Hakikat Drama dan Mementaskan Naskah Drama Mengenal Drama
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Profesional H 29
cerita. Dengan kata lain, cerita harus mengikuti gagasan utama dari suatu karya sastra.
Pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa: 1 tema merupakan dasar suatu cerita rekaan, 2 tema harus ada sebelum pengarang memulai
cerita, 3 tema dalam naskah drama tidak ditampilkan secara eksplisit, ttapi tersirat di dalam seluruh cerita, dan 4 dalam satu cerita atau drama
terdapat tema dominan atau tema sentral dan tema-tema kecil lainnya. Menganalisis tema haruslah: 1 dibaca seluruh lakon untuk kemudian
dipahami, 2 dicermati peristiwa atau konflik dalam lakon, karena konflik dalam drama berkaitan erat dengan tema lakon, 3 dipahami seluruh
sepak terjang tokoh utamanya, sebab tokoh utama biasanya diberi tugas penting untuk mengusung tema lakon. Tokoh utama perlu diberi
pertanyaan misalnya: permasalahan konflik apa yang dihadapinya, selain tokoh utama? Siapa sajakah yang terlibat dalam permasalahan atau
konflik? Bagaimana sikap dan pAndangan tokoh utama terhadap permasalahan tersebut? Bagaimana cara berpikir tokoh utama dalam
menghadapi permasalahankonflik? Apa yang dilakukan dan bagaimana pengambilan keputusan terhadap permasalahan konflik yang dihadapinya?
2 Plot dan Alur Endraswara 2002:24 menjelaskan bahwa plot menjadi kunci sukses
drama. Penataan plot yang baik akan mengikat penonton, sehingga betah duduk menyaksikan pentas hingga usai. Waluyo 2009: 14 menjelaskan
bahwa alur yaitu jalinan cerita yang disusun dalam urutan waktu yang menunjukkan hubungan sebab akibat dan memiliki kemungkinan agar
pembaca dapat menebak-nebak peristiwa yang akan datang. Abdurrosyid 2009:9 berpendapat bahwa dalam membangun alur terdapat
beberapa faktor penting yang perlu diperhatikan agar alur menjadi dinamis, meliputi: 1 faktor kebolehjadian: peristiwa-peristiwa cerita sebaiknya tidak
selalu realistik tetapi masuk akal, 2 faktor kejutan surprise: peristiwa- peristiwa sebaiknya tidak dapat secara langsung ditebak atau dikenali oleh
pembaca, dan 3 faktor kebetulan suspense: peristiwa-peristiwa tidak diduga atau secara kebetulan terjadi.
30 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Profesional H
Forster dalam Waluyo 2009:14 memberikan pengertian bahwa dalam plot terdapat hubungan sebab akibat dari suatu urutan cerita yang
mengembangkan konflik cerita. Plot memiliki rangkaian cerita. Lebih lanjut dijelaskan, rangkaian plot terdiri atas: 1 eksposisi, 2 inciting moment, 3
rissing action, 4 komplikasi complication, 5 klimaks climax, 6 falling action, dan 7 penyelesaian denoument.
Nurgiyantoro 2000: 122 menyatakan bahwa konflik merupakan peristiwa yang tergolong penting, karena konflik berupa peristiwa fungsional ataupun
utama. Pengembangan plot sebuah karya naratif akan dipengaruhi oleh wujud, isi konflik, serta bangunan konflik yang ditampilkan. Kemampuan
pengarang memilih dan membangun konflik melalui berbagai peristiwa baik aksi maupun kejadian, akan sangat menentukan kadar kemenarikan
karya sastra tersebut. Plot dalam drama boleh dikatakan sebagai rentetan konflik yang
mempunyai hubungan sebab akibat, yaitu adanya konflik akan berakibat munculnya konflik baru. Suroto 1989: 136 menjelaskan bahwa plot
pementasan tersusun menurut garis lakon: 1 lakon dimulai dengan insiden permulaan atau dimulainya konflik eksposisi, 2 dilanjutkan
penanjakan konflik rising action sebagai lanjutan dari insiden pertama, 3 insiden titik klimaks sense of klimaks, yaitu puncak permasalahan, dan di
sinilah kerumitan benar-benar terjadi, 4 penurunan laku revelasi atau mulai adanya titik cerah penyelesaian masalah; 5 putusan denoument
atau catastrofa pada bagian inilah konflik dapat diatasi. Penokohan dan Perwatakan
Soemanto 2001: 21 mengatakan bahwa tokoh sangat penting dalam sebuah naskah drama karena selain menjadi materi utama menciptakan
plot, tokoh juga merupakan sumber action dan cakapan. Dalam proses penciptaan pemeranan, aktor atau aktris harus memiliki daya cipta yang
tinggi untuk mencoba semaksimal mungkin untuk menyatu dengan tokoh yang diperankan dan sanggup menjiwai peran tersebut. Pada penampilan
imajinasinya, tokoh dibantu oleh laku, busana yang dikenakan, dan rias. Kesemua unsur tersebut tidak dapat dipisah-pisahkan bahkan harus saling
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Profesional H 31
mendukung, sehingga mampu mewujudkan karakter tokoh seperti yang dituntut dalam lakon yang bersangkutan.
Secara umum, tokoh dapat didefinisikan sebagai individu ciptaan atau rekaan pengarang, yang mengalami peristiwa-peristiwa atau lakuan dalam
berbagai peristiwa cerita. Pada umumnya tokoh berwujud manusia, namun dapat pula berwujud binatang atau benda yang diinsankan.
Untuk menggambarkan karakter seorang tokoh, pengarang dapat menggunakan teknik sebagai berikut: tokoh oleh tokoh lain. Pendapat
tersebut diperkuat oleh Waluyo 2009: 30 yang menuliskan bahwa penggambaran watak tokoh mempertimbangkan tiga dimensi watak, yaitu:
dimensi psikologis kejiwaan, dimensi fisiologis fisikjasmaniah, dimensi sosiologis sosial, latar belakang kekayaan, pangkat, dan jabatan
Ketika menonton teater, penonton seolah melihat kejadian dalam masyarakat. Kadang-kadang konflik yang disajikan dalam teater sama
dengan konflik yang terjadi dalam kehidupan mereka sediri. Hal ini dapat terjadi karena teater merupakan potret kehidupan manusia. Di dalam
pertunjukan teater, diperlukan aktor atau aktris sebagai tulang punggung pementasan. Aktor-aktris yang tepat dan berpengalaman dapat menyajikan
pementasan yang bermutu. Apalagi jika didukung oleh naskah yang baik dan sutradara yang cakap.
Tokoh menurut Nurgiyantoro 2000: 176 dibagi berdasarkan kategori sebagai berikut:
a.Tokoh utama Berdasarkan perannya, tokoh utama central character, main character
memiliki peran yang sangat dominan dibandingkan dengan tokoh tambahan peripheral character.Tokoh utama adalah tokoh yang
diutamakan penceritaannya, sehingga paling banyak diceritakan, baik dari segi pelaku kejadian maupun yang dikenai kejadian.
b.Tokoh tambahan Tokoh yang hanya dimunculkan sekali saja dengan porsi penceritaan yang
pendek. Tokoh tambahan juga ambil peran dalam perkembangan alur, meskipun tidak dominan dan tidak dituntut sering muncul. Fungsi tokoh ini
32 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Profesional H
kurang dominan dan tidak diutamakan dalam penceritan, sehingga jarang diceritakan baik dari segi pelaku kejadian maupun yang dikenai kejadian.
Perwatakan dalam penokohan dapat dikatagorikan dalam tiga karakter yang dapat dideskripsikan sebagai berikut.
a Tokoh Protagonis Tokoh yang dikagumi yang salah satu jenisnya secara populer disebut
hero, yakni tokoh yang merupakan pengejawantahan norma dan nilai yang ideal Altenbernd Lewis dalam Nurgiyantoro, 2000: 178. Tokoh
protagonis menampilkan sesuatu yang sesuai dengan pAndangan dan harapan penikmat sastra.
b Tokoh antagonis Tokoh antagonis adalah tokoh yang menyebabkan munculnya konflik atau
beroposisi dengan tokoh protagonis, baik secara langsung maupun tidak langsung, bersifat fisik, maupun batin.
Setting atau Latar
Nurgiyantoro 1981:175 mengutip pendapat Abrams, mengatakan bahwa latar atau setting yang disebut juga sebagai lAndas tumpu, menyaran pada
pengertian tempat, hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa yang diceritakan. Latar memberikan pijakan cerita
secara konkret dan jelas. Latar waktu berhubungan dengan masalah kapan terjadinya peristiwa
tersebut. Biasanya dihubungkan dengan waktu faktual, waktu yang ada kaitannya atau dapat dikaitkan dengan peristiwa itu. Latar sosial menyaran
pada hal-hal yang berhubungan dengan perilaku kehidupan sosial masyarakat di suatu tempat yang diceritakan dalam sebuah cerita. Tata
cara berkehidupan sosial masyarakat mencakup berbagai masalah dalam lingkup yang cukup kompleks. Latar sosial dapat berupa kebiasaan hidup,
adat istiadat, tradisi, keyakinan, pAndangan hidup, cara berpikir serta bersikap, dan lain-lain yang tergolong ke dalam latar spiritual.
Waluyo 2009: 34 menjelaskan bahwa fungsi latar yaitu: 1 mempertegas watak pelaku, 2 memberikan tekanan pada tema cerita, 3 memperjelas
tema yang disampaikan, 4 metafora bagi situasi psikis pelaku, 5 sebagai atmosfir kesan, dan 6 memperkuat posisi plot.
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Profesional H 33
Amanat
Esten 1978:22 mengatakan bahwa amanat merupakan pemecahan suatu tema. Di dalam amanat terlihat pandangan hidup dan cita-cita pengarang.
Amanat dapat diungkapkan secara eksplisit maupun implisit. Amanat biasanya ditanamkan secara tidak langsung ke dalam benak para penonton.
