Cara Penggunaan Modul Indonesia SMP Modul_KK_H_Profesional-1

Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Profesional H 9  Menentukan latar cerita: Latar setting cerita terdiri atas tiga jenis, yaitu: latar tempat, latar waktu, dan latar peristiwa. Misalnya saja cerita yang akan Anda sampaikan tersebut terjadi di suatu tempat misalnya: di Yogyakarta, pasar malam, kantor guru, pada suatu waktu tahun, bulan, hari, sebelum matahari terbit, petang, dan lain- lain, dan pada suasana tertentu.  Memilih gaya penceritaan: Ada beberapa pilihan yang dapat digunakan untuk menceritakan suatu peristiwa. Kita dapat memilih gaya penceritaan secara langsung atau secara tidak langsung. Apabila penceritaan secara langsung menjadi pilihan kita, maka kita bisa menggunakan sudut pAndang aku-an, artinya kita pengarang seolah-olah mengalami sendiri peristiwa dalam cerita.  Memilih diksi: Diksi atau pilihan kata harus disesuaikan dengan tema cerita dan kepada siapa cerita itu ditujukan. Hal itu dimaksudkan agar cerita yang akan disampaikan terasa akrab dengan kehidupan pembaca sehingga mudah dipahami. Jika berlatih menulis cerpen menggunakan tema kehidupan remaja, Pengarang dapat memilih kata diksi menggunakan bahasa pergaulan dan istilah-istilah yang sering dipergunakan sehari-hari di kalangan remaja. Terkadang akan muncul kalimat seperti, “Doi tuh ngertiin gue banget”  Membuat kerangka karangan dan mengembangkannya: Kini kita sampai tahap akhir dalam menulis cerpen yaitu membuat kerangka karangan. Yang dimaksud kerangka karangan dalam pokok bahasan ini ialah skema urutan cerita atau peristiwa yang akan dikembangkan menjadi cerpen. Tentu saja kerangka karangan harus disesuaikan dengan alur cerita yang telah ditetapkan.

5. Cara Menulis Cerpen untuk Pemula

Berikut ini disajikan cara menulis cerpen yang disarankan untuk penulis pemula. Jika Anda akan membuat cerpen atau sedang memulai menulis cerpen, ada baiknya Anda melangkah dari gambaran besar cerita yang ada di benak Anda. Gambaran besar cerita itu meliputi hal-hal berikut ini: 10 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Profesional H  Buatlah tema dahulu. Misalnya: tentang perjuangan keras untuk untuk selalu menjaga kesehatan setelah sempat menderita sakit yang menahun, hampir putus asa karena putus cinta, atau perjuangan mengembalikan kejayaan tim sepak bola yang nyaris bubar.  Apa yang tokoh protagonis inginkan? Misalnya: seorang nelayan ingin mendapat tangkapan ikan yang banyak, seorang pelajar ingin mendapat nilai ujian yang bagus, seorang suami di hari tuanya ingin dapat selalu membahagiakan keluarganya.  Apa yang tokoh antagonis inginkan? Misalnya: seorang pendengki ingin agar si nelayan tidak banyak mendapat ikan tangkapan, anak nakal selalu ingin menyontek dan menjahili si pintar, tetangga iri melihat keharmonisan rumah tangga tetangga di sebelah rumahnya.  Ada masalah apa? Suami yang di-PHK mudah tersinggung, sehingga mudah tersulut rasa amarahnya. Mulai bertindak kasar terhadap istri dan anaknya. Terjadi kekerasan dalam rumah tangga, sehingga tidak lagi ada keharmonisan.  Apa yang protagonis lakukan ketika klimaks? Gambaran ketika klimaks terjadi, misalnya: tanpa diduga karena tidak pernah terjadi sebelumnya, suami melayangkan tangan kepada istri di depan anak-anaknya. Sebagai seorang pencerita pemula, Anda harus mencari tahu apa yang akan terjadi ketika klimaks. Sebab Anda yang menciptakan ceritanya, maka Anda bebas menentukan isi cerita, termasuk menentukan klimaksnya. Gambarkan bagaimana protagonis menghadapi antagonis.  Bagaimana simpulannya? Simpulan merupakan pengakhiran cerita. Kekhasan pengarang terdapat pada pengakhiran cerita. Ada cerita yang dipilih oleh pengarangnya untuk berakhir dengan kebahagiaan, ada yang berakhir dengan kedukaan.Namun ada pula yang mengambang, akhir di tangan pembaca untuk menentukannya. Pembaca diajak berpikir untuk menentukan sendiri akhir cerita. Naning Pranoto 2004: 24-38 menambahkan bahwa ada enam cara yang dapat dipergunakan untuk mulai menulis: 1. Tentukan gayaciri khas penulisan 2. Menggunakan kata-kata pilihan sesuai dengan jiwa kita 3. Perhatikan tata bahasa dan tanda baca Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Profesional H 11 4. Hindari pembukaan yang bertele-tele 5. Jangan ragu-ragu dan malu-malu 6. Hindari merevisi sebelum tulisan selesai Walaupun Anda sedang menulis karya sastra fiksi, Anda harus menuliskan kejadiannya seolah ada dalam kehidupan nyata. Bila bercerita tentang pelajar, jangan lupa menggambarkan kelengkapannya, misalnya tentang ruang kelas, guru, lapangan olah raga, dan lain-lain. Jika bercerita tentang petualang, gambarkan pula suasana hutan, sungai, bebatuan, dan lain-lain. Pada intinya, agar cerpen tampil menarik buatlah ceritanya menjadi hidup. Buatlah deskripsi nyata tentang diri pelaku dan keadaan sekitarnya. Jangan jadikan cerita Anda gersang, kaku, yang berakibat tidak menarik minat pembaca.

6. Pembelajaran Menulis Cerpen

Pembelajaran apresiasi prosa dapat dilakukan sebagai berikut. Pertama; guru memilih sebuah cerita pendek yang sesuai dengan usia siswa, tingkat keterbacaan, dan nilai kehidupan. Mengingat waktu pembelajaran yang sangat terbatas, harus dipilih sebuah cerpen yang tidak terlalu panjang. Guru hendaknya sudah membaca lebih dulu, materi cerita yang hendak dibahas terutama struktur pembentuknya yang terdiri atas unsur instrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur ekstrinsik terutama informasi tentang pengarang, kepengarangan, dan karya-karya pengarang tersebut. Kedua; menugaskan siswa untuk membaca cerita pendek tersebut dengan cermat. Andai cerita pendek tersebut cukup panjang, siswa diminta membaca dulu di rumah sebelum hari pembelajaran. Pada saat pembelajaran, guru mengajukan pertanyaan, antara lain:  Bagaimana kesan Anda setelah membaca cerpen tersebut? Nilai-nilai apa sajakah yang Anda peroleh setelah membaca prosa tersebut?  Jika tidak ada yang menjawab, guru melanjutkan dengan memberi pertanyaan penegasan: Menarikkah ceritanya? Jawaban siswa mungkin bermacam-macam menarik, tidak menarik, membosankan, tidak tahu, dsb.. Berdasarkan jawaban tersebut, guru mengajak siswa untuk menelaahnya lebih jauh lagi.