4.2.1 Identitas Informan
Dalam penelitian ini yang dijadikan informsi adalah pemilik warung soto ayam Lamongan “Cak Suep”, karyawan soto ayam Lamongan “Cak Suep” serta pelanggan
soto ayam ini yaitu orang-orang yang telah makan soto ayam Lamongan “Cak Suep” lebih dari satu kali.
No Nama Informan
Usia Alamat
Jabatan 1 Suep
43 thn
Lamongan Pemilik
warung soto ayam “Cak
Suep” 2
Supardi 35 thn
Jln. Nuri no 78 Karyawan
3 Sujari
39 thn Jln. Pager no 69
Karyawan 4
M. Karisma 22 thn
Delta Sari Indah R-5 Pelanggan
5 Maspupah
45 thn Jln. Raganata 45
Pelanggan 6
I Made Swastika 21 thn
Delta Sari Indah E 357 Pelanggan
7 Andry Pribadi
26 thn Delta Sari Indah Ad 47 Pelanggan
8 Herawati
38 thn Jln. Anusanata 66
Pelanggan
1. Bapak Suep, pemilik soto ayam “Cak Suep” informan 1
Bapak Suep menekuni profesi sebagai pedagang soto ayam Lamongan sejak tahun 1985, yang dimulai dari ikut bekerja sebagai karyawan warung soto ayam milik
kakaknya. Kemudian pada tahun 1989 berbekal ilmu membuat soto ayam selama menjadi karyawan soto milik kakanya, muncul keinginan dari bapak Suep untuk
memiliki usaha soto ayam sendiri. Dengan modal Rp 75.000 pada saat, itu bapak Suep mulai merintis usaha soto ayamnya. Uang tersebut adalah uang pribadi hasil kerja
sebagai karyawan soto ayam milik kakaknya. Alasan di pilihnya bisnis soto ayam ini oleh bapak Suep adalah bahwa profesi dari awal adalah penjual soto ayam walaupun
hanya sekedar sebagai karyawan. Pada awalnya bapak Suep ingin mendirikan bisnis soto ayam sendiri ini karena
ingin mandiri dan mengembangkan karirnya sebagai orang yang mempunyai keahlian dalam membuat soto ayam berbekal pengalaman selama menjadi karyawan soto ayam
milik kakaknya. Seperti diungkapkan oleh bapak Suep informan 1 berikut ini, “Profesi saya itu dari dulu ya jualan soto ayam ini, lagipula saya kan orang asli Lamongan dan
rata-rata soto ayam lamongan itu banyak disukai orang Surabaya. Asal dari Lamongan, kerja awal dari membantu berjualan soto, ya akhirnya saya membuka bisnis soto ayam
sendiri biar lebih mandiri”. Usaha bapak Suep memproduksi soto ayam kemudian menjualnya sendiri dan
tidak bekerja lagi pada kakaknya menghabiskan waktu sekitar 20 tahunan. Dalam menjalankan usahanya tersebut tidak selalu berjalan lancar sesuai dengan
keinginannya, ada kalanya mengalami sebuah hambatan. Hambatan yang dialami
beliau dalam usaha soto ayam ini pada awalnya adalah dalam bidang pemasaran, dimana untuk mengenalkan pertama kali soto ayamnya ini ke konsumen adalah
dengan cara berjualan berkeliling komplek perumahan Delta Sari tiap blok. Karena semakin sering bapak Suep berkeliling, maka semakin banyak yang mengetahui dan
mengenal soto ayam ini yang pada akhirnya banyak dikenal warga. Hal ini tidak lepas dari seringnya bapak Suep berkeliling blok demi blok untuk menjajakan soto ayamnya.
Manfaat lain dari dikenalnya usaha soto ayam bapak Suep ini adalah seringnya beliau mendapat pesanan soto ayam dari warga Delta Sari Indah untuk acara-acara yasinan,
peringatan kemerdekaan 17 Agustus 1945, dan juga untuk konsumsi warga yang biasanya mengadakan acara kerja bakti dalam sebulan sekali.