Amanat merupakan keseluruhan makna konsep, makna wacana, isi konsep, dan perasaan yang hendak disampaikan untuk dimengerti dan diterima
orang lain yang digagas atau ditujunya. Dapat disimpulkan bahwa amanat merupakan pesan yang disampaikan
pengarang, baik secara implisit atau eksplisit kepada pembaca. Di dalam drama, ada amanat yang langsung atau tersurat, tetapi pada umumnya
sengaja disembunyikan secara tersirat. Tidak semua penonton mudah menemukan amanat tersirat, namun penonton profesional akan mampu
menemukan amanat implisit tersebut. Sedyawati 1981:42 mengklasifikasikan unsur teater dalam: alur cerita,
sastra, dialog, gaya laku, dan tata rupa. Pada teater tradisi, unsur-unsur ini memiliki pola-pola tertentu. Unsur yang lebih menentukan dalam dalam
teater tradisi ialah gaya laku, yaitu bagaimana cara peran-peran dibawakan. Drama dimaksudkan sebagai karya sastra yang dirancang untuk
dipentaskan di panggung oleh para pemainnya, sedangkan teater merupakan istilah lain untuk drama dalam pengertian yang lebih luas,
termasuk pentas, penonton, dan tempat lakon itu dipentaskan. Selain itu, salah satu unsur penting dalam drama ialah gerak dan dialog. Lewat dialog
tokoh, konflik, emosi, pemikiran dan karakter hidup, serta kehidupan manusia terhidang di panggung. Dengan demikian, hakikat drama
sebenarnya ialah berupa gambaran konflik kehidupan manusia di panggung yang disajikan lewat gerak dan dialog.
Teater adalah salah satu bentuk kegiatan manusia yang secara sadar menggunakan tubuhnya sebagai unsur utama untuk menyatakan dirinya
yang diwujudkan dalam suatu karya seni suara, bunyi, dan rupa yang dijalin dalam cerita pergulatan kehidupan manusia. Rumusan ini menggambarkan
simpulan bahwa unsur-unsur teater menurut urutannya ialah sebagai berikut.
34 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Profesional H
1 Tubuh manusia sebagai unsur utama pemeran, pelaku, atau pemain; 2 Gerak sebagai unsur penunjang, 3 suara sebagai unsur penunjang kata
atau untuk acuan pemeran, 4 bunyi sebagai unsur penunjang bunyi benda, efek, dan musik, 5 seni rupa sebagai unsur penunjang cahaya,
rias, dan kostum., 6 Lakon sebagai unsur penjalin cerita, noncerita, fiksi, dan narasi.
Cerita drama yang sudah dipanggungkan disebut dengan teater. Oleh karena itu, pembicaraan drama kerap dikaitkan dengan teater. Terkadang
orang menyamakan antara drama dan teater, namun pada dasarnya kedua hal tersebut tetaplah ada pembedanya. Drama adalah naskah yang akan
dilakonkan. Naskah lakon merupakan bahan dasar sebuah pementasan dan belum sempurna bentuknya apabila belum dipentaskan. Naskah lakon
disebut juga sebagai ungkapan pernyataan play wright yang berisi nilai-nilai pengalaman umum, juga merupakan ide dasar bagi aktor. Proses
pengembangan laku bersumber dari hasil studi dan analisis isi. Hal ini dapat membangkitkan daya kreasi dalam menghayati laku secara pas dan
melaksanakan peran dengan takaran seimbang dalam asas keutuhan, keseimbangan, serta keselarasan.
Soemanto 2001: 346 menjelaskan bahwa unsur drama dalam sebuah pementasan meliputi: 1 tema, 2 plot dan alur, 3 tokoh, 4 pertunjukan
waktu dan tempat, serta 5 konflik. Soemanto menambahkan bahwa secara teknis hal utama dalam sebuah pementasan ialah adanya alur. Bergeraknya
penceritaan atau dikenal sebagai plot, diatur dalam lima tahap; 1 pengenalan masalah, 2 awal perumitan masalah, 3 perumitan masalah,
4 menuju puncak, dan 5 penyelesaian. Berkaitan dengan unsur-unsur dalam pertunjukan teater, Sedyowati 2009:
9 menjelaskan bahwa pertunjukan teater haruslah mengandung unsur keindahan atau estetis, terutama terletak pada: 1 naskah lakon, 2 aktor
dan aktris pendukungnya, 3 pola pengagendaan mis en scene, 4 tata artistik 5 tata rias, 6 tata busana; 7 tata cahaya; 8 tata suara; 9 tata
musik; dan 10 tata gerak.
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Profesional H 35
Kegiatan Mengapresiasi Drama
Kegiatan apresiasi drama secara umum dapat dibedakan menjadi dua bentuk, yakni kegiatan: 1 apresiasi secara reseptif dan 2 apresiasi
drama secara produktif Effendi, 2002:13. Fokus kegiatan apresiasi drama secara reseptif ialah pada pemahaman isi naskah drama. Adapun kegiatan
apresiasi drama secara produktif berfokus pada pertunjukan dan pemberian tanggapan terhadap pementasan drama, misalnya memainkan
lakon drama pendek dan pemberian tanggapan terhadap pementasan drama secara tertulis.
Kegiatan pementasan drama sebagai suatu kegiatan, bukan semata-mata bersifat produktif, tetapi juga kreatif dan rekreatif. Disebut bersifat rekreatif
karena dalam pementasan tersebut seseorang bukan sekadar berperan sebagai penikmat tetapi juga berperan dalam mengkreasikan ulang karya
drama dari karya naskah menjadi karya pentas. Hal ini sejalan dengan pendapat Effendi 2002: 13.
Menurut Effendi 2002: 13-14 bahwa ditinjau dari aktivitas batiniahnya terdapat tiga tahapan pokok dalam mengapresiasi drama, yaitu: 1
keterlibatan jiwa sang apresiator, 2 pemahaman dan penghargaan terhadap cara-cara penulisan yang digunakan oleh sang penulis, dan 3
pendialogan antara hasil pemahamannya terhadap naskah drama yang dibaca dengan hasil pengamatan, penghayatan, dan pemahamannya
terhadap kehidupan di sekitarnya. Keterlibatan jiwa apresiator ini penting agar sang apresiator dapat merasakan dengan baik ucapan, pemikiran,
tindakan, dan sikap tokoh dalam menghadapi perubahan karakter tokoh dan nasib yang dialaminya.
Menurut Semi 1984:145, drama hanya menyangkut masalah manusia dan kemanusiaan semata. Hal itu disebabkan drama dilakonkan oleh
manusia. ” Karena drama hanya menyangkut masalah manusia dan
kemanusiaan semata, maka drama pun merupakan alat komunikasi sosial dalam masyarakat. Melalui drama, manusia dapat menemukan masalah-
masalah yang terjadi di lingkungannya kemudian menjadikannya sebagai bahan pertimbangan, perbandingan, atau pengetahuan untuk berbuat
sesuatu secara lebih baik.
36 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Profesional H
Kreasi Sastra
Naskah drama yang dipentaskan dapat menggunakan naskah yang sudah tersedia atau tercetak, tetapi untuk meningkatkan keterampilan anak
menulis naskah drama dapat dilatihkan kegiatan mencipta naskah kepada siswa dengan memperhatikan proses menulis berikut. Jacob Sumardjo
1997 mengatakan bahwa menulis merupakan suatu proses melahirkan tulisan berupa gagasan. Mengutip William Miller, Jacob Sumardjo
merangkum pendapat beberapa penulis terkemuka bahwa pada dasarnya terdapat lima tahap proses kreatif menulis, yakni: tahap persiapan, tahap
inspirasi, tahap penulisan, dan tahap revisi. Dalam tahap persiapan seorang penulis telah menyadari apa yang ditulis
dan bagaimana ia akan menulisnya. Apa yang akan ia tulis adalah gagasan yang telah ada di dalam benaknya yang kelak akan menjadi isi tulisannya.
Cara menuangkan gagasan ialah untuk menjawab persoalan bagaimana bentuk penulisannya. Munculnya gagasan dalam tahapan ini, dapat
memicu semangat
untuk segera
mulai menulis
atau memilih
mengendapkannya lebih dahulu. Tahap inspirasi yakni ketika gagasan yang telah muncul disimpan
dipikirkan masak-masak dan menunggu waktu yang tepat untuk menuliskannya. Selama masa inspirasi biasanya konsentrasi penulis
terpusat pada gagasannya itu saja. Seringkali muncul pula anak-anak gagasan yang dapat menopang dan memperkaya gagasan awal.
Tahapan inkubasi dapat diibaratkan sebagai “bayi gagasan” yang ingin
dilahirkan. Pada tahapan ini muncul desakan yang amat kuat untuk menuliskan gagasan yang sudah lama ada di benak penulis. Kalau
tahapan inkubasi ini dibiarkan lewat begitu saja, biasanya gagasan tersebut akan mati sebelum lahir.
Tahap penulisan merupakan saat ketika tidak tertahankan lagi untuk menuliskan atau menuangkan gagasan. Keluarkan hasil inkubasi dengan
menuangkan semua gagasan. Menulislah dengan spontanitas, tanpa henti, tanpa memikir salah atau benar. Janganlah berhenti walau sekadar untuk
mengedit dan menimbang-nimbang. Hasilnya memang masih berupa
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Profesional H 37
buram tulisan kasar atau sebuah draft, tetapi kemudian akan menjadi pijakan penting untuk tahap selanjutnya.
