44
2001: 14. Manusia adalah makluk sosial begitu juga mantan narapidana yang ingin berhubungan secara positif. Kebutuhan sosial
hanya dapat dipenuhi dengan komunikasi interpersonal yang efektif. Menurut Vance Packard dalam Jalaluddin Rakhmat 2001: 14 jika
orang yang gagal menumbuhkan hubungan interpersonal maka ia akan menjadi agresif, senang berkhayal, “dingin”, sakit fisik mental, dan
menderita “flight syndrome” ingin melarikan diri dari lingkungannya.
Sosialisasi adalah proses masyarakat mempengaruhi anggota- anggota untuk bersikap yang diterima secara sosial Bandura dalam
William Crain, 2007: 307. Mantan narapidana dituntut untuk lebih aktif dalam proses sosialisasi dalam masyarakat. Bagaimana mantan
narapidana membangun negoisasi dengan masyarakat untuk menjadi bagian dari lingkungan sosial itu sendiri berpengaruh terhadap
penerimaan atau penolakan pada mantan narapidana di dalam masyarakat.
d. Aspek Ekonomi
Menurut Hurlock 1999: 257, orang-orang dewasa muda lebih tertarik pada uang karena dapat memenuhi kebutuhan saat ini,
daripada fungsi uang untuk hari depan. Orang beranggapan bahwa dia dapat memiliki atau mengerjakan hal-hal yang dimiliki atau
dikerjakan oleh orang-orang muda lainnya dari kelompok pilihannya, maka kepemilikan atau kegiatan-kegiatan itu akan mempercepat
45
penerimaan dalam kalangan itu serta memantapkan kedudukannya. Pekerjaan yang layak, hasil yang mencukupi serta hubungan baik
dengan masyarakat adalah dambaan bagi setiap orang apalagi mantan narapidana, agar semua kebutuhan hidup mereka dapat terpenuhi.
Menurut Rand Conger dalam Syamsu Yusuf 2010: 53 mengemukakan orang tua yang mengalami tekanan ekonomi atau
perasaan tidak mampu mengatasi masalah finansialnya cenderung menjadi depresi dan mengalami konflik dengan keluarganya. Mantan
narapidana mempunyai kesulitan dalam mendapatkan pekerjaan karena dalam memperoleh pekerjaan harus mempunyai Surat
Keterangan Catatan Kepolisian SKCK. Dalam surat keterangan catatan kepolisian
disebutkan “tidak pernah tersangkut perkara polisi”, maka jelaslah mantan narapidana tidak akan mendapatkannya. Pada
umumnya mantan narapidana dapat memperoleh pekerjaan dengan bantuan keluarganya, teman atau usaha sendiri yang tidak
memperlukan syarat SKBB. Biasanya pekerjaan yang diperoleh oleh mantan narapidana lebih rendah daripada pekerjaan sebelumnya.
e. Aspek Keagamaan
Salah satu hal yang dapat memberikan nilai-nilai yang positif mantan narapidana adalah pembekalan agama. Di dalam psikologi,
agama dipahami sebagai variabel yang bersifat multidimensional yang mencakup apa yang dipercayai, dirasakan, dilakukan, diketahui
seseorang, dan bagaimana mereka berespon terhadap kepercayaan
46
mereka. Menurut Sofyan S. Willis 2004:37 kurangnya pendidikan agama menyebabkan tidak mempunyai pegangan hidup dan akhirnya
menjadi orang-orang yang stres, konflik, frustasi, dan bahkan bunuh diri seperti di Jepang.
Madjid N. 2000: 4 menjelaskan bahwa rasa tawakal yang tinggi adalah mereka menginsafi dan mengakui
keterbatasan diri sendiri setelah usaha yang optimal dan untuk menerima kenyataan bahwa tidak semua persoalan dapat dikuasai dan
diatasi tanpa bantuan Tuhan Yang Maha Kuasa. Menurut Aliah B. Purwakania Hasan 2008: 149 apabila
manusia menyadari kekurangan dan keterbatasan kemampuan, kesalahan, dan dosa atas kejahatan maka manusia akan tulus ikhlas
menyerahkan diri kepada Tuhan, memohon ampun dan dijauhkan dari tindak kejahatan.
Mereka dengan bekal tawakal yang memadai, tidak lagi mengulang kejahatan yang pernah dilakukan sebelumnya,
berperilaku sesuai dengan norma-norma yang ada di masyarakat, sekaligus diharapkan dapat memiliki bekal keterampilan untuk
menjalani kehidupan seperti masyarakat kebanyakan. Agama dapat
membantu mantan narapidana dalam menerima dan melihat kehidupan secara positif.
Mantan narapidana telah menjalani hukuman sesuai apa yang telah dilakukannya maka mantan narapidana dapat memulai hidup
yang baru. Wahai orang-orang beriman, bertobatlah kepada Allah dengan tobat yang semurni-murninya QS Al-Tahrim, 66:8. Manusia
47
adalah mahluk yang diciptakan oleh Allah Sang Maha Kuasa sebagai dapat berbuat dosa dan kesalahan. Dari berbagai penelitian ditemukan
bahwa tidak ada satu orangpun yang belum pernah melakukan perbuatan dosa dan kesalahan, termasuk pelanggaran hukum pidana.
Menurut hasil penelitian Irma Silawaty dan Mochamad Ramdhan 2007: 225 menunjukkan bahwa agama berperan positif
dalam penyesuaian diri narapidana. Namun, tidak sejak awal agama menjadi resource yang berkontribusi besar dalam penyesuaian diri
narapidana. Hal ini dipengaruhi oleh komitmen religius narapidana sebelum masuk penjara. Mantan narapidana menjadi lebih sadar
tujuan hidup mereka adalah tidak berbuat dosa lagi, mengenal Tuhan, beribadah, memberikan diri untuk Tuhan, dan beramal. Kepercayaan
lain yang muncul adalah tidak boleh menduakan Tuhan, tidak boleh mengandalkan manusia, tidak boleh meninggikan diri, selalu datang
pada Tuhan jika ada masalah.
C. Kajian Penelitian yang Relevan