40
1999 tentang Telekomunikasi: “Penyelenggaraan jaringan telekomunikasi dan atau penyelenggaraan jasa telekomunikasi
wajib menyediakan pelayanan telekomunikasi berdasarkan prinsip: a. perlakuan yang sama dan pelayanan yang sebaik-baiknya bagi
semua pengguna.”
2.3.7. PSAdalam Hubungan Hukum Landlord and Tenant
Menarik pula untuk Penulis gambarkan di sini bahwa dalam studi atas satuan amatan skripsi ini, terutama dari dalil yang disampaikan oleh si pihak
Tenant, Penulis juga memeroleh temuan bahwa ada suatu penyelesaian sengketa dalam hubungan Landlord dan Tenant dalam bidang sewa-menyewa
Telekomunikasi ini. Aspek penyelesaian sengekta alternatif PSA yang mengikuti Pasal 15
dari UU Telekomunikasi itu adalah bahwa, seperti didalilkan oleh si pihak Tenant, akibat perbuatan semena-mena dari si Landlord, maka si pihak
Tenantpada tanggal 8 Maret 2010 telah mengadukan dan menempuh upaya konsiliasi dalam penyelesaian permasalahan Penggugat dengan Tergugat di
Badan Perlindungan Sengketa Konsumen BPSK DKI Jakarta dengan Nomor Register 012REGBPSKDKIIII2010 tertanggal 12 Maret 2010.
Akan tetapi upaya rekonsialisasi antara si pihak Tenant dengan si pihak
Landlord yang difasilitasi oleh BPSK DKI Jakarta, sebelum masuk ke dalam pokok materi pembahasan perkara, proses penyelesaian melalui konsiliasi
tersebut telah dinyatakan tidak berhasil, sebelum masuk kepada pokok perkara, karena BPSK DKI Jakarta menyatakan ganti rugi immaterial seperti yang
41
utamanya dimohonkan oleh Penggugat adalah bukan kompetensi dari BPSK DKI Jakarta. Hal mana ganti rugi immaterial yang merupakan tuntutan utama
ganti rugi yang diminta oleh si pihak Tenant terhadap pihak Landlord pada proses rekonsiliasi di BPSK DKI Jakarta adalah berupa permohonan maaf dari si
pihak Landlordkepada si pihak Tenantyang diumumkan melalui beberapa harian media nasional. Tujuan si pihak Tenant akan permohonan maaf dimaksud adalah
sebagai pembelajaran dan pendidikan bagi para Pelaku Usaha umumnya dan PT. Telkomsel sebagai Landlordkhususnya dalam menghormati hak-hak Konsumen
the multitudes of tenants, sehingga dikemudian hari si pihak Tenant berharap tidak ada lagi korban timbul seperti yang dialami oleh dirinya sendiri, karena
para Pelaku Usaha umumnya dan si pihak Landlord khususnya lebih memperhatikan hak-hak Konsumen multitudes. Dalam putusan penyelesaian
itu, BPSK DKI Jakarta juga menyarankan bahwa permohonan ganti rugi immaterial dapat dimintakan jika penyelesaian perkaranya melalui Pengadilan
Negeri, maka karena dan untuk itu berdasarkan Pasal 45 Ayat 4 UU Perlindungan Konsumen gugatan Wanprestasi dalam Perlindungan Konsumen
ini diajukan oleh si Tenant.
2.3.8.Kelalaian Negligence dalam Hubungan Hukum Landlord and Tenant
Memperhatikan dalil pihak Tenant selanjutnya, ada aspek kelalaian Landlord yang muncul dalam gugatan wanprestasi tersebut. Hal itu dapat
digambarkan sebagai berikut; bahwa kewajiban si pihak Tenantterhadap pihak Landlordatas sisa pembayaran tagihan Kartu Halo telah terselesaikan dibayar
pada tanggal 14 Mei 2010 sebesar tiga juta tiga ratus empat belas ribu empat
42
ratus enam puluh dua rupiah. Menurut pihak Tenant, pemenuhan kewajiban pihaknya itu kepada Landlord dilaksanakan sebelum diajukan dan
ditandatanganinya gugatan yang berujung pada Putusan MARI 2995 itu.Pembayaran itu, menurut si pihak Tenant merupakan pelunasan sisa
pembayaran biaya tagihan Kartu Halo si Tenant sebagai pelanggan atas jasa menggunakan atau menikmati telekomunikasi milik si pihak Landlord. Jumlah
pembayaran seperti dimaksud dalam posita sebesar Rp 3.314.462,00 membuktikan terjadinya peningkatan jumlah tagihan dari sisa tagihan terakhir
yaitu dari sebesar satu juta dua ratus lima puluh ribu tujuh ratus enam puluh empat rupiah menjadi tiga juta tiga ratus empat belas ribu empat ratus enam
puluh dua rupiah. Menurut pihak Tenant, maksud dirinya menyelesaikan kewajiban atas sisa pembayaran tagihan Kartu Halo telah terselesaikan dibayar
oleh Penggugat pada tanggal 14 Mei 2010 sebesar tiga juta tiga ratus empat belas ribu empat ratus enam puluh dua rupiahsebelum diajukan dan
ditandatanganinya gugatan mengingat si Tenant merasa hak-haknya sebagai konsumen yang sedang mengajukan keluhan tidak terlindungi dengan
peningkatan jumlah tagihan sisa kewajiban yang diantaranya berupa denda danatau bunga danatau tambahan tagihan lainnya. Menurut si pihak Tenant,
seharusnya kelebihan seperti itu tidak terjadi dan tidak dibebankan kepada si Tenant jika pemblokiran sepihak tidak dilakukan danatau apabila si pihak
Landlordsegera menyelesaikan kelalaian dalam pelayanan jasanya tersebut kepada si pihak Tenant. Hal itu, menurut si Tenant, jelas-jelas menunjukkan jika
si Landlord tidak mempunyai iktikad baik, alias si Landlord mengingkari
43
relevan spirit di balik kelahiran UU Perlindungan Konsumen, payung hukum bagi terciptanya perlindungan terhadap si Tenant sebagai satu dari the
multitudes, yaitu Konsumen.
2.3.9. Saat Lahirnya Dugaan Wanprestasi Landlord Diungkap si Tenant