Tahap selanjutnya yaitu tahap revisi. Setelah melahirkan sebuah tulisan berupa draft, simpanlah untuk sementara sebelum diperiksa dan disunting
berdasarkan pengetahuan dan apresiasi Anda. Jangan ragu untuk menambah bagian yang perlu ditambah, jangan ragu pula untuk
membuang. Pada tahap ini disiplin diri sebagai penulis atau kreator diuji, karena penulis harus mengedit ulang dan menulisnya kembali dalam
bentuk tulisan akhir yang dianggap paling ideal. Bedardasarkan sajian isinya, drama dapat digolongkan ke dalam jenis:
a. Tragedi drama duka, yaitu drama yang menampilkan tokoh yang sedih atau muram, yang terlibat dalam situasi gawat karena sesuatu yang tidak
menguntungkan. Keadaan tersebut mengantarkan tokoh pada keputusasaan dan kehancuran. Dapat juga berarti drama serius yang melukiskan tikaian di antara tokoh
utama dan kekuatan yang luar biasa, yang berakhir dengan malapetaka atau kesedihan.
b. Komedi drama ria, yaitu drama ringan yang bersifat menghibur, walaupun selorohan di dalamnya dapat bersifatmenyindir, dan yang berakhir dengan bahagia.
c. Tragikomedi drama dukaria, yaitu drama yang sebenarnya menggunakan alur duka cita tetapi berakhir dengan kebahagiaan.
Agar Anda dapat lebih mengenal ciri naskah drama, perhatikan cuplikan teks drama Kalung Ajaib karangan Subdiyanto berikut ini.
Di kamar tidur Sari. Malam hari hampir subuh. Sari sedang gelisah dalam tidurnya. Ayah datang membangunkan Sari. Lampu dan musik pembukaan
pengantar suasana ke dunia impian Sari. Semua peristiwa babak satu ini terjadi dalam dunia impian Sari.
1. AYAH : Sari ... Sari ... Sari ... Bangunlah Ayahmu datang, sari. 2. SARI : Bangun. Duduk. Heran. Ayah? Benarkah kau ayahku?
Bukankah ayah sudah meninggal? 3. AYAH : Benar katamu, Sari. Aku ayahmu yang telah meninggal. Aku
datang padamu karena aku lihat kau bersedih dalam tidurmu. Aku bermaksud akan membahagiakan kamu. Apa yang kausedihkan,
Sari?
38 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Profesional H
4. SARI : Ayah akan membahagiakan aku? Bisakah ayah memenuhi segala keinginanku?
5. AYAH : Ya Sari, aku akan memenuhi segala keinginanmu. Ayah mengeluarkan Kalung Ajaib Terimalah ini, Kalung Ajaib, yang akan bisa
memenuhi segala keinginanmu. Kamenginginkan sesuatu, mintalah pada KalungAjaib ini, tentu akan kau dapatkan segala apa yang kau
inginkan Menyerahkan Kalung Ajaib. Sari menerimanya dengan senang.
6. SARI : Terima kasih, Ayah. Saya sangat senang. 7. AYAH : Sari, dengarlah baik-baik pesan ayah. Kalung ajaib itu tak
boleh kau perlihatkan kepada siapapun juga. Kau tak boleh menceritakan hal kalung ajaib ini kepada orang lain. Kau tak boleh
mengatakan kepada siapa pun juga, dari mana kaudapatkan segala apa yang kau miliki secara ajaib ini. I
tu adalah pantangan” 8. SARI : Ya, Ayah. Sari akan merahasiakan Kalung Ajaib ini.
9. AYAH : Nah, sekarang tidurlah, ayah mau pergi. Sari menyimpan Kalung Ajaib di bawah bantal lalu berbaring. Ayah merapikan selimut
Sari, lalu membelai kepala Sari. Selamat tinggal Sari. Berhati-hatilah. Ingatlah pesan Ayah baik-baik. Pada
bagian awal teks drama di atas, terdapat tulisan yang diberi tanda kurung .... Bagian tersebut dinamakan notasi. Notasi merupakan bagian dari
naskah drama yang tidak diucapkan karena bukan merupakan dialog, melainkan gambaran situasi atau pun gambaran gerak. Notasi tidak selalu
ditulis di dalam kurung, dapat pula ditulis dalam huruf kapital semua, atau bahkan ditulis berhuruf miring.
Perhatikan dialog 2 D2 ketika Sari terbangun. Kata Bangun. Duduk. Heran. yang terletak di dalam tAnda kurung merupakan notasi. Dengan
demikian tidak diucapkan oleh Sari, melainkan dilakukan atau dikerjakan. Selain itu, ada pula notasi yang ditulis dengan huruf biasa, namun
penulisannya sejajar dengan nama-nama tokoh. Selain notasi tentu Anda melihat bahwa dalam teks tersebut terdapat dialog
antara Sari dan ayahnya yang sudah meninggal dunia. Dialog dan notasi merupakan unsur intrinsik sekaligus ciri dari sebuah naskah drama.
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Profesional H 39
Lakon drama lebih mementingkan perwatakan, namun prosa lebih mementingkan penokohan. Perwatakan adalah cara kerja pengarang
menggambarkan watak tokoh. Cara pengarang menampilkan watak tokoh dapat dilakukan melalui 3 dimensi, yaitu:
1 Dimensi fisiologis Pengarang menggambarkan watak tokoh melalui gambaran fisiknya,
antara lain dikemukakan jenis kelamin tokoh, usia ciri tubuh, ciri khas yang menonjol, cacat jasmani, ras.
2 Dimensi psikologis Pengarang mengemukakan kejiwaan tokoh yang antara lain meliputi:
temperamen, moral, ambisi, kegemaran. 3 Dimensi sosiologis
Pengarang menggambarkan keadaan sosial tokoh yang di antaranya meliputi: suku, bangsa, agama, ideologi, pekerjaan, jabatan, serta kelas
sosial. Fokus antara drama dengan prosa fiksi dibedakan dengan adanya drama
yang lebih mementingkan plot dibandingkan dengan alur. Dalam prosa fiksi, alur menduduki peran yang sangat penting. Plot merupakan jalinan
konflik yang pada akhirnya akan berpuncak pada klimaks. Konflik terjadi karena adanya sebab akibat yang menghubungkan antara satu peristiwa
dengan peristiwa lainnya di dalam cerita. Konflik juga dapat terjadi karena adanya pertentangan karakter dan pertentangan kepentingan dari para
tokoh. Tahapan alur atau dikenal dengan plot di dalam drama meliputi:
1 Eksposisi Pada tahap ini diperkenalkan para tokoh dengan karakter masing-masing
kepada pembaca. 2 Konflik
Pada tahap ini mulai muncul hambatan, sehingga timbullah pertikaian awal yang disebabkan oleh adanya perbedaan karakter dari masing-masing
tokoh. Konflik pun mulai terjadi. Konflik adalah ketegangan yang terjadi karena adanya pertentangan, yang terwujud melalui tokoh-tokoh lakon.
Konflik terdiri atas: a konflik internal atau konflik batin, serta b konflik
40 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Profesional H
eksternal atau konflik sosial. Konflik internal adalah konflik yang terjadi pada batin seorang tokoh, sedangkan konflik eksternal merupakan konflik
yang terjadi antara: 1 tokoh dengan tokoh lain, 2 tokoh dengan masyarakat, dan 3 tokoh dengan alam.
3 Komplikasi Pada tahap ini konflik bertambah semakin banyak dan saling terkait
sehingga terjadilah kerumitan. 4 Klimaks
Klimaks merupakan titik puncak cerita dalam lakon drama. Penyebab timbulnya klimaks karena adanya peningkatan konflik yang semakin lama
semakin merumit tak terkendali. 5 Resolusi
Tahap ini ditAndai dengan mulai meredanya konflik. Para tokoh sudah mulai dapat menemukan penyelesaian dari pertikaian mereka sebelumnya.
6 Denoument Tahap ini berisi keputusan yang diambil para tokoh untuk mengakhiri
pertikaian yang sekaligus mengakhiri lakon drama. Denoument dapat berupa pengakhiran yang baik happy ending, pengakhiran yang buruk
sad ending, atau pun pengakhiran lakon diserahkan pada penafsiran pembacaatau penontonnya sehingga bersifat terbuka open ending.
Mementaskan Naskah Drama
Drama berasal dari bahasa Yunani yang berarti perbuatan atau gerakan. Dalam perkembangan selanjutnya yang dimaksud drama adalah bentuk
karya sastra yang berusaha mengungkapkan perihal kehidupan manusia melalui gerak dan percakapan di atas panggung, ataupun suatu karangan
yang disusun dalam bentuk percakapan dan dapat yang dipentaskan. Berbicara mengenai drama, yang dapat digolongkan sebagai karya sastra
ialah naskah drama atau teks drama bukan pertunjukannya. Teks drama ditulis sebagai gambaran kehidupan, dengan menampilkan tikaian atau
konflik dan emosi melalui lakuan dan dialog. Pada dasarnya naskah ditulis untuk dipentaskan. Drama dapat juga diartikan sebagai ragam sastra
dalam bentuk dialog yang dibuat untuk dipertunjukkan atau dipentaskan. Oleh karena itu, dalam naskah drama selain berisi percakapan pelaku
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Profesional H 41
dialog berisi pula petunjuk gerak atau penjelasan mengenai gerak-gerik dan tindakan pelaku, peralatan yang dibutuhkan, penataan pentas atau
panggung, dan musik pengiring notasi. Ciri khas drama ialah naskahnya berbentuk percakapan atau dialog. Dalam
menyusun dialog, pengarang harus memperhatikan pembicaraan para tokoh dalam kehidupan sehari-hari dan layak untuk diucapkan di atas
panggung. Ragam bahasa yang dipergunakan dalam berdialog ialah ragam bahasa lisan yang komunikatif atau bahasa tutur dan bukan ragam bahasa
tulis. Pilihan kata diksi pun dipilih sesuai dengan dramatic action dari plat out. Diksi berhubungan dengan irama lakon, artinya panjang pendeknya
kata-kata dalam dialog berpengaruh terhadap konflik yang dibawakan lakon.
Dialog dalam sebuah drama pun harus bersifat estetis atau memiliki keindahan dan kesantunan bahasa. Namun nilai estetis tersebut tidak
boleh mengganggu makna yang terkandung dalam naskah. Selain itu, dialog harus harus dapat menciptakan suasana yang hidup.