Setelah usaha soto ayam bapak Suep mulai banyak diminati oleh pelanggan, beliau memutuskan untuk tidak berkeliling lagi tetapi menjajakan soto ayamnya
dengan menetap di suatu tempat yang dianggapnya strategis. Maksud bapak Suep menetap tersebut adalah untuk mempermudah pelanggan yang ingin membeli soto
ayamnya, karena jika harus berkeliling maka pelanggan dari blok-blok lain yang ingin dengan segera membeli soto ayamnya mengalami kesulitan mencari posisi gerobak
soto ayamnya. Strategi ini selain untuk mempermudah pelanggan dalam mencarinya, juga untuk meringankan bapak Suep karena beliau tidak harus capek-capek lagi
berkeliling untuk menjajakan soto ayamnya.
2. Bapak Supardi, karyawan soto ayam “Cak Suep” informan 2
Bapak Supardi adalah karyawan yang membantu bapak Suep dalam menjalankan usaha soto ayamnya. Tugas bapak Supardi adalah mengambil kuah soto dari tempat
usaha soto ayam “Cak Suep” ke tempat produksi atau memasak, yaitu di rumah bapak Suep yang memiliki jarak kurang lebih 1 km dari tempat usahanya. Bapak Supardi ini
kesehariannya adalah tukang becak yang biasa mangkal di sekitar warung soto ayam “Cak Suep”. Jika sedang ada penumpang dan di waktu bersamaan ada tugas untuk
mengambil kuah soto dari bapak Suep, maka pekerjaan tersebut akan dilakukan oleh bapak Suep sendiri. Bapak Supardi turut serta membantu usaha soto ayam “Cak Suep”
ini sejak tahun 2000, beliau adalah tetangga bapak Suep. Selain mengambil kuah soto ayam, bapak Supardi juga bertugas mengembalikan semua perabotan yang di gunakan
selama berjualan ke tempat produksi soto ayam ini. Tugas ini dijalankan setelah warung soto ayam “Cak Suep” mendekati jam tutup operasionalnya yaitu sekitar pukul
10.30. Jika semua pekerjaan yang dilakukan telah selesai, maka bapak Supardi akan kembali menjadi penarik becak karena profesi asli bapak Supardi adalah tukang becak.
Bapak Supardi menjadi karyawan di warung soto ayam “cak Suep” ini selama kurang lebih 7 tahun. Alasan beliau adalah untuk mencari tambahan uang karena
menurutnya uang hasil dari menarik becak sangatlah kurang, seperti ungkapan bapak Supardi berikut ini,”uang saya dari menarik becak sangat kurang sekali, apalagi
sembako selalu naik, maka saya memutuskan mencari tambahan uang dengan ikut bekerja untuk membantu cak Suep di warung soto ayam ini”. Bapak Supardi sangat
cocok dan betah kerja disini karena selain tempat warung soto ayam ini tidak jauh dari
pangkalan becaknya, juga karena bapak Suep ini adalah tetangganya sendiri. Pembagian tugas dari bapak Suep kepada bapak Supardi hanyalah untuk mengambil
kuah soto dan mengembalikan kembali semua perabotan warung soto ayam “Cak Suep” ke tempat produksi atau rumah bapak Suep. Upah yang diterima bapak Supardi
adalah upah harian yang dibayarkan tiap minggu sekali. Upah perhari yang diterima bapak Supardi adalah Rp 8000. dan dibayarkan tiap hari Minggu, tetapi jika pada saat
ada tugas mengambil kuah soto dari bapak Suep dan di saat bersamaan bapak Supardi sedang menarik becak, maka perharinya di hitung Rp 4000, karena beliau
meninggalkan tugasnya.Selain itu jika bapak Supardi sakit atau tidak bekerja karena ada keluarga yang sedang sakit atau ada keperluan tertentu maka bapak Supardi tidak
mendapat gaji harian tersebut karena tidak melakukan semua tugasnya. Bapak Suep selaku pemilik warung soto ayam tidak memiliki kebijakan tertentu sebagai dispensasi
