STRATEGI BISNIS WARUNG SOTO AYAM “CAK SUEP” PADA PERUMAHAN DELTA SARI INDAH DI WARU SIDOARJO.

(1)

STRATEGI BISNIS WARUNG SOTO AYAM “CAK SUEP” PADA

PERUMAHAN DELTA SARI INDAH DI WARU SIDOARJO

SKRIPSI

Oleh :

RHIZAL FERDIANSYAH C 0642010050

YAYASAN KESEJAHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK JURUSAN ILMU ADMINISTRASI BISNIS

SURABAYA 2010


(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat ALLAH SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayahNYA sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan tepat waktu. Dengan ini penulis mengambil judul dalam penyusunan skripsi yaitu Strategi Bisnis Warung Soto Ayam “Cak Suep” Pada Perumahan Delta Sari Indah di Waru Sidoarjo.

Pada kesempatan ini tak lupa penulis mengucapkan terima kasih atas bantuan dan dukungan dalam penyusunan skripsi ini. Terutama sekali penulis ucapkan terima kasih kepada Bpk R.Y. Rusdianto, S.Sos, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi yang telah membimbing dan mengarahkan penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Selain itu penulis juga menyampaikan terima kasih atas segala bantuannya kepada :

1. Ibu Hj. Suparwati, Dra, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Sadjudi, Drs, SE, M.Si selaku ketua program studi Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3. Bapak Nurhadi, Drs, M.Si. selaku sekretaris program studi Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.


(3)

4. Kedua orang tua penulis, atas segala doa, dorongan, semangat dan juga kasih sayang serta kesabaran yang tiada henti dalam mendukung menyelesaikan proposal penelitian ini.

5. Bapak Suep selaku pemilik warung Soto Ayam yang sudah meluangkan waktunya untuk membantu memberi data dalam penyusunan laporan ini.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari masih ada kekurangan baik dalam segi teknis maupun segi materi penyusunannya, untuk itu penulis senantiasa bersedia dan terbuka menerima saran maupun kritik yang tentunya bersifat membangun dalam penyempurnaan skripsi ini.

Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih, serta besar harapan dari penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Surabaya, Mei 2010


(4)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR GAMBAR ... v

ABSTRAKSI ... vi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Fokus Penelitian ... 7

1.3 Perumusan Masalah... 7

1.4 Tujuan Penelitian... 7

1.5 Kegunaan Penelitian ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 9

2.1 Landasan Teori ... 9

2.1.1 Manajemen Strategi ... 9

2.1.2 Strategi Fungsional ... 11

2.1.3 Analisis SWOT ... 21

2.1.4 Pengertian Pedagang Kaki Lima ... 26

2.1.5 Penjualan ... 27

2.1.5.1 Proses Penjualan ... 28

2.1.5.2 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penjualan ... 30

2.1.6 Profit... 32

2.1.7 Kerangka Berpikir... 33

BAB III METODE PENELITIAN ... 35

3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 35

3.2 Batasan Masalah Penelitian ... 36

3.3 Lokasi Penelitian ... 37


(5)

3.5 Subyek dan Informan Penelitian ... 38

3.6 Teknik Pengumpulan Data ... 39

3.7 Teknik Analisa Data... 41

3.8 Pengujian Keabsahan Data... 42

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 44

4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian ... 44

4.2 Hasil Penyajian Data ... 46

4.2.1 Identitas Informan ... 47

4.2.2 Hasil Penelitian ... 58

4.2.2.1 Warung Soto Ayam “Cak Suep” ... 58

4.3 Pembahasan ... 72

4.3.1 Strategi Produksi ... 72

4.3.2 Strategi Sumber Daya Manusia... 75

4.3.3 Strategi Keuangan ... 78

4.3.4 Strategi Pemasaran ... 81

4.3.5 Analisa SWOT ... 87

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 89

DAFTAR PUSTAKA ... 92

LAMPIRAN 1... 93

LAMPIRAN 2... 98

LAMPIRAN 3... 100

LAMPIRAN 4... 102

LAMPIRAN 5... 104

LAMPIRAN 6... 105

LAMPIRAN 7... 106

LAMPIRAN 8... 107


(6)

DAFTAR GAMBAR


(7)

ABSTRATKSI

RHIZAL FERDIANSYAH CRISTIAWAN, STRATEGI BISNIS WARUNG SOTO AYAM “CAK SUEP” PADA PERUMAHAN DELTA SARI INDAH DI WARU SIDOARJO

Peran Pedagang Kaki Lima dalam menunjang kegiatan ekonomi masyarakat sangatlah penting karena usaha kecil merupakan salah satu pilar perekonomian nasional akhir-akhir ini banyak mendapat perhatian. Hal ini disebabkan karena kemampuan bertahan dalam menghadapi krisis ekonomi. Usaha kecil dianggap masyarakat mampu untuk membuka lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat yang bergerak dibidang sektor informal, maka masyarakat mulai berpikir untuk menjalankan usaha kecil yang memiliki inovasi dalam menjalankan kegiatan bisnis usaha kecilnya.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi bisnis yang dilakukan oleh bapak Suep selaku pemilik warung soto ayam “Cak Suep”. Strategi bisnis tersebut antara lain strategi produksi, strategi keuangan, strategi manajemen sumber daya manusia, dan strategi pemasaran.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif, yaitu yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah (natural setting), dimana peneliti adalah instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisa data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi.

Dari hasil analisa data diketahui bahwa dalam strategi produksi bapak Suep tidak melakukan teknik-teknik tertentu, hanya saja dalam proses memasak ayam pada soto ayam ini memerlukan waktu yang sangat lama. Strategi keuangan dalam hal ini modal yang digunakan untuk mendirikan usaha soto ayam ini berasal dari modal sendiri yang diperoleh dari tabungan selama menjadi karyawan soto ayam milik kakaknya. Pencatatan keuangan dalam warung soto ayam “Cak Suep” belum dilakkan secara sistematis. Strategi manajemen sumber daya manusia yaitu bapak Suep mempekerjakan 2 orang tenaga kerja, 1 orang tenaga kerja dipekerjakan untuk kegiatan operasional sehari-hari, dan seoarng tenaga kerja dipekerjakan jika mendapat pesanan soto ayam untuk acara-acara tertentu. Strategi pemasaran dilakukan dengan cara tidak formal, yaitu mengandalkan penyampaian informasi yang diberikan pelanggan lama ke oarng-orang baru yang belum pernah membeli soto ayam “Cak Suep”.


(8)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam pembangunan ekonomi di Indonesia, usaha kecil selalu digambarkan sebagai sektor yang mempunyai peranan yang penting, karena sebagian besar jumlah penduduknya berpendidikan rendah dan hidup dalam kegiatan usaha kecil baik di sektor tradisional maupun modern. Usaha kecil yang merupakan salah satu pilar perekonomian nasional, akhir-akhir ini banyak mendapat perhatian. Hal ini disebabkan karena kemampuannya bertahan dalam menghadapi krisis ekonomi dan menyerap tenaga kerja sangat membantu kelangsungan roda perekonomian di negara kita.

Karena usaha kecil dianggap masyarakat mampu untuk membuka lapangan pekerjaan baru bagi masyarkat yang bergerak dibidang sektor informal, maka masyarakat mulai berpikir untuk menjalankan usaha kecil yang memiliki inovasi dalam menjalankan kegiatan bisnis usaha kecilnya.

Semakin banyaknya usaha kecil mengakibatkan ketatnya persaingan membuat pelaku bisnis yang lebih unggul, dituntut untuk mencari kiat-kiat yang tepat agar tetap mampu bertahan menghadapi persaingan. Oleh karena itu,


(9)

penyesuaian diri pelaku bisnis terhadap perkembangan keadaan mutlak diperlukan.

Menghadapi persaingan tersebut, pelaku bisnis membutuhkan suatu strategi yang terpadu yang dapat mengantisipasi dampak dari suatu kejadian dan mampu bertindak proaktif / inovatif untuk mempertahankan dan meningkatkan kemampuan bersaing. Kemampuan untuk mempertahankan dan meningkatkan kemampuan bersaing dapat dilakukan antara lain dengan menetapkan strategi bisnis yang tepat.

Salah satu alasan banyaknya pedagang kaki lima yang tidak dapat bertahan lama dalam menjalankan kegiatan usahanya adalah karena kurang tepatnya strategi bisnis yang dilakukan. Oleh sebab itu pedagang dituntut untuk dapat menjalankan usahanya dengan strategi bisnis yang tepat untuk mempertahankan kelangsungan usahanya dari tahun ke tahun. Warung soto ayam “Cak Suep” merupakan salah satu contoh pedagang kaki lima yang dapat bertahan dari tahun ke tahun dengan produk soto ayamnya. Suatu usaha dapat bertahan lama dari tahun ke tahun tidak lepas dari strategi bisnis yang dilakukan oleh pemilik usaha atau pelaku bisnis tersebut.

Strategi bisnis yang dilakukan pedagang merupakan strategi awal dalam mengembangkan usahanya di kemudian hari. Jika strategi tersebut berjalan sesuai dengan rencana maka kegiatan usaha akan dapat bertahan dari waktu ke waktu. Warung soto ayam “Cak Suep” yang berada di perumahan Delta Sari Indah merupakan pedagang kaki lima yang paling lama dan tetap eksis dalam


(10)

menjalankan usahanya. Untuk menghadapi persaingan pasar, pedagang soto ini tentunya memiliki cara-cara tertentu dalam memenangkan persaingan pasar sehingga dapat bertahan dari tahun ke tahun.

Dalam menghadapi persaingan pasar yang ketat, pembedaan dalam menerapkan kreativitas strategi yang dilakukan pelaku bisnis menjadi suatu keharusan. Keunggulan dasar yang diperoleh pelaku bisnis ketika mampu menerapkan kreativitas strategi yang dilakukan dapat meningkatkan kinerja pemasaran dan pembelanjaan organisasi.

Perilaku kreatif seseorang dipengaruhi oleh motivasi berkreativitas, kebebasan dan sumber daya manusia. Seseorang akan berperilaku kreatif jika mempunyai motivasi intrinsik tinggi, tertarik, menikmati dan puas atas tantangan dalam pekerjaannya, dalam hal ini adalah membuat program strategi bisnis yang tepat guna.

Kenyataan di lapangan menunjukkan kurangnya kemampuan berkreatif yang dilakukan pedagang merupakan salah satu sebab usaha yang dijalankannya tidak dapat bertahan lama. Pedagang dalam menjalankan usahanya dituntut untuk terampil dan kreatif dalam mengembangkan ide-ide yang ada dalam pikirannya untuk kemudian dituangkan dalam suatu rencana strategi bisnis dalam menjalankan kegiatan usahanya. Dari sekian banyaknya pedagang yang belum mampu mempertahankan kelangsungan usahanya membuktikan strategi dan kreatifitas yang dilakukannya masih belum tepat, tetapi paling tidak terdapat beberapa pedagang yang telah menjalankan strategi yang tepat dalam


(11)

menjalankan usahanya sehingga dapat bertahan lama seperti pedagang soto ayam “Cak Suep” yang ada pada perumahan Delta Sari indah. Warung soto ayam “Cak Suep” merupakan salah satu pedagang yang dapat menunjukkan kreatifitas dalam menjalankan dan mengembangkan usahanya, selain itu faktor strategi yang dilakukan juga turut berperan serta dalam mempertahankan dan mengembangkan kelangsungan usahanya dari waktu ke waktu.

