14 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Profesional H
4. Setiap anggota dengan kode yang sama, misalnya A1 dan B1 berkumpul menjadi kelompok ahli, sehingga terbentuk 4 empat kelompok ahli.
5. Setiap kelompok ahli yang terbentuk diundi dan diberi nama sesuai dengan nama materi yang akan dibahas, yakni kelompok ahli teori dan genre
prosa, serta kelompok ahli materi unsur intrinsik dan ekstrinsik prosa.
Pelaksanaan Pembedahan Materi Mengapresiasi Karya Sastra
Setiap anggota dalam kelompok ahli membedah materi yang menjadi tanggung jawabnya. Ketika proses pembedahan, setiap anggota kelompok
secara aktif mengisi LK-01, LK-02, LK03 dan LK 04 pada modul pelatihan masing-masing.
Penguatan oleh Guru
Langkah-langkah menulis prosa pada masing-masing materi pada setiap LK peserta.
Tahap 2. Sharing Hasil Pembedahan Langkah-langkah:
Kelompok ahli kembali ke kelompok asal 1. Setiap anggota kelompok ahli kembali ke kelompok asal, sehingga
kembali membentuk tiga kelompok dengan keahlian yang berbeda-beda. Kelompok ahli berbagi ilmu ke kelompok asal
2. Setiap anggota kelompok ahli, secara bergantian, menyampaikansharing keahliannya tentang bab yang dibedah kepada anggota kelompok asal yang
lain, didampingi oleh fasilitator. Setiap anggota asal melengkapi LK-LK yang sama dari bab yang di-sharing oleh kelompok ahli.
Tahap 3. Diskusi Hasil Pembedahan Langkah-langkah:
1. Guru memimpin peserta untuk melakukan energizer 2. Guru dan siswa mendiskusikan berbagai hal tentang bab-bab yang
dibedah. 3. Guru memberi penguatan.
Tahap 4: Mengerjakan Tugas individu
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Profesional H 15
E. Latihan Kasus Tugas
LK
– 01 Uraikan tentang pengertian prosa dan genre prosa.
LK – 02 Uraikan genre prosa lama.
LK – 03 Uraikan genre prosa baru.
LK – 03 Uraikan teknik-teknik menulis prosa
LK
– 04 Tulislah sebuah cerpen
16 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Profesional H
F. Rangkuman
Prosa sebagai salah satu bentuk karya sastra, sering menimbulkan masalah dalam mengajarkannya. Hal ini muncul karena cerita yang ditulis dalam
bentuk prosa pada umumnya cukup panjang. Masalah ini tentu saja dapat memengaruhi
proses pembelajaran
prosa, karena
itu bimbingan
mengapresiasi karya sastra sering enggan diberikan oleh guru. Seperti halnya puisi, prosa pun dipelajari oleh siswa secara utuh agar fungsi pembelajaran
prosa benar-benar terwujud. Berikut ini ciri-ciri prosa lama dan baru. Ciri-ciri Prosa Lama
:
1 Dipengaruhi oleh sastra Hindu atau Arab 2 Cerita tanpa dibubuhi nama pengarang anonim
3 Milik bersama 4 Bersifat statis, sesuai dengan kondisi masyarakat waktu itu
5 Berbentuk hikayat, tambo, dongeng Ciri-ciri Prosa Baru:
1 Berbentuk sastra tertulis 2 Masyarakat sentris yaitu cerita diambil dari kehidupan masyarakat sekitar
3 Dipengaruhi pengarangnya 4 Dipengaruhi sastra barat
5 Berbentuk roman,cerpen, drama Cerita rakyat merupakan sastra lisan yang berkembang di masyarakat,
terutama pada masa lalu. Cerita rakyat merupakan cerita yang pada dasarnya disampaikan oleh seseorang kepada orang lain melalui penuturan lisan, yakni
penciptaan, penyebaran, dan pewarisannya dilakukan secara lisan melalui tutur kata dari mulut ke mulut leluri di kalangan masyarakat pendukungnya
secara turun –temurun dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Cerita rakyat atau cerita prosa rakyat folk literature terbagi dalam tiga kelompok, yaitu: 1 mite, myth 2 legenda legend, dan 3 dongeng
folktale. Sejalan pembagian yang dilakukan oleh Bascom, Haviland 1993: 230 juga membagi cerita rakyat ke dalam tiga kelompok besar, yaitu: 1
mitos, 2 legenda, dan 3 dongeng.
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Profesional H 17
Cerita pendek cerpen ialah bentuk prosa fiktif naratif yang waktu pembacaannya sangat singkat serta mengandung konflik dramatik. Unsur
cerita dalam cerpen berpusat pada satu peristiwa pokok, sehingga jumlah dan pengembangan pelaku juga terbatas. Keseluruhan cerita dalam cerpen
memberi kesan tunggal karena menggunakan alur tunggal. Unsur-unsur intrinsik cerpen sebagai bagian dari cerita rekaan, yakni: 1
tema, 2 alur, 3 penokohan dan perwatakan, 4 latar, 5 sudut pAndang atau point of view, 6 amanat dan dialog. Pada hakikatnya penguasaan unsur
intrinsik merupakan kemampuan atau kesanggupan seseorang dalam memahami, menguasai, menjelaskan, menemukan unsur pembangun cerita
pendek yang meliputi: 1 tema, 2 penokohan, 3 plot dan alur, 4 latar atau setting, 5 sudut pAndang atau point of view, 6 gaya, 7 amanat,
Tema merupakan gagasan dasar umum yang menopang sebuah karya. Tema menjadi pengembangan seluruh cerita, sehingga bersifat menjiwai
keseluruhan cerita. Tema biasanya bertolak dari kehidupan berupa peristiwa nyata
atau berupa
imajinasi. Tema
karya sastra
letaknya tersembunyitersirat, harus dicari sendiri oleh pembaca dari seluruh teks
karya tersebut. Penokohan merupakan cara pengarang menggambarkan keadaan lahir
maupun batin seseorang atau pelaku. Berubah tidaknya sifat tokoh, dibahas dalam penokohan. Karena cerpen pada dasarnya adalah menceritakan
manusia dalam berhubungan dengan lingkungannya, maka setiap tokoh dalam cerita akan memiliki watak yang dengan tokoh lainnya. Melalui
karakter tokoh cerita, pembaca dapat mengikuti jalan cerita, sehingga maksud cerita akan menjadi lebih jelas.
Istilah tokoh merujuk pada orang atau pelaku cerita. Watak, perwatakan, dan karakter, merujuk pada sifat dan sikap para tokoh. Watak mencakup tabiat,
sifat, serta kepribadian. Plot dan alur cerita sering dianggap sama, padahal keduanya berbeda. Alur
berupa deretan peristiwa secara kronologis dan bersifat logis. Adapun plot merupakan rangkaian cerita yang saling berkaitan dan bersifat kualitas atau
sebab akibat, sesuai dengan apa yang dialami oleh pelaku cerita.