40
buku atau mencari referensi lain yang berkaitan dengan materi pembelajaran,
2 kegiatan lisan oral activity seperti bertanya, menjawab pertanyaan serta
mengemukakan pendapat, 3 kegiatan mendengar listening activity seperti
menyimak dan mendengarkan penjelasan guruteman, 4 kegiatan menulis writing activity seperti mengerjakan tugas, membuat laporan hasil diskusi, dan
mencatat materi pelajaran, 5 kegiatan menggambar drawing activity seperti
menggambar bagan atau grafik menggunakan software presentasi yg dipelajari, 6 kegiatan motorik
motor activity seperti mengikuti praktik dan presentasi hasil diskusi, 7 kegiatan mental
mental activity seperti memecahkan soal, menganalisa permasalahan, dan mengambil keputusan, 8 kegiatan emosional
emotional activity seperti gembira dan semangat dalam belajar.
B. Penelitian Yang Relevan
1. Penelitian yang dilakukan oleh Aang Taufik 2010 dalam tesisnya yang
berjudul “Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Untuk Meningkatkan Motivasi, Aktivitas Dan Prestasi Belajar Siswa Kelas IX A SMP
Negeri Cigugur”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw dalam pembelajaran PAI mampu meningkatkan aktivitas belajar PAI siswa. Hal tersebut dapat terlihat dari presentase hasil
perhitungan keaktifan siswa. Pada siklus I keaktifan siswa sebesar 76, sedangkan pada siklus II sebesar 88, dengan rata-rata siklus I dan siklus II
sebesar 82. Sesuai dengan judul yang peneliti pilih maka ada kesamaan antara penelitian yang dilakukan oleh Aang Taufik dengan penelitian yang
peneliti lakukan yakni pada variabel input berupa penerapan pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw, dan salah satu variabel outputnya yakni meningkatkan aktivitas belajar siswa.
41 2.
Penelitian yang dilakukan oleh Rita Jiwa Setyani 2011 yang berjudul “Penerapan Pembelajaran Kooperatif Jigsaw Untuk Meningkatkan Keaktifan
Belajar Biologi Ditinjau Dari Aspek Aktivitas Langsung, Mencatat Dan Mental Siswa Kelas VIII-A SMP Negeri 14 Surakarta Tahun Pelajaran 2010-
2011”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif
jigsaw dapat meningkatkan keaktifan belajar biologi siswa di kelas VIII-A SMP Negeri 14 Surakarta tahun pelajaran 2010-2011. Peningkatan keaktifan
belajar siswa dapat dilihat melalui angket dan lembar observasi. Presentase rata-rata berdasarkan lembar observasi keaktifan belajar siswa pra siklus
sebesar 54,36, siklus I sebesar 67,06 dan siklus II sebesar 79,36. Hasil perhitungan angket pra siklus menunjukkan keaktifan belajar siswa sebesar
68,91, siklus I sebesar 73,49 dan sklus II sebesar 81,05. Sesuai dengan judul yang peneliti pilih maka ada kesamaan antara penelitian yang
dilakukan oleh Rita Jiwa Setyani dengan penelitian yang peneliti lakukan yakni pada variabel input berupa penerapan pembelajaran kooperatif
jigsaw, dan variabel outputnya yakni meningkatkan keaktifan belajar siswa.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Mustofa 2012 yang berjudul “Penerapan
model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw sebagai upaya meningkatkan
aktivitas belajar IPA peserta didik kelas VII E semester II pada tema pencemaran air di SMP N 4 wates”. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan keaktifan belajar
peserta didik kelas VII E SMP Negeri 4 Wates. Hasil dari pengamatan dapat diketahui dari hasil observasi aktivitas belajar peserta didik yang mengalami
peningkatan, di mana rata-rata aktivitas belajar peserta didik pada siklus I mencapai 65,46 sedangkan siklus II meningkat menjadi 85,86. Sesuai
42 dengan judul yang peneliti pilih maka ada kesamaan antara penelitian yang
dilakukan oleh Mustofa dengan penelitian yang peneliti lakukan yakni pada variabel input berupa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw, dan variabel outputnya yakni meningkatkan keaktifan belajar siswa.
4. Penelitian yang dilakukan oleh Rinda Dwi Pratiwi 2013 yang berjudul
“Peningkatan Keaktifan Belajar Melalui Cooperative Learning Metode Jigsaw Pada Mata Pelajaran IPS di Kelas VIII B SMP Negeri 1 Pandak”. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa dalam upaya meningkatkan keaktifan belajar IPS dapat ditempuh mulai dari merancang pembelajaran menggunakan
metode jigsaw hingga penerapannya yang dipadukan dengan diskusi kelas
dan pemberian penghargaan. Sedangkan, hasil peningkatan keaktifan belajar IPS dapat dibuktikan dengan adanya peningkatan rata-rata presentase
observasi keaktifan belajar pada siklus I sampai dengan siklus III. Siklus I sebesar 57,29, siklus II meningkat sebesar 13,28 menjadi 70,57 dan
siklus III meningkat sebesar 12,24 menjadi 82,81. Pada siklus III rata- rata presentase tiap indikator keaktifan belajar sudah mencapai 75.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan cooperative learning
metode jigsaw dikolaborasikan dengan diskusi kelas serta pemberian
penghargaan dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa pada mata pelajaran IPS. Sesuai dengan judul yang peneliti pilih maka ada kesamaan
antara penelitian yang dilakukan oleh Rinda Dwi Pratiwi dengan penelitian yang peneliti lakukan yakni pada variabel input berupa
Cooperative Learning Metode
Jigsaw, dan variabel outputnya yakni peningkatan keaktifan belajar siswa.
43
C. Kerangka Fikir