53
BAB VII Konflik dalam Organisasi
A. Pengertian dan Perubahan Pandangan tentang Konflik
Individu dan kelompok dalam organisasi mengembangkan keahlian dan pandangan yang berbeda tentang pekerjaan mereka atau pekerjaan kelompok yang lain. Ketika
interaksi diantara mereka terjadi maka konflik menjadi potensial untuk muncul. Konflik dalam organisasi dapat memunculkan konsekuensi positif atau negatif. Konsekuensi
positifnya mendorong inovasi organisasi, kreativitas dan adaptasi. Organisasi tidak berkembang karena pimpinan terlalu berpuas diri sehingga kurang peka terhadap
perubahan faktor lingkungan eksternal, tidak ada perbedaan pendapat maupun gagasan baru. Konflik yang bersifat disfungsional bahkan dapat menurunkan produktivitas,
menimbulkan ketidakpuasan, meningkatkan ketegangan dan stres dalam organisasi. Ada beberapa perubahan pandangan tentang konflik:
1. Pandangan tradisional tahun 1930an sampai 1940an
Pandangan ini menganggap bahwa semua konflik itu berbahaya sehingga harus dihindari. Konflik merupakan hasil disfungsional sebagai akibat buruknya
komunikasi, kurangnya keterbukaan dan kepercayaan diantara anggota organisasi, dan kegagalan manajer merespon kebutuhan dan aspirasi karyawan.
2. Pandangan aliran hubungan manusiawi akhir tahun 1940an sampai pertengahan
tahun 1970an Dalam hal ini konflik dilihat sebagai hal yang lumrah dan terjadi secara alami
dalam setiap kelompok atau organisasi. Konflik kadang bermanfaat bagi prestasi suatu kelompok.
3. Pandangan interaksionis
Dikemukakan oleh John Aker dari IBM. Pandangan ini mendorong konflik pada keadaan yang harmonis, karena tiadanya perbedaan pendapat cenderung
menyebabkan organisasi menjadi statis, apatis dan tidak tanggap terhadap kebutuhan perubahan dan inovasi. Pendekatan ini mendorong pimpinan
organisasi selalu mempertahankan tingkat konflik yang optimal agar menumbuhkan semangat dan kreativitas kelompok.
54
B. Jenis-jenis Konflik
Konflik yang terjadi dalam organisasi dalam batas-batas tertentu diperlukan dalam rangka kemajuan dan perkembangan organisasi. Pandangan negatif masyarakat tentang
konflik disebabkan konflik yang muncul di permukaan sering merupakan konflik yang bersifat destruktif. Dalam organisasi terdapat dua jenis konflik:
1. Konflik fungsional
Konflik ini berkaitan dengan pertentangan antar kelompok dan bermanfaat bagi peningkatan efektivitas dan prestasi organisasi. Menurut Cherrington 1989, dari
hasil penelitian tentang proses pengambilan keputusan kelompok, diperoleh kesimpulan bahwa konflik dapat menghasilkan banyak manfaat positif bagi
organisasi jika dikelola dengan baik. Konflik fungsional dapat mengarahkan pada penemuan cara lebih efektif untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan perubahan
lingkungan sehingga organisasi dapat berkembang. 2.
Konflik disfungsional Konflik disfungsional berkaitan dengan pertentangan antar kelompok yang
merusak atau menghalangi pencapaian tujuan organisasi. Sebagian organisasi dapat mengelola konflik yang terjadi sehingga memiliki dampak fungsional. Namun ada
organisasi yang mengalami konflik pada tingkat yang lebih besar dari yang diinginkan fungsional, prestasi akan muncul jika konflik dapat dikurangi. Jika
konflik yang terjadi tidak dapat ditangani dan mengarah kepada konflik disfungsional, maka akan menurunkan prestasi organisasi.
C. Konflik dan Prestasi Kerja