Sampai saat ini yang menjadi salah satu masalah yang harus dihadapi dalam mengembangkan usaha kecil menengah adalah masalah permodalan. Sebagian besar modal tersebut berasal dari modal sendiri. Penentuan lokasi usaha juga sangat penting, hal tersebut sehubungan dengan efisiensi atas biaya dalam memperoleh bahan baku maupun menghemat biaya transportasi dalam distribusi dan penjualan produk akhirnya. Untuk mencapai hasil yang maksimal, maka selayaknya komponen-komponen dalam usaha kecil mempunyai kualifikasi efisien, efektif serta produktif. Biaya dan ongkos yang efisien, teknik produksi dan program pemasaran yang efektif, serta tenaga kerja dan penggunaan aktiva perusahaan secara produktif akan lebih menguntungkan bagi suatu usaha kecil (Subanar, 2001 : 33-34)

Perkembangan usaha kecil menengah dari waktu ke waktu secara rutin harus dilakukan pengkajian, penyempurnaan dan peningkatan. Masalah yang dihadapi oleh usaha kecil menengah adalah karena kondisi pengusaha pada umumnya lemah dalam kredit modal kerja. Permasalahan modal tersebut timbul karena tidak adanya titik temu usaha kecil menengah sebagai debitor dan pihak


(12)

kreditor. Di sisi debitor, karakteristik dari sebagian besar usaha kecil menengah di Indonesia antara lain adalah masih belum menjalankan bisnisnya dengan prinsip-prinsip manajemen modern, tidak/ belum memiliki badan usaha resmi, serta keterbatasan aset yang dimiliki. Sementara itu, di sisi kreditor, pemodal atau lembaga pembiayaan untuk melindungi resiko kredit, menuntut adanya kegiatan bisnis yang dijalankan dengan prinsip-prinsip manajemen modern, izin usaha resmi serta adanya jaminan (collateral) . Lembaga perbankan sebagai salah satu sumber modal secara optimal masih belum dapat membantu permasalahan yang dihadapi usaha kecil menengah. Relatif tingginya tingkat bunga kredit perbankan, prosedur serta persyaratan pengajuan kredit yang relatif sulit untuk dipenuhi, serta tidak adanya jaminan merupakan alasan utama bagi sebagian besar usaha kecil menengah untuk tidak mengajukan kredit kepada perbankan, usaha kecil menengah dengan segala keterbatasannya masih sulit untuk meraih modal dari sumber-sumber modal lembaga-lembaga keuangan non-bank. (Kuncoro dalam Rahayu, 2005).

Usaha kecil menengah (UKM) merupakan salah satu bagian penting dari perekonomian suatu negara ataupun daerah, meskipun jika di lihat skala ekonominya tidak seberapa jauh namun jumlah UKM sangat besar dan dominan serta sumbangan yang diberikan selama ini baik untuk masyarakat maupun untuk negara dapat dirasakan hasilnya.

Terdapat tiga alasan yang mendasari negara berkembang memandang pentingnya keberadaan UKM yaitu, Pertama karena kinerja UKM cenderung


(13)

lebih baik dalam hal menghasilkan tenaga kerja yang produkif. Kedua, sebagai bagian dari dinamikanya, UKM sering mencapai peningkatan produktifitasnya melalui investasi dan perubahan teknologi. Ketiga adalah karena sering diyakini bahwa UKM memiliki keunggulan dalam hal fleksibilitas dari pada usaha besar (Berry, dkk, 2001)

UKM yang ada di Sidoarjo bergerak pada agen-agen koran, kios, Pedagang Kaki Lima (PKL) dan lain lain. Tetapi pada penelitian ini objek penelitiannya adalah UKM yang bergerak pada Pedagang Kaki Lima yang berjualan makanan dan minuman yang paling ramai di wilayah perumahan Delta Sari Indah Waru Sidoarjo.

Pedagang Kaki Lima yang berjualan makanan dan minuman di perumahan Delta Sari Indah akhir-akhir ini semakin meningkat, tetapi hanya beberapa pedagang saja yang usahanya sangat ramai pengunjung dan merupakan pedagang lama yang bertahan sebelum pedagang-pedagang lain bermunculan. Salah satu pedagang tersebut adalah pedagang soto ayam “Cak Suep”. Pedagang Kaki Lima (PKL) di wilayah perumahan Delta Sari Indah ini merupakan salah satu usaha kecil menengah yang keberadaannya semakin banyak dan berkembang di lingkungan perumahan Delta Sari Indah. Hal ini mengakibatkan para pengusaha melakukan strategi bisnis masing-masing agar usahanya tetap bertahan lama serta konsumen mau dan suka membeli makanan dan minuman di warung tempat pedagang menjual dagangannya. Pemberian pelayanan pada konsumen, harga yang terjangkau, tempat yang strategis merupakan hal-hal yang


(14)

diperhatikan konsumen dalam memilih tempat yang cocok dan sesuai, sehingga konsumen merasa puas dan pengusaha dapat bersaing dengan perusahaan lain dalam memasarkan makanannya.

Berdasarkan penjelasan tersebut di atas maka penulis ingin mengetahui bagaimana strategi bisnis yang dilakukan Pedagang Kaki Lima (PKL) yang ada di perumahan Delta Sari Indah, khususnya warung Soto Ayam “Cak Suep”.

1.2 Fokus Penelitian

Sebagai situasi sosial, di perumahan Delta Sari Indah Waru Sidoarjo yang ditetapkan sebagai tempat (place) terdapat (actor) yang menjual (activity), makanan dan minuman, fokus penelitian diarahkan pada strategi bisnis yang dilakukan oleh (owner) Pedagang Kaki Lima di perumahan Delta Sari Indah Waru Sidoarjo.

1.3 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang didepan, maka perumusan masalah dalam penelitian adalah sebagai berikut :

“Strategi bisnis apakah yang dilakukan pedagang Soto Ayam “Cak Suep” di perumahan Delta Sari Indah”?


(15)

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian yang diperoleh adalah sebagai berikut :

“Untuk mengetahui dan menganalisis Strategi bisnis apakah yang dilakukan pedagang Soto Ayam “Cak Suep” pada perumahan Delta Sari Indah di waru Sidoarjo.”

1.5 Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Sebagai masukan bagi perusahaan (pedagang) dalam meningkatkan kinerjanya, serta sebagai referensi dalam pengambilan keputusan bisnis.

2. Sebagai referensi peneliti selanjutnya khusunya Ilmu Administrasi Bisnis yang berkaitan dengan sektor informal PKL


(16)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Manajemen Strategi

Dalam kondisi lingkungan bisnis yang dinamis, semakin cepat terjadi perubahan maka persaingan usaha juga menjadi ketat. Untuk menghadapi hal itu, suatu usaha bisnis perlu suatu strategi bisnis untuk memenangkan persaingan agar kelangsungan hidup usahanya tetap terjamin.

Strategi menempatkan parameter-parameter sebuah organisasi dalam pengertian menentukan tempat bisnis dan cara bisnis untuk bersaing. Strategi menunjukkan arahan umum yang hendak ditempuh oleh suatu organisasi (perusahan) untuk mencapai tujuannya. Strategi ini merupakan rencana besar dan penting. Setiap organisasi yang dikelola secara baik memiliki strategi, walaupun tidak dinyatakan secara eksplisit.

Menurut Andrew dalam Anoraga (2004 ; 339), Strategi adalah pola sasaran, maksud atau tujuan dan kebijakan, serta rencana-rencana penting untuk mencapai tujuan itu, yang dinyatakan dengan cara seperti menetapkan bisnis yang dianut atau yang akan dianut oleh perusahaan, dan jenis atau akan menjadi jenis apa perusahaan ini. Sedangkan definisi strategi menurut Chandler dalam Rangkuti (2004 ; 3) Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan perusahaan


(17)

dalam kaitannya dengan tujuan jangka panjang, program tidak lanjut, serta prioritas alokasi sumber daya.

Umar (2003 ; 54) mendefinisikan bisnis merupakan seluruh kegiatan yang diorganisasikan oleh orang-orang yang berkecimpung dalam bidang perniagaan dan industri yang menyediakan barang dan jasa untuk kebutuhan mempertahankan dan memperbaiki standar serta kualitas hidup mereka. Sedangkan Boone dan Kurtz (2001 ; 67) mendefinisikan bisnis terdiri dari semua aktifitas yang bertujuan mencari laba dan perusahaan yang menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh sebuah sistem ekonomi. Sebagian bisnis menghasilkan barang-barang berwujud seperti mobil, sereal untuk makan pagi dan chip computer, sebagian lainnya memproduksi jasa seperti asuransi, konser musik, penyewaan mobil dan penginapan.

Strategi bisnis menurut Ohmae dalam Anoraga (2004 ; 339) Strategi bisnis itu adalah dalam satu kata, keunggulan bersaing. Satu-satunya maksud perencanaan strategi adalah untuk memungkinkan suatu perusahaan memperoleh, seefisien mungkin, kedudukan paling akhir yang dapat dipertahankan dalam menghadapi pesaing-pesaingnya. Jadi strategi perusahaan merupakan upaya mengubah kekuatan perusahaan yang sebanding dengan kekuatan pesaing-pesaingnya, dengan cara yang paling efisien.


(18)

2.1.2 Strategi Fungsional

Dalam dunia bisnis, istilah strategi adalah pola sasaran, maksud atau tujuan dan kebijakan, serta rencana-rencana penting untuk mencapai tujuan itu, yang dinyatakan dengan cara menetapkan bisnis yang dianut atau yang akan dianut oleh perusahaan, dan jenis atau akan menjadi jenis apa perusahaan ini. (Andrew, dalam Anoraga. 2004; 339).

Menurut Porter dalam Rangkuti (2004; 6) ada tiga strategi yang dapat dilakukan perusahaan untuk memperoleh keunggulan bersaing yaitu :

1. Cost leadership 2. Diferensiasi 3. Fokus

Perusahaan dapat memperoleh keunggulan bersaing yang lebih tinggi dibandingkan dengan pesaingnya jika dia dapat memberikan harga jual yang lebih murah daripada harga yang diberikan oleh pesaingnya dengan nilai atau kualitas produk yang sama. Harga jual yang yang lebih rendah dapat dicapai oleh perusahaan tersebut karena perusahaan memanfaatkan skala ekonomis, efisiensi produksi, penggunaan teknologi, kemudahan akses dengan bahan baku, dan sebagainya.

Perusahaan juga dapat melakukan strategi diferensiasi dengan menciptakan persepsi terhadap nilai tertentu pada konsumennya, misalnya persepsi terhadap keunggulan kinerja produk, inovasi produk, pelayanan yang baik, dan brand image yang lebih unggul. Selain itu, strategi fokus juga dapat


(19)

diterapkan untuk memperoleh keuntungan bersaing sesuai dengan segmentasi dan pasar sasaran yang diharapkan.

Pada dasarnya strategi dapat dikelompokkan berdasarkan tiga tipe strategi yaitu, strategi manajemen, strategi investasi dan strategi bisnis.

1. Strategi manajemen meliputi strategi yang dapat dilakukan oleh manajemen dengan orientasi pengembangan strategi secara makro misalnya, strategi pengembangan produk, strategi penerapan harga, strategi akuisisi, strategi pengembangan pasar, strategi mengenai keuangan, dan sebagainya.

2. Strategi investasi, merupakan kegiatan yang berorientasi pada investasi. Misalnya apakah perusahaan ingin melakukan strategi pertumbuhan yang agresif atau berusaha mengadakan penetrasi pasar, strategi bertahan, strategi pembangunan kembali suatu divisi baru, dan sebgainya.

3. Strategi bisnis, disebut juga strategi bisnis secara fungsional karena strategi ini berorientasi pada fungsi-fungsi kegiatan manajemen, misalnya strategi pemasaran, strategi produksi atau operasional, strategi distribusi, strategi organisasi, dan strategi-strategi yang berhubungan dengan keuangan. (Rangkuti, 2004 ; 6-7)

Secara rinci strategi bisnis atau fungsional dijelaskan sebagai berikut : 1. Strategi di Bidang Produksi atau Operasi

Perumusan dan penetapan strategi dibidang produksi atau operasi penting dilakukan untuk dijadikan sebagai tuntutan kerja para manajer. Pengalaman menunjukkan bahwa ada dua komponen yang biasanya menjadi perhatian


(20)

utama. Yang pertama adalah sarana dan prasarana kerja, kedua adalah cara pengadaan sarana dan prasarana.

Menurut Keown, dkk (2000 : 750-751), manajemen persediaan melibatkan control asset yang digunakan dalam proses produksi atau diproduksi untuk dijual dalam kegiatan bisnis perusahaan biasa. Tujuan menyimpan persediaan adalah untuk memisahkan operasi perusahaan, artinya membuat masing-masing fungsi bisnis independent dari fungsi lain agar penundaan atau penghentiaan dalam suatu area tak mempengaruhi produksi dan penjualan produk akhir.

