Aktualisasi Pengamalan Nilai Karakter Pada Siswa

commit to user

c. Aktualisasi Pengamalan Nilai Karakter Pada Siswa

Aktualisasi nilai-nilai karakter pada siswa bisa dilihat dari kegiatan sehari-hari baik di dalam kelas ataupun di luar jam pelajaran. Aktualisasi diri merupakan motivasi untuk mengembangkan potensi diri secara penuh sebagai manusia. Untuk mengetahui perkembangan potensi itu dilihat dari sikap atau perilaku yang muncul dari siswa. Sikap yang muncul merupakan contoh hasil keberhasilan dari penerapan pendidikan karakter di sekolah. Aktualisasi nilai karakter pada siswa bisa dilihat dari observasi di lapangan dan wawancara. 1 Aktualisasi Pengamalan Nilai Karakter Pada Siswa SMA Taman Madya Ibu Pawiyatan SMA Taman Madya Ibu Pawiyatan mempunyai pola yang baik dalam mengembangkan pendidikan karakter. Landasan dan ideologi yang kuat dari sekolah menjadi program dan tujuan membentuk manusia yang berbudi pekerti luhur. Untuk mengukur siswa berbudi pekerti luhur atau tidak perlu contoh sikap dilapangan. Dari hasil wawancara dari siswa kegiatan di sekolah bisa membentuk karakter mereka. Galih Seto menjelaskan: Di dalam organisasi ini siswa diajarkan untuk menjadi pemimpin dan belajar bersosialisasi. Selain itu lewat kegiatan ekstrakurikuler juga bisa membentuk karakter siswa, misalnya ekstra seni, theater, band, KIR dan sebagainya. Catatan lapangan nomor 19. Berdasarkan keterangan Galih, organisasi mengajarkannya nilai-nilai kepemimpinan. Kepemimpinan bisa muncul dari organisasi ini bisa meliputi commit to user Persatuan Pelajar Tamansiswa PPTS. Kegiatan yang lain seperti seni, theater, band, KIR juga bisa membentuk jiwa-jiwa. Kegiatan olahraga akan lebih menekankan kepada nilai sportifitas dan kerja keras, sedangkan kegiatan seni akan menekankan kepada kerjasama dan komunikatif, lihat tabel 2 dalam pembahasan hlm: 102. Agung Tri Prayogo mempunyai pendapat lain mengenai aktualisasi di sekolahnya. Pernyataan dari Agung Tri Prayoga juga senada dengan hasil observasi yang dilakukan peneliti. Nilai-nilai religius muncul dalam sekolah. Agung Tri Prayoga menerangkan, …pada waktu istrirahat teman-teman ada juga yang melakukan shalat berjamaah, biasanya muncul dari kesadaran sendiri mas….” catatan lapangan nomor 18. Nilai-nilai religius muncul dalam kegiatan ibadah shalat dhuhur yang dilakukan oleh siswa SMA Taman Madya Ibu Pawiyatan. Dalam observasi juga terdapat pelaksanaan shalat dhuhur berjamaah yang dilakukan siswa. Dalam kesempatan itu siswa yang datang di mushola tidak terlihat banyak. Adanya mushola akan memudahkan mereka untuk shalat jamaah. Hal ini menunjukkan bahwa siswa di Tamansiswa sebagian mempunyai nilai-nilai yang religius salah satu buktinya dengan dilaksanakannya shalat dhuhur berjamaah. Nilai-nilai toleransi juga sudah berkembang dalam sekolah. Hal ini disampaikan oleh Tri Wahyudi. Ia berpendapat sebagai berikut. Terdapat perbedaan antara salah satunya ia memberi contoh kalau di Muhammadiyah dalam mengucapkan salam dengan Assalamualaikum commit to user Wr.Wb., sedangkan kalau di Tamansiswa kita hanya mengucapkan kata salam . Catatan lapangan nomor 21. Tri Wahyudi adalah siswa yang mempunyai latar belakang SD dan SMP di Muhammadiyah. Dia terbiasa mengucapkan Assalamualaikum Wr. Wb. ketika bertemu dan bertegur sapa sewaktu masih di sekolah sebelumnya. Hal tersebut dikarenakan semua siswa adalah muslim. Ketika di SMA Taman Madya Ibu Pawiyatan Ia beradaptasi dengan budaya yang baru. Tri Wahyudi diajarkan mengucapkan “salam” ketika bertemu dan bertegur sapa dengan teman dan pamong. Hal tersebut sebagai tanda toleransi dan menghargai keyakinan kepada kepada semua warga sekolah. Perwujudan salam ini untuk mengikat persaudaraan dan kesatuan bangsa. 