sehingga siswa dapat meraih hasil belajar dan prestasi yang optimal Aunurrahman, 2010.
b. Model Pembelajaran Terpadu
Model pembelajaran terpadu merupakan model pembelajaran yang mencoba memadukan beberapa pokok bahasan Beane dalam
Trianto, 2011. Menurut Joni seperti yang dikutip dalam Trianto 2011 mengatakan bahwa model pembelajaran terpadu merupakan suatu
sistem pembelajaran yang memungkinkan siswa, baik secara individual maupun kelompok, aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep
serta prinsip keilmuan secara holistik, bermakna, dan otentik. Hadisubroto sebagaiman dikutip dalam Muhari 2009, model
pembelajaran terpadu adalah pembelajaran yang diawali dengan suatu pokok bahasan atau tema tertentu yang dikaitkan dengan pokok
bahasan lain, konsep tertentu dikaitkan dengan konsep lain, yang dilakukan secara spontan atau direncanakan, baik dalam satu bidang
studi atau lebih, dengan beragam pengalaman belajar anak, maka pembelajaran menjadi lebih bermakna.
Indrawati 2009 mengatakan bahwa pembelajaran terpadu sebagai bentuk aktivitas belajar-mengajar yang secara struktur sama
dengan program satuan pembelajaran untuk satu pokok bahasan atau materi pokok dalam silabus, hanya muatan materinya dan konteksnya
berbeda, yaitu berasal dari beberapa pokok bahasan untuk satu mata pelajaran atau bahkan antar pokok bahasan dari dua atau lebih mata
pelajaran. Pembelajaran terpadu berfungsi sebagai wadah, ajang, atau muara penyatupaduan konsep-konsep yang dikandung beberapa
pokok bahasan dan atau beberapa mata pelajaran yang seharusnya memiliki keterkaitan dan keterpaduan pemahamannya.
1 Karakteristik pembelajaran terpadu
Menurut Depdikbud, pembelajaran terpadu sebagai suatu proses mempunyai beberapa karakteristik atau ciri-ciri, yaitu:
holistik, bermakna, otentik, dan aktif. a
Holistik Suatu gejala atau fenomena yang menjadi pusat
perhatian dalam pembelajaran terpadu diamati dan dikaji dari beberapa bidang kajian sekaligus, tidak dari sudut pandang
yang tekotak-kotak. Pembelajaran terpadu memungkinkan siswa untuk memahami suatu fenomena dari segala sisi. Pada
gilirannya nanti, hal ini akan membuat siswa menjadi lebih arif dan bijak di dalam menyikapi atau menghadapi kejadian yang
ada di depan mereka. b
Bermakna Pengkajian suatu fenomena dari berbagai macam
aspek seperti yang dijelaskan di atas, memungkinkan terbentuknya semacam jalinan antar konsep-konsep yang
berhubungan yang disebut schemata. Hal ini akan berdampak pada kebermaknaan dari materi yang dipelajari.
Rujukan yang nyata dari segala konsep yang diperoleh, dan keterkaitannya dengan konsep-konsep lainnya akan
menambah kebermaknaan konsep yang dipelajari. Selanjutnya hal ini akan mengakibatkan pembelajaran yang fungsional.
Siswa mampu menerapkan perolehan belajarnya untuk memecahkan
masalah-masalah yang
muncul didalam
kehidupannya. c
Otentik Pembelajaran
terpadu memungkinkan
siswa memahami secara langsung prinsip dan konsep yang ingin
dipelajarinya melalui kegiatan belajar secara langsung. Mereka memahami dari hasil belajarnya sendiri, bukan sekedar
pemberitahuan guru. Informasi dan pengetahuan yang diperoleh sifatnya menjadi lebih otentik.
d Aktif
Pembelajaran terpadu menekankan keaktifan siswa dalam pembelajaran, baik secara fisik, mental, intelektual,
maupun emosional guna tercapainya hasil belajar yang optimal dengan mempertimbangkan hasrat, minat, dan
kemampuan siswa sehingga mereka termotivasi untuk terus- menerus belajar.