Adapun beberapa tipe persediaan umum yaitu :

a. Persediaan bahan baku, terdiri atas bahan baku dasar yang dibeli dari perusahaan lain untuk digunakan dalam operasi produksi perusahaan. Barang-barang ini bias meliputi baja, kayu, minyak bumi, atau bahan yang sudah dimanufakturkan seperti kawat, poros peluru atau ban yang tak diproduksi perusahaan sendiri. Tanpa merinci bentuk persediaan bahan baku, semua perusahaan manufaktur secara definisi menyimpan persediaan bahan baku dengan tujuan untuk memisahkan fungsi produksi dari fungsi pembeliaan, artinya membuat kedua fungsi independent dari satu sama lain, agar penundaan pengiriman bahan baku tak menyebabkan penundaan produksi. Jika pengiriman terlambat, perusahaan dapat memenuhi kebutuhan bahan bakunya dengan mencarikan persediaannya.


(21)

b. Persediaan barang dalam proses, terdiri atas barang setengah jadi yang membutuhkan tambahan pekerjaan sebelum mnjadi barang jadi. Semakin kompleks dan panjang produksinya, semakin besar investasi dalam persediaan barang dalam proses. Tujuan persediaan barang dalam proses adalah memisahkan berbagai operasi dalam proses produksi agar kegagalan mesin dan penghentian pekerjaan dalam suatu operasi tak kan mempengaruhi operasi lain.

c. Persedian barang jadi, terdiri atas barang yang telah selesai produksinya tetapi belun dijual. Tujuan persediaan barang jadi adalah memisahkan fungsi produksi dan penjualan agar tidak perlu memprodiksi barang sebelum penjualam terjadi, penjualan dapat dilakukan langsung dari persediaan.

2. Strategi di Bidang Keuangan

Manajemen keuangan merupakan bagian dari perusahaan yang fungsinya adalah mengorganisasikan perolehan dana, menggunakan dana, dan sekaligus mengendalikan dana tersebut dalam rangka memaksimalkan nilai perusahaan. Dana dapat diperoleh dari berbagai sumber, yaitu dari sumber internal dan eksternal. Selanjutnya dana yang didapat tersebut dikendalikam melalui manajemen kas, yang pada tahapan selanjutnya dana tersebut akan diinvestasikan baik untuk investasi jangka panjang maupun investasi jangka pendek untuk memperoleh laba. (Umar, 2005 : 328)


(22)

a. Sumber internal, misalnya laba, depresiasi, dan amortisasi.

b. Sumber eksternal, misalnya pinjaman jangka pendek (seperti kredit leveransir, kredit rekening Koran), pinjaman jangka menengah (seperti KMK permanent, KIK, dan leasing), pinjaman jangka panjang (seperti kredit hipotik dan kredit obligasi)

c. Modal sendiri, misalnya saham preferen dan dividen.

Menurut Suryana (2001 : 95-96), dalam perencanaan dan pengunaan dana ada beberapa aspek yang harus diperhatikan dalam merancang penggunaan biaya, meliputi : (1) Biaya awal; (2) Proyeksi atau rancangan keuangan yang mencakup pembukuan neraca harian, proyeksi atau rancangan neraca pendapatan (income statements), proyeksi atau rancangan neraca aliran kas (cash flow statements); (3) analisis pulang pokok. Biaya awal (start up cost) adalah biaya yang diperlukan ketika perusahaan akan berdiri. Biaya awal perusahaan yang baru berdiri pada umumnya meliputi biaya awal yang tidak terduga, biaya administrasi (gaji karyawan dan peralatan kantor), biaya (sewa) bangunan, biaya asuarnsi, serta biaya tambahan atau biaya secara umum.

3. Strategi di Bidang Manajemen Sumber Daya Manusia

Manajemen sumber daya manusia (human resources management), yaitu fungsi untuk menarik, mengembangkan dan mempertahankan para karyawan andal dalam rangka mejalankan aktivitas yang diperlukan untuk memenuhi tujuan organisasi (Boone dan Kurtz, 2022 : 318). Tanggung jawab utama


(23)

manajer sumber daya manusia meliputi perncanaan kebutuhan tenaga kerja, perekrutan dan penyeleksian, pelatihan dan pengevaluasian kinerja, tunjangan serta kompensasi, dan pemberhentian karyawan. Dalam melaksanakan tugas ini, para manajer sumber daya manusia memenuhi tujuan tersebut dengan (1) menyediakan karyawan yang andal dan terlaith untuk organisasi (2) memaksimalkan keefektifan karyawan dalam organisasi, (3) memenuhi kebutuhan masing-masing karyawan dengan memberikan kompensasi, peluang untuk berkembang dan meningkatkan karier tunjangan dan kepuasaan kerja.

Manajemen sumber daya manusia didefinisikan sebagai perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan atas pengadaan, pengembangan, kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan dan pemutusan hubungan kerja dengan maksud untuk mencapai tujuan organisasi perusahaan secara terpadu. Tugas manajemen sumber daya manusia untuk mengelola unsur manusia secara baik agar memperoleh tenaga kerja yang mencintai dan puas akan pekerjaannya (Umar, 2005 : 331)

Kualitas, sikap dan perilaku sumber daya manusia sangat dipengaruhi oleh perkembangan sosial, politik, kebudayaan, dan lain-lain. Oleh karena itu, kebijakan sumber daya manusia terpengaruh oleh faktor-faktor eksternal, antara lain berupa perkembangan pendidikan, jumlah penawaran tenaga kerja, perkembangan social, perburuhan, adapt, agama, budaya, dan sitem nilai masyarakat lainnya. Sedangkan faktor-faktor internal sumber daya


(24)

manusia akan dipengaruhi oleh manajemen sumber daya manusia itu sendiri, yang terdiri atas perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian sumber daya manusia. Fungsi kedua, yaitu fungsi operasional yang terdiri atas pengadaan, pengembangan, kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan dan pemutusan hubungan kerja. Fungsi ketiga yaitu kedudukan manajemen sumber daya manusia dalam rangka pencapaian tujuan organisasi perusahaan secara terpadu (Umar, 2005 : 137).

4. Strategi Pemasaran

Pemasaran merupakan salah satu kegiatan utama yang dilakukan oleh perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan dan mencapai laba maksimal. Kegiatan atau aktivitas pemasaran tidak hanya sekedar menjual barang dan jasa tetapi juga merupakan suatu kegiatan pemasaran. Pemasaran juga dapat dikatakan sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen melalui proses pertukaran. Pemasaran juga merupakan suatu upaya untuk menyalurkan barang dan jasa dari produsen ke konsumen.

Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial dengan mana perorangan atau kelompok memperoleh yang mereka butuhkan dan inginkan melalui pembuatan dan pertukaran produk dan nilai dengan pihak lain. Kegiatan pemasaran harus dapat memberikan kepuasan kepada konsumen agar konsumen mempunyai pandangan yang baik terhadap perusahaan serta menarik minat konsumen untuk membeli produknya.


(25)

Ma’ruf (2005 : 242) menjelaskan bahwa strategi pemasaran terdiri dari : primary target market, positioning, merchandising, sales promotion, periklanan dan komunikasi. Selain itu juga dapat dibuat seperti : rencana pergantian system operasional, prioritas rekrutmen dan pelatihan SDM.

Sedangkan menurut Madura (2001 : 17) strategi pemasaran difokuskan pada target pasar. Karakteristik produk, penentuan harga, distribusi dan promosi.

Dari kedua pendapat tersebut maka akan diuraikan tentang strategi pemasaran sebagai berikut :

a. Target Pasar : Pemasaran yang efektif adalah yang dapat menjelaskan segmen masyarakat yang menjadi sasaran utamanya. Segmen pasar yang jelas memungkinkan perusahaan memilih strategi yang tepat. (Ma’ruf, 2005 : 242). Dalam menjelaskan (Madura 2001 : 17) profit pelanggan atau karkteristik dari pelanggan khusus (berdasarkan jenis kelamin, umur, hobi dan sebagainya ) harus di dientifikasikan. Ini menolong dalam menetukan target pasar, yang terdiri dari pelanggan yang pantas untuk profil pelanggan.

b. Karakteristik Produk : Karakteristik produk harus digambarkan, yang menekankan apa yang menjadikan produk tersebut lebih diminati daripada produk sejenis yang ditawarkan oleh pesaing. Suatu produk mungkin diminati karena lebih mudah dipakai, lebih efektif, atau lebih awet. Apapun keunggulan kompetitif produk ini dari produk sejenis dari


(26)

pesaing harus dijelaskan. (Madura, 2001 : 17) atau meurut (Ma’ruf 2005 : 242) sebagai upaya menempatkan citra perusahaan di benak masyarakat. Citra adalah persepsi masyarakat terhadap perusahaan. Perusahaan merancang identitasnya untuk membentuk citra mereka di masyarakat, tetapi banyak faktor lain yang menentukan citra mereka sendiri. Orang mencari sifat tertentu dalam citra. Harus ada pesan tunggal yang menunjukkan keunggulam utama dan posisi produk. Pesan itu harus unik sehingga tidak dikacaukan dengan pesan serupa dari pesaing. Pesan itu juga harus memiliki kekuatan emosional untuk membangkitkan perasaan selain pikiran pembeli (Kotler, 2001 : 401)

c. Penentuan Harga : Penawaran harga yang di usulkan dari produk harus diumumkan. Harga produk serupa yang dijual pesaing harus pula disebutkan. Harga akan mempengaruhi permintaan untuk produk. (Madura, 2001 : 17). Perusahaan tidak menetapkan harga tunggal melainkan suatu struktur harga yang mencerminkan perbedaan permintaan secara geografis dan biaya, kebutuhan segmen pasar, waktu pembelian, tingkat pemesanan dan faktor lainnya. Sebagai akibat dari pemberian diskon, potongan dan dukungan promosi, perusahaan jarang memperoleh laba yang sama dari masing-masing unit yang dijualnya. d. Distribusi : Cara produk yang akan didistribusikan kepada pelanggan.

Beberapa produk dijual langsung ke pelanggan, ada juga yang didistribusikan lewat pengecer. (Madura, 2001 : 17)


(27)

e. Promosi : Dunia perdagangan amat memerlukam promosi yang teratur dan dikomunikasikan terus menerus. Secara periodik, promosi dipasang dengan tujuan membuat perusahaan dan produk “terasa hadir”dalam benak masyarakat sehingga “kehadiran” perusahaan dan produk direncanakan dalam bentuk frekuensi penayangan iklan dalam tahun pertama, kedua, hingga tahun ke lima. Komunikasi media bellow-the-line seperti brosur dan media berita (publisitas/ public relation) juga direncanakan. (Ma’ruf 2005 : 224) Bauran promosi (promotion mix) merupakan kombinasi dari beberapa unsure promosi, yang lazimnya adalah iklan, Sales promotion ,personal selling, dan publisitas.

f. Pemasangan iklan di media massa seperti : media cetak, media elektronik dan media luar ruang. Sedangkan yang terkait dengan sales promotion seperti : sales discount, clearing sales, best buy, bellow-the-line, in-store promotion, undian berhadiah, kupon, kontes/festival, lomba (dikaitkan dengan belanja) dan kuiz. Adapun publisitas terkait dengan public relations (PR) seperti : marketing public relations (MPR) yang berkaitan dengan citra produk, corporate public relation (CPR) yang berkaitan dengan citra perusahaan, Bazar dan lomba. Adapun personal selling adalah upaya penjualan yan dilakukan oleh para karyawan (pramuniaga, salesman/saleswomen dan staf lain) (Ma’ruf, 2005 : 184)


(28)

2.1.3 Analisis SWOT

Hampir setiap perusahaan maupun pengamat bisnis dalam pendekatannya menggunakan analisis SWOT. Karena dengan menggunakan analisis SWOT maka perusahaan akan dapat mengetahui apakah perusahaan tersebut mengalami peningkatan atau tidak. Penggunaan analisis SWOT ini sebenarnya telah muncul dari bentuk yang paling sederhana, yaitu dalam rangka menyusun strategi untuk mengalahkan pesaing sampai menyusun strategi untuk memenangkan persaingan bisnis, dengan konsep cooperation dan competition.