Nurgiyantoro 2000: 23 menegaskan bahwa unsur intrinsik adalah unsur pembangun karya sastra yang menyebabkan karya sastra hadir sebagai
karya sastra atau unsur-unsur yang secara faktual akan dijumpai jika karya sastra dibaca. Berkaitan dengan unsur-unsur dalam pertunjukan teater,
Sedyowati 2009: 9 menjelaskan bahwa pertunjukan teater haruslah mengandung unsur keindahan atau estetis, terutama terletak pada: 1
naskah lakon; 2 aktor dan aktris pendukungnya; 3 pola pengagendaan atau mis en scene; 4 tata artistik; 5 tata rias dan busana; 6 tata
busana; 7 tata cahaya; 8 tata suara; 9 tata musik; dan 10 tata gerak. Unsur intrinsik drama ialah berbagai unsur yang secara langsung terdapat
dalam karya sastra yang berwujud teks drama, seperti: plot, tokoh, karakter, latar, tema, dan amanat, serta unsur bahasa yang berbentuk
dialog. 1 Tema
Tema merupakan dasar atau inti cerita. Suatu cerita harus mempunyai tema atau dasar, dan dasar inilah yang paling penting dari seluruh cerita.
42 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Profesional H
Cerita yang tidak memiliki dasar tidak ada artinya sama sekali atau tidak berguna Lubis, 1981: 15. Tema sebagai central idea and sentral purpose
merupakan ide dan tujuan sentral Stanton, 1965: 16. Tema dapat muncul dari keseluruhan cerita, sehingga pemahaman antara seorang penikmat
dengan penikmat lain tidak sama Jones, 12968: 31. Ada pula yang berpendapat bahwa tema merupakan arti dan tujuan cerita Kenny, 1966:
88. Menurut Nurgiyantoro 1995: 70, tema dapat dipAndang sebagai gagasan
dasar umum sebuah karya novel. Gagasan dasar umum inilah yang tentunya telah ditentukan sebelumnya oleh pengarang dan dipergunakan
untuk mengembangkan cerita. Dengan kata lain cerita harus mengikuti gagasan utama dari suatu karya sastra.
Pendapat di atas dapat menggambarkan simpulan bahwa: 1 tema merupakan dasar suatu cerita rekaan; 2 tema harus ada sebelum
pengarang mulai dengan ceritanya; 3 tema dalam cerita atau novel tidak ditampilkan secara eksplisit, tetapi tersirat di dalam seluruh cerita; dan 4
dalam satu cerita atau novel terdapat tema dominan atau tema sentral dan tema-tema kecil lainnya.
2 Plot dan Alur Plot adalah rangkaian cerita yang dibentuk dalam tahapan-tahapan
peristiwa sehingga menjalin suatu cerita yang utuh. Plot disusun tidak lepas dari tema. Jalan cerita yang disusun atau dijalin tidak boleh meloncat
ke lain tema. Tiap-tiap kejadian akan berhubungan sehingga seluruh cerita merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
Lubis 1981: 18 menyampaikan cara memulai dan menyusun cerita yang disampaikan oleh Tasrif yang dibagi menjadi lima tahapan, yakni
penggambaran situasi awal exposition, peristiwa mulai bergerak menuju krisis diwarnai dengan konflik-konflik complication, keadaan mulai
memuncak rising action, keadaan mencapai puncak penggawatan klimaks, kemudian pengarang memberikan pemecahan atau jalan keluar
permasalahan sehingga cerita berakhir denouement. Cara memulai dan menyusun cerita seperti di atas dinamakan plot atau dramatic conflict.
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Profesional H 43
Selain plot, di dalam cerita juga terdapat alur yang merupakan jalan cerita yang bergerak secara logis dan kronologis.
3 Penokohan dan perwatakan Esten dalam Kelan, 2005: 14 menyatakan bahwa penokohan adalah
permasalahan cara menampilkan tokoh: bagaimana membangun dan mengembangkan watak tokoh-tokoh tersebut dalam sebuah karya fiksi.
Pengertian tokoh dan penokohan memiliki makna yang berbeda. Tokoh berbentuk
individu, sedangkan
penokohan merupakan
proses menampilkan individu tersebut dalam cerita. Penokohan membicarakan
statis atau dinamisnya watak tokoh hingga akhir cerita. Dalam proses penciptaan pemeranan, sang aktor atau aktris harus
mempunyai daya cipta yang tinggi untuk mencoba semaksimal mungkin menjadi tokoh yang diperankan. Aktor harus sanggup menjiwai tokoh yang
diperankannya, sehingga benar-benar merupai sang tokoh dengan apa adanya dalam pementasan lakon tersebut. Pada penampilan imajinasinya,
tokoh juga dibantu oleh gerak, busana, dan rias. Semua unsur tersebut harus saling mendukung dan tidak bisa dipisah-pisahkan, sehingga mampu
membentuk karakter tokoh seperti yang dikehendaki. Untuk menggambarkan karakter tokoh, pengarang dapat menggunakan
teknik: 1 Teknik analitik: karakter tokoh diceritakan secara langsung oleh pengarang; 2 Teknik dramatik, yaitu teknik karakter tokoh dikemukakan
melalui: a penggambaran fisik dan perilaku tokoh; b penggambaran lingkungan kehidupan tokoh; c penggambatran ketatabahasaan tokoh; d
pengungkapan jalan pikiran tokoh; dan e penggambaran oleh tokoh lain. Pendapat tersebut dikuatkan oleh Waluyo 2009: 30 yang menuliskan
bahwa penggambaran watak tokoh mempertimbangkan tiga dimensi watak, yaitu dimensi psikis kejiwaan, dimensi fisik jasmaniah, dimensi
sosiologis latar belakang kekayaan, pangkat, dan jabatan Tokoh dan penokohan merupakan unsur vital dan pembangun dari dalam
yang tidak dapat dikesampingkan kedudukannya.
44 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Profesional H
4 Amanat Amanat merupakan unsur cerita yang berhubungan erat dengan tema.
Amanat akan berarti apabila ada dalam tema, sedangkan tema akan sempurna apabila di dalamnya ada amanat sebagai pemecah jalan keluar
bagi tema tersebut. Sudjiman dalam Alwi, 1998: 08 menyatakan bahwa amanat adalah pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang. Amanat
terdapat pada sebuah karya sastra secara implisit atau eksplisit. Amanat dinyatakan secara implisit jika jalan keluar atau ajaran moral itu disiratkan
dalam tingkah laku menjelang cerita berakhir. Sementara itu, amanat dilukiskan secara eksplisit apabila pengarang pada tengah atau akhir cerita
menyampaikan seruan, saran, peringatan, nasihat, anjuran, atau larangan secara langsung.
Cerita drama yang dipanggungkan disebut dengan teater. Oleh karena itu, pembicaraan drama kerap dikaitkan dengan teater. Terkadang orang
menyebut drama sebagai teater, atau sebaliknya teater dikatakan dengan drama. Pada dasarnya hal tersebut memiliki perbedaan. Perbedaan
tersebut dapat dilihat dari tabel berikut. Tabel di atas jelas menggambarkan bahwa drama masih berupa naskah di
atas kertas, karena drama merupakan naskah yang akan dilakonkan. Naskah lakon merupakan bahan dasar pementasan dan belum sempurna
bentuknya apabila belum dipentaskan. Naskah lakon disebut juga play wright yang berisi nilai-nilai pengalaman yang masih bersifat umum dan
merupakan ide dasar bagi aktor.
Mengenal Pementasan Drama
Sebagai sebuah seni pertunjukan, drama merupakan kerja kolektif yang memerlukan penonton kolektif pula. Disebut kerja kolektif atau seni kolektif
karena penggarapannya tidak dapat dilakukan sendiri. Pementasan drama merupakan hasil kerja sama antara sutradara, pemeran, pekerja panggung,
bahkan bersama penonton. Dalam sebuah pementasan, peran penonton sangatlah penting sehingga tidak dapat diabaikan.
Drama pada dasarnya diciptakan untuk dipentaskan, bukan berakhir hanya sampai pembacaan. Itu sebabnya drama dapat dimasukkan ke dalam seni
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Profesional H 45
sastra sekaligus seni pertunjukan. Naskah maupun teks drama termasuk seni sastra, sedangkan pementasan drama mengandung unsur seni
pertunjukan. Latihan Dasar
Latihan dasar yang harus dilakukan sebelum melakukan pementasan, diantaranya: latihan pernapasan, olah vokal, olah tubuh, dan olah sukma.
1 Pernapasan Seorang pemain drama perlu melatih pernapasannya, karena berhubungan
erat dengan vokal dan stamina tubuhnya. Pernapasan untuk kegiatan drama disebut napas perut atau napas diafragma. Dengan menggunakan
napas perut, rentetan vokal akan mengalir lancar dari alat ucap pemain. 2 Olah vokal
Latihan vokal tidak hanya dengan cara membaca naskah drama. Latihan ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain:
a bernyanyi solo, duet, maupun koor b membaca puisi secara perseorangan atau berkelompok khorus
c berpidato secara impromtu 3 Olah tubuh
Modal utama pemain drama adalah vokal dan tubuhnya. Olah tubuh dilakukan untuk menghasilkan kelenturan gerak sesuai dengan karakter
peran. Olah tubuh harus dilatih secara rutin, bukan hanya ketika akan ada pementasan. Perlu Anda ketahui, ada perbedaan antara olah raga dengan
olah tubuh. Olah raga bertujuan untuk mencapai keseimbangan tubuh serta kesehatan, sedangkan olah tubuh bertujuan mencapai kelenturan tubuh
agar dapat dipergunakan pemain untuk mewujudkan berbagai karakter. 4 Olah sukma
Terakhir sekaligus yang terpenting ialah olah sukma. Setiap dialog harus diberi ruh oleh pemerannya, setiap dialog harus diberi jiwa oleh pemainnya.
Bahkan dalam gerak yang dilakukan pemain, ada juga jiwa di sana. Dalam pementasan banyak hal yang harus diperhatikan, antara lain:
a. Blocking Blocking adalah kedudukan aktor pada saat di atas pentas. Dalam
permainan drama, blocking sangatlah diperlukan. Pemain harus selalu
46 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Profesional H
mengontrol tubuhnya agar tidak merusak blocking. Blocking harus seimbang, utuh, bervariasi, memiliki titik pusat perhatian, wajar, jelas, tidak
ragu-ragu atau meyakinkan. Kalau ragu ragu terkesan kaku under acting, sedangkan kalau berlebihan terkesan over acting.
