Pembatasan Masalah Perkembangan Kopi Dunia Perkembangan Kopi di Indonesia

3. Pengaruh volume ekspor kopi Indonesia ke Eropa tahun sebelumnya terhadap ekspor kopi Indonesia ke Eropa. 4. Pengaruh total ekspor kopi ekspor kopi Indonesia terhadap ekspor kopi Indonesia ke Eropa. 5. Perkembangan dan prospek ekspor kopi Indonesia ke Eropa.

1.5. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah : 1. Menambah informasi dan wawasan peneliti tentang ekspor kopi Indonesia. 2. Dapat memberikan gambaran tentang perkembangan kopi Indonesia sebagai salah satu hasil perkebunan. 3. Dapat memberikan informasi tentang ekspor kopi Indonesia ke Eropa sehingga bermanfaat untuk usaha pengembangan ekspor kopi Indonesia. 4. Sebagai masukkan maupun perbandingan bagi pihak lain yang ingin melakukan penilitian tentang masalah ekspor komoditi pertanian Indonesia

1.6. Pembatasan Masalah

Dalam penulisan ini, penulis hanya menganalisis tentang ekspor kopi Indonesia ke Jerman, Inggris dan Italia. Hal ini dilakukan karena keterbatasan penulis dalam mengumpulkan data-data yang diperlukan. Universitas Sumatera Utara BAB II URAIAN TEORITIS

2.1. Perkembangan Kopi Dunia

Kopi merupakan tanaman yang berasal dari Afrika dan Asia Selatan, termasuk family Rubiaceae dengan tinggi mencapai 5 meter. Daunnya sekitar 5- 10 cm panjang dan 5 cm lebar. Bunga kopi yang berwarna putih berbunga bersamaan, buah kopi sendiri berbentuk oval panjangnya sekitar 1,5 cm. Biasanya buah kopi berisikan 2 buah biji, tetapi sekitar 5-10 mempunyai hanya 1 biji saja yang dinamakan “peaberries” Budiman, 2013. Minuman kopi sangat digemari oleh bangsa Ethiopia dan Abessinia karena berkhasiat menyegarkan badan. Oleh karena itu ketika mereka mengembara ke wilayah-wilayah lain, buah kopi juga ikut terbawa dan tersebar kemana-mana antara lain negara-negara Arab, Persia, hingga tanaman kopi tumbuh subur di negari Yaman Sri Jayanati dan Danarti, 1999. Pada waktu itu minuman kopi terutama dikenal di negara Arab, karena negara itu merupakan tempat umat manusia yang beragama Kristen maupun Islam dari berbagai bangsa. Mereka setelah pulang ke negara masing-masing, kemudian memperkenalkan kopi tadi kepada para penduduk setempat. Peristiwa inilah yang menyebabkan permintaan biji kopi cepat meningkat, sehingga menimbulkan perdagangan yang menguntungkan AAK, 1991. Universitas Sumatera Utara Saat ini terdapat sekitar 4 500 jenis kopi yang dapat dibagi dalam empat kelompok besar, yaitu: 1 Coffea Canephora, yang salah satu jenis varietasnya menghasilkan kopi dagang Robusta, 2 Coffea Arabica menghasilkan kopi dagang Arabika, 3 Coffea Excelsa menghasilkan kopi dagang Excelsa, dan 4 Coffea Liberica menghasilkan kopi dagang Liberika.

2.2. Perkembangan Kopi di Indonesia

Ditahun 1696, Gubernur Belanda di Malabar mengirimkan biji kopi ke Gubernur Belanda di Batavia, pengiriman pertama hilang karena banjir yang terjadi di Batavia, pengiriman kedua dilakukan tahun 1699. Ekspor kopi pertama dilakukan tahun 1711 oleh VOC, dalam tempo 10 tahun ekspor meningkat sampai 60 tontahun. Indonesia adalah tempat perkebunan pertama di luar Arabia dan Ethiopia dan VOC memonopoli perdagangan kopi ini dari tahun 1725 sampai 1780 Budiman, 2013. Besarnya keuntungan yang bisa didapat dari tanaman kopi membuat jumlah perkebunan kopi terus meningkat. Di pulau jawa, perkebunan ini banyak terdapat di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur yakni di Semarang, Sala, Kedu, Besuki dan Malang. Di daerah pulau sumatera, perkebunan kopi meluas di daerah Lampung, Palembang, Sumatera barat dan sumatera Timur. Pada perjalanan selanjutnya, sejarah perkembangan kopi di Indonesia pernah mengalami goncangan yaitu ketika pada tahun 1876 terjadi ledakan penyakit Hemeli vastatrix HV yang menyerang daun dan sangat membahayakan. Berbagai usaha untuk mengatasi hal tersebut telah dilakukan, tetapi hasilnya tidak memuaskan. Kemudian VOC mendatangkan kopi liberika dan robusta yang Universitas Sumatera Utara diharapkan lebih tahan terhadap penyakit HV. Namun saat ini diketahui bahwa liberika juga mudah terserang penyakit itu Sri Jayanati dan Danarti, 1999.

2.3. Perdagangan Internasional