Pengaruh Gaya Hidup terhadap Tingkat Konsumsi Mahasiswa Pengaruh Jenis Kelamin terhadap Tingkat Konsumsi Mahasiswa
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta. Gaya hidup yang dimaksud adalah gaya hidup yang cenderung konsumtif. Dengan demikian
ketika mahasiswa mempunyai gaya hidup cenderung semakin konsumtif maka akan semakin tinggi pula tingkat konsumsi mahasiswa tersebut.
Begitu pula sebaliknya, jika gaya hidup mahasiswa cenderung semakin tidak konsumtif maka tingkat konsumsinya akan rendah.
Tabel 23. Distribusi Frekuensi Variabel Gaya Hidup dan Tingkat Konsumsi
Kategori Gaya Hidup
Tingkat Konsumsi Frekuensi
Persentase Frekuensi
Persentase
Sangat Rendah 16
5,59 2
0,69 Rendah
131 45,80
165 57,69
Tinggi 118
41,25 97
33,91 Sangat Tinggi
21 7,34
22 7,69
Total 286
100,00 286
100,00 Sumber: Data primer dari responden yang diolah
Tabel distribusi frekuensi di atas menunjukkan bahwa gaya hidup paling banyak berada di kategori rendah, berarti gaya hidup mahasiswa pada
kategori tersebut cenderung semakin tidak konsumtif. Tingkat konsumsi juga paling banyak berada di kategori rendah. Hal tersebut membuktikan
hasil penelitian ini bahwa gaya hidup berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat konsumsi mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Negeri
Yogyakarta. Dari data penelitian ini dapat diketahui bahwa gaya hidup mahasiswa FE UNY cenderung tidak konsumtif. Hal ini dapat disebabkan
karena uang yang dimiliki terbatas sehingga gaya hidupnya cenderung tidak konsumtif.
Gaya hidup yang cenderung konsumtif ada kaitannya dengan barang mewah ataupun barang dengan harga mahal. Hal ini sudah dituangkan
dalam butir pernyataan kuesioner angket penelitian ini. Godam dalam Sutanti 2011: 28 mengungkapkan bahwa seseorang yang menyukai gaya
hidup yang mewah maka tingkat konsumsinya tinggi. Sehingga kelompok mahasiswa dengan gaya hidup yang berada pada kategori rendah
dimungkinkan kurang menyukai gaya hidup mewah, maka dari itu tingkat konsumsinya juga rendah.
Hasil penelitian ini sejalan dengan yang diungkapkan Damsar 1997: 135 bahwa konsumsi dipandang bukan sebagai sekedar pemenuhan
kebutuhan yang bersifat fisik dan biologis manusia, tetapi berkaitan dengan aspek-aspek sosial budaya. Konsumsi berhubungan dengan masalah selera,
identitas, atau gaya hidup.