46
2.3.10. Remedy yang Hendak Dibangun dalam Hubungan Landlord and
Tenant
Menarik pula dikemukakan di sini bahwa dari satuan amatan yang
sedang dibedah Penulis di sini, terungkap temuan bahwa selain ganti-rugi pembayaran sejumlah uang, bahwa pihak Tenant hendak membangun suatu
remedy lainnya dalam penyelesaian sengketa yang dikenal di dalam hubungan
hukum Landlord and Tenant di Skotlandia, yaitu interjection atau di Inggris, Amerika
, Australia, New Zealand dikenal dengan injuction. Menyuruh
melakukan sesuatu. Apa yang harus dilakukan itu, menurut pihak Tenant dalam gugatannya itu adalah bahwa oleh karena kerugian kerugian-kerugian moril
immateril yang dialaminya itu sangat sulit dinilai dengan sejumlah uang, namun dikarenakan si Landlord adalah para pelaku usaha yang melayani
kepentingan umum, agar para pelanggannya para konsumen termasuk si Tenanttidak selalu dikecewakan di kemudian hari oleh sikap dan tindakan yang
tidak profesional serta sewenang-wenang dari si Landlord, dan agar si Landlord lebih memiliki rasa bertanggungjawab serta lebih-lebih berhati-hati di kemudian
hari dalam melayani para pelanggannya, kiranya cukup beralasan hukum, menurut dalil si Tenant, agar si Landlord membuat dan memuat suatu
pengumuman pernyataan minta maaf kepada si Tenantselaku pelanggan dan
konsumen di tiga Harian Nasional, yakni Harian Kompas, Harian Tempo dan Harian Media Indonesia
dengan ukuran ½ setengah halaman pada bagian halaman terakhir selama tiga hari berturut-turut dengan redaksi dan isi
pengumuman ditentukan oleh si Tenant. Akan tetapi, si Tenant juga berdalil,
47
bahwa apabila si Landlord tidak berkenan melaksanakan isi keputusan hukum tentang pengumuman pernyataan minta maaf, setelah tiga puluh hari sejak
keputusan hukum ini dapat dilaksanakan, kiranya sangat beralasan hukum bagi si Tenant, memohon kepada Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili
perkara tersebut agar berkenan menghukum para Landlord untuk membayar kepada si Tenantuang kompensasi secara tunai sebanyak dua milyar rupiah
dengan memberi hak kepada si Tenant memakai dan menyalurkan uang tersebut kepada Lembaga Swadaya Masyarakat, atau Lembaga-lembaga sosial
kemasyarakatan lainnya. Khusus kerugian yang merugikan si Tenant berupa kehilangan opportunitypeluangkesempatan untuk menjaga citra bahkan
meningkatkan citra akan popularitas dan kredibilitasnya; Perbuatan si Landlord juga telah menimbulkan image negatif terhadap si Tenant yang sedang menjaga
dan membangun citra dan reputasinya seperti dimaksud di atas, sebagai kerugian immateril dimaksud, termasuk dan tidak terbatas juga terhadap perasaan yang
tidak nyaman dalam diri si Tenant, maka si pihak Tenant menuntut ganti rugi terhadap si pihak Landlord atas kerugian itu senilai satu milyar rupiah. Hal itu
masih ditambah dengan kerugian materiil yang harus dialami si Tenant akibat wanprestasicedera janji yang dilakukan si Landlord seluruhnya berjumlah lima
juta lima ratus ribu rupiahdengan perincian yaitu biaya Tranportasi si Tenant mengurus aktifasi Kartu Halo pada Grapari Rp 500.000,00;biaya si Tenan tuntuk
membeli Kartu Perdana Baru Rp 1.000.000,00; pembelian Voucher Pulsa Rp 1.000.000,00;dan biaya transportasi ke BPSK Rp 3.000.000,00. Oleh karena itu
si pihak Tenant merasa berhak menuntut agar si Landlord membayar kembali
48
kepada si Tenant seluruh uang yang telah dikeluarkan dalam mempertahankan hak-hak dan kepentingan hukumnya seluruhnya lima juta lima ratus ribu rupiah
ditambah dengan bunga 1 per bulan sejak gugatan ini didaftarkan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan sampai si Landlord secara sempurna
melaksanakan isi keputusan hukum dalam perkara tersebut, serta ditambah seluruh biaya yang timbul di tingkat banding, di tingkat kasasi serta di tingkat
peninjauan kembali. Menurut dalil si Tenant, apa yang ia tuntut itu berdasarkan ketentuan Pasal 4 huruf h, Pasal 7 huruf f dan g, Pasal 19 Ayat 1, 2, 3,
dari UU Perlindungan Konsumen jo Pasal 15 Ayat 1 UU Telekomunikasi jo Pasal 68 dan 69 Peraturan Pemerintah tentang Penyelenggaraan Telekomunikasi
No. 52 tahun 2000.Untuk menjamin gugatan, si Tenant juga mohon agar diletakkan sita jaminan conservatoir beslag atas harta benda kepunyaan para
Landlord, baik yang bergerak dan atau tidak bergerak secukupnya. Selanjutnya, si Tenant juga berdalil, bahwakarena gugatannya itu adalah berdasarkan bukti-
bukti otentik dan tidak terbantah oleh pihak Landlord, sehingga berdasarkan ketentuan Pasal 191 RBg., maka menurut si Tenant, dia juga merasa sangat
beralasan hukum bagi memohon agar Pengadilan berkenan menjatuhkan keputusan hukum yang dapat dijalankan serta merta walaupun ada perlawanan,
banding, kasasi dan atau peninjauan kembali uitvoerbaar bij voorraad. Pada intinya si Tenant mohon kepada Pengadilan Negeri Jakarta Selatan agar
memberikan putusan yang dapat dijalankan lebih dahulu yaitu; mengabulkan seluruh gugatan si Tenantdalam perkara tersebut, menyatakan sah dan berharga
sita penjagaan dan sita jaminan conservatoir beslag yang dijalankan dalam
49
perkara dimaksud; menyatakan syah dan mengikat secara hukum formulir layanan pelanggan atas nama si Tenant yang diterima pada tanggal 20
November 2009, adalah sebagai bentuk Perjanjian antara Tenant dan Landlord
55
menyatakan bahwa si Landlord telah cedera janjiwanprestasi atas formulir layanan pelanggan tertanggal 20 November 2009; menyatakan si Landlord
selaku pelaku usaha telah melakukan perbuatan yang bertentangan dan melanggar
UU Perlindungan
Konsumen. Menghukum
si Landlord
mengembalikan kepada si Tenant, atas seluruh uang yang telah dikeluarkan sebesar lima juta lima ratus ribu rupiah ditambah dengan bunga 1 per bulan
sejak gugatan ini didaftarkan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan sampai si Landlord secara sempurna melaksanakan isi keputusan hukum dalam perkara
tersebut dan ditambah seluruh biaya yang timbul di tingkat banding, di tingkat kasasi serta di tingkat peninjauan kembali. Menghukum si Landlordagar
membuat dan memuat pengumuman pernyataan minta maaf kepada si Tenant sebagaimana telah dikemukakan di atas.