jika beliau tidak masuk kerja karena sakit atau keluarganya sedang sakit. Beban kerja yang tidak terlalu berat membuat bapak Supardi merasa cukup dengan upah tersebut,
selain itu jam kerja beliau jika di total dalam sehari hanya 1 jam saja. “tugas saya itu hanya mengambil kuah soto dari rumah cak Suep ke warung, setelah itu selesai, baru
kemudian jika sudah mendekati pukul 10.30 saya bersiap-siap untuk mengembalikan barang-barang dari warung soto ayam ini menuju ke rumah cak Suep lagi” ungkap
bapak Supardi. Selama bapak Supardi bekerja pada warung soto ayam “Cak Suep” ini, beliau tidak memiliki keinginan untuk bisa membuat soto ayam sendiri karena
menurutnya itu bukan bidangnya dan merasa tidak mampu. Kemampuan yang dimiliki bapak Supardi hanyalah tenaga,” karena sehari-hari saya bekerja sebagai tukang becak
maka tenagalah yang sangat saya perlukan”, kata bapak Supardi. Bapak Supardi sebenarnya ingin memiliki usaha sendiri walaupun hanya usaha kecil-kecilan. Usaha
yang ingin didirikannya adalah membuka warung kopi karena menurutnya membuka usaha warung kopi sama saja seperti hanya menjual air. Tetapi karena terbatasnya
dana maka impian tersebut sangat sulit terwujud. Walaupun bapak Supardi sulit untuk mewujudkan keinginanya, beliau tetap berusaha untuk mewujudkan keinginannya
tersebut seperti kata bapak Supardi berikut ini, “Jika saya nanti sudah merasa tidak kuat lagi untuk menarik becak, becak saya akan saya jual dan uang itu akan saya
gunakan untuk membuka usaha warung kopi”, begitulah menurut bapak Supardi
3. Bapak Sujari, karyawan soto ayam “Cak Suep” informan 3
Bapak Sujari adalah karyawan yang ikut serta “Cak Suep” dalam membantu menyajikan hidangan soto ayam ke konsumen jika bapak Suep menerima pesanan soto
ayam untuk acara- acara tertentu. Acara tersebut seperti misalnya acara selametan, acara ulang tahun kemerdekaan Republik Indonesia, acara kerja bakti kampung, dll.
Tugas utama bapak Sujari adalah membantu pekerjaan yang dilakukan bapak Suep jika sedang menerima pesanan soto, karena saat menerima pesanan soto untuk acara-
acara di luar ruangan, bapak Suep akan membawa gerobak soto ayamnya. Tugas bapak Sujari adalah mencuci mangkuk soto ayam yang telah terpakai, membantu menyajikan
soto ayam ke para undangan, dan juga membersihkan kembali tempat dimana gerobak soto ayam ini berhenti jika acara sudah selesai. Jika tidak ada pesanan soto ayam,
maka tugas bapak Sujari pada warung soto ayam “Cak Suep”ini tidak ada. Tugas
bapak Sujari hanyalah membantu bapak Suep jika ada pesanan soto ayam di luar, maka pada hari-hari biasa beliau tidak memiliki tugas untuk bekerja sebagai karyawan
warung soto ayam “Cak Suep”. Sebenarnya bapak Sujari adalah penarik becak di lingkungan perumahan Delta Sari Indah, tetapi karena beliau merasa tidak mampu lagi
untuk menarik becak, maka beliau tidak lagi bekerja sebagai penarik becak. Becak yang dulunya digunakan bapak Sujari di biarkan menganggur begitu saja di
rumahnya.Becak tersebut hanya di gunakan jika ada pekerjaan mencabut rumput dan membuang sampah tanaman dari rumah warga. Biasanya jika melakukan pekerjaan
ini, bapak Sujari akan dipanggil oleh pemilik rumah yang akan dibuang sampah tanamannya atau akan dicabut rumput yang ada di halaman rumahnya.
Bapak Sujari ikut bekerja sebagai karyawan bapak Suep sejak tahun 2003. Pada saat itu ada acara 17 Agustusan di salah satu RT di perumahan Delta Sari Indah.
