commit to user
Arif  Subhan  2003:  76  menyatakan  bahwa  Pondok  Pesantren  Krapyak Yogyakarta  dikenal  sebagai  pesantren  Al  Quran  sehingga  mempunyai
ketergantungan  yang  cukup  tinggi  terhadap  KH.  Munawir.  Ketika  tokoh ini  tiada, sementara dikalangan anggota keluarga tidak ada yang memiliki kemampuan setara,
maka reputasi pesantren mulai menurun. Dalam kondisi tersebut Ali Maksum tiba di Krapyak  dengan  mempertahankan  ciri  yang  dikenal  pesantren  Al  Quran.  Ali
Maksum  mempertahankan  ciri  khas  itu  dan  menambah  sistem  madrasah  di lingkungan pesantren.
Dengan  adanya  madrasah  tidak  mengurangi  tradisi  pondok  pesantren  yang sudah  berjalan.  Justru  akan  membentuk  kepribadian  dengan  banyak  faktor  yang
brepengaruh  pada  santri  seperti  faktor  lingkungan  dan  keteladanan.  Sekarang Pondok  Pesantren  Krapyak  Yogyakarta  berkembang  cukup  pesat.  Madrasah  dari
tingkat  paling  bawah  sampai  tingkat  tinggi  ada  dalam  Pondok  Pesantren  Krapyak Yogyakarta.
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan dari Miftahuddin, Grendi Hendrastomo dan Sudrajat yang  berjudul  Implementasi  Pendidikan  Karakter  di  Pondok  Pesantren  Krapyak
Yogyakarta: Menggali Nilai-Nilai Moderasi Untuk  Aksi Berbangsa dan Bernegara. Dalam  penelitian  ini  dijelaskan  implementasi  pendidikan  karakter  di  Pondok
Pesantren Krapyak.
commit to user
Penelitian relevan lainnya salah satunya oleh Suharman, dengan judul Nilai- Nilai  Kebangsaaan  dalam  Ajaran  Tamansiswa  dan  Aktualisasinya  di  Bidang
Pendidikan  Studi  Kasus  di  SMA  Taman  Madya  Yogyakarta.  Penelitian  ini menekankan  pada  pembentukan  karakter  dalam  nilai-nilai kebangsaan  di  SMA
Taman Madya Ibu Pawiyatan Yogyakarta. Dari dua penelitian tersebut penulis akan membahas  pola  pendidikan  karakter  yang  terdapat  di  Tamansiswa  dan  Pondok
Pesantren Krapyak, sehingga terdapat perbedaan dalam pengkajiannya.
C. Kerangka Berpikir
Pendidikan  karakter  dibutuhkan  untuk  menumbuhkan  moral  atau  karakter yang  ada  dalam  lembaga  pendidikan.  Oleh  karena  itu  dibutuhkan  pemahaman
tentang  pentingnya  penerapan  dan  evaluasi  dari  pendidikan  karakter.  Pola pendidikan  karakter  di  setiap  lembaga  pendidikan  mempunyai  ciri  yang  berbeda.
Hal  itu  bisa  dilihat  dalam  lembaga  pendidikan  Tamansiswa  yaitu  di  SMA  Taman Madya  Ibu  Pawiyatan  dan  Pondok  Pesantren  Krapyak  Yogyakarta  yaitu  di
Madrasah Aliyah Ali Maksum. Pola  pembetukan  karakter  yang  diterapkan  mempunyai  pengaruh  yang
berbeda  dan  berkembang  dengan  ideologinya.  Persepsi  yang  baik  tentang pendidikan karakter akan mempermudah penerapan pendidikan karakter di sekolah.
Siswa  mempunyai  respon  dalam  pola  pengembangan  pendidikan  karakter  dengan aktualisasi  pengamalan  dan  persepsinya  terhadap  pembelajaran  yang  terdapat
commit to user
disekolah  masing-masing.  Harapannya  semua proses  tersebut  mempunyai
keselarasan dengan tujuan pendidikan nasional.
Bagan Kerangka Pikir
Grand Desain Pendidikan Karakter Bangsa
Budaya sekolah
Pola pendidikan karakter  di Tamansiswa
Pola pendidikan karakter di Pondok Pesantren Krapyak
Respon dan aktualisasi pengamalan nilai karakter pada
siswa Tujuan Pendidikan Nasional
Persepsi pengajar dan siswa tentang pendidikan karakter
commit to user
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu 1. Tempat Penelitian
Tempat dalam penelitian ini adalah di wilayah Yogyakarta. Objek penelitian yang  diambil di  SMA  Taman  Madya  Ibu  Pawiyatan  dan  Madrasah  Aliyah  Ali
Maksum Pondok Pesantren Krapyak Yogyakarta.
2. Waktu Penelitian
Waktu  penelitian  ini  direncanakan  dan  dilaksanakan  pada  bulan  November 2011  – Juni 2012.  Adapun  rincian  waktu  penelitian  akan  direncanakan  sebagai
berikut.
B. Bentuk dan Strategi Penelitian
Jenis  penelitian  yang  digunakan  adalah  penelitian  kualitatif  deskriptif.  Jenis penelitian  ini  akan  lebih  memperjelas  informasi  kualitatif  dengan  deskripsi  yang
teliti,  lebih  bernuansa  dan  melihat  aspek  manusia  secara  lebih  berisi  atau substansial.  Strategi  yang  dipilih  adalah  studi  kasus  ganda  terpancang.  Penelitian
yang akan diteliti mempunyai sasaran lokasi studi lebih dari satu yang mempunyai perbedaan karakteristik dan sudah diarahkan atau ditentukan oleh peneliti.
43