Implementasi Keperawatan PENGELOLAAN KASUS

23

D. Implementasi Keperawatan

Setelah dilakukan analisa data berdasarkan DO, DS dan setelah dirumuskan masalah dan dibuat perencanaannya maka pada tanggal 17 Juni 2013 dilakukanlah implementasi dan evaluasi keperawatan. Untuk lebih jelas lagi melihat pelaksanaan keperawatannya dapat dilihat di lampiran 4 yang sudah tersedia. Untuk diagnosa keperawatan yang pertama yaitu: Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan nyeri atau kelemahan otot. Implementasinya tanggal 17 Juni 2013 sebagai berikut: 1. Memantau tanda-anda vital. 2. Kolaborasi kepada keluarga agar meninggikan kepala tempat tidur pasien dan letakkan pada posisi duduk tinggi atau semi fowler. 3. Menganjurkan pasien untuk berpatisipasi dalam latihan tarik nafas dalam. Pada diagnosa keperawatan yang pertama masalah belum teratasi dan intervensi dilanjutkan. Untuk diagnosa keperawatan yang kedua yaitu: Gangguan pola tidur berhubungan dengan ketidaknyamanan fisik seperti: nyeri , nafas pendek dan batuk. Implementasinya sebagai berikut: 1. Menentukan kebiasaan tidur biasanya dan perubahan yang terjadi. 2. Menganjurkan klien agar tidur ditempat tidur yang nyaman dan beberapa milik pribadi. 3. Kolaborasi dengan keluarga untuk buat rutinitas tidur baru yang dimasukan dalam pola lama dan lingkungan baru. Di diagnosa keperawatan kedua yang dilakukan pada hari dan tanggal yang sama 17 Juni 2013 masalah belum teratasi dan intervensi dilanjutkan. Untuk diagnosa keperawatan yang ketiga yaitu: Nyeri akut berhubungan dengan perubahan frekuensi nafas, oedem pada ekstremitas atas dan bawah. Implementasinya sebagai berikut: 1. Anjurkan pasien untuk memberitahu perawat dengan cepat bila terjadi nyeri dada. 2. Mengkaji nyeri pada pasien jika terjadi perubahan pada nyeri. Universitas Sumatera Utara 24 3. Menganjurkan pada pasien untuk meninggikan kepala tempat tidur bila pasien napas pendek. 4. Memantau tanda-tanda vital. Diagnosa keperawatan ketiga yang masih dilakukan pada pada hari dan tanggal yang sama 17 Juni 2013 masalah masih belum teratasi dan intervensi dilanjutkan. Untuk implementasi dan evaluasi yang untuk hari selanjutnya selasa, 18 Juni 2013 dilakukanlah lagi implementasi dan evaluasi berdasarkan analisa data DO dan DS, dan diagnosa keperawatan. Untuk diagnosa keperawatan yang pertama yaitu: 1. Memantau tanda-anda vital. 2. Menganjurkan pasien untuk berpatisipasi dalam latihan tarik nafas dalam Pada hari kedua yaitu selasa, 18 Juni 2013 untuk diagnosa keperawatan pertama masalah juga masih belum teratasi dan intervensi dilanjutkan. Untuk diagnosa keperawatan yang kedua yaitu: Gangguan pola tidur berhubungan dengan ketidaknyamanan fisik seperti: nyeri , nafas pendek dan batuk. Implementasinya sebagai berikut: 1. Menentukan kebiasaan tidur biasanya dan perubahan yang terjadi. 2. Menganjurkan klien agar tidur ditempat tidur yang nyaman dan beberapa milik pribadi. Diagnosa keperawatan kedua pada tanggal 18 Juni 2013 masalah teratasi dan intervensi dilanjutkan. Untuk diagnosa keperawatan yang ketiga yaitu: Nyeri akut berhubungan dengan perubahan frekuensi nafas, oedem pada ekstremitas atas dan bawah. Implementasinya sebagai berikut: 1. Mengkaji nyeri pada pasien jika terjadi perubahan pada nyeri. 2. Mengatur posisi pasien semifowler bila nafas pendek 3. Memantau tanda-tanda vital. Diagnosa keperawatan ketiga yang dilakukan pada tanggal 18 Juni 2013 masalah masih belum teratasi dan intervensi dilanjutkan. Universitas Sumatera Utara 25 Untuk implementasi dan evaluasi pada hari selanjutnya Rabu, 19 Juni 2013 dilakukan kembali implementasi dan evaluasi berdasarkan analisa data DO dan DS, dan diagnosa keperawatan. Untuk diagnosa keperawatan yang pertama yaitu: 1. Memantau tanda-tanda vital. 2. Kolaborasi kepada pasien agar meninggikan kepala tempat tidur pasien dan letakkan pada posisi duduk tinggi atau semi fowler. 3. Menganjurkan pasien untuk berpatisipasi dalam latihan tarik nafas dalam. Diagnosa keperawatan pertama untuk hari ketiga tanggal 19 Juni 2013 masalah teratasi sebagian dan intervensi dilanjutkan. Untuk diagnosa keperawatan yang ketiga yaitu: Nyeri akut berhubungan dengan perubahan frekuensi nafas, oedem pada ekstremitas atas dan bawah. Implementasinya sebagai berikut: 1. Mengkaji nyeri pada pasien jika terjadi perubahan pada nyeri. 2. Menganjurkan pasien untuk latihan teknik nafas dalam 3. Memantau tanda-tanda vital. Diagnosa keperawatan ketiga ini yang dilakukan pada hari yang sama tanggal 19 Juni 2013 masalah teratasi sebagian dan intervensi dilanjutkan. Untuk implementasi dan evaluasi pada hari selanjutnya Kamis, 20 Juni 2013 dilakukanlah kembali implementasi dan evaluasi berdasarkan analisa data DO dan DS, dan diagnosa keperawatan. Untuk diagnosa keperawatan yang pertama yaitu: 1. Memantau tanda-tanda vital 2. Mengobservasi latihan teknik tarik nafas dalam Diagnosa keperawatan pertama ini yang dilakukan pada hari selanjutnya tanggal 20 Juni 2013 masalah teratasi dan intervensi dihentikan. Untuk diagnosa keperawatan ketiga yaitu: Nyeri akut berhubungan dengan perubahan frekuensi nafas, oedem pada ektremitas atas dan bawah. Implementasinya sebagai berikut: 1. Memantau tanda-tanda vital 2. mengatur posisi pasien semifowler Universitas Sumatera Utara 26 3. Mengkaji nyeri pada pasien jika terjadi perubahan Diagnosa keperawatan ketiga ini yang dilakukan pada hari dan tanggal yang sama yaitu 19 Juni 2013 masalah teratasi dan intervensi dihentikan. Universitas Sumatera Utara 27

