Masalah Keperawatan Diagnosa Keperawatan Prioritas Perencanaan Keperawatan dan Rasional

20

A. Masalah Keperawatan

Setelah dilakukan pengkajian pada tanggal 17 Juni 2013 dan dikelompokan berdasarkan DO dan DS maka masalah keperawatan yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut: 1 Ketidakefektifan pola nafas 2 Gangguan pola tidur 3 Nyeri akut Untuk lebih jelasnya lagi masalah keperawatan berdasarkan analisa data yang dikelompokan dengan DO dan DS tersebut dapat dilihat dari analisa data di lampiran 2 yang sudah tersedia.

B. Diagnosa Keperawatan Prioritas

Berdasarkan masalah keperawatan dan pengkelompokan DO dan DS, dan etiologi maka diagnosa keperawatan tersebut bisa dirumuskan menjadi: 1 Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan nyeri atau kelemahan otot ditandai dengan RR: 28xi, irama: takipnue. 2 Gangguan pola tidur berhubungan dengan ketidaknyamanan fisik seperti: nyeri, nafas pendek dan batuk. 3 Nyeri akut berhubungan dengan perubahan frekuensi nafas, oedem pada ektremitas atas dan bawah ditandai dengan skala nyeri saat bernafas dan pada eks. atas dan bawah: 4

C. Perencanaan Keperawatan dan Rasional

Setelah dilakukannya pengkajian pada tanggal 17 Juni 2013, maka dibuatlah suatu perencanaan keperawatan dan rasional berdasarkan dari rumusan masalah yang sudah dibuat sebelumnya. Untuk lebih jelasnya lagi perencanaan keperawatan beserta rasionalnya dapat dilihat di lampiran 3 yang sudah tersedia. Perencanaan keperawatan dan rasional tersebut yakni: 1 Pada tanggal 17 Juni 2013 dibuatlah perencanaan keperawatan dengan diagnosa keperawatan yang pertama: Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan nyeri atau kelemahan otot. Adapun tujuan dan kriteria hasil, intervensi dan rasional yang ditujukan untuk diagnosa tersebut: Tujuan: pola nafas kembali normalefektif Universitas Sumatera Utara 21 kriteria hasil: mempertahankan pola nafas kembali normalefektif bebas sianosis dan tandagejala lain dari hipoksia dengan bunyi nafas sama secara bilateral, area paru bersih. intervensi dan rasional: a evaluasi frekuensi pernapasan dan kedalaman. Catat upaya pernafasan. R respons pasien bervariasi. Kecepatan dan upaya mungkin meningkat karena nyeri, takut, demam, penurunan volume sirkulasi. b Observasi penyimpangan dada. Selidiki penurunan ekspansi atau ketidaksimetrisan gerakan dada. R udara atau cairan pada areal pleural mencegah ekspansi lengkap dan memerlukan pengkajian lanjut status ventilasi. c Lihat kulit dan membran mukosa untuk adanya sianosis. R sianosis bibir, kuku, atau daun telinga menunjukan kondisi hipoksia sehubungan dengan gagal jantung atau komplikasi paru. d Tinggikan kepala tempat tidur, letakkan pada posisi duduk tinggi atau semi fowler. R merangsang fungsi pernafasan ekspansi paru. Efektif pada pencegahan dan perbaikan kongestif paru. 2 Pada tanggal 17 Juni 2013 dibuatlah perencanaan keperawatan dengan diagnosa keperawatan yang kedua: Gangguan pola tidur berhubungan dengan ketidaknyamanan fisik seperti: nyeri , nafas pendek dan batuk. Adapun tujuan dan kriteria hasil, intervensi dan rasional yang ditujukan untuk diagnosa tersebut: Tujuan: agar pola tidur pasien kembali normal Kriteria hasil: melaporkan perbaikan dalam pola tiduristirahat dan mengungkapkan peningkatan rasa sejahtera dan segar. intervensi dan rasional: a Tentukan kebiasaan tidur biasanya dan perubahan yang terjadi. R mengkaji perlunya dan mengidentifikasi intervensi yang tepat. b Berikan tempat tidur yang nyaman dan beberapa milik pribadi. R meningkatkan kenyamanan tidur serta dukungan fisiologis psikologis. Universitas Sumatera Utara 22 c Buat rutinitas tidur baru yang dimasukan dalam pola lama dan lingkungan baru. R bila rutinitas baru mengandung aspek sebanyak kebiasaan lama, stress dan ansietas yang berhubungan dapat berkurang. 3 Pada tanggal 17 Juni 2013 dibuatlah perencanaan keperawatan dengan diagnosa keperawatan yang ketiga: Nyeri akut berhubungan dengan perubahan frekuensi nafas, oedem pada ekstremitas atas dan bawah. Adapun tujuan dan kriteria hasil, intervensi dan rasional yang ditujukan untuk diagnosa tersebut: Tujuan: nyeri berkurang Kriteria hasil: menyatakanmenunjukan nyeri hilang intervensi dan rasional: a Anjurkan pasien untuk memberitahu perawat dengan cepat bila terjadi nyeri dada. R nyeri dan penurunan curah jantung dapat merangsang sistem saraf simpatis. b Observasi gejala yang berhubungan, seperti dispnea, mualmuntah, pusing, keinginan berkemih. R penurunan curah jantung merangsang sistem saraf simpatisparasimpatis. c Tinggikan kepala tempat tidur bila pasien napas pendek. R memudahkan pertukaran gas untuk menurunkan hipoksia dan napas pendek berulang. d Pantau tanda-tanda vital. R TD dapat meningkat secara dini sehubungan dengan rangsangan simpatis, kemudian turun bila curah jantung dipengaruhi. Takikardi juga terjadi pada respon terhadap rangsangan simpatis dan dapat berlanjut sebagai kompensasi bila curah jantung turun. Universitas Sumatera Utara 23

D. Implementasi Keperawatan