24
BAB IV METODE PENELITIAN
4.1. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain potong lintang untuk mengetahui prevalensi rinitis akibat kerja pada para pekerja perusahaan pembuat roti di
PT R yang bertugas di bagian pengolahan dan non pengolahan serta menyajikan secara analitik hubungan antara faktor-faktor yang terkait
dengan rinitis akibat kerja.
4.2. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada tanggal 17-26 Januari 2013 di perusahaan pembuat roti PT X untuk pemeriksaan fisik dan
PINF meter
serta poliklinik rujukan PT R di Denpasar untuk pemeriksaan uji tusuk kulit.
4.3. Populasi dan Sampel Penelitian
4.3.1. Populasi Penelitian
Populasi penelitian adalah semua pekerja perusahaan pembuat roti di PT R, yang berjumlah 125 orang.
4.3.2. Sampel penelitian
Populasi yang bersedia ikut serta dalam penelitian dan memenuhi kriteria penelitian, dipilih secara
consecutive sampling
yaitu setiap responden yang memenuhi kriteria inklusi diikutsertakan dalam penelitian.
4.4. Kriteria Seleksi Sampel
4.4.1. Kriteria inklusi
1. Pekerja perusahaan pembuat roti di PT R yang secara tertulis bersedia
mengikuti penelitian ini secara penuh yaitu wawancara, pemeriksaan fisik, pemeriksaan
PNIF meter
dan uji tusuk kulit dengan menandatangani surat persetujuan.
4.4.2. Kriteria eksklusi
1. Pekerja pembuat roti yang sedang dalam pengobatan dengan antihsitamin dalam waktul 72 jam dan atau steroid sistemik 2 minggu.
2. Adanya infeksi akut yang ditandai dengan suhu badan lebih dari 37°C dan dalam pengaruh obat antipiretik.
25
3. Adanya sekret purulen atau mukopurulen, deviasi septum, konka bulosa, hipertrofi konka, polip atau tumor di kavum nasi dari hasil
pemeriksaan rinoskopi anterior.
4.4.3. Kriteria drop out
1. Mengundurkan diri atau menolak mengikuti penelitian.
4.5. Besar Sampel
Besar sampel dihitung dengan rumus :
n = Z
2
x p 1-p L
2
Keterangan :
n : besar sampel minimal. Z
α : tingkat kemaknaan pada nilai α = 5, maka nilai Z = 1,96. P : proporsi rinitis akibat kerja pada pekerja pembuat roti, diambil 30.
berdasarkan pengamatan pendahuluan L : presisi peneliti, diambil 10.
n = 1,96
2
x 0,31-0,3 0,1
2
n = 80,67 dibulatkan menjadi 81 sampel
4.6. Hubungan Antar Variabel
Variabel bebas Usia
Riwayat atopi Merokok
Masa kerja Paparan debu tepung gandum
APD Variabel tergantung
Rinitis akibat kerja
26
- Variabel tergantung : Rinitis akibat kerja.
- Variabel bebas : - Usia.
- Riwayat atopi. - Merokok.
- Paparan debu tepung gandum - Masa Kerja.
- APD 4.7.
Definisi Operasional 4.7.1. Pekerja perusahaan pembuat roti: pekerja perusahaan pembuat roti di
PT R yang dalam 1 tahun terakhir secara terus menerus bertugas di bagian pengolahan dan non pengolahan selama 8 jam per hari.
4.7.2. Rinitis akibat kerja: Episode serangan bersin-bersin, hidung beringus,
hidung tersumbat dan ingus belakang hidung yang berhubungan dengan pekerjaan. Gejala timbul atau memberat pada saat bekerja dan hilang atau
berkurang pada saat pulang kerja atau pada saat libur. RAK ditetapkan bila terdapat gejala rinitis dari anamnesis dan terdapat penurunan aliran udara
20 dengan pemeriksaan
PNIF meter
pada awal dan akhir berdinas.
4.7.3. Paparan debu tepung gandum : Ada tidaknya paparan debu tepung
gandum ditentukan berdasarkan lokasi tempat bekerja di perusahaan. Terdapat paparan debu gandum positif bila bekerja di bagian pengolahan
dan tidak terpapar debu gandum bila bekerja di bagian non pengolahan.
4.7.4. Riwayat atopi: riwayat adanya satu atau lebih penyakit seperti asma
bronkiale, eksim, rinitis alergi, konjungtivitis, alergi makanan atau obat dan urtikaria pada orang, orang tua atau saudara kandung orang.