Terkait dengan permasalahan dalam penelitian, maka penjelasan masalah analisis SWOT sangat perlu, dimana SWOT adalah kependekan dari Strengths, Weaknesses, Opportunities, dan Threats yang dalam bahasa Indonesia artinya adalah kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. Kekuatan dan kelemahan berkaitan dengan diri dalam menyusun rencana strategis, baik organisasi dan karyawannya, jaringan pemasoknya, sistem operasionalnya, maupun citra yang dimilikinya. Sedangkan peluang dan ancaman berkaitan dengan pasar, pesaing-pesaingnya, dan lingkungan makro seperti terjadinya peristiwa bencana alam seperti banjir, kebakaran, dan lain-lain.

Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats). (Rangkuti, 2004 ; 19).


(29)

Konsep dasar pendekatan SWOT ini, tampaknya sederhana sekali yaitu sebagaimana dikemukakan oleh Sun Tzu (1992) dalam Rangkuti (2004 ; 10), bahwa “apabila kita telah mengenal kekuatan dan kelemahan diri sendiri, dan mengetahui kelemahan kekuatan dan kelemahan lawan, sudah dapat dipastikan bahwa kita akan dapat memenangkan pertempuran”

Dalam perkembangannya, analisis SWOT tidak hanya dipakai untuk menyusun strategi secara umum, melainkan banyak dipakai untuk penyusunan strategi perencanaan bisnis (Strategis Business Planning) yang bertujuan untuk menyusun strategi jangka pendek yaitu kemampuan untuk bertahan dan mengejar laba maupun tujuan jangka panjang yaitu untuk kelangsungan hidup usahanya, sehingga arah dan tujuan perusahaan dapat dicapai dengan jelas dan dapat segera diambil keputusan, berikut semua perubahannya dalam menghadapi pesaing.

Dengan demikian sudah lama terlibat atau baru masuk dalam dunia bisnis, tiap usaha pasti memerlukan perencanaan bisnis yang akurat, sehingga dapat memusatkan perhatian posisi di bisnis tersebut, mengetahui ke arah mana perusahaan akan pergi, bagaimana mencapainya serta tindakan apa yang perlu dilakukan agar dapat memaksimalkan kekuatan dan merebut peluang yang ada sehingga berhasil. Karena itu perencanaan bisnis yang baik merupakan alat yang sangat berguna untuk menjalankan bisnis secara efisien dan efektif.

Selain sebagai alat atau pedoman dalam menjalankan bisnis, perencanaan bisnis juga sangat berguna untuk disampaikan kepada pemberi dana, misalnya pihak bank maupun lembaga keuangan lainnya, sehingga dapat diketahui dengan


(30)

cepat, untuk apa saja dana tersebut dipakai dan bagaimana arah pengembangannya selanjutnya.

Rencana strategis pada dasarnya adalah usaha menjawab pertanyaan-pertanyaan : “Dimana kita sekarang ?” “Kemana kita hendak menuju ?” dan “Bagaimana kita tiba di tujuan itu ?”. Jawaban atas ketiga pertanyaan itu adalah jawaban yang bersifat strategis. Untuk itu pertanyaan dan jawabannya adalah penuntun untuk suatu rencana pemasaran strategis. Rencana pemasaran strategis berisikan sasaran-sasaran jangka panjang berupa citra, target penjualan, dan laba yang dihasilkan dari analisis situasi lingkungan berikut peluang dan ancamannya (analisis SWOT). Rencana itu juga berisikan strategi dan pelaksanaannya serta ditutup proyeksi keuangan. Susunan rencana pemasaran biasanya didahului oleh sebuah penjelasan ringkas yang disebut executive summary yang memuat kandungan rencana pemasaran secara garis besar (Ma’ruf, 2005 : 234)

Terkait dengan masalah “ancaman lingkungan” maka (Kotler 2000 : 102) menjelaskan bahwa ancaman lingkungan adalah tantangan akibat kecenderungan atau perkembangan yang tidak menguntungkan yang akan mengurangi penjualan atau laba bila tidak dilakukan tindakan pemasaran defensif.

Dengan menggambarkan ancaman yang dihadapi unit bisnis, maka ada empat kemungkinan hasilnya, yakni :

1. Bisnis ideal adalah yang peluang utamanya besar dan ancaman utamanya kecil


(31)

2. Bisnis spekulatif adalah yang peluang utama maupun ancaman utamanya besar

3. Bisnis matang/dewasa adalah yang peluang utama dan ancaman utamanya kecil

4. Bisnis bermasalah adalah yang peluangnya kecil dan ancamannya besar (Kotler, 2000 : 102-103)

Karena itulah, untuk menghadapi adanya “ancaman” maka setiap bisnis harus menetapkan strategi mencapai tujuan dengan jelas. Tujuan menunjukkan apa yang ingin dicapai unit bisnis, sedangkan strategi menunjukkan bagaimana cara mencapainya walaupun banyak strategi. Porter yang dikutip Kotler (2000 : 106) telah merangkumnya menjadi tiga tipe generik yang memberikan titik awal bagi pemikiran strategis.

a. Keunggulan biaya keseluruhan : Di sini bisnis berusaha keras mencapai biaya produksi dan distribusi terendah, sehingga harganya lebih rendah daripada pesaingnya dan mendapatkan pangsa pasar yang besar. Perusahaan yang menerapkan strategi ini harus terampil dalam rekayasa, pembelian, pemanufakturan, maupun distribusi fisik, dan tidak perlu terlalu terampil dalam pemasaran.

b. Diferensiasi : Di sini bisnis berkonsentrasi pada upaya mencapai kinerja superior dalam bidang manfaat pelanggan yang diinginkan sebagian besar pasar. Perusahaan dapat berjuang untuk menjadi pemimpin pelayanan (service leader), pemimpin kualitas (quality leader), pemimpin gaya (style leader), pemimpin


(32)

teknologi (technology leader). Dan lain-lain, namun sulit untuk menjadi semuanya. Perusahaan akan membina kekuatannya yang memberikan keunggulan kompetitif dalam satu atau lebih manfaat. Jadi perusahaan yang ingin meraih keunggulan kualitas harus membuat atau membeli komponen terbaik, memadukannya dengan baik, memeriksanya dengan teliti, dan seterusnya.

c. Fokus : Di sini bisnis menfokuskan diri pada satu atau lebih segmen pasar yang sempit, dan tidak mengejar pasar yang luas. Perusahaan mengidentifikasi kebutuhan segmen ini dan mengejar keunggulan biaya atau diferensiasi dalam segmen sasaran tersebut.

Dari beberapa pengertian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada kerangka secara logika untuk memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities) dan secara bersamaan juga dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats). Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi, dan kebijakan perusahaan. Dengan demikian perencanaan strategi harus menganalisis faktor-faktor strategis perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman) dalam situasi saat ini, yang dalam hal ini untuk analisis situasinya adalah analisis SWOT.


(33)

2.1.4 Pengertian Pedagang Kaki Lima

Menurut (Alma, 2004 ; 119-120) pedagang kaki lima sangat populer di negara kita. Kepopuleran pedagang kaki lima ini mungkin dalam arti yang positif dan dalam arti yang negatif. Positifnya pedagang kaki lima secara pasti dapat menyerap lapangan pekerjaan dari sekian banyak penganggur. Para penganggur ini mencoba berkreasi, berwirausaha, dengan modal sendiri ataupun tanpa modal. Yang penting mereka adalah orang-orang berani menempuh kehidupan, berjuang memenuhi tuntutan hidup, jika tidak demikian mereka berarti mati. Menteri Tenaga Kerja beserta ketua Kadin pusat telah mencanangkan agar kehidupan pedagang kaki lima dibina, diatur, jangan dikejar-kejar, jangan dimatikan, karena mereka sudah turut menyumbangkan andil dalam membangun lapangan kerja. Negatifnya pedagang kaki lima tidak menghiraukan tata tertib, keamanan, kebersihan, dan kebisingan, dimana ada pedagang kaki lima disana timbul kesemrawutan bising dan banyak sampah. Dalam hal ini masalah pendidikan, disiplin upaya perlakuan hukum harus ditegakkan secara terus menerus, dengan rencana matang dan terarah dengan menangkapi mereka sewaktu waktu.Tindakan ini hanya akan merugikan sebagian warga negara dan merusak kehidupan mereka karena modal mereka yang kecil, kena razia, dan disita.

Dalam buku Kewirausahaan Alma (2004 ; 120) pedagang kaki lima ialah orang (pedagang-pedagang) golongan ekonomi lemah, yang berjualan barang kebutuhan sehari hari, makanan atau jasa dengan modal yang relatif kecil, modal sendiri atau modal orang lain, baik berjualan ditempat terlarang ataupun tidak.


(34)

Istilah kaki lima diambil dari pengertian tempat di tepi jalan yang lebarnya lima kaki (5 feet). Tempat ini umumnya terletak di trotoar, depan toko dan tepi jalan.

Istilah pedagang kaki lima dari orang yang menggelarkan barang dagangannya, mereka cukup menyediakan tempat darurat, seperti bangku-bangku yang biasanya berkaki empat, ditambah dengan sepasang kaki pedagangnya sehingga berjumlah lima, maka timbullah julukan pedagang kaki lima.

Maka dapat disimpulkan bahwa pedagang kaki lima adalah setiap orang yang melakukan kegiatan usaha dengan maksud memperoleh penghasilan yang sah, dilakukan secara tidak tetap, dengan kemampuan terbatas, berlokasi di tempat atau pusat-pusat konsumen, tidak memiliki izin usaha.

2.1.5 Penjualan

Penjualan merupakan salah satu kegiatan yang sangat penting bagi perusahaan. Kegiatan ini sangat erat kaitannya untuk mencapai tujuan bagi sebuah perusahaan. Semakin banyak perusahaan menjual produknya, maka perusahaan akan memperoleh laba yang sebanyak-banyaknya.

Menurut Alma (2000 : 71), Penjualan harus menghormati dan memperlakukan setiap pelanggan seperti seorang raja. Penjual harus menyediakan diri, membantu dan melayani pelanggan tanpa merasa jenuh dan mengeluh, melayani pelanggan seperti yang diharapkan sehingga merasa puas.


(35)

Menurut Gregorius (2002 : 217), Penjualan dalah suatu program yang terdiri dari atas kegiatan pemasaran yang berusaha memperlancar dan mempermudah penyampaian barang dan jasa dari produsen ke konsumen, sehingga pengunannya sesuai dengan yang diperlukan.

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa penjualan merupakan salah satu kegiatan perusahaan untuk memasarkan produknya kepada konsumen dengan tujuan untuk mendapatkan laba sebanyak-banyaknya guna menunjang pertumbuhan perusahaan.

Bagi perusahaan, pada umumnya mempunyai tiga tujuan umum dalam penjualan, yaitu :

1. Mencapai volume penjualan 2. Mendapatkan laba tertentu

3. Menunjang pertumbuhan perusahaan

2.1.5.1 Proses Penjualan

Salah satu aspek yang ada dalam penjualan adalah penjualan dengan berhadapan dengan calon pembelinya. Masalah tersebut menjadi titik berat pembahasan tentang proses penjualan.

Tahap-tahap dalam penjualan antara lain : 1.Persiapan Sebelum Penjualan

Tahap pertama dalam proses penjualan adalah mengadakan persiapan-persiapan sebelum melakukan penjualan. Di sini, kegiatan yang dilakukan


(36)

adalah mempersiapkan tenaga penjualan dengan meberikan pengertian tentang barang yang dijualnya, pasar yang dituju, dan teknik-teknik penjualan yang harus dilakukan.

2.Penentuan Lokasi Potensial

Dengan menggunakan data pembeli yang lalu maupun sekarang, penjual dapat melakukan karakteristiknya, misalkan lokasi. Oleh karena itu pada tahap ini ditentukan lokasi dari segmen pasar yang menjadi sasaran. Dari lokasi ini dapatlah dibuat sebuah daftar tentang orang-orang yang secara logis merupakan pembeli potensial dari produk yang ditawarkan. Dari konsumen yang ada dapat pula ditentukan komsumen manakah yang sudah menggunakan produk-produk saingan.

