiri dari 4 orang, kemudian guru menginformasikan materi yang akan dibahas serta tujuan yang ingin dicapai, setelah itu guru menyajikan materi atau menyampaikan suatu masalah untuk didiskusikan dalam kelompok, atau dengan memberikan tugas-tugas kepada siswa untuk dikerjakan secara kerja sama diantara kelompoknya. Dengan demikian, diharapkan metode ini dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa. Belajar merupakan perubahan tingkah laku melalui latihan atau pengalaman yang menyangkut berbagai aspek kepribadian fisik maupun psikis. Kegiatan be;ajar siswa apabila dilakukan dengan beberapa model pembelajaran yang beragam akan membuat mereka lebih aktif daripada menggunakan satu model pembelajaran saja. Sehingga dapat menyebabkan kejenuhan dan kebosanan pada siswa dalam belajar. Belajar aktif merupakan suatu lagkah dalam proses pembelajaran yang mengutamakan perlibatan secara langsung dari peserta didik dengan materi yang diberikan oleh guru sebagaiinstruktur belajar sekaligus sebagai mitra untuk menuntaskan proses belajar secara aktif. Dengan belajar aktif diharapkan siswa secara mandiri bertindak atau melakukan kegiatan dalam proses belajar, karena materi pelajaran akan lebih mudah dikuasai dan lebih diingat jika siswa mendapatkan pengalaman langsung dalam belajar. 61 61 Melvin L. Silberman, Active Learning 101 Cara Belajar Aktif, Bandung : Nusamedia, 2006 , h.141 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Seperti halnya model pembelajaran, dalam penelitian juga dikenal suatu model atau metode penelitian yang digunakan yaitu metode kualitatif dan kuantitatif. Kedua metode penelitian ini secara definisi maupun pelaksanaannya bertolak belakang. Pengertian dan perbedaan dari kedua metode tersebut yaitu: Metode penelitian kualitatif adalah metode yang lebih menekankan pada pemahaman secara mendalam terhadap suatu masalah daripada melihat permasalahan untuk penelitian generalisasi. Metode penelitian ini lebih suka menggunakan teknik analisis mendalam, yaitu mengkaji masalah secara kasus perkasus karena metodologi kualitatif yakin bahwa sifat suatu masalah satu akan berbeda dengan sifat dari masalah lainnya. Tujuan dari metodologi ini bukan suatu generalisasi tetapi pemahaman secara mendalam terhadap suatu masalah. Penelitian kualitatif berfungsi memberikan kategori substansi dan hipotesis penelitian kualitatif. 1 Metode penelitian kuantitafif adalah metode yang lebih menekankan pada aspek pengukuran secara obyektif terhadap fenomena sosial.untuk dapat melakukan pengukuran, setiap fenomena sosial dijabarkan kedalam beberapa komponen masalah, variabel, dan indikator. Setiap variabel yang ditentukanakan diukur dengan memberikan simbol-simbol angka yang berbeda-beda sesuai 1 Sumanto, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan, Yogyakarta: Andi Offset, 1995. 55 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id kategori informasi yang berkaitan sengan variabel tersebut. Dengan menggunakan simbol-simbol angka tersebut, teknik perhitungan secara kuantitatif matematik dapat dilakukan sehingga dapat menghasilkan suatu kesimpulan yang berlaku umum di dalam suatu parameter. 2 Dalam rancangan penelitian ini dijelaskan mengenai jenis penelitian yang dilaksanakan ditinjau dari segi tujuan dan sifatnya. Dilihat dari judul penelitian yang penulis teliti yaitu penerapan metode two stay two stray TSTS terhadap keaktifan belajar siswa kelas VIII pada mata pelajaran Fiqih di Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Surabaya, maka penulis menggunakan jenis penelitian kuantitatif yaitu proses menemukan pengetahuan yang menggunakan data – data lengkap yang berupa angka sebagai alat untuk menemukan keterangan mengenai apa saja yang ingin kita ketahui. 3

B. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian disebut juga sebagai strategi atau cara yang digunakan untuk mengatur latar belakang penelitian agar penelitian dapat memperoleh data yang valid sesuai dengan karakteristik variabel dan tujuan penelitian. Agar penelitian dapat berjalan sesuai dengan apa yang diinginkan oleh peneliti, maka peneliti harus menentukan rancangan penelitian yang berhubungan dengan penelitian yang akan diadakan terlebih dahulu. Pada tahap pertama ini, penentuan obyek penelitian terdiri dari penentuan populasi dan sampel sehingga nanti dapat diketahui berapa banyak populasi yang 2 Ibid. 3 Margono, Metodologi Pendidikan, Jakarta : Rieneke Cipta, 1997, h.105.

Dokumen yang terkait

perbedaan hasil belajar biologi siswa yang diajarkan melalui pembelajaran kooperatif teknik jigsay dengan teknik two stay two stray (kuasi eksperimen di MTs PUI Bogor)

0 5 185

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray Terhadap Keterampilan Menyimak Siswa Kelas V MIN 15 Bintaro Jakarta Selatan

1 10 130

Perbedaan hasil belajar ips siswa dengan menggunakan pembelajaran kooperatif teknik inside outside circle dan two stay two stray

0 12 0

Perbedaan Hasil Belajar Antara Siswa yang Menggunakan Metode Pembelajaran Two Stay Two Stray dan Jigsaw Pada Konsep Pencernaan

2 14 198

Pengaruh teknik kooperatif Two Stay Two Stray (TSTS) dengan Guided Note Taking (GNT) terhadap hasil belajar siswa pada konsep archaebacteria dan eubacteria: kuasi eksperimen di SMA Negeri 1 Kota Tangerang Selatan.

0 9 243

perbedaan hasil belajar peserta didik menggunakan pendekatan sts, sets, dan stem pada pembelajaran konsep virus

3 22 77

PENGGUNAAN METODE TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS PADA SISWA KELAS V SD Penggunaan Metode Two Stay Two Stray Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran IPS Pada Siswa Kelas V SD Negeri Banyurip 3 Tahun Pelajara

0 2 8

PENGGUNAAN METODE TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN Penggunaan Metode Two Stay Two Stray Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran IPS Pada Siswa Kelas V SD Negeri Banyurip 3 Tahun Pelajaran 2012/2013.

0 3 16

PERBEDAAN HASIL BELAJAR BIOLOGI MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY (TSTS) DAN Perbedaan Hasil Belajar Biologi Menggunakan Pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS) Dan Think Pair Share (TPS) Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Colomadu Karanganyar T

0 4 16

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE “TWO STAY TWO STRAY” (TSTS) Peningkatan Hasil Belajar Ipa Melalui Metode “Two Stay Two Stray” (Tsts) Pada Siswa Kelas Iv Sdn 02 Jatiharjo Kecamatan Jatipuro Tahun Ajaran 2011/2012.

0 1 16