Universitas Indonesia
Sebuah sistem dengan manfaat yang besar pastinya mempunyai tantangan yang besar. Tantangan yang dihadapi e-government, yaitu 1 kemungkinan terjadi hyper-
surveilleance yang tinggi karena hilangnya privasi personal pengguna, 2 biaya yang dikeluarkan lebih besar, 3 sulitnya menjangkau pengguna di daerah terpencil, serta
4 besar kemungkinan terjadi kesalahpahaman dalam mengartikan transparansi dan akuntabilitas karena dikembangkan oleh pemerintah Yanqing, 2010.
2.2 e-Government di Indonesia
Implementasi e-Government diawali saat dikeluarkannya Instruksi Presiden Inpres Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2003 yang mengatur tentang Kebijakan dan
Strategi Nasional terkait Pengembangan e-Government dengan pertimbangan sebagai berikut:
1. bahwa pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi dalam proses
pemerintahan e-government akan meningkatkan efisiensi, efektifitas, transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan;
2. bahwa untuk menyelenggarakan pemerintahan yang baik good
governance dan meningkatkan layanan publik yang efektif dan efisien diperlukan adanya kebijakan dan strategi pengembangan e-government;
3. bahwa dalam pelaksanaannya diperlukan kesamaan pemahaman,
keserempakan tindak dan keterpaduan langkah dari seluruh unsur kelembagaan pemerintah, maka dipandang perlu untuk mengeluarkan
Instruksi Presiden
bagi pelaksanaan
kebijakan dan
strategi pengembangan e-government secara nasional. Inpres No. 3 tahun 2003,
hal. 1 Berdasarkan survei yang dilakukan United Nations pada tahun 2010 menunjukkan
Indonesia berada peringkat ke-109 di dunia. Peringkat ini menurun jika dibandingkan survei sebelumnya pada tahun 2008. Tabel di bawah merupakan tabel peringkat e-
Government di Asia Tenggara.
Universitas Indonesia
Tabel 2.1 Tabel Peringkat e-Government di Wilayah Asia Tenggara
Sumber: United Nations E-Government Survey 2010 Bab 4, Hal. 70 Tabel 2.1 menunjukkan bahwa Indonesia masih tertinggal jauh dengan Thailand,
Filipina, dan Vietnam dalam pengimplementasian e-Government. Berdasarkan hasil survei pada tahun 2014, jumlah pengguna internet di Indonesia mencapai angka 88,1
juta APJII, 2015. Angka ini terlampaui jauh dengan perkembangan e-Government yang ada di Indonesia.
2.3 User Experience
User experience merupakan sebuah konsep yang mencakup keseluruhan aspek pengguna dengan sebuah produk, layanan, serta perusahaan Nielsen Norman,
n.d.. ISO FDIS 9241-210 mendefinisikan user experience sebagai berikut: “Persepsi indivdu dan respon yang dihasilkan dari penggunaan dan atau
pengantisipasian kegunaan produk, sistem, dan layanan”. ISO FDIS 9241-
210 Hassenzahl dan Tractinsky 2006 menjabarkan user experience sebagai sebuah
akibat adanya kondisi internal pengguna seperti ekepektasi, keinginan, motivasi, kondisi hati pengguna yang didukung karateristik desain dari sebuah sistem seperti
Universitas Indonesia
kompleksitas, tujuan, kenyamanan, fungsionalitas, dalam sebuah interaksi tertentu. Bevan 2009 melakukan sebuah konseptualisasi user experience ke dalam beberapa
cara yang berbeda diantaranya: 1.
Mengeksplorasi indikator kepuasan pengguna dari segi usability. 2.
Penekanan performa pengguna. 3.
User experience merupakan induk dari semua persepsi dan respon pengguna yang diukur secara subjektif maupun objektif.
2.4 Usability