Tahapan Konflik dalam Organisasi

56 atas data yang sama. Atau konflik afektif, yaitu terjadi karena tanggapan emosional atas situasi tertentu. 4. Konflik antarkelompok Terjadi karena masing-masing kelompok ingin mengejar kepentingan atau tujuan kelompok masing-masing. 5. Konflik intraorganisasi Konflik ini meliputi empat macam konflik, yaitu: a Konflik vertikal: terjadi antara manajer dan bawahan karena perbedaan cara penyelesaian tugas b Konflik horisontal: terjadi antara karyawan atau departemen yang memiliki hirarki yang sama dalam organisasi c Konflik lini-staf: terjadi karena perbedaan tentang keterlibatan staf ahli dalam proses pengambilan keputusan oleh manajer lini. d Konflik peran: terjadi karena seseorang memiliki peran yang saling bertentangan. 6. Konflik antarorganisasi Terjadi karena mereka memiliki saling ketergantungan satu sama lain terhadap pemasok, pelanggan, maupun distributor.

E. Tahapan Konflik dalam Organisasi

Lousi R Pondy mengembangkan suatu model untuk menganalisis konflik yang terjadi dalam organisasi. Pertama Pondy mengidentifikasi sumber-sumber konflik, kemudian menganalisis salah satu jenis tahapan dari suatu episode. Model tersebut menyediakan beberapa petunjuk tentang bagaimana mengendalikan dan mengelola konflik di dalam organisasi. Menurut Pondy, konflik yang terjadi dalam oragnisasi meliputi lima tahapan, yaitu: 1. Tahap i: konflik yang bersifat laten Merupakan konflik yang tidak terjadi seketika, namun potensi bagi munculnya konflik dalam organisasi tetap ada yaitu bersifat laten, karena operasional organisasi. Konflik yang terjadi dalam organisasi karena adanya deferensiasi secara vertikal dan horisontal, yang mengarah pada pembentukan sub unit yang berbeda 57 dengan tujuan yang berbeda, bahkan mungkin persepsi yang berbeda tentang cara terbaik mencapai tujuan. 2. Tahap 2: konflik yang dipersepsikan Terjadi ketika kelompok atau sub unit memiliki persepsi bahwa tujuannya mulai dihalangi oleh tindakan dari kelompok lain. Dalam hal ini masing-masing kelompok mulai menentukan mengapa konflik muncul dan menganalisis penyebabnya. Pada tahap ini tingkat konflik meningkat karena masing-masing kelompok berbeda pendapat atas penyebab permasalahan yang muncul. 3. Tahap 3: konflik yang dirasakan Kelompok atau sub unit yang sedang mengalami konflik dengan cepat mengembangkan tanggapan emosional ke arah satu sama lain, terutama sub unit yang memiliki hubungan dekat dan mengembangkan pertentangan secara mental dan menyalahkan sub unit lain.Pada saat konflik meningkat, kerjasama antarkelompok menurun sehingga menurunkan efektivitas organisasi. Jika konflik tidak segera diatasi akan cepat naik ke tahapan berikutnya. 4. Tahap 4: konflik yang dimanifestasikan Tahap ini terjadi jika suatusub unit kembali mencoba menghalangi tujuan dari sub unit lain. Wujudnya dapat berupa agresi secara terbuka antar kelompok yang mengalami konflik. Atau pertentangan karena ada yang berusaha mempromosikan dirinya dengan mengorbankan anggota organisasi yang lain. 5. Tahap 5: ekor konflik Konflik yang terjadi dalam organisasi akan bias diatasi dengan beberapa cara, misalnya melalui putusan yang diambil oleh manajer puncak. Jika sumber konflik tidak dapat segera diatasi atau lambat penyelesaiannya, maka permasalahan yang menyebabkan konflik akan muncul kembali dalam kontek yang berbeda. Setiap tahapan konflik dapat menimbulkan suatu ekor konflik yang yang berpengaruh terhadap cara masing-masing kelompok bereaksi menanggapi konflik yang mungkin akan dapat terjadi lagi. Jika konflik dapat diselesaikan sebelum mencapai tahap konflik manifestasi, maka ekor konflik akan dapat meningkatkan hubungan yang konstruktif di masa yang akan datang, dan sebaliknya jika tidak 58 dapat diselesaikan sampai akhir tahap konflik, maka akan meracuni budaya organisasi.

F. Sumber Konflik dan Dampaknya terhadap Perilaku Kelompok