Karena bapak Suep mendapatkan banyak pesanan, maka beliau mengajak bapak Sujari untuk membantunya. Sejak saat itulah bapak Suep selalu meminta bapak Sujari untuk
membantunya jika mendapat pesanan soto ayam untuk acara-acara di luar ruangan yang mengharuskan bapak Suep membawa gerobak sotonya. Proses membuat soto
sepenuhnya dikerjakan oleh bapak Suep. Pernah suatu ketika bapak Sujari ingin belajar membuat soto ayam pada bapak Suep, tetapi karena saat melihat proses
produksi soto ayam tersebut dilakukan pada waktu dini hari dan membutuhkan waktu yang lama, akhirnya beliau mengurungkan niatnya karena merasa capek jika harus
melakukannya. Upah yang diterima bapak Sujari saat menjadi karyawan soto ayam “Cak Suep” pada saat tertentu itu adalah Rp 35.000- Rp 100.000 tergantung banyak
tidaknya pesanan yang didapat. Jika pesanan hanya di bawah 200 orang, maka upah yang diterima sebesar Rp 35.000, tetapi jika pesanan yang didapat melebihi 200 orang,
maka upah yang diterima bapak Sujari adalah antara Rp 50.000 – Rp 100.000. Upah tersebut langsung dibayarkan bapak Suep setelah semua acara dan tugas selesai. Upah
yang diterima tersebut biasanya digunakan untuk membeli keperluan-keperluan tambahan seperti membeli kopi, teh, dll. Segala kebutuhan pokok tiap bulan keluarga
bapak Sujari di tutup oleh istrinya yang bekerja sebagai tukang cuci baju di rumah- rumah warga perumahan Delta Sari Indah.
Tidak adanya rasa keterpaksaan saat membantu bapak Suep bekerja inilah yang membuat beliau merasa senang dan tidak ada beban sama sekali. “Saya senang sekali
bisa membantu cak Suep saat mendapat banyak pesanan soto, karena tugas yang saya lakukan tidak berat dan juga waktu bekerja saya hanya pada waktu-waktu tertetu saja”,
kata bapak Sujari. Jika di saat bersamaan bapak Sujari sakit atau tidak dapat membantu bapak Suep untuk bertugas sebagai karyawan pada saat ada pesanan soto ayam, maka
bapak Sujari tidak mendapatkan upah. Biasanya bapak Suep akan mengajak orang lain untuk membantunya melayani pesanan, terkadang pula istri bapak Suep di ajak untuk
membantu meringankan tugasnya. Tidak ada perhatian khusus yang diberikan bapak Suep jika bapak Sujari tidak dapat menjalankan tugasnya,”kalau saya sakit dan tidak
dapat membantu bapak Suep jika ada pesanan, ya saya tidak mendapat upah karena saya tidak membantu apa-apa”, kata bapak Sujari.
Untuk membantu perekonomian keluarga, bapak Sujari sebenarnya ingin membuka usaha berjualan tanaman. Keahlian beliau merawat tanaman didapat dari
teman-temannya yang berjualan berbagai tanaman di kawasan Juanda. Karena untuk membuka usaha tersebut membutuhkan dana yang besar, maka bapak Sujari tidak
mampu untuk mewujudkannya. Saat ini, yang sering dilakukan bapak Sujari untuk menyalurkan keahliannya tersebut adalah dengan bekerja sebagai perawat tanaman,
dan pemotong rumput liar di rumah warga Delta Sari Indah.
