adanya Taman Ismail Marzuki masyarakat akan dapat menyaksikan dan sekaligus mengikuti perkembangan kegiatan kesenian, dan dapat pula digunakan sebagai
tempat rekreasi. Untuk pembangunan kompleks Taman Ismail Marzuki termasuk kampus LPKJ
serta pembiayaan kegiatannya sejak tahun 1968 sampai tahun 1976, pemerintah DKI Jakarta telah mengeluarkan biaya sekitar 2,5 milyar rupiah.
Kota Jakarta juga memberi kesempatan yang luas bagi pengembangan kesenian yang merupakan aspirasi bagi penduduk yang beragam. Di daerah senen biasa kita
temuka Wayang Orang Bharata. Dinas Museum dan Pemugaran, 2000
E. Musik
Musik tradisional maupun modern di Jakarta menggambarkan perpaduan antarbudaya dan etnis. Pengaruh dari luar Indonesia berasal dari Belanda, Republik
Rakyat Cina, Portugis, Arab dan India. Untuk musik tradisional di Jakarta, seperti tanjidor dan gambang kromong,
terdapat pengaruh baik etnis Sunda seperti penggunaan rebab dan terompet tradisional. Ada pula pengaruh asing seperti halnya Trombone dan Gitar dari Eropa
dan beberapa irama musik tradisional Tionghoa. Wikipedia,2009
F. Tari
Seni tari di Jakarta merupakan perpaduan antara unsur-unsur budaya masyarakat yang ada di dalamnya. Pada awalnya, seni tari di Jakarta memiliki pengaruh Sunda
dan Tionghoa seperti tariannya yang memiliki corak tari Jaipong dengan kostum penari khas pemain Opera Beijing. Dinas Museum dan Pemugaran, 2000
G. Senjata Tradisional
Senjata khas Jakarta adalah golok yang bersarungkan terbuat dari kayu.
H. Kependudukan
Pertumbuhan penduduk Jakarta dari tahun ketahun cukup tinggi. Jumlah penduduk di Jakarta sekitar 7.512.323 2006 namun pada siang hari, angka tersebut
akan bertambah seiring datangnya para pekerja dari kota satelit seperti Bekasi, Tangerang, Bogor, dan Depok. Kotakabupaten yang paling padat penduduknya
adalah Jakarta Timur dengan 2.131.341 penduduk, sementara Kepulauan Seribu adalah kabupaten dengan paling sedikit penduduk, yaitu 19.545 jiwa.
Wikipedia,2009
Tabel.1 Jumlah pertumbuhan penduduk Jakarta terhitung mulai tahun 1945 sampai tahun 2007.
NO Tahun
Jumlah Penduduk
1. 1945
600.000 2.
1950 1.733.600
3. 1959
2.814.000 4.
1961 2.906.533
5. 1971
4.546.492 6.
1980 6.503.449
7. 1990
8.259.639 8.
2000 8.384.853
9. 2005
8.540.306 10.
2006 7.512.323
11. 2007
7.552.444 Sumber: Data Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Propinsi DKI Jakarta
Dari data tersebut dapat dilihat bahwa pertumbuhan penduduk DKI Jakarta sangat pesat, terlihat pada tahun 1945 penduduk Jakarta hanya berjumlah 600.000 jiwa dan 5
tahun kemudian naik sekitar hampir 150 dari tahun 1945. Pertumbuhan penduduk di Jakarta setiap tahunnya meningkat disebabkan oleh banyaknya masyarakat
pedesaan yang tinggal di Pulau jawa maupun diluar pulau Jawa yang berpidah untuk mencari lahan pekerjaan di Jakarta. Hal ini membuat Jakarta menjadi satu kota yang
paling padat populasi nya. Terbukti dengan adannya sensus penduduk yang dilakukan dari tahun ke tahun dalam kurun waktu dari tahun 1945 sampai 2007, terlihat
peningkatan yang signifikan yang membuktikan begitu padatnya populasi ibukota Jakarta dari tahun ke tahun.
I. Agama
Agama yang dianut oleh penduduk DKI Jakarta sangat beragam. Menurut data pemerintah DKI pada tahun 2009, komposisi penganut agama di Jakarta
adalah sebagai berikut:
a.
Islam 82
b.
Kristen Protestan 7,2
c.
Katolik 5,3
d.
Hindu 1,5
e.
Buddha 4 Dari data tersebut di atas dapat diketahui bahwa penduduk DKI Jakarta pada
tahun 2009 sebagian besar beragama Islam, dan paling sedikit yang beragama Hindu. Wikipedia, 2009
J. Pemerintahan
Daftar Gubernur Yang Pernah Memerintah DKI Jakarta
No. Nama
Dari Sampai
1. Suwiryo
1945 1951
2. Syamsurizal
1951 1953
3. Sudiro
1953 1960
4. Dr. Soemarno
1960 1964
5. Henk Ngantung
1964 1965
6. Dr. Soemarno
1965 1966
7. Ali Sadikin
1966 1977
8. H. Tjokropranolo
1977 1982
9. R. Soeprapto
1982 1987
10. Wiyogo
Atmodarminto 1987
1992 11.
Soerjadi Soedirdja 1992
1997 12.
Sutiyoso 1998
7 Oktober 2007 13.
Fauzi Bowo 7 Oktober 2007
2012 Sumber: Data Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Provinsi DKI Jakarta
Pada masa pemerintahan Gubernur yang pernah memerintah DKI Jakarta masing- masing membawa perkembangan tersendiri bagi kota Jakarta. Pada pemerintahan
Suwiryo yang merupakan Gubernur pertama, Jakarta mengalami perkembangan interaksi dunia yang makin intensif mendorong Jakarta melakukan beberapa adaptasi,
salah satu diantaranya adalah pembangunan Pelabuhan Tanjung Priok yang digunakan sebagai tempat singgah kapal-kapal dagang dari berbagai daerah. Pada
pemerintahan Gubernur Ali Sadikin pembangunan Monumen Nasional berlangsung dan di resmikan oleh Ali Sadikin pada tahun 1975. Pemerintahan Gubernur Sutiyoso
memberikan inovasi baru bagi masyarakat Jakarta yaitu pembangunan Trans Jakarta atau yang biasa disebut dengan Busway yang diesmikan pada tahun 2005 oleh
Gubernur sutiyoso.
K. Transportasi