pengolahan manufacture dibandingkan dengan mitra dagangnya yang mempunyai keunggulan dalam memproduksi barang X yang merupakan
komoditas pertanian primer Halwani, 2002. Adam Smith mengemukakan idenya tentang pembagian kerja
internasional yang membawa pengaruh besar bagi perluasan pasar barang-barang negara tersebut serta akibatnya berupa spesialisasi internasional yang dapat
memberikan hasil berupa manfaat perdagangan yang timbul dari dalam atau berupa kenaikan produksi serta konsumsi barang-barang dan jasa-jasa. Menurut
Adam Smith bahwa dengan melakukan spesialisasi internasional, maka masing- masing negara akan berusaha untuk menekan produksinya pada barang-barang
tertentu yang sesuai dengan keuntungan yang dimiliki.
b. Teori Keunggulan Komparatif David Ricardo
Teori keuntungan mutlak yang dikemukakan oleh Adam Smith kemudian dikritik oleh David Ricardo. Ricardo mempertanyakan apakah suatu negara yang
tidak memiliki keunggulan mutlak tidak akan melakukan perdagangan internasional. Menurut Ricardo perdagangan internasional dapat saja terjadi
meskipun negara itu tidak memiliki keuntungan mutlak, tetapi memiliki keunggulan komparatif dari negara lain Sumanjaya dkk, 2008.
Apabila suatu negara dapat memproduksi jenis barang yang lebih baik dan lebih murah dikarenakan lebih baiknya faktor produksi maka negara tersebut
mendapatkan keunggulan. Hal ini disebabkan oleh tingginya produktifitas negara tersebut untuk memproduksi suatu barang dengan biaya yang lebih murah dari
negara lain.
Universitas Sumatera Utara
c. Teori H-O Heckscher dan Ohlin
Teori Perdagangan Internasional modern terjadi ketika ekonom asal Swedia yaitu Eli Hecskher dan Bertil Ohlin mengemukakan pandangan mereka
mengenai perdagangan internasional yang belum mampu dijelaskan dalam teori keunggulan komparatif.
Teori H-O kemudian mencoba memberikan penjelasan mengenai penyebab terjadinya perbedaan produktivitas antar negara. Teori H-O menyatakan
penyebab perbedaaan produktivitas terjadi karena adanya jumlah faktor pendukung endowment factors oleh masing-masing negara, sehingga selanjutnya
menyebabkan terjadinya perbedaan harga barang yang dihasilkan. Selanjutnya negara-negara yang memiliki faktor produksi relatif banyak
atau murah dalam memproduksinya akan melakukan spesialisasi produksi untuk kemudian mengekspor barangnya. Sebaliknya, masing-masing negara akan
mengimpor barang tertentu jika negara tersebut memiliki faktor produksi yang
relatif langka atau mahal dalam memproduksinya. 2.4. Ekspor
2.4.1. Pengertian Ekspor
Ekspor adalah kegiatan perdagangan internasional yang memberikan rangsangan guna menumbuhkan permintaan dalam negeri yang menyebabkan
tumbuhnya industri-industri pabrik besar, bersama dengan sruktur politik yang tidak stabil dan lembaga sosial yang fleksibel. Dengan kata lain ekspor
mencerminkan aktifitas perdagangan antar bangsa yang dapat memberikan
Universitas Sumatera Utara
dorongan dalam dinamika pertumbuhan perdagangan internasional, sehingga suatu negara yang sedang berkembang kemungkinan untuk mencapai kemajuan
perekonomian setara dengan negara-negara yang lebih maju Todaro, 2000. Pengertian ekspor menurut Amir M. S. 2004 adalah mengeluarkan
barang-barang dari peredaran dalam masyarakat dan mengirimkan keluar negeri sesuai ketentuan pemerintah dan mengharapkan pembayaran dalam bentuk valuta
asing. Ada beberapa faktor faktor yang mempengruhi ekspor, yaitu :
1. Harga Internasional Seakin tinggi harga suatu barang dipasar internasional dari pada harga
di dalam negeri akan menyebabkan jumlah komoditi yang akan di ekspor menjadi bertambah.