4. M. Karisma, pelanggan Informan 4
Pemuda ini adalah pelanggan warung soto ayam “Cak Suep”, beliau adalah seorang sales perusahaan susu kemasan yang ada di wilayah SIER. Setiap hari
Karisma harus berangkat bekerja pukul 06.30, dan biasanya sebelum berangkat ke kantor pemuda ini menyempatkan diri untuk membeli soto ayam “Cak Suep” dan
memakan soto tersebut di tempat. Rutinitas Karisma inilah yang membuat beliau tak cukup waktu jika harus memasak untuk sarapan di rumah. Dalam seminggu beliau
makan soto ayam “Cak Suep” 2-3 kali, biasanya yang paling sering adalah hari Senin, seperti informasi Karisma informan 4 berikut ini, “kalau saya,untuk mengawali
pekerjaan di hari Senin harus dengan kondisi perut yang sudah kenyang, karena pekerjaan saya itu berat dan kalau perut sudah terisi, maka urusan pekerjaan akan
menjadi lebih gampang, karena itu saya selalu makan soto ayam “Cak Suep” ini tiap hari Senin, dan tentunya yang saya cari adalah harga makanan yang murah dan banyak
seperti disini”, begitulah menurut Karisma informan 4. Letak warung soto ayam “Cak Suep” ini yang satu arah dengan jalan sehari-hari
menuju ke kantor yang membuat beliau sering membeli soto ayam “Cak Suep”, selain
itu menurut Karisma soto ayam disini memiliki porsi yang sangat banyak daripada soto ayam tempat lain. Terkadang Karisma mengajak teman kerjanya yang bertempat
tinggal di perumahan Delta Sari Indah untuk makan soto ayam “Cak Suep” ini sesaat sebelum berangkat kerja. Menurutnya makan soto di sini sangatlah cocok untuk
kalangan pekerja sepertinya, karena harganya yang hanya Rp 5000, porsinya juga banyak, seperti informasi Karisma berikut ini, “ walaupun tempatnya kurang bersih
tetapi saya tetap suka untuk makan soto ayam di sini, karena sangat pas dengan ukuran kantong saya”. Selain itu menurutnya, keramahan cak Suep selaku penjual soto
semakin membuat Karisma setia pada soto ayam “Cak Suep” ini. Saran yang diberikan Karisma informan 4 untuk warung soto ayam “Cak Suep” ini adalah mengenai jam
operasionalnya,”Seharusnya soto ayam “Cak Suep” ini buka sampai malam agar pelanggan yang baru pulang kerja dan ingin membeli soto “Cak Suep” dapat
terlayani”, kata Karisma.
5. Ibu Maspupah, pelanggan informan 5
Ibu Maspupah adalah seorang ibu rumah tangga yang bertempat tinggal di desa Sawotratap, desa yang yang tidak jauh dari perumahan Delta Sari Indah. Ibu ini adalah
pelanggan setia soto ayam “Cak Suep” sejak soto ayam ini masih berkeliling mengitari blok-blok perumahan Delta Sari Indah. Awal perkenalan ibu Maspupah dengan soto
ayam “Cak Suep” adalah ketika beliau sedang berada di rumah temanya di salah satu blok perumahan Delta Sari Indah. Ketika itu ada seorang pedagang soto ayam keliling
yang lewat di depan rumah temannya tersebut dan dipanggil oleh tuan rumah. Oleh
temannya tersebut ibu Maspupah dipesankan soto ayam. Setelah mencoba soto ayam “Cak Suep” ini ibu Maspupah merasa cocok dan suka dengan soto ayam tersebut.
Awal perkenalan inilah yang membuat ibu Maspupah memutuskan untuk menjadi pelangan setia soto ayam “Cak Suep” karena menurut beliau soto ayam ini sangat
murah dan ayam pada soto ini sangat banyak. Ibu Maspupah sering membeli soto ayam “Cak Suep” pada hari Minggu karena pada hari tersebut anak-anak dan suami
ibu Maspupah berada di rumah, dan untuk menu sarapan di pagi hari, ibu Maspupah membeli soto ayam “Cak Suep”. Jika ada acara-acara tertentu tak jarang ibu Maspupah
memesan soto ayam “Cak Suep” untuk di hidangkan ke para tamu, seperti ungkapan ibu Maspupah berikut ini, “Biasanya jika ada arisan dibalai RW, ibu-ibu PKK di sini
selalu memesan soto ayam “Cak Suep” untuk konsumsinya, karena selain murah porsi yang diberikan banyak dan rata-rata ibu-ibu PKK disini suka dengan soto ayam “Cak