Adapun isi dan model permohonan maaf yang dituntut si Tenant harus
dilakukan oleh si pihak Landlord adalah berisi judul yaitu:
“PENGUMUMAN PERNYATAAN MINTA MAAF”, dan berisi kata-kata Kami yang
bertandatangan di bawah ini: PT. Telkomsel badan hukum yang berkedudukan
di Indonesia, yang beralamat di Gedung Wisma Mulia Lantai G, Jl. Gatot
55
Konsepsi Tenant dan Landlord ini adalah nomenklatur yang diberikan oleh Penulis sebagai tanda bahwa hubungan hukum yang seharusnya berlaku dalam Putusan MARI 2995 itu adalah
Landlords and Tenant. Dalam salinan Putusan MARI 2995 itu tidak ada istilah Landlord and Tenant, sebab dapat Penulis pastikan bahwa kedua belah pihak tidak memahami hakikat
hubungan hukum mereka tersebut.
50
Subroto No.42
Jakarta 12710;Dengan
ini secara
tegas menyatakanmenyampaikan permintaan maaf yang sebesar-besarnya kepada:
Prof. Dr. Farouk Muhammad, Dosen dan Anggota Dewan Perwakilan Daerah
RI, sehubungan dengan sikap dan perbuatan kami selaku pelaku usaha yang
tidak professional, telah melakukan hal-hal yang merugikan terhadap Prof. Dr. Farouk Muhammad,
selaku pelanggan dan konsumen, karena kami melakukan kegiatan usaha dengan cara yang tidak sesuai dengan UU Perlindungan
Konsumen dan Peraturan Pemerintah R.I. Untuk itu kami berjanji tidak akan mengulangi hal-hal tersebut di kemudian hari yang dapat merugikan konsumen.
Si Tenant juga menghedaki agar Pengumuman Permohonan maaf itu diakhiri dengan pernyataan: ―Demikian pengumuman pernyataan minta maaf kami
sampaikan, agar diketahui oleh masyarakat luas‖, dan ditutup dengan Hormat
Kami,P.T. Telkomsel, kemudian ditandatangani oleh si Landlord, dalam hal ini
Direksi. Si Tenant juga menghendaki agar Pengadilan menghukum si Landlorduntuk membayar uang paksa dwangsom kepada si Tenant sebesar
sepuluh juta rupiah untuk setiap hari keterlambatan si Landlord dalam melaksanakan petitum butir 6, 7 dan 8 dalam perkara a quo. Demikian pula si
Tenant menghendaki agar Pengadilan menghukum si Landlordmembayar kepada si Tenantuang kompensasi secara tunai sebanyak dua milyar rupiah
apabila si Landlordtidak berkenan melaksanakan petitum gugatan Penggugat pada butir 6, 7 dan 8 setelah tiga puluh hari sejak keputusan hukum ini dapat
dilaksanakan, dengan memberi hak kepada si Tenantuntuk memakai dan menyalurkan uang tersebut kepada Lembaga Swadaya Masyarakat, atau
51
Lembaga-lembaga sosial kemasyarakatan lainnya. Si pihak Tenant juga menuntut Pengadilan agar menghukum si Landlord membayar kepada si
Tenantganti rugi
immateril atas
ganti rugi
akibat hilangnya
opportunitypeluangkesempatan untuk menjaga citra bahkan meningkatkan citra akan popularitas dan kredebilitasnya bagi si Tenant, sebesar dua milyar lima
ratus juta rupiah. Menyatakan keputusan hukum dalam perkara ini dapat dijalankan serta merta walaupun ada perlawanan, banding, kasasi dan atau
peninjauankembali uitvoerbaar
bij voorraad.Menghukum
si Landlordmembayar seluruh ongkos yang timbul dalam perkara ini. Atau,
menurut dalil si Tenant, apabila yang terhormat Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan yang mengadili dan memutus perkara a quo berpendapat
lain,ia, si Tenant mohonkan untuk memberikan putusan yang seadiladilnya ex aequo et bono.
2.4. Bagaimana Eksespsi Landlord dalam Hubungan Hukum Landlord-