2. Nilai Tukar Uang Exchange Rate Makin tinggi nilai tukar uang suatu negara maka harga ekspor negara
itu dipasar internasional menjadi tinggi. Sebaliknya, makin rendah nilai mata uang suatu negara, maka harga ekspor negara itu di pasar
internasional menjadi lebih rendah. 3. Proteksi
Secara umum, hal ini dilakukan untuk melindungi produksi dalam negeri terhadap persaingan barang impor. Halwani 2002 menjabarkan
beberapa bentuk proteksi, yaitu : a. Kuota
Universitas Sumatera Utara
Kuota adalah hambatan kuantitatif, yang membatasi impor barang secara khusus dengan spesifikasi jumlah unit atau nilai total tertentu
per periode waktu. b. Perdagangan oleh pemerintah State Trading Practices
Hakikatnya pemerintah merupakan pelaku utama, hal ini merupakan pola yang sering dilakukan oleh negara-negara komunis atau sosialis,
dengan kata lain merupakan tindakan monopoli importir. c. Kontrol devisa Exchange Control
Kontrol devisa merupakan hambatan administrasi atau transaksi yang melibatkan mata uang asing. Kontrol devisa dikenakan pada
pembayaran impor dimana semua transaksi impor harus izin bank sentral terutama untuk membeli mata uang asing umtuk pembayaran
impor barang-barang oleh perusahaan. d. Larangan impor Import Prohibition
Adalah bentuk hambatan langsung dimana larangan ini merupakan bentuk yang paling ketat darri segala hambatan impor dengan
melakukan larangan impor untuk kategori tertentu, misalnya untuk barang mewah atau barang terlarang lainnya seperti obat terlarang,
senjata api dan lain-lain yang membahayakan keamanan negara.
2.4.2. Prosedur Ekspor
Menurut lembaga pendidikan kejuruan Indonesia Zulkarnaen Djamin 1993, dalam melakukan pemasaran ekspor dapat di tempuh dengan berbagai
cara antara lain sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
1. Ekspor Biasa Dalam hal ini barang-barang dikirim keluar negeri sesuai dengan
peraturan umum yang berlaku yang ditujukan kepada pembeli di luar negeri untuk memenuhi suatu transaksi yang sebelumnya sudah
diabaikan dengan importir di luar negeri. 2. Barter
Barter adalah pengiriman barang-barang keluar negeri untuk ditukar langsung dengan barang-barang yang dibutuhkan di dalam negeri.
Dalam hal ini berarti yang mengirimkan barang tidak menerima pembayaran dalam uang asing tetapi dalam bentuk barang. Barang
dapat dijual di dalam negeri untuk mendapatkan kembali pembayarannya dalam mata uang rupiah.
3. Konsinyasi Consignment Konsinyasi adalah pengiriman barang-barang keluar negeri untuk dijual
sedangkan hasil penjualannya diperlukan sama dengan hasil ekspor biasa. Dalam hal ini barang-barang akan dikirim keluar negeri bukan
untuk ditukarkan dengan barang atau untuk memenuhi transaksi, melainkan dijual di pasar bebas atau diikutsertakan dalam lelang
Comodities Exchange.
2.5. Kurs 2.5.1. Pengertian Kurs
Universitas Sumatera Utara
Dalam perdagangan internasional pertukaran antara suatu mata uang dengan mata uang lainnya menjadi hal yang terpenting untuk mempermudah
proses transaksi jual beli barang dan jasa. Dari pertukaran ini terdapat perbandingan nilai atau harga antara kedua mata uang tersebut. Kurs adalah harga
mata uang domestik terhadap mata uang asing di hitung berdasarkan rata-rata tertimbang. Nilai tukar rill dari negara mitra dagang Indonesia, Rupiah Indonesia
digunakan sebagai proyeksi dari nilai tukar negara mitra dagang Indonesia Syarif, 2003.
Menurut Sartono 1995, nilai tukar kurs adalah harga suatu mata uang relatif terhadap mata uang lainnya. Nilai tukar diartikan sebagai titik
keseimbangan antara penawaran dan permintaan dari suatu mata uang di pasar mata uang. Perdagangan luar negeri baik ekspor maupun impor secara langsung
akan menggunakan nialai tukar kurs. Kurs merupakan salah satu harga terpenting dalam perekonomian terbuka
mengingat pengaruh yang sedemikian besar bagi transaksi berjalan maupun terhadap variabel-variabel ekonomi lainnya. Kurs juga memainkan peranan sentral
dalam perdagangan internasional. Kurs dapat berubah secara mendadak sesuai dengan beritaberita atau bahkan desas-desus yang sering kali tidak jelas asal-
usulnya yang beredar mengenai nilai mata uang tersebut dimasa yang akan datang.
Dalam mekanisme pasar, kurs dari suatu mata uang akan mengalami fluktuasi yang berdampak langsung pada harga barang-barang ekspor dan impor
Dominic, 1997. Perubahan yang dimaksud adalah :
Universitas Sumatera Utara
1. Apresiasi, yaitu peristiwa menguatnya nilai tukar mata uang secara otomatis akibat bekerjanya kekuatan-kekeuatan penawaran dan
permintaan atas mata uang yang bersangkutan dalam sistem pasar bebas. Sebagai akibat dari perubahan kurs ini adalah harga produk
negara itu bagi pihak luar negeri makin mahal. Sedangkan harga impor bagi penduduk domestik menjadi lebih murah.