Suep”.Begitulah ungkapan ibu Maspupah informan 5. Ibu maspupah jarang sekali membeli soto ayam untuk di makan di tempat,
biasanya beliau membeli soto ayam untuk di bungkus dan dibawa pulang. Ibu Maspupah memilih membeli soto di warung “Cak Suep” karena menurutnya soto di
tempat ini pas dengan selera keluarga beliau, seperti ungkapannya berikut ini, “Saya suka membeli soto ini karena soto ayam “Cak Suep” banyak ikannya, selain itu
harganya sangat murah hanya Rp 5000 saja per porsi, biasanya kalau saya beli di tempat lain dengan harga Rp 5000, ayamnya sedikit, banyak kuah sotonya saja, tetapi
jika di sini ikan ayamnya sangat banyak”. Begitulah kata ibu Maspupah informan 5. Saat membeli soto di warung “Cak Suep” biasanya beliau pergi bersama anaknya
karena ibu Maspupah sekalian mengantar anaknya sekolah di salah satu TK yang ada di desa Sawotrtatap. Untuk rasa kuah soto yang dimilki soto ayam “Cak Suep”
menurutnya biasa saja, hanya saja yang membuat tidak biasa adalah harganya yang sangat murah dan ikan ayam yang diberikan sangat banyak. Bagi ibu Maspupah,
asalkan makanan yang dibelinya cocok dengan keluarganya itu sudah cukup, karena menurutnya anak-anak beliau termasuk anak-anak yang rewel soal urusan makanan.
Pelayanan yang diberikan pada soto ayam “Cak Suep” menurut ibu Maspupah ini sangat cepat dan penjualnya sangat ramah. Saran untuk warung soto ayam “Cak
Suep” menurut ibu Maspupah adalah sebagai berikut, ”Seandainya soto ayam ini bisa pesan melalui telepon lalu di kirim mungkin akan lebih efisien”, begitulah kata ibu
Maspupah.
6. I Made Swastika, pelanggan informan 6
I Made Swastika adalah seorang mahasiswa di salah satu perguruan tinggi swasta yang ada di Surabaya. Nama panggilan pemuda ini adalah kadek. Pemuda ini termasuk
salah satu pelanggan soto ayam “Cak Suep”, karena setiap habis nongkrong pada saat malam minggu Kadek dan teman-temannya selalu membeli soto ayam “Cak Suep” ini
sebagai penutup perjumpaan dengan teman-temannya. Dalam seminggu Kadek makan di sini satu kali, biasanya pada hari Minggu seperti ini, seperti informasi berikut ini, “Saya
sering makan di soto ayam cak Suep ini pada hari Minggu, biasanya saya makan dengan teman-teman saya seperti ini setelah nongkorong”, kata Kadek informan 6. Alasan
Kadek makan di warung soto ayam “Cak Suep” adalah karena di ajak teman-temannya,
akhirnya Kadek ikut-ikutan. Menurutnya rasa soto ayam di sini biasa saja, tetapi yang bikin tidak biasa adalah teman-temannya, karena Kadek selalu makan soto ayam ini
bersama teman-temannya. “Kalau makan bersama banyak teman begini rasanya enak aja bawaannya mas”, begitulah ungkapan Kadek informan 6.
Menurut Kadek harga soto ayam di sini tergolong murah, karena untuk menikmati satu porsi soto ayam dengan tambahan jeruan ayam hanya membayar Rp
6000. Kualitas soto ayam “Cak Suep” ini menurutnya biasa saja, tetapi harganya yang murah membuat kadek sering makan soto ini walaupun rasanya biasa saja. Untuk
kebersihan tempat menurut Kadek warung soto ayam Cak Suep ini sudah cukup bersih, hanya saja jika kedatangan teman-temannya maka warung soto ini akan menjadi kotor,
seperti ungkapannya berikut ini, “Kalau soto ayam cak Suep ini kedatangan saya dan teman-teman saya pasti menjadi kotor, karena teman-teman saya suka membuang tissue
dan puntung rokok sembarangan, untungnya cak Suep memakluminya”, begitulah kata Kadek. Saran yang diberikan Kadek untuk memajukan usaha ini adalah sebagai berikut,
“ Kalau bisa cak Suep meyediakan jeruan ayam yang lebih banyak lagi, karena saya dan teman-teman suka sekali makan soto dengan tambahan jeruan ayam seperti telur muda
dan hati ayam, kalau saya atau ada pelanggan yang kesini di atas pukul 6 pasti sudah habis jeruannya, kata Kadek informan 6.