4.7.5. Atopi: orang yang positif RAK disertai kecenderungan untuk memproduksi
IgE yang ditandai dengan hasil uji tusuk kulit positif terhadap 1 alergen atau lebih.
4.7.6. Kebiasaan merokok: kebiasaan merokok seseorang yang dinilai
berdasarkan Indeks Brinkman atau IB yaitu hasil perkalian lama merokok dalam tahun dengan jumlah batang rokok yang dihisap setiap harinya,
27
yang didapat dari kuisioner. Penggolongannya yaitu bukan perokok IB= 0 dan perokok IB ≥1.
4.7.7. Masa kerja: lama masa kerja seorang pekerja pembuat roti dalam tahun
sejak awal bertugas sebagai pembuat roti sampai saat penelitian yang didapat dari data personalia, kelebihan bulan dibulatkan ke atas.
4.7.8. Usia: usia responden sejak lahir dalam tahun yang didapat dari kuisioner,
kelebihan bulan dibulatkan ke atas.
4.7.9. Kebiasaan pakai APD: kebiasaan menggunakan APD berupa masker
penutup hidung dan mulut yang disediakan oleh perusahaan. Penggolongannya yaitu memakai bila hampir selalu digunakan dan tidak
memakai bila digunakan kadang-kadang atau hampir tidak pernah digunakan.
4.8. Cara Kerja
4.8.1. Bahan dan alat penelitian
- Formulir penelitian. - Formulir persetujuan penelitian atau
informed consent.
- Lampu kepala, spekulum hidung. -
PNIF meter
merek
In Check
buatan
Clement Clark Ltd.
- Uji tusuk kulit: alergen “Indrayana”, kapas, alkohol 70, penggaris,
blood lancet.
4.8.2. Proses pengumpulan data
Pekerja perusahaan pembuat roti yang bersedia diikutsertakan dalam penelitian diminta mengisi formulir persetujuan penelitian dan formulir
penelitian
.
Dilakukan pemeriksaan status umum dan pemeriksaan THT. Orang yang termasuk kriteria inklusi dilakukan pemeriksaan pengukuran
sumbatan hidung dengan
PNIF meter
pada awal dan setelah 8 jam bekerja. Orang yang termasuk RAK dilakukan uji tusuk kulit. Hasil pemeriksaan
dicatat dalam lembar pengumpulan data kemudian dilakukan tabulasi dan analisis data.
28
4.8.3. Pengukuran sumbatan hidung 4.8.3.1.Persiapan alat:
1.
PNIF meter
merek
In Check
buatan
Clement Clarke International ltd.
, 2. Sungkup hidung yang telah didesinfeksi dengan alkohol 70
Gambar 4.
PNIF meter
4.8.3.2.Prosedur kerja:
1 Orang dalam posisi duduk tenang, 2 Kursor
PINF
ditempatkan pada posisi
start
, 3 Orang diminta untuk ekspirasi maksimal, 4 Sungkup hidung dari
PNIF
diletakkan menutupi hidung dan mulut dengan rapat dan tidak boleh ada celah, agar udara tidak bocor keluar, 5 Orang diminta
untuk menutup mulut dengan rapat dan melakukan inspirasi maksimal melalui hidung selama 1 detik, 6 Hasil dicatat dengan melihat posisi
kursor yang berwarna merah di skala, 7 Pemeriksaan diulang sebanyak 3 kali, kemudian hasilnya dipilih yang paling tinggi.
4.8.3.3.Interpretasi: hasil dikatakan positif jika terdapat penurunan aliran udara
sebesar 20 dari nilai
baseline
yang diambil sebelum orang masuk kerja.
4.8.4. Uji tusuk kulit
4.8.4.1.Persiapan bahan :
1 Kontrol negatif dari buffer fosfat, kontrol positif dari histamin, debu rumah,
human dander, mite culture
, kecoa, bulu kucing, anjing, ayam, gandum, 2
Blood lancet,
3 Kapas alkohol 70, 4 Penggaris dengan skala millimeter, 5 Sediakan semprit 1 cc dan epineprin ampul.
29
4.8.4.2.Persiapan pasien :
1 Jelaskan apa yang akan dilakukan pada penderita dan tujuannya, 2 Sampel tidak sedang mengkonsumsi obat yang mempunyai efek
antialergi, yaitu antihsitamin minimal 3 kali periode washout atau 72 jam, steroid sistemik 2 minggu, 3 Periksa tekanan darah sebelum tes alergi
untuk membandingkan jika sewaktu-waktu terjadi reaksi sistemik, 4 Pastikan tidak mengalami serangan alergi berat 24 jam sebelumnya,
seperti asma bronkhial, 5 Jelaskan kemungkinan timbul tanda dan gejala reaski alergi sistemik dari ringan sampai yang berat selama tes alergi, 6
Tanda tangan informed consent, 7 Desinfeksi daerah lokasi tes kulit yaitu bagian volar lengan bawah.