2. Depresiasi, yaitu peristiwa penurunan nilai tukar mata uang secara otomatis akibat bekerjanya kekuatan penawaran dan permintaan atas
mata uang yang bersangkutan dalam sistem pasar bebas, sebagai akibat perubahan kurs ini produk negara itu bagi pihak luar negeri menjadi
murah, sedangkan harga impor bagi penduduk domestik menjadi mahal. 3. Devaluasi, merupakan penurunan nilai tukar satu mata uang domestik,
misalnya rupiah, relative terhadap mata uang asing tertentu, misalnya US Dollar, yang disebabkan oleh kebijakan pemerintah. Devaluasi
hanya dapat terjadi jika nilai Rupiah dikaitkan terhadap US Dollar dan pemerintah dengan sengaja mengubah nilai Rupiah relative terhadap
US Dollar. Jika pemerintah tidak mengaitkan Rupiah terhadap US Dollar dan perubahan nilai tukar terjadi dengan sendirinya, istilah ini
tidak berlaku lagi. Jadi istilah devaluasi hanya berlaku dalam sistem nilai tukar tetap dimana suatu mata uang domestik dikaitkan dengan
mata uang asing tertentu. 4. Revaluasi, merupakan kenaikan nilai tukar satu mata uang domestik
terhadap satu mata uang asing tertentu. Sama dengan devaluasi, istilah
Universitas Sumatera Utara
revaluasi hanya berlaku pada system nilai tukar tetap.
2.5.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kurs
Menurut Sadono Sukirno 2000, perubahan dalam permintaan dan penawaran suatu valuta, yang selanjutnya menyebabkan perubahan dalam kurs
valuta, disebabkan oleh banyak faktor, yaitu : 1. Perubahan dalam Cita Rasa Masyarakat.
Cita masyarakat memepengaruhi corak konsumsi mereka atas barang- barang yang diproduksi di dalam negeri maupun yang diimpor.
Perbaikan kualitas barang-barang dalam negeri menyebabkan keinginan mengimpor berkurang dan dapat juga meningkatkan ekspor. Sedangkan
perbaikan kualitas barang-barang impor menyebabkan keinginan masyarakat untuk mengimpor lebih besar. Perubahan-perubahan ini
akan mempengaruhi permintaan pada valuta asing. 2. Perubahan Harga Barang Ekspor impor.
Harga suatu barang merupakan salah satu faktor penting yang menentukan apakah sesuatu barang akan diimpor atau diekspor.
Barang-barang dalam negeri yang dapat dijual dengan harga relatif murah akan menaikkan ekspor dan apabila harganya naik maka
ekspornya akan berkurang. Pengurangan harga impor akan menaikkan jumlah impor, dan sebaliknya kenaikan harga barang impor akan
mengurangi impor. Demikian perubahan haga barang-barang ekspor dan impor akan menyebabkan perubahan dalam penawaran dan
permintaan ke atas mata uang tersebut.
Universitas Sumatera Utara
3. Kenaikan Harga Umum Inflasi. Inflasi sangat besar pengaruhnya kepada kurs pertukaran valuta asing.
Inflasi yang berlaku pada umumnya cenderung untuk menurunkan nilai suatu valuta asing. Kecenderungan seperti ini wujud disebabkan efek
inflasi yang berikut: i inflasi menyebabkan harga-harga barang di dalam negeri lebih mahal dari harga-harga di luar negeri dan oleh sebab
itu inflasi berkecenderungan menambah impor, ii inflasi menyebabkan harga-harga barang-barang ekspor lebih mahal, oleh
karena itu inflasi berkecenderungan mengurangi ekspor. Keadaan i menyebabkan permintaan keatas valuta asing bertambah, dan keadaan
ii menyebabkan penawaran keatas valuta asing berkurang: maka harga valuta asing akan bertambah berarti harga mata uang negara yang
mengalami inflasi merosot. 4. Perubahan Suku Bunga dan Tingkat Pengembalian Investasi.
Suku bunga dan tingkat pengembalian investasi sangat penting peranannya dalam mempengaruhi aliran modal. Suku bunga dan tingkat
pengembalian investasi yang rendah cenderung akan menyebabkan modal dalam negeri mengalir ke luar negeri. Sedangkan suku bunga dan
tingkat pengembalian investasi yang tinggi akan menyebabkan modal luar negeri masuk ke Negara itu. Apabila lebih banyak modal mengalir
ke sesuatu negara, permintaan keatas mata uangnya bertambah, maka nilai mata uang tersebut bertambah. Nilai mata uang sesuatu negara
akan merosot apabila lebih banyak modal negara dialirkan ke luar
Universitas Sumatera Utara
negeri karena tingkat suku bunga dan pengembalian investasi yang tinggi di negara-negara lain.
