32 1 faktor internal, yang meliputi keadaan jasmani dan rohani, 2 faktor
eksternal, yang merupakan kondisi lingkungan di sekitar siswa, 3 faktor pendekatan belajar, yang merupakan jenis upaya belajar siswa yang meliputi
strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan mempelajari materi-materi pelajaran.
2 Keaktifan Belajar
Proses pembelajaran pada hakikatnya untuk mengembangkan aktivitas dan kreatifitas peserta didik melalui berbagai interaksi dan pengalaman belajar.
Keaktifan belajar siswa merupakan unsur dasar yang penting bagi keberhasilan proses pembelajaran. Keaktifan adalah kegiatan yang bersifat fisik maupun
mental, yaitu berbuat dan berfikir sebagai suatu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan.
a. Belajar Aktif
Belajar aktif adalah suatu usaha yang dilakukan oleh manusia untuk membangun pengetahuan dalam dirinya melalui proses perubahan tingkah laku
sebagai hasil dari pengalamannya dalam berinteraksi dengan lingkungan. Dalam kegiatan pembelajaran, belajar aktif tidak hanya ditandai melalui keaktifan
belajar siswa secara fisik saja, namun juga harus diimbangi dengan keaktifan mentalnya. Karena keaktifan mental merupakan hal yang sangat penting dan
utama dalam belajar aktif. Tanpa keterlibatan keaktifan mental pada aktivitas yang dilakukan siswa dalam kegiatan pembelajaran, maka tidak akan pernah
terjadi proses belajar di dalam dirinya, karena hanya fisiknya saja yang bekerja sedangkan mental atau fikirannya tidak turut aktif bekerja.
Konfusius dalam bukunya Daryanto 2011:168 menyatakan yang saya dengar, saya lupa. Yang saya lihat, saya ingat. Yang saya kerjakan, saya
33 pahami. Daryanto menambahkan bahwa tiga pernyataan sederhana konfusius
tersebut berbicara hanya tentang perlunya metode belajar aktif baik secara fisik maupun secara mental. Silberman 2004:15 masih dalam bukunya Daryanto
2011:168 menegaskan bahwa yang saya dengar, lihat, dan pertanyakan atau diskusikan dengan orang lain, saya mulai pahami. Dari yang saya dengar, lihat,
bahas, dan terapkan, saya dapatkan pengetahuan dan keterampilan. Yang saya ajarkan kepada orang lain, saya kuasai.
Daryanto 2011:168 mengatakan bahwa pada umumnya guru berbicara dengan kecepatan 100 hingga 200 kata permenit. Tetapi berapa kata-kata yang
dapat ditangkap siswa dalam permenitnya itu bergantung pada cara siswa mendengarkannya. Jika siswa benar-benar berkonsentrasi, mereka akan dapat
mendengarkan kata-kata yang disampaikan guru dengan penuh perhatian 50 hingga 100 kata permenit, atau setengah dari apa yang dikatakan oleh guru. Hal
itu dikarenakan mereka juga berpikir banyak selama mereka mendengarkan. Akan sulit menyimak seorang guru yang berbicara tiada henti tanpa adanya
kesempatan siswa untuk bertanya. Proses belajar sesungguhnya bukanlah semata-mata kegiatan untuk
menghapal materi pelajaran yang disampaikan oleh guru. Banyak hal yang kita ingat akan hilang dalam beberapa jam. Mempelajari bukanlah menelan semua
materi yang diajarkan. Untuk mengingat apa yang telah diajarkan, siswa harus mengolahnya atau memahaminya. Seorang guru tidak dapat dengan serta merta
menuangkan sesuatu ke dalam pikiran siswanya. Tanpa peluang untuk mendiskusikan materi yang disampaikan, mengajukan pertanyaan tentang hal
yang belum difahami, mempraktikkannya, dan mengajarkan ilmu yang telah di dapat, maka proses belajar yang sesungguhnya tidak akan terjadi.
34
b. Perlunya Aktivitas dalam Belajar