Beberapa prinsip dasar dalam mengolah blocking di antaranya: 1 Dimengerti jelas
Apa yang hendak diwujudkan dalam bentuk gerak tidak menyimpang dari hukum gerak dalam kehidupan. Misalnya bila mengangkat barang yang
berat dengan tangan kanan, maka tubuh kita akan miring ke arah kiri. Blocking harus memiliki motivasi yang jelas berarti gerak-gerak anggota
tubuh maupun ekspresi wajah harus sesuai tuntutan peran dalam naskah. 2 Seimbang
Seimbang berarti kedudukan pemain, termasuk juga benda-benda yang ada di atas panggung setting tidak mengelompok di satu tempat,
sehingga mengakibatkan adanya kesan berat sebelah. Jadi semua bagian panggung harus terwakili oleh pemain atau benda-benda yang ada di
panggung. Penjelasan lebih lanjut mengenai keseimbangan panggung ini akan disampaikan pada bagian mengenai Komposisi Pentas.
3 Utuh Utuh berarti blocking yang ditampilkan hendaknya merupakan suatu
kesatuan. Semua penempatan dan gerak yang harus dilakukan harus saling menunjang dan tidak saling menutupi.
4 Bervariasi Bervariasi artinya bahwa kedudukan pemain tidak di satu tempat saja,
melainkan membentuk komposisi-komposisi baru, sehingga penonton tidak merasa jenuh. Keadaan seorang pemain jangan sama dengan kedudukan
pemain lainnya, misalnya sama-sama berdiri, sama-sama jongkok, menghadap ke arah yang sama, dsb. kecuali kalau memang dikehendaki
oleh naskah. 5 Memiliki titik pusat
Memiliki titik pusat artinya setiap penampilan harus memiliki titik pusat perhatian. Hal ini penting artinya untuk memperkuat peranan lakon dan
mempermudah penonton untuk melihat titik pusat dari adegan yang sedang
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Profesional H 47
berlangsung. Antara pemain juga jangan saling mengacau sehingga akan mengaburkan letak titik perhatian.
6 Wajar Wajar artinya setiap penempatan pemain ataupun benda-benda haruslah
tampak wajar dan tidak dibuat-buat. Disamping itu, setiap penempatan juga harus memiliki motivasi dan harus beralasan.
Dalam drama eksperimental kadang-kadang naskah tidak menuntut blocking yang sempurna, bahkan kadang-kadang juga sutradara atau
naskah itu sendiri sama sekali meninggalkan prinsip-prinsip blocking. Ada juga naskah yang menuntut adanya gerak-gerak yang seragam bagi para
pemainnya. b. Meditasi
Secara umum arti meditasi adalah mencoba untuk menenangkan pikiran. Dalam teater dapat diartikan sebagai suatu usaha untuk menenangkan dan
mengosongkan pikiran dengan tujuan untuk memperoleh kestabilan diri. Tujuan Meditasi: 1 Mengosongkan pikiran, 2 Sebagai jembatan yang
akan membawa kita dari alam kehidupan sehari-hari ke alam latihan. c. konsentrasi
Konsentrasi secara umum berarti pemusatan. Dalam teater diartikan sebagai dengan pemusatan pikiran terhadap alam latihan atau peran-peran
yang akan kita bawakan agar kita tidak terganggu dengan pikiran-pikiran lain, sehingga kita dapat menjiwai segala sesuatu yang kita kerjakan.
Cara konsentrasi: Kita harus melakukan dahulu meditasi. Kita kosongkan dulu pikiran kita,
dengan cara-cara yang sudah ditentukan. Kita kerjakan sesempurna mungkin agar pikiran kita benar-benar kosong dan siap berkonsentrasi.
Setelah pikiran kita kosong, mulailah memasuki otak kita dengan satu unsur pikiran. Rasakan bahwa saat ini sedang latihan, kita memasuki alam
semu yang tidak kita dapati dalam kehidupan sehari-hari. Jangan memikirkan yang lain, selain bahwa kita saat ini sedang latihan teater.
d. Pernapasan Untuk memperoleh suara yang baik, dramawan ataupun penyanyi
memerlukan pernapasan yang baik pula. Oleh karena itu, harus melatih
48 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Profesional H
pernapasan serta mempergunakannya secara tepat agar dapat diperoleh hasil yang maksimal, baik dalam latihan ataupun dalam pementasan.
Ada empat macam pernapasan yang biasa dipergunakan: 1 Pernapasan dada
Pada pernapasan dada kita menyerap udara kemudian kita masukkan ke rongga dada sehingga dada kita membusung. Di kalangan orang orang
teater pernapasan dada biasanya tidak dipergunakan karena disamping daya tampung atau kapasitas dada untuk udara sangat sedikit, juga dapat
mengganggu gerakakting sang aktor, karena bahu menjadi kaku. 2 Pernapasan perut
Dinamakan pernapasan perut jika udara yang kita hisap kita masukkan ke dalam perut sehingga perut kita menggelembung. Pernapasan perut
dipergunakan oleh sebagian dramawan, karena tidak banyak mengganggu gerak dan daya tampungnya lebih banyak dibandingkan dada.
3 Pernapasan lengkap Pada pernapasan lengkap kita mempergunakan dada dan perut untuk
menyimpan udara, sehingga udara yang kita serap sangat banyak maksimal. Pernapasan lengkap dipergunakan oleh sebagian artis
panggung yang biasanya tidak terlalu mengutamakan akting, tetapi mengutamakan vokal.
4 Pernapasan diafragma Diafragma adalah bagian tubuh yang terletak di antara rongga dada dan
perut. Sedangkan pernapasan diafragma adalah ketika sang aktor itu mengambil udara sebanyak-banyaknya kemudian disimpan pada
diafragma dan rasakan bahwa diafragma itu benar-benar mengembang. Hal ini dapat kita rasakan dengan mengembangnya perut, pinggang,
bahkan bagian belakang tubuh di sebelah atas pinggul kita juga turut mengembang.
Akhir-akhir ini, banyak pelaku teater yang mempergunakan pernapasan diafragma, karena tidak banyak mengganggu gerak dan daya tampungnya
lebih banyak dibandingkan dengan pernapasan perut.
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Profesional H 49
Latihan-latihan pernapasan Pertama kita menyerap udara sebanyak mungkin. Udara yang dihirup
dimasukkan ke dalam dada, kemudian turunkan ke perut, sampai di situ napas kita tahan. Dalam keadaan demikian tubuh kita gerakkan turun
sampai batas maksimal bawah. Setelah sampai di bawah, lalu naik lagi ke posisi semula, barulah napas kita keluarkan kembali.
Cara kedua adalah menarik napas dan mengeluarkannya kembali dengan cepat.
Cara berikutnya adalah menarik napas dalam dalam, kemudian keluarkan lewat mulut dengan mendesis, menggumam, ataupun cara-cara lain.
e. vokal Untuk menjadi seorang pemain drama yang baik, maka dia harus
mempunyai dasar vokal yang baik pula. Baik dalam pengertian: - dapat terdengar dalam jangkauan penonton, sampai penonton, yang
paling belakang, - jelas artikulasipengucapan yang tepat,
- tersampaikan misi pesan dari dialog yang diucapkan, dan - tidak monoton.
Untuk mempunyai vokal yang baik ini, maka perlu dilakukan latihan latihan vokal. Banyak cara, yang dilakukan untuk melatih vokal, antara lain:
1 Tariklah napas, lantas keluarkan lewat mulut sambil menghentakkan suara wah… dengan energi suara. Lakukan ini berulang kali.
2 Tariklah napas, lantas keluarkan lewat mulut sambil menggumam mmm…mmm… suara keluar lewat hidung.
3 Sama dengan latihan kedua, hanya keluarkan dengan suara mendesis,ssss…….
4 Hirup udara banyak banyak, kemudian keluarkan vokal aaaaa…….
sampai batas napas yang terakhir. Nada suara jangan berubah.
5 Sama dengan latihan di atas, hanya nada tinggi rendah suara diubah- ubah naik turun dalam satu tarikan napas
6 Keluarkan vokal a…..a…… secara terputus-putus.
7 Keluarkan suara vokal a i u e o, ai ao au ae , oa oi oe ou, iao iau iae aie aio aiu oui oua uei uia ...... dan sebagainya.
50 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Profesional H
8 Berteriaklah sekuat kuatnya sampai ke tingkat histeris. 9 Bersuara, berbicara, berteriak sambil berialan, jongkok, bergulung
gulung, berlari, berputar putar dan berbagai variasi lainnnya. Apabila suara kita menjadi serak karena latihan-latihan tadi, janganlah
takut. Hal ini biasa terjadi apabila kita baru pertama kali melakukan. penyebabnya ialah karena lendir-lendir di tenggorokan terkikis, bila kita
bersuara keras. Tetapi bila kita sudah terbiasa, tenggorokan kita sudah agak longgar dan selaput suara laring sudah menjadi elastis. Maka suara
yang serak tersebut akan menghilang dengan sendirinya. Janganlah terlalu memaksa alat-alat suara untuk bersuara keras, sebab apabila dipaksakan
akan dapat merusak alat-alat suara kita. Berlatihlah dalam batas-batas yang wajar.
Latihan ini biasanya dilakukan di alam terbuka. misalnya di gunung, di tepi sungai, di dekat air terjun dan sebagainya. Di sana kita mencoba
mengalahkan suara-suara di sekitar kita, disamping untuk menghayati karunia Tuhan.
f. Artikulasi Artikulasi adalah pengucapan kata melalui mulut agar terdengar dengan
baik dan benar serta jelas, sehingga telinga pendengarpenonton dapat mengerti pada kata-kata yang diucapkan. Pada pengertian artikulasi ini
dapat ditemukan beberapa sebab yang mongakibatkan terjadinya artikulasi yang kurangtidak benar, yaitu:
Artikulasi jelek disebabkan karena belum terbiasa pada dialog, pengucapan terlalu cepat, gugup, dan sebagainya. Sedangkan artikulasi menjadi tak
tentu: hal ini terjadi karena pengucapan katadialog terlalu cepat, seolah olah kata demi kata berdempetan tanpa adanya jarak sama sekali.