5. Pertumbuhan Ekonomi
Efek yang akan disebabkan oleh sesuatu kemajuan ekonomi kepada nilai mata uangnya tergantung kepada corak pertumbuhan ekonomi
yang berlaku. Apabila kemajuan ini terutama diakibatkan oleh perkembangan ekspor, maka permintaan keatas mata uang itu
bertambah lebih cepat dari penawarannya dan oleh karenanya nilai mata uang itu naik. Akan tetapi apabila kemajuan tersebut menyebabkan
impor berkembang lebih cepat dari ekspor, penawaran mata uang negara itu lebih cepat bertambah dari permintaannya dan oleh
karenanya nilai mata uang tersebut akan merosot.
2.6. Harga Ekspor
Menurut Pappas dan Mark Hitschey 1995 permintaan adalah jumlah barang dan konsumen selama periode tertentu berdasarkan kondisi tertentu.
Dalam membahas permintaan suatu barang tidak terlepas dari mempelajari tingkah laku konsumen, dimana seorang konsumen senantiasa ingin
memaksimalkan kepuasan. Dengan demikian di pasar ada dua kekuatan yaitu produsen dan konsumen. Proses selanjutnya melalui mekanisme pasar yaitu tarik
menarik antara kekuatan permintaan dan penawaran diperoleh harga dan kuantitas yang di sepakati. Dari sinilah analisa permintaan sangat penting dalam mengambil
keputusan oleh produsenpengusaha.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Pappas dan Mark Hitschey 1995 fungsi dari permitaan adalah hubungan antara jumlah barang yang diminta Q dan variabel-variabel yang
mempengaruhinya, sedangkan kurva permintaan adalah kurva yang menunjukkan hubungan antara jumlah barang yang di minta dan harga barang yang diminta.
Sehingga model matematis fungsi permintaan secara sederhana adalah sebagai berikut :
Qx = FPx atau Qx = a- Px Dengan asumsi varibel-variabel lain dianggap tetap cateris paribus,
dengan demikian diasumsikan bahwa permintaan terhadap suatu barang hanya dipengaruhi oleh harga barang tersebut. Variabel yang mempengaruhi suatu
permintaan barang antara lain: 1. Harga barang yang diminta The Price of Goods. X = Px
Permintaan merupakan fungsi dari harga suatu barang. Apabila harga suatu barang itu naik, maka permintaan akan turun. Sebaliknya apabila
harga barang turun permintaan akan naik. 2. Harga barang lain The Price Of Relatid goods or service = Pr dengan
kondisi : a. Hubungan barang substitusi. Pengaruh harga barang substitusi
terhadap barang tersebut adalah bahwa apabila ada kenaikan harga barang pokok, maka permintaan terhadap barang substiusi naik. Hal
ini disebabkan harga barang substitusi lebih mahal dibanding harga barang pokok.
Universitas Sumatera Utara
b. Hubungan barang komplementer. Apabila harga barang komplementer naik, sehingga berakibat permintaan terhadap pokok
juga naik. 3. Fakor-faktor lain.
Faktor-faktor lain yang berkaitan dengan permintaan suatu barang antara lain adalah faktor eksternal peraturan pemerintah, kondisi
ekonomi suatu negaradaerah dan lain-lain Dari faktor diatas maka permintaan suatu barang jasa dapat dirumuskan
sebagai berikut : Odx = FPx,Pr,O
Dimana : Odx adalah kuantitas permintaan barang jasa
Px adalah harga dari barang jasa X Pr adalah harga dari barang lain yang berkaitan
O adalah faktor-faktor spesifik lain
Dari indikasi di atas dapat dijelaskan bahwa permintaan terhadap suatu barang sangat di pengaruhi oleh suatu variabel. Masing-masing variabel akan
mempunyai pengaruh yang berbeda terhadap permintaan konsumen, harga barangjasa. Variabel harga produk akan mempunyai pengaruh negatif terhadap
permintaan konsumen. Suatu masyarakat dengan pendapatan per kapita rendah mempunyai daya beli yang rendah pula. Dalam membelanjakan uangnya mereka
akan memberikan prioritas pada pemenuhan kebutuhan. Harga barang lain substitusi akan mempunyai pengaruh positif terhadap permintaan konsumen.
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN
Metode penelitian adalah langkah dan prosedur yang akan dilakukan dalam pengumpulan data guna memecahkan permasalahan dan menguji hipotesis
penelitian. Dalam mengumpulkan data yang diperlukan untuk menyusun skripsi ini, peneliti menggunakan metode penelitian sebagai berikut :
3.1. Ruang Lingkup Penelitian