3.Pendekatan Pendahuluan

Sebelum melakukan penjualan, penjual harus mempelajari semua masalah tentang individu atau perusahaan yang dapat diharapkan sebagai pembelinya. Selain itu, perlu juga mengetahui tentang produk atau merk apa yang sedang mereka gunakan dan sebagai reaksinya. Berbagai macam informasi perlu dikumpulkan untuk mendukung penawaran produknya kepada pembeli, misalnya tentang kebiasaan pembeli, kesukaan, dan sebagainya. Semua kegiatan ini dilakukan sebagai pendekatan pendahuluan terhadap pasarnya.


(37)

4.Melakukan Penjualan

Penjualan yang dilakukan bermula dari usaha untuk memikat perhatian calon konsumen, kemudian diusahakan untuk mengetahui daya tarik mereka. Dan akhirnya penjual melakukan penjualan produknya kepada pembeli.

5.Pelayanan Sesudah Penjualan

Sebenarnya kegiatan penjualan tidak berakhir pada saat pesanan pembeli telah dipenuhi, tetapi masih perlu dilanjutkan dengan memberikan pelayanan atau servis kepada mereka. Beberapa pelayanan yang diberikan oleh penjual sesudah penjualan dilakukan antara lain berupa pemberian garansi, pemberian jasa reparasi, latihan tenaga-tenaga operasi dan cara penggunaannya serta pengantaran barang ke rumah.

2.1.5.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penjualan

Dalam perusahaan, manajer penjualan harus menyusun struktur organisasi yang dapat menciptakan komunikasi secara efektif. Bertanggung jawab untuk menciptakan dan mempertahankan jaringan distribusi yang efektif. Di dalam penentuan kebijaksanaannya manajemen penjualan dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain :

1.Modal yang diperlukan

2.Kemampuan merencanakan dan membuat produk

3.Kemampuan menggunakan cara-cara promosi yang tepat 4.Kemampuan menentukan tingkat harga yang tepat


(38)

5.Kemampuan memilih penyalur yang tepat

Sedangkan di dalam prakteknya, kegiatan penjualan itu dipengaruhi oleh : 1. Kondisi dan kemampuan penjual

Transaksi jual beli atau pemindahan hak milik secara komerisal atas barang dan jasa melibatkan pembeli sebagai pihak kedua untuk meyakinkan pembeli agar penjualan mencapai sasaran yang diharapkan, maka penjual harus memperhatikan :

a. Barang yang ditawarkan b. Harga produk

c. Syarat penjualan, seperti pembayaran, pengantaran, pelayanan sesudah penjualan, garansi dan sebagainya.

2. Kondisi Pasar

Kondisi pasar dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain :

a. Jenis pasarnya, apakah pasar konsumen, pasar industri, pasar penjualan, pasar pemerintah atau pasar internasional

b. Kelompok pembeli atau segmen pasar c. Daya beli konsumen

d. Frekwensi pembelinya


(39)

3. Modal

Untuk sebuah produk baru yang belum dikenal oleh calon pembeli, penjual harus memperkenalkan barangnya. Untuk melaksanakan diperlukan adanya sasaran dan usaha, semua itu apabila penjual memiliki modal.

4. Kondisi Organisasi Perusahaan

Pada perusahaan besar, biasanya masalah penjualan ini ditangani oleh bagian tersendiri (bagian penjualan) yang dipegang orang-orang tertentu atau ahli di bidang penjualan. Lain halnya dengan perusahaan kecil dimana masalah penjualan ditangani oleh orang yang juga menangani fungsi-fungsi lain. Hal ini disebabkan karena jumlah tenaga kerjanya lebih sedikit, system organisasinya lebih sederhana, masalah-masalah yang dihadapi, serta sarana yang dimilikinya juga tidak sekompleks perusahaan besar.

5. Faktor Lain

Misalnya periklanan, peragaan, kampanye atau pemberian hadiah. Namun untuk melakukannya diperlukan dana yang tidak sedikit. Bagi perusahaan yang memiliki modal banyak bukan suatu masalah, sedangkan bagi perusahaan yang memiliki modal sedikit, kegiatan ini jarang dilakukan.

2.1.6 Profit

Profit adalah laba/keuntungan. Dalam melakukan motif ekonomi para pelaku ekonomi pasti akan mempertimbangkan dari segi profit. Apapun kegiatannya baik produksi atau jasa. Prinsip dasar yang biasanya dipakai adalah


(40)

modal yang digunakan haruslah kembali penuh ditambah lagi dengan untung yang dicapai. Jika seorang produsen sangat mengerti apa selera pasar yang sedang disenangi maka kemungkinan untuk mendapatkan keuntungan yang lebih banyak akan bisa terwujud. Dan biasanya bagi produsen yang bisa memprediksi keinginan, kebutuhan, dan selera masyarakat ia juga bisa menahan suatu barang yang memang sangat dicari oleh konsumen dan menjadikannya barang yang langka, hal ini akan membuat harga menjadi naik, dan keuntungan bisa dicapai lebih banyak.

2.1.7 Kerangka Berpikir Gambar 1. Kerangka Berpikir

Di dalam kehidupan sehari-hari sering dijumpai berbagai macam strategi bisnis yang di jalankan para pelaku usaha masing-masing, dimana dalam menjalankan aktifitas

Organisasi Bisnis

Strategi Bisnis 1.Keuangan 2.SDM 3.Pemasaran 4.Produksi

Penjualan Profit Analisis


(41)

bisnisnya dilakukan secara seefektif dan seefisen mungkin sehingga perusahaan dapat meningkatkan daya saing dengan perusahaan lainnya.

Dengan adanya latar belakang seperti itu maka dibutuhkan adanya strategi bisnis yang meliputi keuangan, sumber daya manusia, pemasaran dan produksi untuk menjalankan kegiatan bisnisnya.

Dengan diterapkannya strategi bisnis yang tepat, maka akan menghasilkan keuntungan (profit) yang besar. Dengan kondisi yang seperti ini perusahaan akan mampu mengembangkan usahanya dan usaha itu akan terus bertahan dalam waktu yang lama.


(42)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian

Untuk memperjelas metode yang akan diterapkan berupa studi deskriptif dengan tujuan untuk menggambarkan realita sosial yang kompleks dengan menerapkan konsep-konsep teori yang telah ada. Realita sosial yang dipelajari dititik beratkan pada strategi bisnis pedagang Soto Ayam Lamongan “Cak Suep” yang ada di perumahan Delta Sari Indah.

Pendekatan kualitatif dipilih dengan pertimbangan lebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataan ganda, menyajikan secara langsung hakekat hubungan antara peneliti dengan informan, lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama dan terhadap pola-pola nilai yang dihadapi, meskipun mempunyai bahaya bias peneliti. Metode kualitatif yang digunakan adalah penelitian lapangan (field research) dapat juga dianggap sebagai pendekatan luas dalam penelitian kualitatif atau sebagai metode untuk mengumpulkan data kualitatif. Ide pentingnya adalah bahwa peneliti berangkat ke lapangan untuk mengadakan pengamatan tentang fenomena dalam suatu keadaan ilmiah atau “in situ”. Dalam hal demikian maka pendekatan ini terkait erat dengan pengamatan berperan serta. Peneliti lapangan biasanya membuat catatan lapangan secara ekstentif yang kemudian dibuatkan kodenya dan dianalisis dalam berbagai cara (Moeleong, 2006 : 26)


(43)

Dalam penelitian ini peneliti sebagi instrument penelitian dan sebagai instrument harus mencakup segi respontif, dapat menyesuaikan diri, menekankan kebutuhan, mendasarkan diri atas pengetahuan, memproses data secepatnya dan memanfaatkan kesempatan untuk mengklarifikasi, mengihtisarkan serta memanfaatkan kesempatan mencari respon yang tidak lazim (Moelong, 2002 :121)

Penelitian kualitatif mempunyai karakteristik pokok yang lebih mementingkan makna dan konteks, dimana proses penelitiannya lebih bersifat siklus daripada linear. Dengan demikian pengumpulan data dan analisa berlangsung secara simultan, lebih mementingkan ke dalam dibanding keluasan penelitian, sementara peneliti sendiri merupakan instrumen kunci. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang menggunakan pengamatan berperan serta (participiant observation) yang didefinisikan mengadakan pengamatan dan mendengarkan secara cermat sampai pada yang sekecil-kecilnya sekalipun dengan wawancara mendalam atau indeept interview (Bondan dalam Moelong, 2002 : 117)

3.2 Batasan Masalah Penelitian

Dalam penelitian ini akan lebih ditekankan pada strategi bisnis Pedagang Kaki Lima yang berada di perumahan Delta Sari Indah yaitu pedagang Soto Ayam Lamongan “Cak Suep”.

Dalam menentukan strategi bisnisnya ditentukan dengan empat hal yaitu produksi, keuangan, pemasaran dan manajemen sumber daya manusia. Karena empat hal tersebut yang dinilai dapat dijadikan sebagai tolak ukur dalam


(44)

mengembangkan kegiatan usaha. Penerapan strategi bisnis pada masing-masing usaha kecil itu berbeda-beda, hal ini dapat dijadikan sebagai bahan untuk diteliti apakah strategi yang diterapkan usaha kecil tersebut cukup mampu mengembangkan usahanya.

3.3 Lokasi Penelitian

Kegiatan penelitian ini akan dilaksanakan diperumahan Delta Sari Indah Waru Sidoarjo. Peneliti memilih lokasi penelitian di perumahan Delta Sari Indah yaitu pedagang Soto Ayam Lamongan “Cak Suep” karena soto ayam ini sangat ramai dan merupakan pedagang Soto Ayam pertama yang ada di perumahan Delta Sari Indah, sebelum perumahan ini berkembang pesat seperti saat ini..

3.4 Unit Analisis Penelitian

Dalam penlitian kualitatif peneliti sangat erat kaitannya dengan faktor-faktor kontekstual. Jadi maksud sampling dalam hal ini ialah untuk menjaring sebanyak mungkin informasi dari berbagai macam sumber dan bangunannya (construction) dengan tujuan bukanlah memusatkan diri pada adanya perbedaan-perbedaan yang nantinya akan dikembangkan atau digeneralisasikan. Maksud yang kedua dari sampling adalah menggali informasi yang akan menjadi dasar dari rancangan dan teori yang muncul.

Oleh sebab itu, pada penelitian kualitatif tidak ada sampel acak, tetapi sampel bertujuan (purposive sampling).


(45)

Di dalam teknik purposive ini ditandai dengan ciri-ciri antara lain :

1. Rancangan sampel yang muncul, sampel tidak dapat ditentukan atau ditarik terlebih dahulu

2. Pemilihan sampel secara berurutan : Tujuan memperoleh variasi yang sebanyak-banyaknya hanya dapat dicapai apabila pemilihan satuan sampel dilakukan jika satuan sebelumnya sudah dijaring dan dianalisis. Setiap satuan berikutnya dapat dipilih untuk memperluas informasi yang telah diperoleh terlebih dahulu sehingga dapat dipertentangkan atau disisi lain adanya kesengajan informasi yang ditemui. Darimana atau dari siapa ia memulai tidak menjadi persoalan, tetapi bila hal itu sudah berjalan, maka pemilihan berikutnya bergantung pada apa keperluan peneliti.

Unit analisis data dalam penelitian ini adalah informasi yang berupa narasi-narasi kualitatif yang dihasilkan dalam wawancara mendalam (indeept interview) yang berkaitan dengan strategi bisnis pedagang Soto Ayam Lamongan “Cak Suep” yang ada di perumahan Delta Sari Indah Waru Sidoarjo.

3.5 Subyek dan Informan Penelitian 1. Subyek Penelitian

Subyek peneliti adalah pedagang Soto Ayam Lamongan “Cak Suep” yang ada di perumahan Delta Sari Indah Waru Sidoarjo.


