BAB II GAMBARAN UMUM KOTA JAKARTA
A. Letak Geografis
Daerah Khusus Ibukota Jakarta DKI Jakarta adalah sebuah provinsi sekaligus ibu kota negara Indonesia. Jakarta terletak di bagian barat laut Pulau Jawa.
Koordinatnya adalah 6°11′ LS 106°50′ BT. Dahulu dikenal dengan nama Sunda Kelapa sebelum 1527, Jayakarta 1527-1619, Batavia 1619-1942, dan Djakarta
1942-1972. Pada tahun 2004, luasnya adalah sekitar 740 km² dan penduduknya berjumlah
8.792.000 jiwa. Jakarta bersama metropolitan Jabotabek dengan penduduk sekitar 23 juta jiwa merupakan wilayah metropolitan terbesar di Indonesia atau urutan keenam
dunia. Kini wilayah Jabodetabek menempatkan wilayah megapolis ini di urutan kedua dunia, setelah megapolis Tokyo.
Jakarta berlokasi di pesisir utara pulau Jawa, di muara sungai Ciliwung, Teluk Jakarta. Sebagai propinsi, Jakarta dibagi atas 5 wilayah walikota dan 1 kabupaten,
yaitu Jakarta Utara, Jakarta Timur, Jakarta Selatan, Jakarta Pusat, dan Kabupaten Pulau seribu. Sebelah utara berbatasan dengan Laut Jawa, sebelah timur berbatasan
dengan Bekasi, sebelah barat berbatasan dengan Tangerang, dan Sebelah selatan berbatasan dengan Bogor.
Jakarta terletak di dataran rendah pada ketinggian rata-rata 8 meter. Hal ini mengakibatkan Jakarta sering dilanda banjir. Selatan Jakarta merupakan dataran
tinggi yang dikenal dengan daerah Puncak. Jakarta dialiri oleh 13 sungai yang
15
kesemuanya bermuara ke Teluk Jakarta. Sungai yang terpenting ialah Ciliwung, yang membelah kota menjadi dua. Sebelah timur dan selatan Jakarta berbatasan dengan
propinsi Jawa Barat dan disebelah barat berbatasan dengan propinsi Banten. Kepulauan Seribu, sebuah kabupaten administratif, terletak di Teluk Jakarta.
Sekitar 105 pulau terletak sejauh 45 km 28 mil sebelah utara kota. Batas-batas wilayah administrative dalam wilayah di DKI Jakarta berdasarkan
SK Gubernur No. Ib.31166 tertanggal 12 Agustus 1966 adalah sebagai berikut:
Walikota Batas
Wilayah
Kota Jakarta Pusat Utara
Jl. Ketapang - Jl. Sawah Besar - Rel KA menuju Utara – Rel KA
menuju Timur dekat AIP – Rel KA menuju Utara sampai Kali
Mati – Kali Mati sampai Ladasan Lapangan Terbang – Barat Timur
san sampai Jl. Jakarta By Pass Timur
Jl. Raya Jakarta By Pass Selatan
Tembusan Jl. Hang Lekir 1 – Jl. Sudirman – Banjir Kanal
Kali ciliwung - Jl. Pegangsaan Timur – Jl. Matraman – Jl.
Pramuka Barat
Banjir Kanal – Jl. Pati Petamburan – Rel KA Palmerah
Kota Jakarta Utara Utara
Pantai Laut Jawa Timur
Berbatasan dengan Bekasi Selatan
Jl. Angke – Rel KA – Kali Mati – Landasan Lapangan Terbang dari
Barat ke Timur – Jl. Jakarta By.Pass – Kali Sunter sampai
batas bekasi Barat
Muara Alur da Kali Muara Angke Kota Jakarta Barat
Utara Batas DKI Jakarta dengan
Tangerang – Pantai Laut Jawa Timur
Muara Alur – Kali Muara Angke – Jl. Angke Rel KA dari Barat ke
Timur – Rel KA dari Barat ke Timur – Rel KA dari Utara ke
Selatan – Jl. Ketapang sampai
Banjir Kanal – Jl. Jati Petamburan – Pal Merah
Selatan Batas DKI Jakarta dengan
Tangerang – Kali Pesanggrahan – batas Kecamatan Kebon Jeruk
sampai Kali Grogol Barat
Batas DKI Jakarta dengan Tangerang
Kota Jakarta Selatan Utara
Kali Grogol – Tembusan Jl.. Hang Leki 1 – Jl. Jenderal Sudirman –
Banjir Kanal Timur
Kali Ciliwung Selatan
Batas DKI Jakarta dengan Bogor Barat
Batas DKI Jakarta dengan Tangerang
Kota Jakarta Tmur Utara
Kali Ciliwung – Jl. Pegangsaan Timur – Jl. Matraman – Jl.
Pramuka – Jl. By Pass – Kali Sunter – Jl. Bekasi sampai batas
DKI Timur
Batas DKI Jakarta dengan Bekasi Selatan
Batas DKI Jakarta dengan Bogor Barat
Kali Ciliwung Sumber : Dinas Museum dan Pemugaran DKI Jakarta
Kemudian dengan keputusan Gubernur tanggal 1 Juli 1967 diadakan perubahan dengan jalan memecah beberapa kecamatan dan kelurahan. Jumlahnya menjadi 5 kota
administratif, 27 kecamatan, dan 220 Kelurahan. Struktur kemudian diadakan reorganisasi batas wilayah, sehingga dari 5 kota administratif berkembang menjadi 30
kecamatan dan 236 kelurahan. Menurut Buku Sejarah Perkembangan Kota Jakarta yang dikeluarkan oleh
Dinas Museum dan Pemugaran DKI Jakarta, di dalam pengembangannya, daerah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi atau yang biasa disebut Jabodetabek
dikelompokkan atas tiga ciri wilayah sebagai berikut: 1.
Wilayah Perkotaan, yaitu daerah-daerah di dalam wilayah Jabodetabek yang jelas peruntukannya untuk kota. Termasuk dalam wilayah dengan ciri ini adalah pusat-
pusat perkembangan yang disebutkan di atas. Pengaturan dari wilayah perkotaan ini diserahkan pada pemda masing-masing dengan pengaturan perencanaan kota
dan perwilayahan menurut ketentuan yang berlaku di daerah itu. 2.
Wilayah Pedesaan, adalah daerah-daerah di dalam wilayah Jabodetabek yang peruntukannya ditetapkan untuk kegiatan yang berciri pedesaan. Termasuk dalam
wilayah ini adalah daerah pertanian, kebun buah-buahan termasuk daerah-daerah jalur hijau yang tak diperkenankan untuk pembangunan bangunan-bangunan kota
dan tetap harus dipertahankan terbuka. Pengaturan dari wilayah ini juga diserahkan kepada pemda masing-masing yang membawahi wilayah pedesaan
tersebut. 3.
Wilayah Peralihan, adalah daerah-daerah dalam wilayah Jabodetabek yang dalam peralihan dari sifat pedesaan ke perkotaan. Ciri-ciri dari daerah-daerah ini adalah
perkembangannya yang pesat dengan kegiatan-kegiatan pembangunan yang bersifat perkotaan. Wilayah ini terutama terdapat dalam daerah perbatasan antara
DKI Jakarta dengan Dati 1 Jawa Barat dan memerlukan pengaturan bersama untuk menetapkan penggunaan tanah di wilayah peralihan ini. Dinas Museum
dan Pemugaran DKI Jakarta,2000
B. Iklim