Penyesuaian Diri mantan Narapidana Dilihat dari Aspek Keagamaan.

98 Kondisi ekonomi ketiga subjek mengalami perubahan yang cukup baik. Ketiga subjek juga mendapatkan pekerjaan yang tidak menggunakan surat berkelakuan baik dan surat-surat pengantar lainnya. Pengelolaan uang SWN dan RSN diberikan kepada isterinya sedangkan HDR mengelolanya sendiri.

7. Penyesuaian Diri mantan Narapidana Dilihat dari Aspek Keagamaan.

Dengan adanya kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa akan memberikan tuntunan atau bimbingan kepada orang yang memeluknya. Agama akan menuntun kepada hal-hal yang baik, ke hal-hal yang tidak tercela. Dalam wawancara yang dilakukan oleh peneliti kepada subjek, terdapat subjek yang dalam hal keagamaan mengalami perubahan dalam intensitas beribadah. Peneliti menanyakan kepada ketiga subjek tentang perasaan saat melakukan ibadah atau kegiatan keagamaan, HDR mengungkapkan bahwa dia merasa lebih tenang dan mengurangi rasa stress ketika melakukan ibadah keagamaan. “Kalau ada masalah juga rasane plong kan katanya Allah memberi ujian manusia sesuai dengan kemampuannya mbak.”. Hasil wawancara tanggal 7 April 2013 Perasaan RSN juga merasa tenang ketika mengikuti kegiatan keagamaan dan mengurangi rasa stress. “ Rasane enak ayem tentram…malah saya sekarang jadi jarang ke masjid..lewih kendho kalau ngibadah”. 99 Hasil wawancara tanggal 14 April 2013 “ Tidak tentu mbak.. malah kadang iya kadang tidak malah pernah sama sekali tidak dalam sehari.. pas dulu di rutan malah sering mbak lebih tertib.. lumayan ngurangi stress mikir kapan bebas” Hasil wawancara tanggal 14 April 2013 SWN juga merasakan ketenangan ketika melakukan kegiatan keagamaan. “ Rasanya tentu tenang mbak.. sadar juga mbak hidup tidak cuma di dunia tapi juga di akhirat makanya rasanya gimana kalau ingat salah-salah saya banyak sekali.. apalagi kan saya bapak pasti jadi contoh buat anak- anaknya sama mimpin keluarga” Hasil wawancara tanggal 14 April 2013 Peneliti juga menanyakan kepada ketiga subjek apakah dengan mengikuti kegiatan keagamaan dapat membuat mereka hidup lebih baik lagi. HDR mengatakan bahwa dengan kegiatan kegamaan dia sadar bahwa tidak akan mengulangi kesalahannya dahulu. “ Kadang-kadang lengkap seringnya kurang mbak..” Hasil wawancara tanggal 7 April 2013 “ Kan katanya kalau shalat ada tatonya shalatnya tidak sah.. ya ni belum hilang ya udah yang penting niat baik saja mbak, shalatnya diterima tidak masalah yang Diatas hehe”. Hasil wawancara tanggal 7 April 2013 RSN juga merasa jera atas kesalahannya dahulu dengan mengikuti kegiatan keagamaan. Tetapi RSN masih menganggap bahwa hari senin adalah hari keberuntungannya karena di hari senin biasanya dia mempunyai rejeki yang lebih daripada di hari lainnya. “ Paling yasinan, tahlilan sama pengajian habis maghrib kalau saya pas dirumah.. kalau pas di Rutan cuma setelah jum”atan itu rutin 100 ada kegiatan ceramah dari ustadz.. kalau sekarang saya malah jarang ikut maklum sering di luar kota jadi sudah capek di jalan sana- sini” Hasil wawancara tanggal 14 April 2013 “ saya mempercayai hari senin itu hari baik saya mbak. makanya kalau hari senin saya tidak pernah libur soalnya hari senin biasanya saya mendapatkan rejeki