Untuk mendapatkan artikulasi yang baik maka kita harus melakukan latihan:
Mengucapkan alfabet dengan benar, perhatikan bentuk mulut pada setiap pengucapan. Ucapkan setiap huruf dengan nada-nada tinggi, rendah,
sengau, kecil, besar, dsb. Juga ucapkanlah dengan berbisik. Variasikan dengan pengucapan lambat, cepat, naik, turun, dsb
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Profesional H 51
Membaca kalimat dengan berbagai variasi seperti di atas. Perhatikan juga bentuk mulut.
g. Intonasi Seandainya ketika berdialog kita tidak memperhatikan intonasi, maka akan
terdengar monoton, datar, dan membosankan. Yang dimaksud intonasi ialah tekanan-tekanan yang diberikan pada kata, bagian kata, atau dialog.
Dalam tatanan intonasi, terdapat tiga macam, yaitu: Tekanan Dinamik keras lemah
Ucapkanlah dialog pada naskah dengan melakukan penekanan-penekanan pada setiap kata yang memerlukan penekanan. Misainya saya pada
kalimat Saya membeli pensil ini Perhatikan bahwa setiap tekanan memiliki arti yang berbeda. Misal:
SAYA membeli pensil ini. Saya, bukan orang lain Saya MEMBELI pensil ini. Membeli, bukan, menjual
Saya membeli PENSIL ini. Pensil, bukan buku tulis Tekanan Nada tinggi
Cobalah mengucapkan kalimatdialog dengan memakai nadaaksen, artinya tidak mengucapkan seperti biasanya. Yang dimaksud di sini adalah
membacamengucapkan dialog dengan Suara yang naik turun dan berubah-ubah. Jadi yang dimaksud dengan tekanan nada ialah tekanan
tentang tinggi rendahnya suatu kata. Tekanan Tempo
Tekanan tempo adalah memperlambat atau mempercepat pengucapan. Tekanan ini sering dipergunakan untuk lebih mempertegas apa yang kita
maksudkan. Untuk latihannya cobalah membaca naskah dengan tempo yang berbeda-beda. Lambat atau cepat silih berganti.
h. Warna suara Hampir setiap orang memiliki warna suara yang berbeda. Demikian pula
usia sangat mempengaruhi warna suara. Misalnya saja seorang kakek, akan berbeda warna suaranya dengan seorang anak muda. Seorang ibu
akan berbeda warna suaranya dengan anak gadisnya. Apalagi antara laki laki dengan perempuan, akan sangat jelas perbedaan warna suaranya.
52 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Profesional H
Jadi jelaslah bahwa untuk membawakan suatu dialog dengan baik, maka selain harus memperhatikan artikulasi, gestikulasi dan intonasi, harus
memperhatikan juga warna suara. Sebagai latihan dapat dicoba mengubah-ubah warna suara dengan menirukan warna suara seorang tua,
pengemis, anak kecil, dan lain sebagainya. Untuk latihan cobalah membaca naskah berikut ini dengan menggunakan
dasar-dasar vokal seperti di atas. Kang Dul masuk tergopoh gopoh
Kang Dul: Aduh Mas….e…..e…..itu, Mas…. Anu…. Mas….a ….a….ada
mahasiswa bawa mobil, pakaiannya bagus. Saya takut, Mas, mungkin dia orang kota, Mas.
Bambang: Goblog Kenapa Takut ? Kenapa tidak kau kumpulkan saja orang-orangmu untuk mengusirnya ?
Pak Slamet: kepada Bambang Kau lebih-lebih Goblog Kau membohongi saya Kau tadi lapor apa ? Sudah tidak ada
orang kota yang masuk ke daerah kita, hei sambil mencengkeram Bambang.
Bambang: Sungguh, Pak, sudah lama tidak ada orang kota yang masuk. Pak Slamet: membentak sambil mendorong Diam Kamu
kepada Kang Dul Di mana dia sekarang ? Kang Dul : Di sana Pak, nongkrong di kantin sambil main leptop.
i. Gestikulasi Gestikulasi adalah suatu cara untuk memenggal kata dan memberi tekanan
pada kata atau kalimat pada sebuah dialog. Jadi seperti halnya artikulasi, gestikulasi pun merupakan bagian dari dialog, hanya saja fungsinya yang
berbeda. Gestikulasi tidak disebut pemenggalan kalimat karena dalam dialog satu kata dengan satu kalimat kadang kadang memiliki arti yang
sama. Misalnya kata Pergi dengan kalimat Angkat kaki dari sini Juga dalam drama bisa saja terjadi sebuah dialog yang berbentuk Lalu ? ,
Kenapa ? atau Tidak dan sebagainya. Karena itu diperlukan suatu ketrampilan dalam memenggal kata pada sebuah dialog. Gestikulasi harus
dilakukan, sebab kata kata yang pertama dengan kata berikutnya dalam sebuah dialog dapat memiliki maksud yang berbeda. Misalnya: Tuan
keterlaluan. Pergi Antara Tuan keterlaluan dan Pergi harus dilakukan
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Profesional H 53
pemenggalan karena antara keduanya memiliki maksud yang berbeda. Hal ini dilakukan agar lebih lancar dalam memberikan tekanan pada kata.
Misalnya Tuan keterlaluan.... mendapat tekanan, Pergi…. mendapat
tekanan. j. Olah tubuh
Sebelum kita melangkah lebih jauh untuk mempelajari seluk beluk gerak, maka terlebih dahulu kita harus mengenal tentang olah tubuh. Olah tubuh
bisa juga dikatakan senam, sangat perlu dilakukan sebelum kita mengadakan latihan atau pementasan. Dengan berolah tubuh kita akan,
mendapat keadaaan atau kondisi tubuh yang maksimal. Selain itu, olah tubuh juga mempunyai tujuan melatih atau melemaskan otot-otot kita
supaya elastis, lentur, luwes, dan supaya tidak ada bagian-bagian tubuh yang kaku gerak.
Pelaksanaan olah tubuh: Pertama sekali mari kita perhatikan dan rasakan dengan segenap
pancaindera kita. Dengan penuh perasaan perhatikan seluruh tubuh kita, mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki.
Sekarang mari kita menggerakkan tubuh kita. 1 Jatuhkan kepala ke depan. Kemudian jatuhkan ke belakang, ke kiri, ke
kanan. Ingat, kepala dan atau leher dalam keadaan lemas, seperti orang mengantuk.
2 Putar kepala pelan-pelan dan rasakan lekukan lekukan di leher, mulai dari muka. kemudian ke kiri, ke belakang dan ke kanan. Begitu seterusnya
dan lakukan berkali-kali. Ingat, pelan pelan dan rasakan 3 Putar bahu ke arah depan berkali-kali, juga ke arah belakang. Pertama
satu per satu terlebih dahulu, baru kemudian bahu kiri dan kanan diputar serentak.
4 Putar bahu kanan ke arah depan, sedangkan bahu kiri diputar ke arah belakang. Demikian pula sebaliknya.
5 Rentangkan tangan kemudian putar pergelangan tangan, putar batas siku, putar tangan keseluruhan. Lakukan berkali kali, pertama tangan
kanan dahulu, kemudian tangan kiri, baru bersama-sama. 6 Putar pinggang ke kiri, depan, kanan, belakang. Juga sebaliknya.
54 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Profesional H
7 Ambil posisi berdiri yang sempurna, lalu angkat kaki kanan dengan tumpuan pada kaki kiri. Jaga jangan sampai jatuh. Kemudian putar
pergelangan kaki kanan, putar lutut kanan, putar seluruh kaki kanan. Kerjakan juga pada kaki kiri sesuai dengan cara di atas.
8 Sebagai pembuka dan penutup olah tubuh ini, lakukan iari lari di tempat dan meloncat loncat.
Macam-macam Gerak: Setiap orang memerlukan gerak dalam hidupnya. Banyak gerak yang dapat
dilakukan manusia. Dalam latihan dasar teater, kita juga harus mengenal dengan baik bermacam macam gerak Latihan latihan mengenai gerak ini
harus diperhatikan secara khusus oleh seseorang yang berkecimpung dalam bidang teater.
Pada dasarnya gerak dapat dibagi menjadi dua, yaitu Gerak teaterikal
Gerak teaterikal adalah gerak yang dipakai dalam teater, yaitu gerak yang lahir dari keinginan bergerak yang sesuai dengan apa yang dituntut dalam
naskah. Jadi gerak teaterikal hanya tercipta pada waktu memainkan naskah drama.
Gerak nonteaterikal Gerak nonteaterikal adalah gerak kita dalam kehidupan sehari hari. Gerak
yang dipakai dalam teater gerak teaterikal ada bermacam macam, secara garis besar dapat kita bagi menjadi dua, yaitu gerak halus dan gerak kasar.
Gerak Halus Gerak halus adalah gerak pada raut muka kita atau perubahan mimik, atau
yanq lebih dikenal lagi dengan ekspresi. Gerak ini timbul karena pengaruh dari dalamemosi, misalnya marah, sedih, gembira, dan sebagainya.
Gerak Kasar Gerak kasar adalah gerak dari seluruh atau sebagian anggota tubuh kita.
Gerak ini timbul karena adanya pengaruh baik dari luar maupun dari dalam. Gerak kasar masih dapat dibagi menjadi empat bagian. yaitu:
1 Business, adalah gerak-gerak kecil yang kita lakukan tanpa penuh kesadaran Gerak ini kita lakukan secara spontan, tanpa terpikirkan
refleks. Misalnya:
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Profesional H 55
- sewaktu kita sedang mendengar alunan musik, secara tak sadar kita menggerak gerakkan tangan atau kaki mengikuti irama musik.
