Hubungan Riwayat Atopi dengan RAK Hubungan Merokok dengan RAK Hubungan Paparan Debu Tepung Gandum dengan RAK Hubungan pemakaian APD dengan RAK Analisis Multivariat

34

5.5. Hubungan Masa Kerja dengan RAK

Tabel 5.5. Hubungan masa kerja dengan RAK Masa kerja RAK Tanpa RAK Total N N ≤ 18 tahun 7 16,7 35 83,3 42 100,0 18 tahun 16 40,0 24 60,0 40 100,0 Berdasarkan analisis bivariat dengan mengabaikan faktor lainnya didapatkan masa kerja lebih dari 18 tahun secara bermakna meningkatkan risiko RAK 3,3 kali lebih tinggi dibandingkan dengan masa kerja kurang dari 18 tahun X 2 =5,5 OR=3,3 IK95=1,2-9,3 p=0,02.

5.6. Hubungan Riwayat Atopi dengan RAK

Tabel 5.6. Hubungan riwayat atopi dengan RAK Riwayat atopi RAK Tanpa RAK Total N N Tidak ada 10 18,5 44 81,5 54 100,0 Ada 13 46,4 15 53,6 28 100,0 Berdasarkan analisis bivariat dengan mengabaikan faktor lainnya didapatkan riwayat atopi secara bermakna meningkatkan risiko RAK 3,8 kali lebih tinggi dibandingkan dengan pekerja tanpa riwayat atopi X 2 =7,1 OR=3,8 IK95=1,4-10,5 p= 0,01.

5.7. Hubungan Merokok dengan RAK

Tabel 5.7. Hubungan merokok dengan RAK Merokok RAK Tanpa RAK Total n N Tidak 17 29,8 40 70,2 57 100,0 Ya 6 24,0 19 76,0 25 100,0 35 Hasil analisis bivariat pada penelitian ini tidak ditemukan adanya hubungan yang bermakna antara merokok dengan kejadian RAK X 2 =0,3 OR=0,7 IK95=0,3-2,2 p=0,59.

5.8. Hubungan Paparan Debu Tepung Gandum dengan RAK

Dijumpai kejadian RAK lebih tinggi pada orang yang terpapar debu tepung gandum dibandingkan dengan yang tidak terpapar debu gandum yang disajikan pada tabel 5.8. Tabel 5.8. Hubungan paparan debu tepung gandum dengan RAK Paparan debu tepung gandum RAK Tanpa RAK Total n N Tidak terpaparbag. non pengolahan 4 8,0 46 92,0 50 100,0 Terpaparbag. Pengolahan 19 59,4 13 40,6 32 100,0 Perbedaan kejadian tersebut secara analisis bivariat didapatkan paparan debu tepung gandum secara bermakna meningkatkan risiko kejadian RAK 16,8 kali lebih tinggi daripada kelompok yang tidak terpapar debu tepung gandum X 2 =25,5 OR=16,8 IK95=4,9-58,2 p= 0,00.

5.9. Hubungan pemakaian APD dengan RAK

Tabel 5.9. Hubungan APD dengan RAK APD RAK Tanpa RAK Total 100 n N Tidak memakai 19 27,9 49 72,1 68 100,0 Memakai 4 28,6 10 71,4 14 100,0 Pada penelitian ini, dari analisis bivariat tidak ditemukan hubungan yang bermakna antara pemakaian APD dengan kejadian RAK X 2 =0,002 OR=0,9 IK95=0,3-3,5 p= 0,96. 36

5.10. Analisis Multivariat

Analisis multivariat dilakukan untuk mengetahui variabel independen yang merupakan faktor determinan terjadinya RAK atau yang paling berpengaruh terhadap kejadian RAK. Analisis multivariat dilakukan dengan analisis regresi logistik. Variabel yang diikutsertakan pada analisis multivariat ini didasarkan pada nilai p yang didapatkan pada analisis multivariat. Tabel 5.10. Tabel hasil analisis korelasi logistik faktor risiko RAK Faktor risiko Koef. regresi B Statistik wald Nilai p OR IK95 Batas bawah Batas atas Paparan debu gandum 2.584 13.428 .000 13.274 3.326 52.759 Riwayat atopi .576 .860 .354 1.778 .527 6.005 Masa kerja .143 .046 .831 1.154 .3 4.275 Constant -3.978 9.840 .002 .019 Pada analisis bivariat terdapat 3 faktor yang mempengaruhi terjadinya RAK yaitu: masa kerja, riwayat atopi, dan paparan debu gandum. Dari ketiga faktor tersebut bila dilakukan analisis multivariat, yang paling berpengaruh terhadap terjadinya RAK adalah paparan debu gandum atau pekerja di bagian pengolahan yang mempunyai hubungan bermakna meningkatkan risiko kejadian RAK IK95 3,3-52,8 OR=13,3 p0,05. 37

BAB VI PEMBAHASAN