yang lebih daripada hari- hari lainnya”. Hasil wawancara 30 April 2013 Dengan mengikuti kegiatan keagamaan, SWN merasa sadar dan jera atas perbuatannya dahulu. “ Rasanya tentu tenang mbak.. sadar juga mbak hidup tidak cuma di dunia tapi juga di akhirat makanya rasanya gimana kalau ingat salah-salah saya banyak sekali.. apalagi kan saya bapak pasti jadi contoh buat anak- anaknya sama mimpin keluarga…semoga besoknya bisa cari rejeki yang halal seterusnya.. kalau kepepet ya mending ngomong sama isteri kalau ada masalah apa- apa”. Hasil wawancara tanggal 14 April 2013 Peneliti juga menanyakan tentang intensitas kegiatan keagamaan yang diikuti oleh ketiga subjek. Intensitas kegiatan keagamaan yang diikuti oleh HDR bertambah. “ Kadang-kadang kalau pas longgar paling ikut yang yasinan hari jum’at sama yasinan yang pengajian RT kalau yang di masjid ikut pas habis shalat ied saja mbak”. Hasil wawancara tanggal 7 April 2013 “ Tapi kalau dulu lah blass bisa sehari tidak shalat kalau sekarang tiap hari shalat meskipun cuma sekali dua kali..kalau jum’atan juga mesti berangkat mbak..nek ora shalat jum’at rasane gemungsrung tidak enak..nek jum’at nangumah mesti, kalau pas ge dijalan sedang menyupir pas di jalan ya saya berhenti dulu mbak”. Hasil wawancara tanggal 7 April 2013 101 Pernyataan HDR tentang intensitas kegiataan keagamaan bertambah diperkuat dengan pernyataan Kepala Kelurahan tempat tinggal HDR. “Kalau pas hari jum’at lah sering kelihatan jum’atan bareng warga” Hasil wawancara tanggal 27 April 2013 Intensitas kegiatan keagamaan yang diikuti RSN tidak sesering dulu ketika berada di rumah tahanan ataupun sebelum berada di rumah tahanan. “ Tidak tentu mbak.. malah kadang iya kadang tidak malah pernah sama sekali tidak dalam sehari.. pas dulu di rutan malah sering mbak lebih tertib..” Hasil wawancara tanggal 14 April 2013 Pernyataan RSN bahwa intensitas kegiatan keagamaan yang diikutinya menurun diperkuat dengan pernyataan ketua RT tempat tinggalnya. “ Sekarang jarang ke masjid mbak..nek dulu maghrib mesti kelihatan.. mungkin sering ke luar kota jadinya jarang kelihatan tapi kalau pas di rumah kadang ikut yasinan, tapi tidak pernah ikut pengajian yang habis maghrib”. Hasil wawancara tanggal 20 April 2013 Intensitas kegiatan yang diikuti SWN lebih sering daripada sebelumnya. “ Sering mbak kalau habis maghrib biasanya ada pengajian ibu-ibu dan bapak- bapak yang lagi nunggu pengajian… kalau minggu pagi habis subuh juga ada pengajian.. setiap malam jum’at juaga ada pengajian.. saya biasanya ikut pengajian yang malam jum’at sama yang pengajian RT yang sebulan sekali sekalian arisan.. dulu malah bisa dihitung dengan hitungan jari kalau ikut pengajian atau 102 apa…kalau di LP dulu di jadwal setiap jum’at harus ikut pengajian yang diceramahin sama ustadz..” Hasil wawancara tanggal 14 April 2013 Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti kepada ketiga subjek ternyata dengan mengikuti kegiatan keagamaan dapat membuat rasa tenang dan mengurangi stress pada ketiga subjek. Intensitas HDR dan SWN dalam mengikuti kegiatan keagamaan semakin bertambah sedangkan RSN semakin menurun. RSN masih mempercayai adanya hari baik bagi dirinya dalam mencari rejeki.

B. Pembahasan