4.8.4.3.Prosedur tes kulit
1 Teteskan larutan kontrol positif atau histamin dan kontrol negatif atau bufer fosfat, 2 Histamin sebelah radial dan bufer sisi ulnar dengan jarak
minimal 2 jari, 3 Tusuk dengan
blood lanset
sedalam lapisan epikutan, dicukit tepat ditempat tetesan dan tidak sampai berdarah. Reaksi ditunggu
selama 5-10 menit. Jika sudah terbentuk bentol merah minimal diameter 3 mm pada tempat histamin dan tidak terbentuk pada bufer atau
maksimal diameter bentol 1 mm maka dilanjutkan dengan penetesan alergen yang akan diperiksa. Mulai dari proksimal sisi radial ke distal
dengan jarak kurang lebih 1 jari, kemudian naik ke sisi ulnar. Reaksi tes kulit dibaca 10-15 menit.
4.8.4.3.Interpretasi:
Penilaian hasil dibandingkan dengan reaksi histamin pada masing-masing penderita. Positip +++ : jika bentol diameternya minimal 3 mm atau
sama dengan reaksi histamin, positip ++ : lebih kecil dari histamin, positip + : diameter bentol kurang lebih 1 mm. Hasil tes kulit dianggap
positip jika terjadi bentol pada alergen sedikitnya sama dengan bentol dari reaksi histamin.
4.8.4.4.Hasil Ukur: RAK atopi RAK nonatopi.
30
4.9. Alur Penelitian
4.10. Manajemen dan Analisis Data
Pada penelitian ini karakteristik orang dianalisis secara deskriptif yang meliputi usia, riwayat atopi, merokok, masa kerja, paparan debu gandum dan APD
Pekerja perusahaan pembuat roti bertugas di lapangan
Informed consent Anamnesis
Pemeriksaan umum dan THT
PNIF awal
Bekerja selama 8 jam kerja Tidak terdapat
penurunan aliran udara20 dari
pengukuran sebelumnya
Terdapat penurunan aliran udara20
dari pengukuran sebelumnya
PNIF akhir
Normal
RAK
RAK atopi RAK nonatopi
Eksklusi Inklusi
31
disajikan dalam bentuk tabel frekuensi distribusi. Menghitung prevalensi RAK pada kelompok terpapar dan tidak terpapar dengan rumus P= jumlah sampel yang
positif RAK dibagi jumlah sampel yang diperiksa dikali 100. Analisis hubungan usia, riwayat atopi, merokok, masa kerja, paparan debu gandum dan APD
terhadap kejadian RAK dianalisis secara bivariat dengan menggunakan uji Chi Square dan multivariat dengan menggunakan uji regresi logistik.
32
BAB V HASIL PENELITIAN
5.1. Karakteristik Subyek Penelitian
Pada penelitian ini didapatkan 82 orang yang memenuhi kriteria penerimaan sampel dengan karakteristik sebagai berikut:
Tabel 5.1. Distribusi berdasarkan karakteristik usia, jenis kelamin, masa kerja,
riwayat atopi, status merokok, tempat kerja, dan pemakaian alat pelindung diri
Karakteristik Frekuensi
Persentase Usia
40 tahun ≥ 40 tahun
40 42
48,8 51,2
Jenis kelamin Laki-laki
Perempuan 57
25 69,5
30,5 Masa kerja
≤ 18 tahun 18 tahun
42 40
51,2 48,8
Riwayat atopi Tidak ada
Ada 54
28 65,9
34,1 Merokok
Tidak Ya
57 25
69,5 30,5
Paparan debu tepung gandum Tidak terpapar bag.non pengolahan
Terpaparbag. Pengolahan 50
32 61,0
39,0 APD
Tidak memakai Memakai
68 14
82,9 17,1