- sewaktu kita sedang belajarmembaca, kaki kita digigit nyamuk. Secara refleks tangan kita akan memukul kaki yang tergigit nyamuk tanpa
kehilangan konsentrasi kita pada belajar. 2 Gesture, adalah gerak-gerak besar yang kita lakukan. Gerak ini ialah
gerak yang kita lakukan secara sadar. Gerak yang terjadi setelah mendapat perintah dari diriotak kita Untuk melakukan sesuatu, misalnya
saja menulis, mengambil gelas, jongkok, dsb. 3 Movement adalah gerak perpindahan tubuh dari tempat yang satu ke
tempat yang lain. Gerak ini tidak hanya terbatas pada berjalan saja, tetapi dapat juga berupa berlari, bergulung-gulung, melompat, dsb.
4 Guide adalah cara berjalan. Cara berjalan disini bisa bermacam-macam. Cara berjalan orang tua akan berbeda dengan cara berjalan seorang anak
kecil, berbeda pula dengan cara berjalan orang yang sedang mabuk, dsb. Setiap gerakan yang kita lakukan harus mempunyai arti, motif dan dasar.
Hal ini harus benar-benar diperhatikan dan harus diyakini benar-benar oleh seorang pemain apa maksud dan maknanya ia melakukan gerakan yang
demikian itu. Dalam latihan gerak, kita mengenal latihan gerak-gerak dasar. Latihan mengenai gerak-gerak dasar ini kita bagi menjadi tiga
bagian, yaitu: 1 Gerak dasar bawah: posisinya dalam keadaan duduk bersila. Di sini kita
hanya boleh bergerak sebebasnya mulai dari tempat kita berpijak sampai pada batas kepala kita.
2 Gerak dasar tengah: posisi kita saat ini dalam keadaan setengah berdiri. Di sini kita diperbolehkan bergerak mulai dari bawah sampai diatas kepala.
3 Gerak dasar atas: di sini kita boleh bergerak sebebas-bebasnya tanpa ada batas.
Dalam melakukan gerak-gerak dasar di atas kita dituntut untuk berimprovisasimenciptakan gerak-gerak yang bebas, indah dan artistik.
Latihan-latihan gerak yang lain: 1. Latihan cermin
Dua orang berdiri berhadap-hadapan satu sama lain. Salah seorang lalu membuat gerakan dan yang lain menirukannya, persis seperti apa yang
56 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Profesional H
dilakukan temannya, seolah-olah sedang berdiri didepan cermin. Latihan ini dilakukan bergantian.
2 Latihan gerak dan tatap mata Sama dengan latihan cermin, hanya waktu berhadapan mata kedua orang
tadi saling tatap, seolah kedua pasang mata sudah saling mengerti apa yang akan digerakkan nanti.
1 Latihan melenturkan tubuh Seseorang berdiri dalam keadaan lemas. Kemudian seorang lagi
membantu mengangkat tangan temannya. Setelah sampai atas dijatuhkan. Dapat juga sebelum dijatuhkan lengan tangan tersebut diputar-putar
terlebih dahulu. 2 Latihan gerak bersama
Suatu kelompok yang terdiri dari beberapa orang melakukan gerakan yang sama seperti dilakukan oleh pemimpin kelompok tersebut, yang berdiri
didepan mereka. 3 Latihan gerak mengalir
Suatu kelompok yang terdiri atas beberapa orang saling bergandengan tangan, membentuk lingkaran. Kemudian salah seorang mulai melakukan
gerakan menggerakkan tangan atau tubuh dan yang lain mengikuti gerakan tangan orang yang menggandeng tangannya. Selama melakukan
gerakan, tangan kita jangan sampai terlepas dari tangan teman kita. Latihan ini dilakukan dengan memejamkan mata dan konsentrasi, sehingga
akan terbentuk gerakan yang artistik. k. Gerak dan vokal
Setelah kita berlatih tentang vokal dan gerak secara terpisah, maka sekarang kita mencoba untuk memadukan antara vokal dan gerak. Banyak
bentuk-bentuk latihan yang dapat dilakukan, antara lain mengucapkan kalimat yang panjang sambil berlari-lari, melompat, jongkok, bergulung-
gulung, atau juga bisa dengan memutar-mutar kepala, memutar-mutar tubuh, dan sebagainya. Latihan ini berguna sekali bagi kita pada waktu
akting. Tujuannya ialah agar vokal dan gerak kita selalu serasi, agar gerak kita tidak terlalu banyak berpengaruh pada vokal.
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Profesional H 57
l. Penggunaan pancaindera Manusia yang normal dikaruniai Tuhan dengan lima indera secara utuh.
Dalam kehidupan sehari-hari kita selalu menggunakan panca indera kita tersebut secara bersama-sama atau pun sendiri-sendiri. Dalam teater kita
juga harus menggunakan indera dengan baik, agar dapat memainkan suatu peran dengan baik pula.
Supaya alat-alat indera kita dapat bekerja semaksimal mungkin, tentu saja harus dilatih. Hal ini sangat perlu dalam teater untuk membantu kita dalam
membentuk ekspresi. Bentuk-bentuk latihan yang dapat dilakukan, antara lain:
1 Mata Duduk bersila sambil menatap suatu titik di dinding. Konsentrasi hanya
pada titik tersebut. Usahakan menatap titik tersebut tanpa berkedip, selama mungkin.
2 Telinga Duduk bersila, pejamkan mata. Sementara itu seseorang mengetuk-ngetuk
sesuatu pada beberapa macam benda, dimana setiap benda memiliki nada suara yang berlainan. Hitunglah berapa kali ketukan pada benda yang
sudah ditentukan. Duduklah ditepi jalan yang ramai, sambil memejamkan mata. Cobalah
untuk mengenali suara apa saja yang masuk ke telinga, misalnya suara truk, bus, sepeda motor, suara tawa seseorang diatas sepeda motor, suara
sepatu diatas trotoar,dsb. 3 Hidung
Duduk ditepi jalan sambil memejamkan mata, kemudian cobalah untuk mengenali bau apa yang ada disekitar kita. Misalnya bau keringat orang
yang lewat didepan kita, bau parfum, asap knalpot, asap rokok, atau tanah yang baru disiram hujan, dsb.
Ciumlah tangan, kaki, pakaian, dan jika bisa seluruh tubuh kita, rasakan dan hayati benar-benar bagaimana baunya.
4 Kulit Rabalah tangan, kaki, kepala dan seluruh tubuh kita, juga pakaian kita.
Rasakan dan kenalilah tubuh kita itu, cari perbedaan antara setiap tubuh.
58 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Profesional H
Rabalah dinding, lantai, meja, atau benda-benda lain. Perhatikanlah bagaimana rasanya, dingin atau panas, sifatnya halus atau kasar, dan
coba juga mengenali bentuknya. Lakukan latihan ini dengan mata terpejam.
5 Lidah Rabalah dengan lidah bagaimana bentuk mulut kita, bagaimana bentuk
gigi, langit-langit, bibir, dan sebagainya. m. Karakterisasi
Karakterisasi adalah suatu usaha untuk menampilkan karakter atau watak dari tokoh yang diperankan. Tokoh-tokoh dalam drama, ialah orang-orang
yang berkarakter. Jadi seorang pemain drama yang baik harus bisa menampilkan karakter dari tokoh yang diperankannya dengan tepat.
Dengan demikian penampilannya akan menjadi sempurna karena ia tidak hanya menjadi figur dari seorang tokoh saja, melainkan juga memiliki watak
dari tokoh tersebut. Agar kita dapat memainkan tokoh yang berkarakter seperti yang dituntut
naskah, maka kita harus terlebih dahulu mengenal watak dari tokoh tersebut. Suatu misal, kita dapat peran menjadi seorang pengemis. Nah,
kita harus mengenal secara lengkap bagaimana sifat-sifatnya, tingkah lakunya, dsb. Apakah dia seorang yang licik, pemberani, atau pengecut,
alim, ataukah hanya sekedar kelakuan yang dibuat-buat. Demikianlah, kita menyadari bahwa untuk memerankan suatu tokoh, kita
tidak hanya memerankan jabatannya, tetapi juga wataknya. Misalnya: Tokoh A … jabatan lurah … watak licik, pura-pura, pengecut
Tokoh B … jabatan jongos … watak baik hati, ramah, jujur, mengalah Untuk melatih karakteristik dapat dipakai cara sebagai berikut:
Dengan menirukan gerak-gerak dasar yang biasa dilakukan oleh pengemis, kakek, anak kecil, pemabuk, orang buta, dsb. yang dimaksud
dengan gerak-gerak dasar di sini ialah ciri-ciri khas Dua orang atau lebih, berdiri dan berkonsentrasi, kemudian salah satu
memberi perintah kepada temannya untuk bertindakberlaku sebagai tokoh dari apa yang diceritakan. Untuk membantu memberi suasana, dapat
memakai musik pengiring.
