11 2 Berbagai jenis komponen dalam lingkungan pembelajar yang
dapat merangsang pembelajar untuk belajar. 3 Bentuk alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang
pembelajaran untuk belajar. 4 Bentuk
–bentuk komunikasi yang dapat merangsang pembelajaran untuk belajar, baik catak maupun audio, visual, dan audio-visual.
b. Media Sebagai Sumber Belajar
Sebagai sumber belajar, media memiliki tujuan dalam pembelajaran, yaitu mempermudah proses pembelajaran di kelas,
meningkatkan efisiensi proses pembelajaran, menjaga relevansi antara mata pelajaran dengan tujuan belajar, dan membantu
konsentrasi pembelajar dalam proses pembelajaran Arief S Sadiman, 2010:10.
Selain memiliki tujuan, media juga memiliki manfaat dalam pembelajaran, yaitu pengajaran lebih menarik perhatian pembelajar
sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar, bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami pembelajar
serta memungkinkan pembelajar menguasai tujuan pengajaran dengan baik, bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga
dapat lebih dipahami pembelajar serta memungkinkan pembelajar menguasai tujuan pengajaran dengan baik, metode pembelajaran
bervariasi dengan kata lain tidak semata –mata hanya komunikasi
verbal melalui penuturan kata –kata lisan pengajar sehingga
pembelajar tidak bosan dan pengajar tidak kehabisan tenaga, dan
12 pembelajar lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak
hanya mendengarkan penjelasan dari pengajar saja tetapi juga aktivitas lain yang dilakukan seperti : mengamati, melakukan,
mendemonstrasikan, dan lain –lain Arief S Sadiman, 2010:10.
Selain itu manfaat media pembelajaran bagi pengajar secara khusus adalah dapat memberikan pedoman serta arah untuk
mencapai tujuan, menjelaskan struktur dan urutan pengajaran secara baik, memberikan kerangka sistematis mengajar secara baik,
memudahkan kendali pengajar terhadap materi pelajaran, membantu kecermatan, ketelitian dalam penyajian materi pembelajaran,
membangkitkan rasa percaya diri seseorang pengajar, dan dapat meningkatkan kualitas pengajaran. Sedangkan bagi pembelajar
bermanfaat untuk meningkatkan motivasi belajar pembelajar, memberikan
dan meningkatkan
variasi belajar
pembelajar, memberikan struktur materi pelajaran dan memudahkan pembelajar
untuk belajar, memberikan inti informasi, pokok –pokok, secara
sistematik sehingga memudahkan pembelajar untuk belajar, merangsang pembelajar untuk berpikir dan beranalisis, menciptakan
kondisi dan situasi belajar tanpa tekanan, pembelajar dapat memahami materi pelajaran dengan sitematika yang disajikan
pengajar lewat media pembelajaran Arief S Sadiman, 2010:12. Dalam pembelajaran, media memiliki fungsi, yaitu dapat
menghadirkan proyek sebenarnya dan obyek yang lengkap, membuat duplikasi dari obyek yang sebenarnya, membuat konsep abstrak ke
konsep konkret, memberikan kesamaan persepsi, mengatasi
13 hambatan waktu, tempat, jumlah, dan jarak, menyajikan ulang
informasi secara konsisten, memberi suasana belajar yang tidak tertekan, santai, dan menarik, sehingga dapat mencapai tujuan
pembelajaran Arief S Sadiman, 2010:13. Selain fungsi diatas, menurut Livie dan Lentz 1982,
mengemukakan empat fungsi media pembelajaran yang khususnya pada media visual, yaitu fungsi atensi, fungsi afektif, fungsi kognitif,
dan fungsi kompensatoris. Masing –masing fungsi tersebut, dapat
dijelaskan sebagai berikut : 1 Fungsi atensi berarti media visual merupakan inti, menarik, dan
mengarahkan perhatian pembelajar untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang
ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran. 2 Fungsi afektif maksudnya, media visual dapat terlihat dari tingkat
kenikmatan pembelajar ketika belajar membaca teks gambar. Gambar atau lambang visual akan dapat menggugah emosi dan
sikap pembelajar. 3 Fungsi kognitif bermakna media visual mengungkapkan bahwa
lambang visual
memperlancar pencapaian
tujuan untuk
memahami dan mendengar informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar.
4 Fungsi kompensatoris artinya media visual memberikan konteks untuk memahami teks membantu pembelajar yang lemah dalam
membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatkannya kembali.