Universitas Indonesia
Laporan dianggap selesai jika dari instansi sudah melewati batas kerja selama sepuluh hari. Biasanya admin LAPOR akan memberikan peringatan kepada
kementerianlembagapemerintah daerahBUMN untuk segera menindaklanjuti laporan tersebut. Tindak lanjut laporan yang paling mudah adalah dengan
memberikan keterangan kepada pelapor bahwa laporan sedang diproses. Rata-rata laporan yang masuk ke dalam sistem tiap bulannya pada tahun 2014
mencapai 13.015 diambil pada tanggal 11 Mei 2015 pukul 16:54. Hal ini menunjukkan bahwa animo masyarakat sangatlah tinggi untuk turut serta dalam
mengevaluasi kinerja pemerintahan. Selain itu, LAPOR sudah terhubung lebih dari 86 KementerianLembaga, lima pemerintah daerah, serta 44 Badan Usaha Milik
Pemerintah BUMN.
3.3 Tantangan LAPOR
Sebagai sebuah wadah yang menampung aspirasi dan pengaduan masyarakat tentunya LAPOR menghadapai banyak tantangan baik untuk kondisi saat ini dan ke
depan. Berdasarkan wawancara yang dilakukan pada tanggal 9 April 2015 dengan koordianator tim LAPOR, Gibran Sesunan, menyatakan bahwa tantangan yang
dihadapi LAPOR dikelompokkan menjadi tiga bagian yang berbeda yakni:
1. Tantangan dari segi kementerianlembagapemerintah daerah BUMN
a. Menjaga kepatuhan dari kementerianlembagapemerintah daerahBUMN
dalam menindaklanjuti laporan. Fenomena ini dapat dilihat dari banyaknya laporan yang belum ditindaklanjuti oleh kementerianlembagapemerintah
daerahBUMN. b.
Menghubungkan pelayanan-pelayanan publik yang sudah tersedia. Sebagaimana kita ketahui bahwa setiap instansi pemerintahan mempunyai
layanan publik tersendiri artinya, data-data layanan publik tersebut saling terpisah. Hal ini cukup menyulitkan bagi pihak-pihak tertentu yang ingin
melihat isu terkini yang tersebar dalam masyarakat, melihat jumlah isu yang terdapat dalam suatu daerah, dan lain-lain. Adanya LAPOR diharapkan
mampu menjadi data pelayanan publik secara nasional sehingga memudahkan bagi pihak-pihak terkait yang ingin melihat persebaran isu
yang ada di Indonesia.
Universitas Indonesia
c. Pengkategorisasian data, artinya LAPOR mampu memberikan lingkup
yang jelas kategori dalam suatu masalah tertentu. Selama ini, satu laporan bisa menjadi tanggungjawab dari dua atau lebih instansi. Artinya, terjadi
redundasi saat menindaklajuti sebuah isu. Adanya LAPOR diharapkan mampu menjadi rekomendasi pelayanan baik kepada masyarakat maupun
pemerintah terkait suatu masalah pelayanan publik.
2. Tantangan dari segi masyarakat
a. Sosialisasi. Sosialisasi merupakan salah satu tantangan utama yang harus
terus dibangun. LAPOR dapat berjalan dengan baik sampai sekarang ini karena adanya tingkat kepedulian dan kepercayaan masyarakat. Rata-rata
laporan yang masuk ke dalam sistem LAPOR mencapai 194.561 per tahunnya data laporan yang diambil dari tahun 2012-2014 per tanggal 11
Mei 2015. Angka ini terpaut sangat jauh jika dibandingkan dengan populasi penduduk Indonesia yang berjumlah 237.641.326 data Badan Pusat
Statistik pada 2010. Artinya, keberadaan LAPOR belum tersebar secara luas di seluruh masyarakat Indonesia. Sosialisasi ini diharapkan mampu
mengimbangi jumlah pengguna LAPOR dengan jumlah populasi penduduk Indonesia. Sehingga, harapan untuk memenuhi hak pelayanan tiap individu
dapat terpenuhi secara merata. b.
Ekspektasi publik, yakni membangun kepercayaan kepada publik terhadap kinerja pelayanan pemerintah. Jika keberadaan LAPOR ini diiringi dengan
kepatuhan dari kementerianlembagapemerintah daerahBUMN maka, secara tidak langsung akan terciptanya kepercayaan publik kepada
pemerintah. c.
Optimalisasi data. Sebelumnya telah dijelaskan jika tantangan LAPOR adalah membangun sebuah data nasional pelayanan publik di Indonesia.
Dengan optimalisasi data LAPOR, membantu masyarakat untuk melakukan pengkajian ulang, penelitian, mengolah kembali data-data, dan sebagainya.
Hal ini mendukung dengan semangat Open Data yang sempat marak digalakkan saat ricuhnya pemilu 2014.
3. Tantangan dari segi pengelola