Strategi Pemasaran Pembahasan .1 Strategi Produksi

Dalam penelitian ini dapat diketahui jumlah rata-rata pendapatan, pengeluaran dan keuntungan perbulan untuk warung soto ayam “Cak Suep”. Pengeluaran bapak Suep rata-rata tiap bulan berkisar Rp 6.000.000. Pengeluaran tersebut digunakan bapak Suep untuk membeli bahan baku seperti ayam dan bumbu-bumbu selama satu bulan, sedangkan untuk pendapatan perbulan adalah berkisar Rp 9.500.000, pendapatan yang diterima ini tergantung dari banyaknya porsi soto ayam yang habis untuk tiap harinya untuk kemudian dikalikan 30 hari atau satu bulan . Jika dilihat dari besarnya pendapatan dan pengeluaran, maka dapat ditetapkan keuntungan yang diterima perbulan berkisar Rp 4.500.000, Dari penjelasan tersebut, maka dapat diketahui bahwa penghasilan bersih yang diterima oleh bapak Suep dalam sebulan berkisar Rp 4.500.000.

4.3.4 Strategi Pemasaran

Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan dan bertukar sesuatu yang bernilai satu sama lain. Hal tersebut berdasarkan pada konsep inti yaitu : kebutuhan, keinginan, dan permintaan; produk, nilai, biaya dan kepuasan; pertukaran, transaksi dan hubungan; pasar, pemasaran dan pemasar. Adapun tujuan pemasaran adalah mengenal dan memahami pelanggan sedemikian rupa sehingga produk cocok dengannya dan dapat terjual dengan sendirinya. Sedangkan proses pemasaran terdiri dari analisa peluang pasar, meneliti dan memilih pasar saran, merancang strategi pemasaran, merancang program pemasaran, dan mengorganisisr, melaksanakan serta mengawasi usaha pemasaran. Strategi pemasaran adalah serangkaian tindakan terpadu menuju keunggulan kompetitif yang berkelanjutan. Dalam pertumbuhan ekonomi kecil masih saja terdapat berbagai kendala yang harus dihadapi sehingga menghambat laju pertumbuhan ekonomi kecil tersebut, salah satunya adalah kendala dalam melakukan kegiatan pemasaran. Demikan juga dengan bapak Suep selaku pemilik warung soto ayam “Cak Suep”. Berikut ini ungkapan yang diberikan, “Usaha warung soto ayam saya ini memiliki kendala dalam hal pemasaran karena barang yang saya jual adalah produk makanan yang biasa saja yang tidak begitu memerlukan pemasaran, paling-paling saya mengandalkan pelanggan yang membawa orang baru untuk membeli soto di tempat saya”, kata bapak Suep. Strategi pemasaran yang dirumuskan oleh warung soto ayam “Cak Suep” ini antara lain meliputi strategi produk, strategi harga, strategi distribusi, dan strategi promosi. 1. Produk Produk adalah sesuatu yang ditawarkan untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan pelanggan. Produk yang dihasilkan oleh perusahaan dapat berupa barang ataupun jasa. Pentingnya suatu produk terletak pada jasa yang dapat diberikannya. Produk merupakan elemen penting karena dengan produk tersebut perusahaan berusaha untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Demikian juga produk yang dihasilkan oleh warung soto ayam “Cak Suep” ini. Dalam usaha menciptakan produk soto ini, bapak Suep melakukan teknik-teknik yang dianggapnya paling sulit dalam proses pengolahan soto ayamnya. Proses tersebut terletak pada proses memasak ayam yang masih utuh satu ekor. Untuk memasak ayam yang masih utuh satu ekor memerlukan ketelatenan, selain itu cara memasaknya harus menggunakan api yang relatif kecil, hal ini dilakukan agar ayam yang sedang dimasak matang luar dalam. Sebelum ayam ini di goreng, terlebih dahulu ayam tersebut direndam dalam kuah soto selama