2 Langkah-langkah sintaks pembelajaran terpadu
Langkah-langkah pembelajaran terpadu mengikuti tahap- tahap yang dilalui dalam setiap model pembelajaran yang meliputi
tiga tahap yaitu perencanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap evaluasi. Berkaitan dengan itu, maka langkah-langkah model
pembelajaran terpadu dapat direduksi dari berbagai model pembelajaran. Dengan demikian, sintaks pembelajaran terpadu
dapat bersifat luwes dan fleksibel. Artinya, bahwa langkah-langkah dalam pembelajaran terpadu dapat diakomodasi dari berbagai
model pembelajaran yang dikenal dengan istilah setting atau merekonstruksi Trianto, 2011.
a Tahap perencanaan
1 Menentukan jenis mata pelajaran dan jenis keterampilan
yang dipadukan 2
Memilih kajian materi, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator
Langkah ini mengarahkan guru untuk menentukan sub keterampilan dari masing-masing keterampilan yang dapat
diintegrasikan dalam suatu unit pembelajaran 3
Menentukan sub keterampilan yang dipadukan Secara umum keterampilan-keterampilan yang harus
dikuasai meliputi keterampilan berpikir thinking skills, keterampilan
sosial social
skills, keterampilan
mengorganisasi organizer skills yang masing-masing terdiri atas sub-sub keterampilan yang dapat dilihat pada
Tabel 1.
Tabel 1 Unsur-Unsur Keterampilan Berpikir, Keterampilan Sosial,
dan Keterampilan Mengorganisasi
Keterampilan berpikir
Keterampilan sosial Keterampilan
mengorganisasi Memprediksi
Menyimpulkan Membuat hipotesis
Membandingkan Mengklasifiksai
Menggeneralisasi Membuat skala
prioritas mengevaluasi
Memperhatikan pendapat orang
Mengklarifikasi Menjelaskan
Memberanikan diri Menerima pendapat
orang Menolak pendapat
orang lain Menyepakati
Meringkaskan Jaringan jaring laba-
laba Diagram venn
Diagram alir Lingkaran
sebab- akibat
Diagram akur tidak akur
Peta konsep Diagram rangka ikan
4 Menentukan langkah-langkah pembelajaran
Langkah ini diperlukan sebagai strategi guru untuk mengintegrasikan setiap sub keterampilan yang telah
dipilih pada setiap langkah pembelajaran.
b Tahap pelaksanaan
Muchlas sebagaimana
dikutip dalam
Trianto 2011
mengatakan bahwa tidak ada model pembelajaran tunggal yang cocok untuk suatu topik dalam pembelajaran terpadu.
Artinya dalam satu tatap muka dipadukan beberapa model pembelajaran.
c Tahap evaluasi
Tahap evaluasi dapat berupa evaluasi proses pembelajaran dan evaluasi hasil pembelajaran. Tahap evaluasi menurut
Depertemen Pendidikan Nasional hendaknya memperhatikan prinsip evaluasi pembelajaran terpadu.
1 Memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan
evaluasi diri di samping bentuk evaluasi lainnya. 2
Guru perlu mengajak para siswa untuk mengevaluasi perolehan belajar yang telah dicapai berdasarkan kriteria
keberhasilan pencapaian tujuan yang akan dicapai. Fogarty sebagaimana dikutip dalam Sukayati Wulandari
2009 mengatakan bahwa terdapat sepuluh model pembelajaran terpadu, yaitu 1 the fragmented model model tergambarkan, 2
the connected model model terhubung, 3 the nested model model tersarang, 4 the sequenced model model terurut, 5 the shared
model model terbagi, 6 the webbed model model terjaring, 7 the threaded model model tertali, 8 the integrated model model
terpadu, 9 the innersed model model terbenam, 10 the nekworked model model jaringan.
c. Model Pembelajaran Terpadu Tipe Connected