(46)

Informan penelitian tidak ditentukan berapa jumlahnya, tetapi dipilih beberapa yang dianggap mengetahui, memahami permasalahan yang terjadi sesuai substansi penelitian ini. Hal ini disebabkan karena dalam penelitian kualitatif tidak mempersoalkan jumlah informan, melainkan yang terpenting adalah seberapa jauh penjelasan informan yang diperoleh dalam menjawan permasalahan. (Moloeng, 2002 : 160)

Peneliti akan berusaha menjaring sebanyak mungkin informasi yang berkaitan dengan tujuan penelitian dari berbagai sumber. Peneliti akan mencari variasi informasi sebanyak-banyaknya dari informan dengan menggunakan teknik sampling indeept interview (wawancara mendalam), yaitu orang-orang yang dianggap mengetahui, memahami permasalahan yang terjadi sesuai substansi penelitian sehingga dapat menghasilkan data berupa kata-kata dan tindakan, dan memungkinkan narasumber untuk mendefinisikan dirinya sendiri sendiri dan lingkungannya dengan menggunakan istilah mereka sendiri. Adapun informan dalam penelitian ini adalah (1) pemilik (pengusaha) Soto Ayam Lamongan “Cak Suep” , (2) Karyawan (tenaga kerja), dan (3) Pelanggan atau konsumen yang telah makan soto ayam “Cak Suep” lebih dari satu kali.

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang akan digunakan untuk mengumpulkan sumber data utama adalah indeept interview yang menghasilkan data berupa kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Teknik ini dinilai paling sesuai,


(47)

karena hal tersebut memungkinkan pihak yang diwawancarai untuk mendefinisikan dirinya sendiri dan lingkungannya, untuk menggunakan istilah-istilah mereka sendiri mengenai fenomena yang diteliti, tidak sekedar menjawab pertanyaan. (Mulyana, 2002 : 183).

Dengan teknik ini diharapkan informan dapat lebih terbuka dan berani dalam memberikan jawaban dan respon terhadap pertanyaan yang diajukan peneliti. Kelebihan lain adalah, peneliti secara personal dapat bertanya langsung dan mengamati respon terutama non verbal mereka dengan lebih detail.

Sesuai dengan sifat-sifatnya tersebut diatas, teknik indeept interview dipandang sesuai dengan tujuan penelitian yang ingin dicapai. Sebagai penelitian kualitatif, peneliti harus dapat menampilkan kekayaan dan kerincian data. Sifatnya yang one-on-one juga akan mendukung keberhasilan wawancara karena topik dalam penelitian ini sifatnya cukup pribadi dan sensitif, sehingga memungkinkan informan mengungkapkan opininya secara lebih bebas dan jujur.

Namun demikian seperti juga teknik-teknik penelitian lain, indeept interview juga memiliki kelebihan dan kelemahan. Kelebihan utamanya kekayaan data yang diperoleh. Indeept interview mampu menghasilkan respon yang lebih akurat dalam penelitian yang membahas topik-topik yang sensitif. Hubungan yang dekat antara informan dan peneliti mempermudah untuk menggali topik-topik tertentu yang mungkin masih tabu dalam pendekatan lain. (Wimmer & Dominick, 2002 :122).

Sedangkan kelemahan indeept interview biasanya dilakukan dengan sampel yang kecil dan tidak acak. Karena interview biasanya dilakukan tanpa menggunakan


(48)

standar-standar tertentu, masing-masing informan dapat memberikan berbagai versi jawaban dari sebuah pertanyaan. Bahkan, sangat mungkin bila seorang informan memberikan jawaban atas pertanyaan yang tidak ditanyakan pada informan lain. Kelemahan ini adalah adanya bias dari peneliti. Dalam beberapa interview mungkin saja sikap dan pendirian peneliti tanpa sengaja terkontaminasi, misalnya melalui perilaku non verbal atau tekanan suara. Hal ini dapat mempengaruhi validitas dari jawaban informan.

Observasi partisipan, yaitu pengamatan dengan menggunakan indera penglihatan yang tidak mengajukan pertanyaan-pertanyaan. Peneliti ikut terlibat dengan cara mencatat perilaku subyek (orang), obyek (benda), atau kejadian yang sistematik tanpa adanya komunikasi atau pertanyaan dengan individu yang diteliti.

3.7 Teknik Analisis Data

Untuk analisis data dalam penelitian ini, adalah informasi yang berupa narasi-narasi kualitatif yang dihasilkan dalam wawancara mendalam (indeept interview) yang berkaitan dengan strategi bisnis pedagang Soto Ayam Lamongan “Cak Suep” di perumahan Delta Sari Indah Waru Sidoarjo. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi strategi bisnis yang digunakan pelaku bisnis dalam menjalankan dan mengembangkan usahanya. Selanjutnya peneliti menggunakan teknik focused synthesis yaitu dengan menggunakan teori-teori yang relevan dari literature yang relevansi digunakan untuk menjelaskan fenomena yang diamati.


(49)

3.8 Pengujian Keabsahan Data

Dalam pengujian keabsahan data, metode penelitan kualitatif menggunakan istilah yang berbeda dengan penelitian kuantitatif. Uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi uji credibility (validitas internal), transferability (validitas eksternal), dependability (reliabilitas), dan confirmability (obyektivitas) (Sugiyono, 2005 : 120-121). Namun yang utama adalah uji kredibilitas data.

Uji kredibilitas (credibility) data atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian kualitatif antara lain dilakukan dengan perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan dalam penelitian, triangulasi, diskusi, dengan teman sejawat, analisis kasus negative, menggunakan bahan referensi dan member chek. Uji kredibilitas data (validitas internal) dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan bahan referensi, adalah adanya pendukung untuk membuktikan data yang telah ditemukan oleh peneliti. Sebagai contoh, data hasil wawancara perlu didukung dengan adanya rekaman wawancara.

Dalam peneletian kualitatif, validitas diartikan sebagai suatu tujuan, bukan sebagi hasil. Sehingga validitas disini merupakan kebenaran dan kejujuran sebuah deskripsi, kesimpulan, penjelasan tafsiran dari segala jenis laporan. Validitas internal dalam penelitian kualitatif menunjukkan pada persoalan apakah temuan penelitian itu bersesuain dengan realitas yang ada ?, apakah temuan itu memotret realitas yang sebenarnya ?, apakah peneliti benar-benar mengamati atau mengukur apa yang ia niati untuk mengamati atau mengukurnya ?, sedangkan validitas eksternal merujuk pada ide sejauh mana temuan-temuan penelitian dapat diterapkan pada situasi-situasi


(50)

lain, yaitu digeneralisasi. Relibilitas, yaitu sejauh mana temuan-temuan penelitian dapat direplikasi.


(51)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian

Warung soto ayam cak “Suep” adalah salah satu penjual makanan terlama yang ada di perumahan Delta Sari Indah. Awal mula bapak Suep membuka warung soto ayam ini berangkat dari profesi beliau sebagai karyawan soto ayam milik kakaknya di daerah Bratang. Bapak Suep bekerja sebagai karyawan soto ayam ini sejak tahun 1985, selama membantu kakaknya berjualan tersebut bapak Suep mendapat banyak ilmu tentang membuat soto ayam dari kakaknya. Pada tahun 1989 bapak Suep memutuskan untuk membuka usaha soto ayam sendiri, berbekal ilmu yang didapat semasa menjadi karyawan soto ayam milik kakaknya. Awal mula usaha soto ayam bapak Suep berjualan adalah dengan berkeliling blok demi blok dengan cara mendorong gerobak soto ayamnya. Lokasi yang dijadikan sebagai tempat usaha soto ayamnya tersebut adalah perumahan Delta Sari Indah. Dipilihnya lokasi ini karena pada saat itu penjual yang berjualan makanan di perumahan Delta Sari Indah masih jarang, sedangkan warga yang bertempat tinggal di perumahan ini perlahan-lahan semakin ramai. Dari mendorong gerobak soto ayam ini bapak Suep mulai mengenalkan soto ayamnya ke warga Delta Sari Indah. Bapak Suep mulai menjual dagangan soto ayamnya dari pagi hari hingga siang hari. Seiring berjalannya waktu, soto ayam bapak Suep mulai dikenal oleh warga Delta Sari, hal ini mengakibatkan permintaan soto ayam ini menjadi tinggi. Banyaknya pelanggan yang suka dengan soto ayam bapak Suep ini membuat mereka tidak sabar


(52)

menunggu blok rumahnya dilewati oleh bapak Suep. Bahkan beberapa pelanggan soto ayam ini rela mencari ke tiap blok demi mendapatkan soto ayam tersebut. Karena pelanggan soto ayam ini mulai ramai, akhirnya bapak Suep memutuskan untuk membuka warung soto di pinggir jalan yang dianggapnya strategis. Hal ini dilakukan bapak Suep agar pelanggannya mudah dalam mencari posisi bapak Suep dalam menjual daganganya.

Warung soto ayam bapak Suep ini memiliki letak yang sangat strategis, dimana letak warung tersebut adalah di pinggir jalan yang sering dilalui warga Delta Sari Indah dalam menjalakan aktivitasnya sehari-hari. Setelah membuka warung soto ayam ini, usaha bapak Suep semakin dikenal oleh warga karena tempat untuk menjual dagangannya ini selalu ramai pengunjung yang akan membeli sotonya. Hampir setiap pagi banyak orang datang ke warung soto ayam ini untuk membeli soto ayam bapak Suep, baik yang dimakan di tempat ataupun dibungkus untuk dibawa pulang. Banyaknya pelanggan membuat bapak Suep sering mendapatkan pesanan soto ayam untuk acara-acara warga Delta Sari Indah seperti acara-acara kerja bakti warga, acara-acara arisan ibu-ibu PKK, dll. Dalam menjalankan kegiatan usahanya tersebut bapak Suep di bantu oleh seorang tenaga kerja yang tugasnya memindahkan peralatan untuk berjualan dari rumah bapak Suep ke warung tempat berjualan soto ayam ini. Jam buka warung soto ayam bapak Suep ini adalah dari pukul 05.00 – 11.00 WIB. Untuk mengatasi ramainya pembeli bapak Suep selalu melakukan pelayanan yang sangat cepat pada pengunjung warung soto ayam ini, hal ini dilakukannya agar pelanggan tidak kecewa dan tidak harus menunggu berlama-lama untuk menikmati soto ayam bapak Suep tersebut.


(53)

4.2 Hasil Penyajian Data

Penelitian ini dilakukan selama kurang lebih 1 bulan di warung soto ayam Lamongan pada perumahan Delta Sari Indah Waru Sidoarjo. Sebagaimana yang telah ditetapkan sebelumnya, subjek penelitian ini yang dijadikan informan tidak dapat dibatasi atau ditentukan, tetapi peneliti mengambil 1 Pedagang Kaki Lima yang paling ramai yang berjualan di perumahan Delta Sari Indah. Dalam penelitian ini, peneliti berusaha menggambarkan strategi bisnis yang dilakukan oleh pedagang soto ayam Lamongan “Cak Suep” pada perumahan Delta Sari Indah. Data diperoleh dengan melakukan tehnik indeept interview (wawancara mendalam), yaitu orang-orang yang dianggap mengetahui, memahami permasalahan yang terjadi sesuai substansi penelitian sehingga dapat menghasilkan data berupa kata-kata, yang di lakukan pemilik warung soto ayam Lamongan “Cak Suep” pada perumahan Delta Sari Indah. Wawancara dilakukan untuk menggali informasi sebanyak-banyaknya dari informan. Participant observation (observasi berperanserta), pengamatan dengan menggunakan indera penglihatan dengan cara mencatat perilaku subyek (orang), obyek (benda) atau kejadian, dan field research (penelitian lapangan), yaitu peneliti berangkat ke lapangan untuk mengadakan pengamatan dengan menggunakan indera penglihatan yang tidak mengajukan pertanyaan-pertanyaan. Data yang diperoleh tersebut kemudian dijelaskan (dideskripsikan) dan dianalisis secara induktif sehingga diperoleh gambaran, jawaban serta kesimpulan dari pokok permasalahan yang diangkat.


(54)

4.2.1 Identitas Informan

Dalam penelitian ini yang dijadikan informsi adalah pemilik warung soto ayam Lamongan “Cak Suep”, karyawan soto ayam Lamongan “Cak Suep” serta pelanggan soto ayam ini yaitu orang-orang yang telah makan soto ayam Lamongan “Cak Suep” lebih dari satu kali.

