Page 29 of 40
29
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN KAYU 1. Persiapan
Sebelum pekerjaan kayu dimulai maka Pemborong harus mempersiapkan rencana kerja, material, serta peralatan yang I.engkap untuk pekerjaan kayu tersebut, sehingga pekerjaan tersebut dapat
dikerjakan dengan sebaik-baiknya. 2. Standard
Semua pekerjaan konstruksi kayu yang belum tercakup dalam peratuan ini harus memenuhi syarat- syarat dalam :
Peraturan umum Bahan Bangunan di Indonesia NI-3.
Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia NI-5.
3. Kayu a. Mutu kayu
Kalau tidak ditentukan lain, maka semua kayu yang digunakan untuk penyangga harus kayu dengan mutu A sesuai dengan PPKI. Semua kayu harus bebas dari getah-getah, cacat-cacat kayu
seperti mata kayu, retak-retak, bengkok, dan sebagainya dan harus sudah mengalami proses pengeringan udara minimum 3 bulan.
b. Kadar air
Kadar air dari semua kayu yang dipakai untuk pekerjaan : Harus lebih kecil atau sama dengan 15 , sedangkan untuk pekerjaan-pekerjaan yang kasar
harus lebih kecil atau sama dengan 20 . Harus dijaga agar supaya kadar air tersebut konstan baik pada saat penyimpanan, pengerjaan, maupun sampai pada penyelesaian pekerjaan.
4. Macam-macam kayu
Macam kayu yang dipakai untuk pekerjaan-pekerjaan ini akan disebutkan atau ditentukan kemudian pada saat rapat.penjelasan.
5. Penyimpanan kayu Segera setelah kayu diterima di tempat pekerjaan, maka kayu-kayu ditumpuk agar tidak menyentuh
tanah pada tempat-tempat yang disetujui Direksi. Kayu bundar disusun sedemikian rupa sehingga setiap batang mempunyai jarak tidak kurang dari 7,5
cm dari batang yang berdampingan. Papan-papan disusun seperti batang bundar atau disusun tegak lurus terhadap lapisan di bawahnya
atau dipisahkan dengan tumpukan pada jarak tertentu untuk mencegah perubahan bentuk dari kayu. Kayu pada setiap lapisan harus dipisahkan dari kayu-kayu yang berdampingan dengan jarak
horozontal 2,5 cm. Semua kayu yang disusun di tempat pekerjaan harus selalu dilindungi dengan baik dan bila kayu-
kayu itu menjadi rusak atau tidak sesuai untuk digunakan, maka kayu itu akan ditolak dan harus diganti oleh Pemborong atas tanggungannya.
6. Ukuran-ukuran
Ukuran-ukuran kayu harus sesuai dengan yang disyaratkan, kecuali penyimpangan-penyimpangan sedikit akibat penggergajian di perkebunan. Ukuran-ukuran yang menyimpang harus disesuaikan
seperti yang ditunjukkan dalam gambar rencana. 7. Permukaan kayu yang terbuka
Semua kayu yang pada penyelesaian akhir dibiarkan permukaannya terbuka, misalnya pada pekerjaan meubelair, pintu, jendela, dan sebagainya, permukaannya harus dikerjakan kembali jika
tidak ditentukan lain dalam spesifikasi ini. Semua kayu pada pekerjaan konstruksi kayu harus dibiarkan kasar dari penggergajian jika tidak ditentukan bahwa harus dikerjakan lagi.
8. Penyusutan kayu
Page 30 of 40
30 Persiapan, penyambungan, dan pemasangan dari pekerjaan kayu harus sedemikian rupa sehingga
penyusutan pada bagian-bagian tertentu atau arah-arah tertentu harus tidak mempengaruhi kekuatan dan bentuk terakhir dari pekerjaan dan tidak merusak bahan-bahan secara terus menerus.
9. Pabrikasi
Pemborong harus menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan bagi persiapan pekerjaan pabrikasi juga termasuk penyediaan semua plat-plat penyambung, sekrup-sekrup, paku, dan lain sebagainya,
sehingga pekerjaan dapat dilakukan sebaik-baiknya sesuai dengan gambar rencana. Pemborong harus menyiapkan pula segala keperluan untuk pemasangan seperti perancah-perancah dan lain sebagainya.
untuk mendukung dan memasang konstruksi tersebut pada tempat yang sesuai dengan gambar rencana.
10. Pengawetan dan pengecatan kayu Direksi dapat, memerintahkan untuk menggunakan bahan-bahan untuk mengawetkan kayu jika
dipandang perlu, yang dapat berupa minyak pengawet kayu ataupun penggunaan ter. Semua sambungan pada ujung-ujung kayu perlu mendapat perhatian khusus dan pada penyelesaian
pekerjaan, minyak pengawet kayu harus dituangkan pada sambungan-sambungan.
Semua bagian-bagian yang diminyaki harus diselesaikan dahulu sebelum mulai pekerjaan pengecatan dan tidak ada satu bagian pun yang diminyaki selama atau segera setelah hujan atau selama
permukaan kayu masih basah. Diperlukan sekurang-kurangnya 48 jam berselang setiap penggunaan minyak pada bagian yang sama.
Jika digunakan ter untuk mengawetkan kayu maka bagian kayu tersebut harus kering dulu sebelum dipasang. Untuk bagian-bagian yang nantinya tidak tertutup oleh lapisan tanah dan sebagainya bisa
dilaksanakan pengeteran setelah bangunan tersebut terpasang. Setelah pengolahan bagian-bagian kayu dengan minyak-minyak pengawet kayu maka dapat dilapisi
dengan satu lapisan menie atau bahan lain yang telah disetujui. Setelah lapisan menie maka harus diplamuur dan setelah digosok dengan amplas dilapisi dengan tiga lapis cat yang disetujui mutunya.
Semua sambungan dan bagian lain yang tidak dapat dicapai setelah pemasangan kayu konstruksi, harus terlebih dahulu diberi lapisan menie 2 kali sebelum pemasangan.
Tidak diperkenankan mencat selama permukaan kayu terpengaruh oleh air hujan atau selama permukaan kayu atau besi masih basah.
Setelah sekurang-kurangnya 24 jam baru lapisan cat yang berikut dapat diberikan dan setiap lapisan cat harus kering betul sebelum yang berikutnya diberikan.
Page 31 of 40
31
SPESIFIKASI TEKNIS INSTALASI PENGOLAHAN AIR
KONSTRUKSI BETON BERTULANG
Page 32 of 40
32
SPESIFIKASI TEKNIS INSTALASI PENGOLAHAN AIR KONSTRUKSI BETON BERTULANG
1. UMUM
1. Ruang lingkup