kurang lebih 30 menit. Proses perendaman ini bertujuan untuk menguatkan rasa ayam, karena setelah tercampur kuah soto, maka bumbu-bumbu soto tersebut akan meresap dalam daging ayam. Jika ayam ini digoreng akan menghasilkan rasa daging ayam yang sedikit asin dibandingkan dengan rasa daging ayam yang digoreng tanpa proses perendaman dalam kuah soto. Dengan demikian cara yang digunakan bapak Suep untuk menghadapi pesaing pasar khususnya dalam hal produk terletak pada rasa ayam yang sedikit asin, karena ayam yang di masak bapak Suep telah mengalami proses perendaman dalam kuah soto. Hal ini bertujuan untuk menguatkan rasa ayam yang dimakan bersaman dengan kuah soto. Selain itu dalam menjual soto ayamnya, bapak Suep memberikan jumlah potongan ayam yang banyak untuk tiap porsinya. Keinginan menjadi permintaan bila didukung dengan daya beli. Bapak Suep dalam hal ini adalah pemilik warung soto ayam “Cak Suep” berusaha mempengaruhi keinginan dan permintaan dengan memberikan porsi soto yang banyak dengan harga yang sangat terjangkau dan mudah didapatkan oleh pelanggan. Selama berjualan soto ayam bertahun-tahun tidak ada konsumen soto ayam ini yang memiliki keluhan-keluhan terhadap sotonya. Rata-rata mereka puas dengan soto ayam “Cak Suep” dan tidak ada komplain mengenai produk sotonya. 2. Harga Setiap usaha selalu mengejar keuntungan guna kesinambungan produksi. Keuntungan yang diperoleh ditentukan pada penetapan harga yang ditawarkan. Harga suatu produk atau jasa ditentukan pula dari besarnya pengorbanan yang dilakukan untuk menghasilkan barang atau jasa tersebut dan laba atau keuntungan yang diharapkan. Oleh karena itu, penentuan harga produk dari suatu usaha merupakan masalah yang cukup penting, karena dapat mempengaruhi kelangsungan hidup serta laba dari kegiatan usaha. Harga yang ditentukan oleh warung soto ayam “Cak Suep” untuk tiap porsi soto ayam adalah Rp 5000. Untuk tiap ekor ayam dapat menjadi 25 porsi soto ayam, sedangkan dalam sehari warung soto ayam ini mampu menghabiskan antara 6-8 ekor ayam ukuran sedang. Jika bahan baku naik maka bapak Suep tetap akan menjual harga sotonya tersebut Rp 5000, karena menurutnya lebih baik mendapat laba sedikit daripada konsumen hilang karena harga sotonya naik. Bapak Suep selaku pemilik warung soto ayam ini tidak mengalami kerugian jika harga sotonya dijual dengan harga Rp 5000, karena menurutnya dengan harga tersebut sudah dapat mendapatkan keuntungan untuk memutar kembali usahanya keesokan hari, seperti informasinya berikut ini, ”yang penting banyak pelanggan yang beli soto ini, saya tidak akan mengalami kerugian”, kata bapak Suep. Dari keterangan yang diberikan oleh informan dapat diketahui bahwa harga jual soto ayam per porsi yang ditentukan oleh bapak Suep tidak ditentukan oleh naik turunnya harga bahan baku, selain itu harga jual tersebut sudah cukup untuk memutar kembali usaha soto ayamnya dikemudian hari karena dengan harga tersebut bapak Suep masih mendapatkan keuntungan. 3. Promosi Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti dengan bapak Suep selaku pemilik warung soto ayam “Cak Suep” dapat diketahui bahwa bapak Suep tidak menggunakan media promosi untuk memperkenalkan sotonya. Promosi yang dilakukan warung soto ayam “Cak Suep” ini lebih bersifat tidak formal karena hanya mengandalkan informasi yang diberikan oleh pelanggannya ke orang-orang baru yang belum pernah membeli soto ayam di tempatnya.

4.3.5 Analisa SWOT