pendapatan untuk konsumsi dilambangkan dengan C, dan penggunaan pendapatan yang diterima dilambangkan Y=C+S.
Seandainya keseluruhan pendapatan masyarakat itu dikonsumsikan keseluruhannya MPC=I, sehingga besarnya K menjadi tidak terhingga, maka
besarnya pertambahan pendapatan nasional juga menjadi tidak terhingga. Khusus kondisi di negara berkembang, dimana income masyarakat relatif rendah, kendati
pendapatan masyarakat yang di terima di asumsikan keseluruhannya, dampaknya terhadap pertambahan pendapatan nasional tidak akan terlalu besar. Hal ini di
sebabkan karena kemampuan dalam pembentukan modal juga relatif rendah yang di sebabkan oleh lemahnya kemampuan menabung dari masyarakatnya yang tentu
saja akan menciptakan kondisi yang kondusif bagi terciptanya lembaga-lembaga keuangan padahal faktor-faktor tersebut sangat di perlukan di dalam proses
pembangunan guna memacu perekonomian. Jhingan,2006
2.2 Review Penelitian Terdahulu
Brodjonegoro dan Dartanto 2003 bahwa, setelah pelaksanaan desentralisasi fiskal kesenjangan antar wilayah semakin besar antar daerah di
Indonesia. Dalam era desentralisasi fiskal dengan transfer dana dari Pemerintah Pusat dan kewenangan yang luas kepada daerah untuk mengelola dan
mengoptimalkan potensi-potensi ekonomi yang ada memberi efek positif terhadap perekonomian daerah.
Sasana 2006 menemukan bahwa desentralisasi fiskal berpengaruh positif dan signifikan terhadap perekonomian. Hal ini dilihat dari koefisien jalur yang
bertanda positif sebesar 0,268 dengan nilai C.R sebesar 3,662 dan diperoleh probabilitas signifikan p sebesar 0,000 yang lebih kecil dari taraf signifikan a
Universitas Sumatera Utara
yang ditentukan sebesar 0,05. Dengan demikian desentralisasi fiskal berpengaruh secara langsung pada perekonomian sebesar 0,268, yang berarti bahwa setiap ada
kenaikan desentralisasi fiskal satu satuan maka akan menaikkan perekonomian sebesar 0,286 persen. Hasil estimasi ini memberikan dukungan atas hipotesis satu
pada penelitian ini, bahwa desentralisasi fiskal berpengaruh signifikan terhadap perekonomian di kabupatenkota di Provinsi Jawa Tengah.
Wibowo 2008 menemukan bahwa 1 desentralisasi fiskal di Indonesia secara umum memberikan pengaruh positif terhadap pembangunan daerah selama
periode 1999-2004. 2 Era baru desentralisasi fiskal yang diluncurkan sejak tahun 2001 ternyata memberikan dampak yang relatif lebih baik terhadap pembangunan
daerah dibanding dengan rezim desentralisasi fiskal sebelumnya. 3 Sekurang- kurangnya terdapat dua alasan yang dapat menjelaskan fenomena otonomi fiskal
yang kurang favourable sebelum periode reformasi fiskal, yakni i kurangnya kompetensi para aparatur dan politisi daerah dalam menetapkan instrumen
pendapatan daerah, dan ii monitoring pemerintah pusat atas penerapan Perda tentang pajak retribusi daerah yang kurang efektif.
Harianto dan Adi 2007 menemukan bahwa Dana Alokasi Umum sangat berpengaruh terhadap Belanja Modal. Belanja Modal mempunyai dampak yang
signifikan dan negatif terhadap Pendapatan Per Kapita dalam hubungan langsung, tetapi juga mempunyai hubungan yang positif dalam hubungan tidak langsung
melalui Pendapatan Asli Daerah. Pendapatan Asli Daerah sangat berpengaruh terhadap Pendapatan Per Kapita, tetapi pertumbuhan yang terjadi masih kurang
merata sehingga banyak ketimpanganjarak ekonomi antar daerah. Dana Alokasi
Universitas Sumatera Utara
Umum mempunyai dampak yang signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah melalui Belanja Modal efek tidak langsung.
Pujiati 2007 meneliti Analisis Perekonomian di Karesidenan Semarang Era Desentralisasi Fiskal. Tujuan penelitian ini untuk mengestimasi pengaruh
Pendapatan Asli Daerah PAD, Dana Alokasi Umum DAU, Dana Bagi Hasil DBH dan tenaga kerja terhadap perekonomian kabupatenkota di wilayah
Karesidenan semarang yaitu kota semarang. Penelitian menunjukkan bahwa PAD berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan, DBH berpengaruh
positif dan signifikan terhadap perekonomian, DAU berpengaruh negatif dan signifikan terhadap perekonomian serta tenaga kerja sebagai faktor utama dalam
mempercepat perekonomian mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap perekonomian
Tabel 2.2. Review Penelitian Terdahulu
NamaTahun Peneliti
Judul Penelitian Variabel yang
Digunakan Hasil yang Diperoleh
Brodjonegoro dan Dartanto
2003 Dampak Desentralisasi
Fiskal Terhadap Perekonomian
dan Kesenjangan Daerah :
Analisa Model Makro Ekonometrik Simultan
Desentralisasi Fiskal X,
Kesenjangan Fiskal Y
1
dan Perekonomian Y
2
Setelah pelaksanaan desentralisasi fiskal kesenjangan antar wilayah
semakin besar antar daerah di Indonesia. Dalam era desentralisasi
fiskal dengan transfer dana dari pemerintah pusat dan kewenangan
yang luas kepada daerah untuk mengelola dan mengoptimalkan
potensi-potensi ekonomi yang ada memberi efek positif terhadap
perekonomian daerah.
