mempengaruhi partisipasi dalam KSM dan manfaat partisipasi penduduk dalam KSM. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa keberadaan KSM yang memiliki jenis kegiatan ekonomi lebih berkembang dibandingkan dengan KSM yang
hanya memiliki kegiatan sosial saja. Bentuk partisipasi penduduk dalam KSM adalah adanya keaktifan dalam setiap tahapan partisipasi, yaitu tahap
perencanaan, tahap pelaksanaan dan tahap pemanfaatan hasil. Ada beberapa faktor yang menghambat proses pertisipasi dalam mengikuti
kegiatan KSM, seperti tidak adanya waktu luang, tingkat pendidikan rendah, tidak ada biaya dan rendahnya pengalaman berorganisasi. Faktor
pendukungnya adalah adanya dukungan dari tokoh masyarakat, KSM memberikan usaha seluas-luasnya, dari dalam KSM terdapat pemupukan
modal melalui kegiatan simpan pinjam dan KSM merupakan media dalam memperoleh berbagai pengetahuan dan keterampilan yang inovatif.
Manfaat dari partisipasi anggota KSM adalah adanya kemudahan anggota dalam mengakses terhadap sumber daya, teknologi, jaringan pemasaran
dan sumber pembiayaan.
C. Kerangka Berfikir
Peningkatan kualitas sumber daya manusia adalah faktor terpenting dalam proses pembangunan yang sedang digalakkan. Peningkatan kualitas sumber
daya manusia diarahkan kepada tercapainya kualitas manusia dan masyarakat Indonesia yang mampu menyesuaikan diri terhadap perkembangan ilmu dan
teknologi. Dengan demikian pengembangan sumber daya manusia adalah salah satu strategi pembangunan nasional yang harus dilihat sebagai faktor
penentu dalam proses pembangunan. Alternatif usaha yang ada dalam upaya maksimalisasi proses pengembangan sumber daya manusia adalah melalui
pendidikan. Pendidikan sebagai salah satu aspek pembangunan, dalam rangka
mendukung pencapaian tujuan pembangunan, maka fungsinya juga harus disesuaikan dengan tujuan pembangunan. Termasuk pendidikan yang
dilaksanakan di lingkungan pondok pesantren. Keterlibatan lembaga pendidikan, termasuk pondok pesantren, dalam pembangunan ini diharapkan
untuk menyiapkan kader-kader pembangunan. Pondok pesantren diharapkan melibatkan diri dalam menjawab dan memecahkan tantangan dan problem
yang menghadang lajunya roda pembangunan nasional. Keterlibatan pondok pesantren dalam pembangunan nasional dapat disesuaikan dengan tujuan
pendidikan pondok pesantren itu sendiri, yaitu terbentuknya manusia yang mempunyai kesadaran setinggi-tingginya akan ajaran islam yang bersifat
menyeluruh dan dilengkapi dengan kemampuan untuk mengadakan responsi terhadap tantangan dan tuntutan-tuntutan hidup dalam konteks ruang dan
waktu yang ada. Karena tujuan pendidikan di pondok pesantren yang seperti itulah, maka di pondok pesantren bukan hanya mendidik para santri
mendalami ajaran agama tetapi juga harus mampu menggerakkan para santri agar berpartisipasi dalam pembangunan masyarakat dengan cara memberikan
suatu wadah pembinaan dan pengembangan di sektor kemasyarakatan agar santri dapat terlibat secara aktif dalam pembangunan masyarakat.
Eksistensi pondok pesantren saat ini mendapat pengakuan dan dukungan publik yang positif. Hal ini terlihat dari adanya diversifikasi fungsi pondok
pesantren menjadi lembaga pendidikan non formal yang lebih maju, modern dan berkualitas, seperti pondok pesantren agrobisnis, pondok pesantren salafi,
pondok pesantren pendidikan, pondok pesantren teknologi, dan yang lainnya, sehingga pondok pesantren akan dapat berpengaruh terhadap perkembangan
masyarakat, baik aspek sosial, budaya, ekonomi, maupun politik. Begitu besarnya pengaruh pondok pesantren terhadap perkembangan masyarakat,
maka sudah pasti dalam proses pembangunan ini, peranan pondok pesantren sangat diperlukan.
D. Pertanyaan Penelitian