BAB III Kesimpulan dan Saran

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengkajian yang telah dilaksanakan pada tanggal 17 Juni 2013 di RA-2 RSUP. H. Adam Malik dapat diambil kesimpulan ternyata asuhan keperawatan pada Tn.H dengan prioritas masalah kebutuhan dasar oksigenasi yang dapat diambil ada 3 diagnosa keperawatan yaitu: ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan nyeri atau kelemahan otot, Gangguan pola tidur berhubungan dengan ketidaknyamanan fisik seperti: nyeri, nafas pendek, dan batuk, dan nyeri akut berhubungan dengan perubahan frekuensi nafas, oedem pada ekstremitas atas dan bawah. Dari ketiga diagnosa keperawatan tersebut ada dua diagnosa keperawatan yang masalahnya teratasi sebgaian yaitu diagnosa: ketidakefektifan pola nafas dan nyeri akut. Sedangkan untuk diagnosa keperawatan kedua yaitu: gangguan pola tidur masalah sudah teratasi.

B. Saran

1. Untuk Rumah Sakit Kepada tim kesehatan khususnya perawat ruang RA2 RSUP H. Adam Malik Medan dapat melakukan pemenuhan kebutuhan prioritas kepada pasien CHF. 2. Untuk Pasien Dalam suatu keluarga sangatlah penting untuk memperhatikan pola pernafasan apabila di dalam satu keluarga tersebut mengalami gangguan oksigenasi. 3. Untuk Institusi Pendidikan Dapat meningkatkan mutu pelayanan pendidikan yang berkualitas demi mewujudkan perawat vokasional yang kompeten, terampil, inovatif, dan bermutu yang mampu memberikan asuhan keperawatan secara menyeluruh berdasarkan kode etik keperawatan. Universitas Sumatera Utara