No Nama Informan Usia Alamat Jabatan

1 Suep 43 thn Lamongan Pemilik

warung soto ayam “Cak Suep”

2 Supardi 35 thn Jln. Nuri no 78 Karyawan

3 Sujari 39 thn Jln. Pager no 69 Karyawan

4 M. Karisma 22 thn Delta Sari Indah R-5 Pelanggan

5 Maspupah 45 thn Jln. Raganata 45 Pelanggan

6 I Made Swastika 21 thn Delta Sari Indah E 357 Pelanggan 7 Andry Pribadi 26 thn Delta Sari Indah Ad 47 Pelanggan


(55)

1. Bapak Suep, pemilik soto ayam “Cak Suep” (informan 1)

Bapak Suep menekuni profesi sebagai pedagang soto ayam Lamongan sejak tahun 1985, yang dimulai dari ikut bekerja sebagai karyawan warung soto ayam milik kakaknya. Kemudian pada tahun 1989 berbekal ilmu membuat soto ayam selama menjadi karyawan soto milik kakanya, muncul keinginan dari bapak Suep untuk memiliki usaha soto ayam sendiri. Dengan modal Rp 75.000 pada saat, itu bapak Suep mulai merintis usaha soto ayamnya. Uang tersebut adalah uang pribadi hasil kerja sebagai karyawan soto ayam milik kakaknya. Alasan di pilihnya bisnis soto ayam ini oleh bapak Suep adalah bahwa profesi dari awal adalah penjual soto ayam walaupun hanya sekedar sebagai karyawan.

Pada awalnya bapak Suep ingin mendirikan bisnis soto ayam sendiri ini karena ingin mandiri dan mengembangkan karirnya sebagai orang yang mempunyai keahlian dalam membuat soto ayam berbekal pengalaman selama menjadi karyawan soto ayam milik kakaknya. Seperti diungkapkan oleh bapak Suep informan 1 berikut ini, “Profesi saya itu dari dulu ya jualan soto ayam ini, lagipula saya kan orang asli Lamongan dan rata-rata soto ayam lamongan itu banyak disukai orang Surabaya. Asal dari Lamongan, kerja awal dari membantu berjualan soto, ya akhirnya saya membuka bisnis soto ayam sendiri biar lebih mandiri”.

Usaha bapak Suep memproduksi soto ayam kemudian menjualnya sendiri dan tidak bekerja lagi pada kakaknya menghabiskan waktu sekitar 20 tahunan. Dalam menjalankan usahanya tersebut tidak selalu berjalan lancar sesuai dengan keinginannya, ada kalanya mengalami sebuah hambatan. Hambatan yang dialami


(56)

beliau dalam usaha soto ayam ini pada awalnya adalah dalam bidang pemasaran, dimana untuk mengenalkan pertama kali soto ayamnya ini ke konsumen adalah dengan cara berjualan berkeliling komplek perumahan Delta Sari tiap blok. Karena semakin sering bapak Suep berkeliling, maka semakin banyak yang mengetahui dan mengenal soto ayam ini yang pada akhirnya banyak dikenal warga. Hal ini tidak lepas dari seringnya bapak Suep berkeliling blok demi blok untuk menjajakan soto ayamnya. Manfaat lain dari dikenalnya usaha soto ayam bapak Suep ini adalah seringnya beliau mendapat pesanan soto ayam dari warga Delta Sari Indah untuk acara-acara yasinan, peringatan kemerdekaan 17 Agustus 1945, dan juga untuk konsumsi warga yang biasanya mengadakan acara kerja bakti dalam sebulan sekali.

Setelah usaha soto ayam bapak Suep mulai banyak diminati oleh pelanggan, beliau memutuskan untuk tidak berkeliling lagi tetapi menjajakan soto ayamnya dengan menetap di suatu tempat yang dianggapnya strategis. Maksud bapak Suep menetap tersebut adalah untuk mempermudah pelanggan yang ingin membeli soto ayamnya, karena jika harus berkeliling maka pelanggan dari blok-blok lain yang ingin dengan segera membeli soto ayamnya mengalami kesulitan mencari posisi gerobak soto ayamnya. Strategi ini selain untuk mempermudah pelanggan dalam mencarinya, juga untuk meringankan bapak Suep karena beliau tidak harus capek-capek lagi berkeliling untuk menjajakan soto ayamnya.


(57)

2. Bapak Supardi, karyawan soto ayam “Cak Suep” (informan 2)

Bapak Supardi adalah karyawan yang membantu bapak Suep dalam menjalankan usaha soto ayamnya. Tugas bapak Supardi adalah mengambil kuah soto dari tempat usaha soto ayam “Cak Suep” ke tempat produksi atau memasak, yaitu di rumah bapak Suep yang memiliki jarak kurang lebih 1 km dari tempat usahanya. Bapak Supardi ini kesehariannya adalah tukang becak yang biasa mangkal di sekitar warung soto ayam “Cak Suep”. Jika sedang ada penumpang dan di waktu bersamaan ada tugas untuk mengambil kuah soto dari bapak Suep, maka pekerjaan tersebut akan dilakukan oleh bapak Suep sendiri. Bapak Supardi turut serta membantu usaha soto ayam “Cak Suep” ini sejak tahun 2000, beliau adalah tetangga bapak Suep. Selain mengambil kuah soto ayam, bapak Supardi juga bertugas mengembalikan semua perabotan yang di gunakan selama berjualan ke tempat produksi soto ayam ini. Tugas ini dijalankan setelah warung soto ayam “Cak Suep” mendekati jam tutup operasionalnya yaitu sekitar pukul 10.30. Jika semua pekerjaan yang dilakukan telah selesai, maka bapak Supardi akan kembali menjadi penarik becak karena profesi asli bapak Supardi adalah tukang becak.

Bapak Supardi menjadi karyawan di warung soto ayam “cak Suep” ini selama kurang lebih 7 tahun. Alasan beliau adalah untuk mencari tambahan uang karena menurutnya uang hasil dari menarik becak sangatlah kurang, seperti ungkapan bapak Supardi berikut ini,”uang saya dari menarik becak sangat kurang sekali, apalagi sembako selalu naik, maka saya memutuskan mencari tambahan uang dengan ikut bekerja untuk membantu cak Suep di warung soto ayam ini”. Bapak Supardi sangat cocok dan betah kerja disini karena selain tempat warung soto ayam ini tidak jauh dari


(58)

pangkalan becaknya, juga karena bapak Suep ini adalah tetangganya sendiri. Pembagian tugas dari bapak Suep kepada bapak Supardi hanyalah untuk mengambil kuah soto dan mengembalikan kembali semua perabotan warung soto ayam “Cak Suep” ke tempat produksi atau rumah bapak Suep. Upah yang diterima bapak Supardi adalah upah harian yang dibayarkan tiap minggu sekali. Upah perhari yang diterima bapak Supardi adalah Rp 8000. dan dibayarkan tiap hari Minggu, tetapi jika pada saat ada tugas mengambil kuah soto dari bapak Suep dan di saat bersamaan bapak Supardi sedang menarik becak, maka perharinya di hitung Rp 4000, karena beliau meninggalkan tugasnya.Selain itu jika bapak Supardi sakit atau tidak bekerja karena ada keluarga yang sedang sakit atau ada keperluan tertentu maka bapak Supardi tidak mendapat gaji harian tersebut karena tidak melakukan semua tugasnya. Bapak Suep selaku pemilik warung soto ayam tidak memiliki kebijakan tertentu sebagai dispensasi jika beliau tidak masuk kerja karena sakit atau keluarganya sedang sakit. Beban kerja yang tidak terlalu berat membuat bapak Supardi merasa cukup dengan upah tersebut, selain itu jam kerja beliau jika di total dalam sehari hanya 1 jam saja. “tugas saya itu hanya mengambil kuah soto dari rumah cak Suep ke warung, setelah itu selesai, baru kemudian jika sudah mendekati pukul 10.30 saya bersiap-siap untuk mengembalikan barang-barang dari warung soto ayam ini menuju ke rumah cak Suep lagi” ungkap bapak Supardi. Selama bapak Supardi bekerja pada warung soto ayam “Cak Suep” ini, beliau tidak memiliki keinginan untuk bisa membuat soto ayam sendiri karena menurutnya itu bukan bidangnya dan merasa tidak mampu. Kemampuan yang dimiliki bapak Supardi hanyalah tenaga,” karena sehari-hari saya bekerja sebagai tukang becak


(59)

maka tenagalah yang sangat saya perlukan”, kata bapak Supardi. Bapak Supardi sebenarnya ingin memiliki usaha sendiri walaupun hanya usaha kecil-kecilan. Usaha yang ingin didirikannya adalah membuka warung kopi karena menurutnya membuka usaha warung kopi sama saja seperti hanya menjual air. Tetapi karena terbatasnya dana maka impian tersebut sangat sulit terwujud. Walaupun bapak Supardi sulit untuk mewujudkan keinginanya, beliau tetap berusaha untuk mewujudkan keinginannya tersebut seperti kata bapak Supardi berikut ini, “Jika saya nanti sudah merasa tidak kuat lagi untuk menarik becak, becak saya akan saya jual dan uang itu akan saya gunakan untuk membuka usaha warung kopi”, begitulah menurut bapak Supardi

3. Bapak Sujari, karyawan soto ayam “Cak Suep” (informan 3)

Bapak Sujari adalah karyawan yang ikut serta “Cak Suep” dalam membantu menyajikan hidangan soto ayam ke konsumen jika bapak Suep menerima pesanan soto ayam untuk acara- acara tertentu. Acara tersebut seperti misalnya acara selametan, acara ulang tahun kemerdekaan Republik Indonesia, acara kerja bakti kampung, dll. Tugas utama bapak Sujari adalah membantu pekerjaan yang dilakukan bapak Suep jika sedang menerima pesanan soto, karena saat menerima pesanan soto untuk acara-acara di luar ruangan, bapak Suep akan membawa gerobak soto ayamnya. Tugas bapak Sujari adalah mencuci mangkuk soto ayam yang telah terpakai, membantu menyajikan soto ayam ke para undangan, dan juga membersihkan kembali tempat dimana gerobak soto ayam ini berhenti jika acara sudah selesai. Jika tidak ada pesanan soto ayam, maka tugas bapak Sujari pada warung soto ayam “Cak Suep”ini tidak ada. Tugas


(60)

bapak Sujari hanyalah membantu bapak Suep jika ada pesanan soto ayam di luar, maka pada hari-hari biasa beliau tidak memiliki tugas untuk bekerja sebagai karyawan warung soto ayam “Cak Suep”. Sebenarnya bapak Sujari adalah penarik becak di lingkungan perumahan Delta Sari Indah, tetapi karena beliau merasa tidak mampu lagi untuk menarik becak, maka beliau tidak lagi bekerja sebagai penarik becak. Becak yang dulunya digunakan bapak Sujari di biarkan menganggur begitu saja di rumahnya.Becak tersebut hanya di gunakan jika ada pekerjaan mencabut rumput dan membuang sampah tanaman dari rumah warga. Biasanya jika melakukan pekerjaan ini, bapak Sujari akan dipanggil oleh pemilik rumah yang akan dibuang sampah tanamannya atau akan dicabut rumput yang ada di halaman rumahnya.

Bapak Sujari ikut bekerja sebagai karyawan bapak Suep sejak tahun 2003. Pada saat itu ada acara 17 Agustusan di salah satu RT di perumahan Delta Sari Indah. Karena bapak Suep mendapatkan banyak pesanan, maka beliau mengajak bapak Sujari untuk membantunya. Sejak saat itulah bapak Suep selalu meminta bapak Sujari untuk membantunya jika mendapat pesanan soto ayam untuk acara-acara di luar ruangan yang mengharuskan bapak Suep membawa gerobak sotonya. Proses membuat soto sepenuhnya dikerjakan oleh bapak Suep. Pernah suatu ketika bapak Sujari ingin belajar membuat soto ayam pada bapak Suep, tetapi karena saat melihat proses produksi soto ayam tersebut dilakukan pada waktu dini hari dan membutuhkan waktu yang lama, akhirnya beliau mengurungkan niatnya karena merasa capek jika harus melakukannya. Upah yang diterima bapak Sujari saat menjadi karyawan soto ayam “Cak Suep” pada saat tertentu itu adalah Rp 35.000- Rp 100.000 tergantung banyak


(61)

tidaknya pesanan yang didapat. Jika pesanan hanya di bawah 200 orang, maka upah yang diterima sebesar Rp 35.000, tetapi jika pesanan yang didapat melebihi 200 orang, maka upah yang diterima bapak Sujari adalah antara Rp 50.000 – Rp 100.000. Upah tersebut langsung dibayarkan bapak Suep setelah semua acara dan tugas selesai. Upah yang diterima tersebut biasanya digunakan untuk membeli keperluan-keperluan tambahan seperti membeli kopi, teh, dll. Segala kebutuhan pokok tiap bulan keluarga bapak Sujari di tutup oleh istrinya yang bekerja sebagai tukang cuci baju di rumah-rumah warga perumah-rumahan Delta Sari Indah.

