psikologis yang yang utama mempengaruhi proses belajar adalah kecerdasan siswa, motivasi, minat, sikap, dan bakat.
2 Faktor-faktor eksogen atau eksternal
Faktor eksternal juga dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Menurut Syah sebagaimana dikutip dalam Baharuddin dan
Wahyuni 2007, faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi hasil belajar dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu faktor
lingkungan sosial dan faktor lingkungan nonsosial. a
Lingkungan sosial Lingkungan sosial terdiri dari lingkungan sosial sekolah,
lingkungan sosial masyarakat, dan lingkungan sosial keluarga. b
Lingkungan nonsosial Faktor-faktor yang termasuk dalam lingkungan nonsosial
adalah: Pertama, lingkungan alamiah, seperti kondisi udara yang
segar, tidak panas dan tidak dingin, sinar yang tidak terlalu silau atau kuat, suasana yang sejuk dan tenang. Kedua, faktor
instrumenal, yaitu perangkat belajar yang dapat digolongkan dua macam. Pertama, hardware, seperti gedung sekolah,
alat-alat belajar, fasilitas belajar, lapangan olahraga, dan lain sebagainya. Kedua, software, seperti kurikulum sekolah,
peraturan-peraturan sekolah, dan buku.
c. Macam-Macam Hasil Belajar
Howard kingsley sebagaimana dikutip dalam Sudjana 2010 membagi tiga macam hasil belajar, yakni 1 keterampilan dan
kebiasaan, 2 pengetahuan dan pengertian, 3 sikap dan cita-cita. Sedangkan gagne membagi hasil belajar menjadi lima, yaitu 1
informasi verbal, 2 keterampilan intelektual, 3 strategi kognitif, 4 sikap, dan 5 keterampilan motoris. Menurut Benyamin Bloom
sebagaimana dikutip dalam Sudjana 2010, secara garis besar membagi hasil belajar menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah
afektif, dan ranah psikomotorik. 1
Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan,
pemahaman, aplikasi, analisis, sintetis, dan evaluasi. 2
Ranah afektif berkenaaan dengan sikap dan nilai. Hasil belajar afektif tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku seperti
perhatiannya terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru dan teman sekelas, kebiasaan belajar, dan
hubungan sosial. Ada lima aspek dalam ranah afektif, yaitu penerimaan, jaawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan
internalisasi. 3
Ranah psikomotoris, hasil belajar psikomotoris tampak dalam bentuk keterampilan dan kemampuan bertindak individu. Ada
enam aspek dalam ranah psikomotoris, yaitu gerakan reflex, keterampilan
gerakan dasar,
kemampuan perceptual,
keharmonisan atau ketepatan, gerakan keterampilan kompleks, dan gerakan ekspresif dan interpretatif.
Ketiga ranah tersebut menjadi objek penilaian hasil belajar. Di antaran ketiga ranah itu, ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai
oleh para guru di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan para
siswa dalam menguasai isi bahan pengajaran. 2.
Minat Belajar a.
Pengertian Minat
Minat adalah kecenderungan untuk selalu memperhatikan dan mengingat sesuatu secara terus menerus. Minat erat kaitannya
dengan perasaan senang, karena itu dapat dikatakan minat terjadi karena sikap senang kepada sesuatu, orang yang berminat kepada
sesuatu berarti ia sikapnya senang kepada sesuatu Nurhidayati, 2006. Minat adalah rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada sesuatu hal
atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh Djaali dalam Rubiyo, 2011. Howett dan Fomess sebagaimana dikutip dalam Abdullah
2012 menyatakan bahwa minat seseorang akan muncul bersamaan dengan munculnya perkembangan pengetahuan dan pengalaman
seseorang. Seseorang yang mulai mengenal dunia luar dengan berbagai obyek, peristiwa dan aktivitas yang menarik untuk
mendorong orang tersebut tertarik terhadap obyek, peristiwa dan aktivitas tersebut. Minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan
yang menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu
aktivitas. Siswa yang memiliki minat terhadap subyek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap
subyek tersebut.
Hilgard sebagaimana dikutip dalam Dimyati dan Mudjiono 2009 mengatakan bahwa minat adalah kecenderungan yang tetap
untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus-menerus dengan disertai
rasa senang dan adanya aktivitas akibat dari perhatian dan rasa senang.
Reber sebagaimana dikutip dalam Baharuddin dan Wahyuni 2007 mengatakan bahwa minat interest berarti kecenderungan dan
kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Minat adalah watak yang tersusun melalui pengalaman yang
mendorong individu mencari objek, aktivitas, untuk tujuan perhatian dan penguasaan. Minat adalah keingintahuan seseorang tentang
keadaan suatu objek. Minat berpengaruh terhadap aktivitas belajar, karena jika seseorang tidak memiliki minat untuk belajar, ia akan tidak
bersemangat atau bahkan tidak mau belajar. Oleh karena itu, dalam konteks belajar di kelas, seorang guru perlu membangkitkan minat
siswa agar tertarik terhadap materi pelajaran yang akan dipelajarinya. Minat berbanding lurus dengan pencapaian hasil belajar,
semakin tinggi minat siswa dalam belajar maka semakin tinggi pula hasil belajarnya. Sebaliknya semakin rendah minat siswa dalam
belajar, maka semakin rendah pula hasil belajarnya. Minat siswa dalam belajar
dapat direalisasikan
dalam suatu
tindakan dengan
meningkatkan berbagai dimensi minatnya dalam kegiatan belajar, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar yang tinggi. Demikian pula
sebaliknya, hasil belajar akan menurun apabila siswa tidak dapat meningkatkan berbagai dimensi minat dalam kegiatan belajarnya
Abdullah, 2012. Minat disini adalah dalam konteks mata pelajaran matematika.
Oleh karena itu, minat belajar matematika adalah rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada matematika atau aktivitas tanpa ada yang
menyuruh serta kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap matematika. Seorang guru perlu membangkitkan minat siswa
agar tertarik terhadap materi pelajaran matematika.
b. Unsur-Unsur Minat