7. Ibu Herawati, pelanggan informan 7
Ibu Herawati adalah seorang wiraswasta yang mempunyai usaha salon di daerah Sawotratap. Ibu satu anak ini sering membeli soto ayam cak Suep pada hari Minggu.
Dalam seminggu ibu Herawati makan soto ayam di warung ini hanya sekali. Seperti informasi berikut ini, “ biasanya mas saya makan soto ayam disini cuma waktu hari libur
saja, karena saya seringnya membeli dengan suami dan anak saya yang masih kecil ini”, kata ibu Herawati. Alasan ibu Herawati membeli soto ayam disini karena soto ayam cak
Suep sudah buka pukul 5 pagi, dan biasanya beliau akan melanjutkan berjalan-jalan pagi dengan keluarganya. “Saya suka membeli soto disini karena pukul 5 pagi soto ini sudah
buka mas, seperti sekarang ini, saya sering makan disini pada saat warung belum ramai seperti sekarang ini mas. Biasanya sehabis makan soto seperti ini, saya beserta suami
dan anak saya ini akan jalan-jalan pagi di daerah Delta Sari Baru”, begitulah ungkapan ibu Herawati informan 7. Menurut beliau tidak ada kelebihan tertentu dari soto ayam
ini dibanding tempat lain, hanya saja mungkin harganya yang murah pada soto ayam ini. Untuk kebersihan tempat, menurut ibu Herawati warung soto ayam cak Suep ini
tergolong cukup bersih, selain itu pelayanan yang diberikan cak Suep selaku penjual soto ayam sangat ramah dan cepat. Saran yang diberikan ibu Herawati untuk memajukan
usaha ini adalah sebagai berikut, “ Mungkin menurut saya pembeli yang membeli perlu diberi nomor antrian, karena jika pada saat hari Minggu seperti sekarang ini yang
membeli soto ini banyak, terkadang ada juga yang nyerobot antrian. Saya pernah waktu antri untuk membeli soto ini diserobot orang, mau marah juga malu kan mas. Jadi
menurut saya biar adil perlu diberi nomor antrian khusus untuk hari Minggu seperti sekarang ini”, begitulah kata ibu Herawati informan 7.
8. Andry Pribadi, pelanggan informan 8
Andry Pribadi adalah seorang pemuda yang bekerja pada perusahaan delaer motor di wilayah Surabaya. Pemuda ini sebenarnya jarang membeli soto ayam di
warung cak Suep, tetapi karena lokasi warung yang dekat dengan rumah maka Andry terkadang membeli soto ayam ini. Alasan Andry membeli soto ayam di warung soto cak
Suep karena dekat rumah. Menurutnya soto ayam cak Suep pas dengan selera Andry, selain itu harganya tergolong murah. Biasanya Andry membeli soto ayam ini sendiri,
dengan berjalan kaki dari rumahnya. Untuk kualitas soto ayam di sini menurut Andry berbeda dengan tempat lain, seperti ungkapannya berikut ini, “kualitas soto disini
berbeda dengan soto tempat lain mas, soto disini menurut saya lebih kental kuahnya, mungkin karena pengaruh koyanya yang banyak, tapi inilah pembeda dengan soto
tempat lain menurut saya”, kata Andry. Untuk kebersihan tempat menurut Andry termasuk bersih karena setiap ada pelanggan yang habis makan dan selesai membayar
akan langsung dibersihkan oleh cak Suep. Saran yang diberikan oleh Andry untuk memajukan usaha ini adalah sebagai berikut, “ Seharusnya bapak Suep dalam menjual
sotonya ini dilengkapi dengan fariasi kerupuk udang, karena menurutnya kerupuk udang cocok sebagai kerupuk soto ayam selain kerupuk putih”, bagitulah kata Andry,
informan 8.
4.2.2 Hasil Penelitian 4.2.2.1 Warung soto ayam “Cak Suep”