Tidak adanya rasa keterpaksaan saat membantu bapak Suep bekerja inilah yang membuat beliau merasa senang dan tidak ada beban sama sekali. “Saya senang sekali bisa membantu cak Suep saat mendapat banyak pesanan soto, karena tugas yang saya lakukan tidak berat dan juga waktu bekerja saya hanya pada waktu-waktu tertetu saja”, kata bapak Sujari. Jika di saat bersamaan bapak Sujari sakit atau tidak dapat membantu bapak Suep untuk bertugas sebagai karyawan pada saat ada pesanan soto ayam, maka bapak Sujari tidak mendapatkan upah. Biasanya bapak Suep akan mengajak orang lain untuk membantunya melayani pesanan, terkadang pula istri bapak Suep di ajak untuk membantu meringankan tugasnya. Tidak ada perhatian khusus yang diberikan bapak Suep jika bapak Sujari tidak dapat menjalankan tugasnya,”kalau saya sakit dan tidak dapat membantu bapak Suep jika ada pesanan, ya saya tidak mendapat upah karena saya tidak membantu apa-apa”, kata bapak Sujari.

Untuk membantu perekonomian keluarga, bapak Sujari sebenarnya ingin membuka usaha berjualan tanaman. Keahlian beliau merawat tanaman didapat dari


(62)

teman-temannya yang berjualan berbagai tanaman di kawasan Juanda. Karena untuk membuka usaha tersebut membutuhkan dana yang besar, maka bapak Sujari tidak mampu untuk mewujudkannya. Saat ini, yang sering dilakukan bapak Sujari untuk menyalurkan keahliannya tersebut adalah dengan bekerja sebagai perawat tanaman, dan pemotong rumput liar di rumah warga Delta Sari Indah.

4. M. Karisma, pelanggan (Informan 4)

Pemuda ini adalah pelanggan warung soto ayam “Cak Suep”, beliau adalah seorang sales perusahaan susu kemasan yang ada di wilayah SIER. Setiap hari Karisma harus berangkat bekerja pukul 06.30, dan biasanya sebelum berangkat ke kantor pemuda ini menyempatkan diri untuk membeli soto ayam “Cak Suep” dan memakan soto tersebut di tempat. Rutinitas Karisma inilah yang membuat beliau tak cukup waktu jika harus memasak untuk sarapan di rumah. Dalam seminggu beliau makan soto ayam “Cak Suep” 2-3 kali, biasanya yang paling sering adalah hari Senin, seperti informasi Karisma (informan 4) berikut ini, “kalau saya,untuk mengawali pekerjaan di hari Senin harus dengan kondisi perut yang sudah kenyang, karena pekerjaan saya itu berat dan kalau perut sudah terisi, maka urusan pekerjaan akan menjadi lebih gampang, karena itu saya selalu makan soto ayam “Cak Suep” ini tiap hari Senin, dan tentunya yang saya cari adalah harga makanan yang murah dan banyak seperti disini”, begitulah menurut Karisma (informan 4).

Letak warung soto ayam “Cak Suep” ini yang satu arah dengan jalan sehari-hari menuju ke kantor yang membuat beliau sering membeli soto ayam “Cak Suep”, selain


(63)

itu menurut Karisma soto ayam disini memiliki porsi yang sangat banyak daripada soto ayam tempat lain. Terkadang Karisma mengajak teman kerjanya yang bertempat tinggal di perumahan Delta Sari Indah untuk makan soto ayam “Cak Suep” ini sesaat sebelum berangkat kerja. Menurutnya makan soto di sini sangatlah cocok untuk kalangan pekerja sepertinya, karena harganya yang hanya Rp 5000, porsinya juga banyak, seperti informasi Karisma berikut ini, “ walaupun tempatnya kurang bersih tetapi saya tetap suka untuk makan soto ayam di sini, karena sangat pas dengan ukuran kantong saya”. Selain itu menurutnya, keramahan cak Suep selaku penjual soto semakin membuat Karisma setia pada soto ayam “Cak Suep” ini. Saran yang diberikan Karisma (informan 4) untuk warung soto ayam “Cak Suep” ini adalah mengenai jam operasionalnya,”Seharusnya soto ayam “Cak Suep” ini buka sampai malam agar pelanggan yang baru pulang kerja dan ingin membeli soto “Cak Suep” dapat terlayani”, kata Karisma.

5. Ibu Maspupah, pelanggan (informan 5)

Ibu Maspupah adalah seorang ibu rumah tangga yang bertempat tinggal di desa Sawotratap, desa yang yang tidak jauh dari perumahan Delta Sari Indah. Ibu ini adalah pelanggan setia soto ayam “Cak Suep” sejak soto ayam ini masih berkeliling mengitari blok-blok perumahan Delta Sari Indah. Awal perkenalan ibu Maspupah dengan soto ayam “Cak Suep” adalah ketika beliau sedang berada di rumah temanya di salah satu blok perumahan Delta Sari Indah. Ketika itu ada seorang pedagang soto ayam keliling yang lewat di depan rumah temannya tersebut dan dipanggil oleh tuan rumah. Oleh


(64)

temannya tersebut ibu Maspupah dipesankan soto ayam. Setelah mencoba soto ayam “Cak Suep” ini ibu Maspupah merasa cocok dan suka dengan soto ayam tersebut. Awal perkenalan inilah yang membuat ibu Maspupah memutuskan untuk menjadi pelangan setia soto ayam “Cak Suep” karena menurut beliau soto ayam ini sangat murah dan ayam pada soto ini sangat banyak. Ibu Maspupah sering membeli soto ayam “Cak Suep” pada hari Minggu karena pada hari tersebut anak-anak dan suami ibu Maspupah berada di rumah, dan untuk menu sarapan di pagi hari, ibu Maspupah membeli soto ayam “Cak Suep”. Jika ada acara-acara tertentu tak jarang ibu Maspupah memesan soto ayam “Cak Suep” untuk di hidangkan ke para tamu, seperti ungkapan ibu Maspupah berikut ini, “Biasanya jika ada arisan dibalai RW, ibu-ibu PKK di sini selalu memesan soto ayam “Cak Suep” untuk konsumsinya, karena selain murah porsi yang diberikan banyak dan rata-rata ibu-ibu PKK disini suka dengan soto ayam “Cak Suep”.Begitulah ungkapan ibu Maspupah (informan 5).

Ibu maspupah jarang sekali membeli soto ayam untuk di makan di tempat, biasanya beliau membeli soto ayam untuk di bungkus dan dibawa pulang. Ibu Maspupah memilih membeli soto di warung “Cak Suep” karena menurutnya soto di tempat ini pas dengan selera keluarga beliau, seperti ungkapannya berikut ini, “Saya suka membeli soto ini karena soto ayam “Cak Suep” banyak ikannya, selain itu harganya sangat murah hanya Rp 5000 saja per porsi, biasanya kalau saya beli di tempat lain dengan harga Rp 5000, ayamnya sedikit, banyak kuah sotonya saja, tetapi jika di sini ikan ayamnya sangat banyak”. Begitulah kata ibu Maspupah (informan 5). Saat membeli soto di warung “Cak Suep” biasanya beliau pergi bersama anaknya


(1)

LAMPIRAN 7

Pengantar Wawancara Dengan ini saya,

Nama : Rhizal Ferdiansyah Cristiawan

Dari : Universitas Pembangunan Nasional Jawa Timur, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis.

Mengharap kesediaan bapak/ibu/saudara untuk menjawab pertanyaan dari wawancara saya, yang nantinya akan saya pergunakan sebagai bahan penulisan skripsi saya yang berjudul “Strategi Bisnis pedagang Soto Ayam “Cak Suep” di Perumahan Delta Sari Indah”.

Untuk Konsumen. Data informan :

1. Nama : Herawati 2. Usia : 38 thn 3. Jenis kelamin : Perempuan 4. Status : Wiraswasta

1. Seberapa sering saudara makan soto ayam disini dalam seminggu ? Jawab : Biasanya mas saya makan soto disini cuma waktu hari Minggu saja. Mungkin ya seminggu sekali ya mas

2. Mengapa saudara memilih membeli soto ayam disini ?

Jawab : Karena soto ayam disini jam 5 pagi sudah buka, seperti sekarang ini, saya sering makan disini pada saat warung belum ramai seperti ini. Biasanya habis makan saya meneruskan jalan-jalan pagi sama anak dan suami saya ini mas. 3. Apa kelebihan masakan disini dibanding tempat lain ?

Jawab : Biasa saja

4. Biasanya dengan siapa saudara makan soto ayam disini ? Jawab : Dengan anak dan suami saya ini mas


(2)

5. Bagaimana tentang harga soto ayam disini ? Jawab : ya termasuk murah kok mas sotonya 6. Bagaimana tentang kualitas soto ayam disini ? Jawab : Soto ayam disini enak menurut saya mas 7. Bagaimana tenang kebersihan soto ayam disini ? Jawab : Cukup bersih tempatnya

8. Saran saudara untuk memajukan usaha ini ?

Jawab : Mungkin harusnya diberi nomor antrian ya mas buat pembelinya, soalnya kadang kalo hari Minggu begini yang beli kan banyak jadi kita harus antri,

terkadang ada yang nyerobot antrian gitu lho mas, jadinya gak adil, datang belakangan tapi dijuali duluan. Orang dulu aja saya pernah antre trus diserobot orang kok mas, mau marah juga malu kan mas. Jadi ya mungkin menurut saya perlu ada nomor antrian buat hari Minggu seperti ini biar tertib.


(3)

LAMPIRAN 8

Pengantar Wawancara Dengan ini saya,

Nama : Rhizal Ferdiansyah Cristiawan

Dari : Universitas Pembangunan Nasional Jawa Timur, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis.

Mengharap kesediaan bapak/ibu/saudara untuk menjawab pertanyaan dari wawancara saya, yang nantinya akan saya pergunakan sebagai bahan penulisan skripsi saya yang berjudul “Strategi Bisnis pedagang Soto Ayam “Cak Suep” di Perumahan Delta Sari Indah”.

Untuk Konsumen. Data informan :

1. Nama : Andry Pribadi 2. Usia : 26 thn

3. Jenis kelamin : Laki-laki 4. Status : Pekerja

1. Seberapa sering saudara makan soto ayam disini dalam seminggu ? Jawab : Seminggu sekali

2. Mengapa saudara memilih membeli soto ayam disini ? Jawab : Karena letak warung soto ini dekat dengan rumah saya 3. Apa kelebihan masakan disini dibanding tempat lain ?

Jawab : Rasa soto ini pas dengan selera saya, asinnya, porsinya , dan kentalnya pas dengan selera saya

4. Biasanya dengan siapa saudara makan soto ayam disini ? Jawab : Sendiri

5. Bagaimana tentang harga soto ayam disini ? Jawab : Murah menurut saya mas


(4)

6. Bagaimana tentang kualitas soto ayam disini ?

Jawab : Kualitas soto disini enak mas, kentalnya itu yang saya suka, mungkin karena koya sotonya yang banyak ya mas, tapi justru soto seperti ini yang saya suka.

7. Bagaimana tenang kebersihan soto ayam disini ? Jawab : Cukup bersih

8. Saran saudara untuk memajukan usaha ini ?

Jawab : Kalau soto ayam disini ada kerupuk udangnya pasti akan lebih enak mungkin mas, karena menurut saya soto ayam sangat pas jika dimakan dengan kerupuk udang selain dengan kerupuk putih


(5)

LAMPIRAN 9


(6)