Sasana 2006 Analisis Dampak
Desentralisasi Fiskal Terhadap Perekonomian
di KabupatenKota di Provinsi Jawa Tengah
Desentralisasi Fiskal X dan
Perekonomian Desentralisasi fiskal berpengaruh
signifikan terhadap perekonomian di KabupatenKota di Provinsi Jawa
Tengah.
Universitas Sumatera Utara
NamaTahun Peneliti
Judul Penelitian Variabel yang
Digunakan Hasil yang Diperoleh
Wibowo 2008
Mencermati Dampak Desentraliasi Fiskal
Terhadap Perekonomian Daerah
Desentralisasi Fiskal X dan
Perekonomian Y 1 Desentralisasi fiskal di Indonesia
secara umum memberikan pengaruh positif terhadap
pembangunan daerah selama periode 1999-2004. 2 Era baru
desentralisasi fiskal yang diluncurkan sejak tahun 2001
ternyata memberikan dampak yang relatif lebih baik terhadap
pembangunan daerah dibandingkan dengan rezim
desentralisasi fiskal sebelumnya. 3 sekurang-kurangnya terdapat
dua alasan yang dapat menjelaskan fenomena otonomi
fiskal yang kurang favourable sebelum periode reformasi fiskal,
yakni i kurangnya kompetensi para aparatur dan politisi daerah
dalam menetapkan instrumen pendapatan daerah, dan ii
monitoring pemerintah pusat atas penerapan Perda tentang pajak dan
retribusi daerah yang kurang efektif.
David Haryanto dan
Priyo Hari Adi 2007
Hubungan Antara Dana Alokasi Umum, Belanja
Modal, Pendapatan Asli Daerah dan Pendapatan
Per Kapita Dana Alokasi
Umum X
1
, Belanja Modal
X
2
, Pendapatan Asli Daerah X
3
1 Dana Alokasi Umum sangat berpengaruh terhadap Belanja Modal
2 Belanja Modal mempunyai dampak yang signifikan dan negatif
terhadap Pendapatan Per Kapita dalam hubungan langsung, tetapi juga
mempunyai hubungan yang positif dalam hubungan tidak langsung
melalui Pendapatan Asli Daerah 3 Pendapatan Asli Daerah
sangat berpengaruh terhadap Pendapatan
Perkapita 4 Dana Alokasi Umum mempunyai dampak yang signifika
terhadap Pendapatan Asli Daerah melalui Belanja Modal efek tidak
langsung dan Pendapatan Per
Kapita Y
Pujiati 2007 AnalisisPertumbuhan
Ekonomi di Karesidenan Semarang
era Desentralisasi Fiskal Untuk mengestimasi
pengaruh variabel keuangan daerah
PAD, DAU, DBH dan tenaga kerja
terhadap pertumbuhan
ekonomi di kabupatenkota di
wilayah Karesidenan
Semarang PAD berpengaruh positif dan
signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. DBH berpengaruh positif
dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. DAU berpengaruh negatif
dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Tenaga Kerja berpengaruh
positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.
Universitas Sumatera Utara
BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
3.1 Kerangka Konseptual
Beberapa alasan yang mendasari bahwa desentralisasi fiskal, Belanja modal, Angkatan Kerja dan Investasi mempunyai peranan yang sangat penting
dalam perekonomian suatu daerah adalah sebagai berikut :
1. Pengaruh Desentraliasi Fiskal terhadap PDRB
Diberlakukannya kebijakan desentralisasi fiskal di Indonesia pada tahun 2001 juga merupakan faktor penting yang mempengaruhi perekonomian daerah.
Dengan adanya pelimpahan wewenang dibidang fiskal dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah maka akan dapat meningkatkan kemampuan daerah dalam
melayani kebutuhan barang publik dengan lebih baik dan efisien. Selain itu, desentralisasi fiskal juga dapat meningkatkan efesiensi ekonomi karena
pemerintah daerah dianggap lebih mengerti sejauh mana kebutuhan masyarakat dan keterbatasan anggaran yang dimiliki.
Menurut hasil penelitian Brodjonegoro dan Dartanto 2003 Dalam era desentralisasi fiskal dengan transfer dana dari Pemerintah Pusat dan kewenangan
yang luas kepada daerah untuk mengelola dan mengoptimalkan potensi-potensi ekonomi yang ada memberi efek positif terhadap perekonomian daerah.
Kemudian hal yang sama juga dikemukakan dalam hasil penelitian Sasana 2006 menyatakan bahwa desentralisasi fiskal berpengaruh positif dan signifikan
terhadap perekonomian. Kemudian Wibowo 2008 menemukan bahwa 1
Universitas Sumatera Utara