Media Sosial LANDASAN TEORI

Universitas Indonesia Low-fidelity prototyping merupakan bentuk awal sebuah produk yang belum final. Artinya, produk tidak dibuat menggunakan material yang sesuai dengan kebutuhan sebenarnya, seperti menggunakan kertas atau kertas karton Interaction Design, 2012. Low-fidelity prototyping digunakan untuk mendemonstrasikan tampilan sistem secara umum dan tidak menampilkan bagaimana fitur berjalan secara fungsional Rudd, Stern, Isensee, 1996. Jenis ini biasanya dilakukan pada tahapan awal pengembangan sebuah produk. Tahapan ini dibutuhkan dengan melakukan pendalaman ide dan konsep desain. Beberapa jenis low-fidelity prototyping yang dapat digunakan, antara lain: 1 Storyboarding; 2 Sketching; 3 Prototyping with index card; dan 5 Wizard of Oz.

b. High-Fidelity Prototyping

Berbeda dengan low-fidelity prototyping, high-fidelity prototyping menggunakan material sesuai dengan kebutuhan dalam proses pengembangannya. Menurut Rudd, Stern, dan Isensee 1996, high-fidelity prototyping merupakan bentuk interaktif dan secara umum interaksi antarmuka sudah dapat berjalan sesuai dengan produk aslinya. Jenis ini biasanya dibangun dengan menggunakan tools seperti Smalltalk dan Visual Basic Rudd, Stern, Isensee, 1996. High-fidelity prototyping biasanya digunakan untuk mengevaluasi hal-hal yang berkaitan secara teknis dan dilakukan pada akhir proses pengembangan Rudd, Stern, Isensee, 1996.

2.6 Media Sosial

Boyd dan Ellison 2008 mendefinisikan media sosial sebagai sebuah layanan berbasis website yang membebaskan setiap individu untuk 1 menciptakan sebuah profil pengguna yang berbentuk semi-publik atau publik, 2 menghubungkan antara satu pengguna dengan pengguna lain, serta 3 dapat melihat daftar koneksi yang telah dibuat dalam sebuah sistem. Situs Adweek 2013 yang merupakan sebuah situs penyedia berita terkait pemasaran, media, dan periklanan menyajikan sebuah infografis sejarah perkembangan media sosial dari tahun 1969- 2012. Infografis tersebut ditampilkan pada Gambar 2.1 di bawah ini. Universitas Indonesia Gambar 2.1 Infografis Sejarah Perkembangan Media Sosial Tahun 1969-2012 Sumber: http:www.adweek.comsocialtimessocial-media-1969-2012487353 Universitas Indonesia Semenjak diluncurkan kepada publik pada tahun 1969, CompuServe menjadi awal perkembangan munculnya media sosial. CompuServe merupakan sebuah bisnis yang memberikan solusi terkait masalah komunikasi pada mainframe komputer. Pada tahun 1979, diluncurkan sebuah ruang yang memberikan akses komunikasi antara sistem pusat dan pengguna sehingga dapat mengunggah data dan permainan serta menge-post sebuah pesan kepada pengguna lain, yaitu Bulletin Board System BBS digitaltrends.com, n.d.. Selanjutnya World Wide Web Proposed W3C yang merupakan sebuah komunitas internasional dengan misi memimpin web, diluncurkan pada tahun 1989 W3C, n.d.. Kemudian disusul oleh The World Wide Web WWW yang secara resmi diumumkan kepada publik pada tahun 1991. World Wide Web merupakan sebuah area yang luas sebagai media alat pencarian informasi universal guna memberikan akses universal terhadap dokumen-dokumen universal CERN, n.d.. Tahun 1997, diluncurkanlah SixDegrees yang memperbolehkan pengguna untuk membuat profil dan daftar pertemanan Boyd Ellison, 2008. Namun SixDegrees harus ditutup pada tahun 2000 dikarenakan banyaknya keluhan pengguna terhadap spam serta diserahkannya SixDegrees kepada sebuah asosiasi pengguna komputer. Tidak hanya SixDegrees, pada rentang waktu 1997 hingga 2001 muncullah komunitas yang serupa seperti AsianAvenue 1997, BlackPlanet 1999, dan MiGente 2000. LiveJournal yang diluncurkan pada tahun 1999 merupakan sebuah platform publikasi dimana setiap pengguna dapat saling berteman sehingga dapat mengikuti perkembangan jurnal masing-masing Boyd Ellison, 2008. Kemudian disusul dengan Blogger dan Napster yang diluncurkan pada tahun yang sama. Dua tahun berikutnya, diluncurkanlah Wikipedia. Wikipedia merupakan situs layanan website berbagai bahasa serta menyediakan adanya pengubahan konten secara terbuka dan bebas Wikipedia, 2015. Pada tahun 2002, Friendster menjadi pelopor adanya koneksi online terhadap hubungan pertemanan yang ada di dunia nyata Mashable, n.d.. Adapun pengguna terbanyak didominasi daerah Asia terutama di Filipina, Singapura, Malaysia, dan Universitas Indonesia Indonesia Boyd Ellison, 2008. Namun sayangnya, sekarang Friendster ditutup sebagai media sosial menjadi sebuah situs game online. MySpace kemudian diluncurkan pada tahun 2003 yang secara fungsi hampir sama dengan Friendster. Namun seiring berjalannya waktu, MySpace menambahkan fitur berdasarkan permintaan pengguna dan membebaskan pengguna untuk melakukan kustomisasi terhadap halaman mereka Boyd Ellison, 2008. Beberapa tahun berikutnya diluncurkan berbagai jenis situs media sosial diantaranya Tribe.Net, Linkedin, Classmates.com, Jaiku, Netlog, dan sebagainya. Pada tahun 2004, Facebook meluncurkan sebuah situs media sosial yang digunakan hanya untuk menghubungkan mahasiswa Amerika Serikat AS. Permulaan September 2005, Facebook memperluas cakupannya yang termasuk siswa menengah atas, pekerja profesional, dan diperluas kepada semua individu Boyd Ellison, 2008. Hingga kini, pengguna aktif Facebook sudah mencapai 1,44 milliar per tanggal 31 Maret 2015 dan jumlahnya akan terus bertambah Facebook, n.d.. Twitter yang menyusul pada tahun 2006 juga menjadi salah satu media sosial populer dengan jumlah pengguna aktif mencapai 255 juta pengguna dan terus bertambah. Kemudian disusul oleh Google+ yang diluncurkan pada tahun 2011 dengan jumlah pengguna aktif mencapai 540 juta pengguna dan terus bertambah Digital Insights, n.d.. Perkembangan ponsel genggam pintar menghadirkan berbagai macam media sosial berbasis mobile seperti WhatsApp, Snapchat, Tinder, Vine, Pheed, dan sebagainya Simplify360, 2015. Global WebIndex melakukan penelitian terhadap lama waktu penggunaan media sosial terhadap 30 variabel pembanding yaitu variabel dari masing-masing 29 negara dan satu variabel merupakan nilai rata-rata dari lama waktu penggunaan media sosial secara global. Data tersebut diambil dari data per Januari 2015. Gambar 2.2 menunjukkan statistik lama waktu penggunaan media sosial terhadap beberapa negara. Universitas Indonesia Gambar 2.2 Statistik lama waktu penggunaan media sosial terhadap beberapa negara Sumber: http:wearesocial.nettagstatistics Berdasarkan Gambar 2.2 menunjukkan bahwa Indonesia merupakan salah satu negara yang meluangkan waktu terbanyak dalam penggunaan media sosial dengan rata-rata 2,9 jam per hari. Artinya, pengguna media sosial di Indonesia meluangkan waktunya sebanyak 2 jam 54 menit sehari untuk media sosial. Adapun rata-rata global menunjukkan nilai sebesar 2,4 jam per hari. Artinya, secara global ada sebanyak 2 jam 24 menit dalam sehari yang digunakan oleh pengguna untuk penggunaan media sosial. Hal ini berarti pengguna media sosial di Indonesia meluangkan waktu 30 menit lebih banyak dalam satu hari dibandingkan rata-rata secara global. 21

