28 bersama pendidikan anak usia dini, pendidikan kepe-
mudaan dan lainnya. Sedangkan dalam penjelasan pasal 26 ayat 3 dijelaskan bahwa pendidikan keca-
kapan hidup sebagai pendidikan yang memberikan berbagai kecakapan untuk bekerja atau usaha
mandiri. Sebagai dasar hukum realisasi di sekolah atau
madrasah formal pemerintah mengeluarkan peraturan pemerintah PP No 19 tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan untuk lebih menguatkan pendi- dikan kecakapan hidup dalam Undang-Undang No 20
tahun 2003. Dalam peraturan pemerintah PP No 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
memuat pernyataan-pernyataan eksplisit tentang pen- didikan kecakapan hidup. Pasal-pasal yang memuat
tentang pendidikan kecakapan hidup di antaranya adalah pasal 6 ayat 3 yang menyatakan “satuan pen-
didikan non formal dalam bentuk kursus dan lembaga pelatihan menggunakan KBK kurikulum berbasis
kompetensi yang memuat pendidikan kecakapan hidup”. Sedangkan yang menyatakan pendidikan
kecakapan hidup dapat dimasukan di sekolah formal adalah pasal 13 ayat 1 sampai 4.
2.2.2 Strategi Implementasi Pendidikan Life Skill
Menurut David dalam Sanjaya 2011 strategi diartikan sebagai a plan, method, or series activities
designed to archieves a particular education goal.
29 Pengertian ini menyatakan bahwa strategi pembela-
jaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk men-
capai suatu tujuan tertentu. Dari pengertian di atas ada 2 hal yang dapat kita cermati. Pertama strategi
pembelajaran merupakan rencana tindakan termasuk metode dan pemanfaatan berbagai sumber dalam
pembelajaran. Kedua strategi disusun untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Artinya semua rencana dan
pemanfaatan sumber daya yang digunakan untuk pembelajaran bertujuan untuk mencapai tujuan pem-
belajaran. Sementara itu Kemp dalam Sanjaya 2011 menguatkan pendapat David yang menyatakan bahwa
strategi merupakan suatu kegiatan yang harus dilaku- kan oleh guru dan siswa agar tujuan pembelajaran
dapat dicapai secara efektif dan efisien. Senada dengan Kemp, Dick dan Carey dalam Sanjaya 2011
menyebutkan bahwa strategi pembelajaran adalah satu set materi dan prosedur pembelajaran yang
digunakan secara bersama-sama untuk menimbulkan hasil belajar siswa.
Berdasar pengertian strategi dari beberapa pen- dapat dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran
merupakan cara penyesuaian tindakan terhadap ling- kungan baru dan khas dengan merencanakan serang-
kaian kegiatan pembelajaran untuk mencapai suatu tujuan pendidikan.
30 Menurut Pardjono dalam Fitrihana 2008, ada
beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam melaksanakan pendidikan kecakapan hidup di antara-
nya:
1 pelaksanaan pendidikan kecakapan hidup tidak merubah sistem pendidikan yang berlaku saat ini,
2 tidak mereduksi pendidikan hanya sebagai suatu pelatihan, 3 etika dan religius bangsa
Indonesia dapat diintegrasikan, 4 memperhatikan potensi wilayah setempat, 5 menerap kan
manajemen berbasis sekolah.
Berdasarkan kelima prinsip di atas Pardjono dalam Fitrihana 2008 menyarankan 3 model pene-
rapan pendidikan kecakapan hidup di sekolah di antaranya:
1 pendidikan kecakapan hidup diintegrasikan dalam mata pelajaran lain, 2 pendidikan keca-
kapan diimplementasikan dalam kegiatan ekstra kurikuler seperti pramuka, PMR, olah raga dll,
3 dilakukan diklat-diklat pra vokasional.
