Urugan Pasir Cara Pengukuran Hasil Kerja dan Dasar Pembiayaan

Page 4 of 40 Pembangunan Reservoir 2000 m3 IPA Pal 8 Direksi adalah tidak mungkin memompa air tanah yang cepat sekali naik atau karena sebab- sebab lain sehubungan dengan adanya daya angkat air, maka mungkin diperlukan suatu lantai belen seal dengan dimensi cukup, agar penempatan besi pengecoran beton untuk pondasi dapat dikerjakan sebagaimana layaknya. Usaha pemompaan air ini tidak dari Coffer Dam hendaknya dilengkapi dan dikerjakan sedemikian agar beton muda atau bagian-bagian daripadanya tidak ikut terbawa dalam proses pemompaan. Pemompaan tidak dibenarkan untuk dimulai sebelum lantai beton seal cukup menjadi keras.

f. Pemeriksaan Penggalian dan Pengisian

Penggalian dan pengisian harus diperiksa dan disetujui oleh Direksi dan kalau perlu oleh pengawas setempat sebelum dimulainya tahap konstruksi. Direksi akan segera memberitahukan kalau pengisian selesai sehingga ia dapat bersiap-siap untuk mengetes secara tepat kepadatannya. Setelah penggalian disetujui, kontraktor harus segera mulai dengan tahap konstruksi berikutnya dan tidak boleh membiarkan parit penggalian ditinggal terbuka dalam jangka waktu lama untuk hal-hal yang tidak perlu.

4. Urugan Tanah a. Umum

Urugan dilaksanakan pada :  Semua bekas lubang pondasi  Semua bagian yang harus ditinggikan, dengan jalan menimbun, urugan tanah harus dilaksanakan menurut gambar serta peil-peil yang telah ditetapkan, juga termasuk perataan dan penyelesaian tanah halaman disekitarnya.

b. Penggunaan Material Bekas Galian

Pemborong harus menjamin bahwa semua material bekas galian yang akan dipergunakan kembali ditempatkan secara terpisah dan dllindungi dart segala pengotoran-pengotoran seperti bahan-bahan yang dapat merusak beton, akar dari dahan, kayu dan sebagainya. Berbagai jenis dari material sebaiknya diletakkan terpisah, misalnya material yang sifatnya keras dipisahkan dari yang sifatnya lembek, seperti lempung dan sebagainya. Penggunaan jenis-jenis material yang akan dipakai untuk keperluan penggunaan harus ada persetujuan dari Direksi.

c. Urugan Tanah

Semua pekerjaan pengurugan harus dilaksanakan lapis demi lapis horizontal dan dipadatkan. Tebal dari tiap lapis diambil 15 sd 25 cm dan selama proses pemadatan, harus dibasahi dengan air untuk mendapatkan hasil pemadatan yang maksimum. Pemadatan harus dilakukan dengan alat pemadat mekanis compactor dan untuk pekerjaan yang besar sifatnya, dapat dipakai roller dan sebagainya, dengan kapasitas yang sesuai. Tanah harus dipisahkan terlebih dahulu dari bahan-bahan yang dapat membahayakan, misalnya dapat merusak permukaan beton ataupun lapisan finishing yang lain. Pengurugan dilaksanakan sampai mencapai peil yang ditetapkan dan diratakan saillpai nantinya tidak akan timbul cacat-cacat seperti turunnya permukaan, bergelombang, dan sebagainya.

5. Urugan Pasir

Pada prinsipnya, pekerjaan pengurugan dengan pasir dilaksanakan sama seperti pada pengurugan dengan tanah timbunan. 6. Lain-lain Pengurugan dengan bahan-bahan lain, misalnya dengan gravel, pecahan batu merah, dan sebagainya harus dilaksanakan menurut gambar rencana. Bahan-bahan tersebut harus bersih, bebas dari kotoran- kotoran, serta mempunyai gradasi yang sesuai dengan yang diperuntukkan.

7. Cara Pengukuran Hasil Kerja dan Dasar Pembiayaan

Jumlah yang akan dibayar, adalah jumlah kubikasi dalam m3 dari tanah galian yang diukur dalam keadaan asli dengan cara luas ujung rata-rata atau kubikasi dalam m 3 dari tanah yang dipadatkan Page 5 of 40 Pembangunan Reservoir 2000 m3 IPA Pal 8 pada pekerjaan urugan. Volume tanah atau batu-batuan yang diukur adalah volume dari prisma yang dibatasi bidang-bidang, sebagai berikut : a. Bidang atas, adalah bidang horizontal seluas bidang pondasi yang melewati titik terendah dari pertokoan tanah asli. Di atas bidang horizontal ini galian tanah diperhitungkan sebagai galian tanah biasa yang sesuai dengan sifatnya. b. Bidang bawah, adalah bidang dasar pondasi. c. Bidang tegak, adalah bidang vertikal keliling. Pengukuran volume tidak diperhitungkan untuk galian yang diakukan di bawah bidang dasar pondasi atau di bawah bidang batas bawah yang ditentukan oleh Direksi. Juga tidak diperhitungkan untuk galian yang diakibatkan oleh pengembangan tanah, pemancangan, longsor, bergeser, runtuh atau karena sebab-sebab lain. Kedudukan dasar pondasi yang tercantum pada gambar rencana, hanya bersifat pendekatan dan perubahan-perubahan sesuai dengan ketentuan Direksi dapat diadakan tanpa tambahan pembiayaan. Volume galian konstruksi untuk tanah-tanah dibawah muka air tanah, akan dibayar tersendiri, yaitu untuk volume tanah galian yang terletak minimum 20 cm dibawah muka air tanah konstan pada lubang galian. Jumlah yang diukur dengan cara seperti tersebut diatas tanpa mempertimbangkan cara dimana material tersebut akan dibuang, dibayar menurut harga satuan sesuai dengan mata pembiayaan yang akan disebut dibawah ini. Harga tersebut harus telah mencakup semua pekerjaan yang perlu dan hal-hal lain yang umum dikerjakan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan sebaik-baiknya.

II. PEKERJAAN BETON 1. Umum

Beton harus merupakan campuran dari semen, agregat halus, agregat kasar dan air, dengan perbandingan sedemikian sehingga dalam beton yang dihasilkan, jumlah semen yang terdapat di dalamnya minimal sesuai dengan persyaratan dalam spesifikasi . Hasil akhir pekerjaan harus berupa beton yang baik, padat dan tahan lama serta memiliki kekuatan dan sifat-sifat lain sebagaimana disyaratkan. Perbandingan antara agregat halus dan agreagat kasar tergantung dari gradasi bahannya, tetapi jumlah agregat hal selalu minimal dengan ketentuan bahwa bila dicampur dengan semen akan menghasilkan adukan yang cukup untuk mengisi ruang-ruang rongga-rongga diantara agregat kasar dan terdapat sedikit sisa untuk finishing. Untuk menjamin kekuatan dan ketahanan beton yang optimal, jumlah air yang dipakai dalam adukan harus minimal sehingga rnenghasilkan kemudahan untuk dikerjakan dan kosistensi yang sesuai dengan kondisi dan cara pengecoran beton. Semua bahan, pengujian lain-lain yang diuraikan dalam spesifikasi ini mengikuti standar Indonesia yang telah diterapkan dengan tujuan menerapkan suatu standar yang dapat diterima. Standar lokal atau standar lainnya dapat pula diterapkan asal sudah disetujui oleh direksi sebagai setara.

2. Bahan Bangunan Secara Umum