BAB 3 PROFIL

Bagian ini menjelaskan secara singkat profil dari Unit Kerja Presiden bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan UKP-PPP, Profil LAPOR, serta Tantangan LAPOR di masa sekarang dan masa depan.

3.1 Profil Unit Kerja Presiden bidang Pengawasan dan Pengendalian

Pembangunan UKP-PPP Unit Kerja Presiden bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan atau biasa disingkat sebagai UKP-PPP atau UKP4 merupakan sebuah unit kerja yang berada di bawah presiden serta bertanggungjawab langsung kepada presiden UKP4, n.d.. Tugas ini sesuai dengan pasal 3 yang tertera pada Perpres 54 Tahun 2009 yang berbunyi: “Membantu presiden dalam melaksanakan pengawasan dan pengendalian pembangunan sehingga mencapai sasaran pembangunan nasional dengan penyelesaian penuh”Bab II, Pasal 4, butir a Kemudian pasal tersebut dijabarkan menjadi beberapa bagian-bagian kecil yang merupakan tugas dan fungsi UKP4 sebagai unit kerja UKP4, n.d.. Salah satu fungsinya adalah pengawasan. Fungsi ini bertugas untuk mengawasi kinerja KementerianLembaga. Hal ini pula yang menjadi cikal bakal dibentuknya LAPOR yang dijelaskan pada Subbab 3.2. Seiring dengan berakhirnya masa jabatan SBY-Boediono sebagai Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia, maka berakhir pula tugas dan fungsi UKP4 sebagai unit kerja presiden. Namun, tidak dengan LAPOR yang secara fungsi tetap akan menerima laporan dari masyarakat dan keberadaannya harus didukung oleh sebuah instansi yang serupa dengan UKP4.