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Profesional H 59
Untuk memperdalam mengenai karakteristik, maka agaknya perlu kita mempelajari observasi, ilusi, imajinasi dan emosi.
n. Observasi Observasi adalah suatu metode untuk mempelajarimengamati seorang
tokoh. Bagaimana tingkah lakunya, cara hidupnya, kebiasaannya, pergaulannya, cara bicaranya, dsb. Setelah kita mengenal segala sesuatu
tentang tokoh tersebut, kita akan mengetahui wujud dari tokoh itu. Setelah itu baru kita menirukannya. Dengan demikian kita akan menjadi tokoh yang
kita ingini. o. Ilusi
Ilusi adalah bayangan atas suatu peristiwa yang akan terjadi maupun yang telah terjadi, baik yang dialami sendiri maupun yang tidak. Kejadian itu
dapat berupa pengalaman, hasil observasi, mimpi, apa yang dilihat, dirasakan, ataupun angan-angan, kemungkinan-kemungkinan, ramalan,
dan lain sebagainya. Cara-cara melatihnya antara lain:
Menyampaikan data-data tentang suatu kecelakaan, kebakaran, dsb. Bercerita tentang perjalanan keliling pulau Jawa, ketika dimarahi guru,
dsb. Menyampaikan pendapat tentang lingkungan hidup, sopan santun di
kampung, dsb. Menyampaikan keinginan untuk menjadi raja, polisi, dewa, burung, artis,
dsb. Berangan-angan bahwa kelak akan terjadi perang antarplanet, dsb.
p. Imajinasi Imajinasi adalah suatu cara untuk menganggap sesuatu yang tidak ada
menjadi seolah-olah ada. Kalau ilusi obyeknya adalah peristiwa, maka imajinasi obyeknya benda atau sesuatu yang dibendakan. Tujuannya
adalah agar kita tidak hanya selalu menggantungkan diri pada benda- benda yang konkret. Juga di atas pentas, penonton akan melihat bahwa
apa yang ditampilkan tampak benar-benar terjadi walaupun sesungguhnya tidak terlihat, benar-benar dialami sang pelaku. Kemampuan untuk
berimajinasi benar-benar diuji bilamana kita sedang memainkan sebuah pantomim.
60 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Profesional H
Sebagai contoh, dalam naskah Obsesi, terjadi dialog antara pemimpin koor dengan roh suci. Roh suci di sini hanya terdengar suaranya, tetapi pemain
harus menganggap bahwa roh suci benar-benar ada. Dalam contoh lain dapat kita lihat pada sebuah naskah yang di dalamnya terdapat sebuah
dialog, sebagai berikut: Hei letnan, coba perhatikan perempuan berkaca mata gelap di depan toko itu. Perhatikan topi dan tas hitam yang
dipakainya. Rasa-rasanya aku pernah melihat tas dan topi itu dipakai Nyonya Lisa beberapa saat sebelum terjadi pembunuhan. Yang
dibicarakan tokoh di atas sebenarnya hanya khayalan saja. Perempuan berkaca mata gelap, bertopi, dan bertas hitam tidak terlihat atau tidak
tampak dalam pentas. Telah disebutkan bahwa objek imajinasi ialah benda atau sesuatu yang
dibendakan, termasuk segala sifat dan keadaannya. Sebagai latihan dapat dipakai cara-cara sebagai berikut:
Sebutkan sebanyak mungkin benda-benda yang terlintas di otak kita. Jangan sampai menyebutkan sebuah benda lebih dari satu kali.
Sebutkan sebuah benda yang tidak ada di sekitar kita kemudian bayangkan dan sebutkan bentuk benda itu, ukuran, sifatnya, keadaan,
warna, dsb. Menganggap atau memperlakukan sebuah benda lain dari yang
sebenarnya. Contohnya, menganggap sebuah batu sebagai suatu barang yang sangat lucu, baik itu bentuknya, letaknya, dsb. Sehingga dengan
memandang batu tersebut kita jadi tertawa terpingkal-pingkal. Menganggap sesuatu benda memiliki sifat yang berbeda-beda. Misalnya
sebuah pensil rasanya menjadi asin, pahit, manis kemudian berubah menjadi benda yang panas, dingin, kasar, dsb.
q. Emosi Emosi dapat diartikan sebagai ungkapan perasaan. Emosi dapat berupa
perasaan sedih, marah, benci, bingung, gugup, dsb. Dalam drama, seorang pemain harus dapat mengendalikan dan menguasai emosinya.
Hal ini penting untuk memberikan warna bagi tokoh yang diperankan dan untuk menunjang karakter tokoh tersebut. Emosi juga sangat
mempengaruhi tubuh, yaitu tingkah laku, roman muka ekspresi,
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Profesional H 61
pengucapan dialog, pernapasan, dan niat. Niat timbul setelah emosi itu terjadi, misalnya setelah marah akan timbul niat untuk memukul, dsb.
r. Penghayatan Penghayatan ialah mengamati serta mempelajari isi dari naskah untuk
diterapkan pada tubuh kita. Misalnya pada waktu kita berperan sebagai Pak Usman yang berprofesi sebagai polisi, maka saat itu kita tidak lagi
berperan sebagai diri kita sendiri melainkan menjadi Pak Usman yang berprofesi sebagai polisi. Hal inilah yang harus kita terapkan dengan baik
jika kita akan memainkan sebuah naskah drama. Cara-cara yang dipergunakan dalam penghayatan ialah:
Pelajari naskah secara keseluruhan, supaya dapat mengetahui apa yang dikehendaki oleh naskah, problema apa yang ditonjolkan, serta apa titik
tolak dan inti dari naskah. Melakukan gerak serta dialog yang terdapat dalam naskah. Jadi disini kita
sudah mendapat gambaran tentang akting dari tokoh yang akan kita perankan.
Sebagai latihan cobalah membaca sebuah naskahdialog dengan diiringi musik sebagai pembantu pemberi suasana. Hayati dulu musiknya baru
mulailah membaca. Komposisi pentas
Komposis pentas adalah pembagian pentas menurut bagian-bagian yang tertentu. Komposisi pentas ini dibuat untuk membantu blocking.
Kadar kekuatan pentas dapat dilihat pada urutan penempatannya. Bagian depan lebih kuat daripada bagian belakang. Bagian kanan lebih kuat
daripada bagian kiri. Oleh karena itu, jangan menempatkan diri atau benda yang kadar kekuatannya tinggi pada bagian yang kuat. Carilah tempat-
tempat yang sesuai agar blocking kelihatan seimbang. Walaupun demikian harus tetap dalam batas-batas yang wajar, jangan terlalu dibuat-buat.
Bagaimana cara mencapai pertunjukan drama yang baik termasuk membuat naskah drama yang baik, dapat diikuti cara berikut.
1. Survey tempat yang akan kita gunakan bermain drama, pastikan ada berapa pintu yang bisa Anda pakai untuk keluar masuk, termasuk ruang
62 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Profesional H
tembus dari belakang panggung menuju pintu masuk ruangan pentas, periksa apakah ada ruang belakang panggung atau tidak, periksa
bagaimana posisi penonton duduk. Semua hal ini bertujuan agar Anda dapat membuat langkah-langkah drama dan penggantian dalam setiap
adegan sesuai dengan tempat pentas sehingga tidak mengganggu Anda dalam memainkannya dan enak dinikmati.
2. Sebelum membuat naskah kita sudah tahu cerita apa yang ingin kita buat beserta latar belakangnya. Misalkan drama sedih, latar
belakangnya adalah keluarga. Juga para pemain yang cocok untuk memainkan tokoh dalam drama tersebut.
3. Selanjutnya, kita harus membuat tujuan atau pesan dari drama yang akan dipentaskan.
4. Setelah tahu hal pada nomor 1, 2, dan 3 maka selanjutnya mulailah membayangkan latar tempat dalam drama yang dibagi dalam
beberapa stepbagian. Dalam setiap step menjadi penentuan penggantian adegan atau gambaran tempat. Misalkan step 1 ialah
rumah, step 2 sekolah, dan step 3 ialah taman. Jangan lupa juga dalam membuat naskah drama kita bisa mengukur waktu sesuai
dengan waktu yang diberikan pada kita untuk pentas. 5. Dalam membuat naskah yang baik Anda harus masuk ke dalam
naskah tersebut. Maksudnya ialah saat Anda membuat naskah pikiran dan emosi Anda secara imajinatif berada pada adegan dalam
naskah drama yang Anda buat tersebut. Misalkan Anda membuat cerita sedih Anda harus bisa mencapai tahapan dimana cerita dalam
naskah tersebut membuat Anda ikut menangis saat menuliskannya. 6. Buatlah naskah drama menggunakan kata-kata yang enak untuk
diucapkan atau sesuaikan dengan karakter tokoh dalam drama yang dimainkan atau sesuaikan dengan suku dari tokoh atau background
cerita yang Anda buat. 7. Setelah selesai, baca sekali lagi naskah yang Anda tulis maka
biasanya ada beberapa kata-kata yang Anda temukan kurang baik dan akan Anda perbaiki menjadi lebih sempurna.
8. Selanjutnya jika naskah telah selesai mulai hubungi kawan-kawan Anda yang ikut berperan dalam drama yang Anda buat untuk
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Profesional H 63
dijelaskan setting drama serta dibagikan naskah drama untuk dibaca dan dipelajari.
Menjadi pemain drama yang baik : Membagi team dalam beberapa posisi, antara lain
a. Posisi sebagai para pemain drama b. Posisi sebagai pencahayaan
c. Posisi sebagai pengendali musik latar termasuk LCD jika diperlukan d. Posisi sebagai pengatur sound system besar kecilnya suara
e. Posisi sebagai pengatur desain panggung. f. Posisi sebagai make up artis
g. Posisi sebagai pembantu mengatur keluar masuknya pemain di belakang panggung
Teknik Pementasan Drama
Dalam mementaskan atau bermain drama perlu memahami berbagai teknik. Menurut Rendra 1978 ada beberapa teknik yang perlu diperhatikan dalam
mementaskan drama. 1. Teknik Muncul
Cara pemain memunculkan diri pada saat tampil pertama kalinya di atas pentas dalam satu pementasan drama haruslah memberi kesan kepada para
penonton sesuai peran yang dimainkan. Jika memerankan seorang guru, dia harus memperlihat diri sebagaimana layaknya guru, cara berpakaian dengan
tutur kata yang sesuai dengan profesinya dan perilaku santun kepada siapa pun.
2. Teknik memberi Isi Pengucapan suatu kalimat dengan penekanan makna tertentu melalui tempo,
nada, dinamik, misalnya: DIA sangat baik kepadaku. bukan saya atau mereka
Dia SANGAT baik kepadaku. bukan kurang atau cukup Dia sagat BAIK kepadaku bukan tidak baik
Dia sangat baik KEPADAKU bukan orang lain tapi padaku Teknik ini harus terpadu dengan teknik jasmaniah seperti mimik, sikap, gerak
anggota badan lainnya gestur
64 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Profesional H