Sedangkan Saryono dalam Fitrihana 2008 ber- pendapat tentang model lain yang dapat digunakan
dalam implementasi pendidikan kecakapan hidup antara lain model integratif, model komplementif dan
model diskrit. Model integratif yaitu menyatukan pendidikan kecakapan hidup pada mata pelajaran
maupun ekstra kurikuler yang sudah ada. Model kom- plementif yaitu menjadikan pendidikan hidup sebagai
satu pelajaran tersendiri yang memerlukan waktu khusus dalam struktur kurikulum. Model diskrit yaitu
menjadikan pendidikan kecakapan hidup bukan men-
31 jadikan pendidikan kecakapan hidup masuk dalam
struktur kurikulum namun dalam jam khusus seperti kegiatan kokurikuler ataupun ekstra kurikuler ter-
sendiri. Dari beberapa pendapat yang telah diuraikan di
atas, model integratiflah yang paling mungkin diterap- kan di MI Miftakhul Huda Bengkal. Hal ini karena
dengan model ini tidak memerlukan waktu khusus untuk penerapan pendidikan kecakapan hidup, tidak
menambah biaya yang banyak serta tidak perlu meru- bah kurikulum yang sudah ada. Tetapi tetap saja
model ini membutuhkan kreativitas guru yang banyak untuk dapat mencari kompetensi kecakapan hidup
yang dapat ditempelkan dalam mata pelajaran yang ada, kreatifitas mencari metode pembelajaran yang
sesuai sehingga tujuan pembelajaran tercapai, terma- suk di dalamnya tujuan pembelajaran life skills.
Ada 3 strategi implementasi pendidikan keca- kapan hidup dalam pembelajaran yaitu strategi yang
dikemukakan oleh Depag 2005, strategi yang dike- mukakan oleh Napitupulu 1983 dan strategi yang
dikemukakan oleh Arif 1986. Ketiga strategi imple- mentasi pendidikan kecakapan hidup jika dicermati
hampir sama, tetapi ada penekanan yang berbeda dari ketiganya. Depag lebih menekankan pada pola mana-
jemen sekolahnya, sedangkan Napitupulu terfokus pada pelaksanaan pembelajaran. Sementara Arif me-
ngembangkan apa yang dikemukakan oleh Napitupulu
32 menjadi langkah-langkah yang lebih rinci dalam
mengimplementasikan pendidikan kecakapan hidup. Strategi yang dijelaskan oleh Depag 2005
merupakan strategi dalam arti luas yang tidak hanya strategi untuk mengimplementasikan pendidikan ke-
cakapan hidup dalam pembelajaran namun dijelaskan pula strategi yang lain di antaranya strategi untuk
memberlakukan manajemen berbasis madrasah, pengembangan budaya sekolah, membuat hubungan
yang sinergis dengan masyarakat, membuat kuriku- lum tambahan untuk pendidikan pra vokasional.
Sedangkan strategi untuk mengimplementasikan pen- didikan life skill dalam pembelajaran hanya diuraikan
dalam tahap reorientasi pembelajaran. Tahap reorientasi pembelajaran inilah yang di-
khususkan untuk menerapkan pendidikan kecakapan hidup dalam pembelajaran. Dalam orientasi pembela-
jaran, sekolah dan guru dituntut melakukan 3 hal di antaranya 1 menganalisis life skill yang akan di-
kembangkan, 2 mengembangkan model pembelajaran yang tepat, 3 penilaian hasil belajar. Reorientasi
pembelajaran ini merupakan ujung tombak dalam pelaksanaan implementasi pendidikan life skill dalam
pembelajaran karena berhubungan langsung dengan siswa sebagai objek pelaksanaan program. Kegiatan
reorientasi pembelajaran dapat dilakukan oleh kepala sekolah, guru atau TPSM tim pengembang sekolah
madrasah di sekolah yang bersangkutan.
33 Tahap reorientasi pembelajaran sebagai ujung
tombak pelaksanaan implementasi pendidikan life skill oleh Napitupulu 1983 dijelaskan sebagai siklus se-
derhana yang terdiri dari tiga tahap yaitu tahap moti- vasi, tahap pelaksanaan dan tahap evaluasi. Siklus
yang dikemukakan oleh Napitupulu 1983 merupakan siklus yang biasa diterapkan di jalur pendidikan non
formal namun bukan tidak mungkin dapat diadopsi pada pendidikan formal. Adapun penjelasan tiap-tiap
tahap adalah sebagai berikut:
a. Tahap Motivasi