2 Aktualisasi Pengamalan Nilai Karakter Pada Siswa Madrasah Aliyah Ali Maksum Pondok Pesantren Krapyak Dalam kaitannya dengan kehidupan sehari-hari para santri hidup dalam sebuah kegiatan yang rutin dari pagi sampai malam. Ketika peneliti mewawancarai nilai-nilai apa yang bisa didapat mereka dalam kegiatan sehari-hari mereka cukup menguasai dan cermat menjelaskannya. Berikut petikan pendapat dari salah satu santri putri. Kegiatan asrama putri tidak jauh berbeda dengan asrama laki-laki. Setiap jam 4 membaca Al Quran sambil menunggu shalat shubuh berjamaah, setelah shalat Shubuh kita nyetor hafalan. Jam 7 sekolah dan setengah 4 sekolah. Setelah itu jam 15.30 istirahat dan biasanya digunakan untuk sorogan. Kemudian habis Maghrib ngaji tartil dan setelah isya’ juga ngaji dan dilanjutkan musyawarah. Dari kegiatan itu saya mendapatkan banyak commit to user ilmu tentang agama yang tidak didapat di sekolah lain, bisa bersosialisasi dan kemandirian. Catatan lapangan nomor 11. Dari petikan pendapat di atas bisa digambarkan kegiatan sehari-hari di asrama putri yang cukup padat. Kegiatan keseharian yang dilakukan oleh para santri bisa membentuk karakter mereka. Kegiatan dalam konsep pondok pesantren akan membuat santri mudah diarahkan dan diawasi. Kegiatan yang penuh dengan kegiatan positif akan membuat karakter bagi santri yaitu kemandirian dan menjadi manusia yang sosial. Kegiatan setelah sekolah para santri diwajibkan mengikuti kegiatan pondok pesantren yang penuh dengan kegiatan rohani, lihat tabel 4 dalam pembahasan hlm: 111. Pernyataan dari saudari Silfiana tadi juga tidak jauh berbeda dengan Nur Arifah. Ketika ditanya mengenai hal apa yang didapat selama ini Nur Arifah berpendapat sebagai berikut. Setelah 3 tahun lebih saya mendapat ilmu agama dan diajarkan bersosialisasi dengan santri lain. Kalau ada masalah dengan santri lain maka saya bisa menyelesaikan sendiri. Catatan lapangan nomor 10. Selanjutnya mereka juga setuju jika mata pelajaran akidah akhlak dan akhlak taklim bisa membentuk karakter para santri. Nur Arifah dan Silfiana yang merupakan santri putri kelas X E mengungkapkan secara bergantian mengenai isi pelajaran dari akidah akhlak dan akhlak taklim. Akidah akhlak mengajarkan keyakinan kepada Allah, akhlak taqlim adalah tata cara santri berperilaku kepada santri, santri kepada guru dan berperilaku keseharian. Sedangkan akhlak tasawuf hanya untuk jurusan agama. Catatan lapangan nomor 10. commit to user Nur Arifah dan Silfiana selanjutkan menjelaskan bahwa ada hubungan antara pelajaran akidah akhlak dan akhlak taklim dengan pendidikan karakter. Pelajaran tersebut mengajarkan kepada siswa atau santri untuk menjaga akhlak baik kepada Allah dan sesama manusia. Pelajaran akidah akhlak dan akhlak taklim bersumber pada ajaran Islam, sehingga akhlak Islam diharapkan bisa diterapkan para santri. Hal tersebut dikatakan oleh Ahmad Riqza, siswa kelas X A. Ia berpendapat sebagai berikut. Solidaritas sangat kuat di asrama, ketika ada teman yang sakit, maka semua teman ikut membantu, misalnya mengambilkan makanan dan minuman. Kalau belum ada perkembangan dilaporkan ke pembimbing dan dibawa ke klinik. Catatan lapangan nomor 7. Dari penjelasan tersebut solidaritas dan kebersamaan sangat terasa, khususnya dalam asrama. Mereka hidup selalu bersama setiap hari dari bangun tidur sampai hendak tidur. Hal inilah yang menjadikan nilai-nilai solidaritas dan kebersamaan muncul dalam setiap santri Pondok Pesantren Krapyak. Aktualisasi lainnya juga muncul dalam asrama khususnya dalam tanggungjawab pengelolaan kamar. Kamar di asrama berisi sekitar 8 sampai 10 santri. Ahmad Nur Ishlah berpendapat: Di asrama putra ada penanggungjawabnya setiap kamar. Ketua kamar bertugas mengartur kerapian, kebersian dan mengingatkan setiap kegiatan. catatan lapangan nomor 22. Berdasarkan pendapat Ahmad Nur Ishlah bisa diketahui bahwa dalam asrama atau kamar mempunyai potensi yang besar untuk membentuk karakter yang baik. Terdapat koordinasi dalam sebuah asrama yaitu terdapat Struktur kecil dalam commit to user setiap kamar. Terdapat ketua kamar yang menjadi koordinator untuk kerapian, kebersihan dan berlangsungnya kegiatan di asrama. Siswa dalam kegiatan sehari-hari dituntut untuk mandiri, menjaga kebersihan bersama dan saling mengingatkan dalam setiap hal, misalnya saling mengingatkan ketika shalat, ngaji dan sebagainya. Nilai-nilai kemandirian, kebersamaan inilah yang menjadi bagian terpenting dalam setiap aktivitas para santri. Peran ketua kamar juga akan membentuk jiwa kepemimpinan dan tanggungjawab bagi santri. Hal tersebut akan menjadi pembelajaran dan bekal bagi santri-santri di MA Ali Maksum.

B. Pokok-Pokok Temuan Penelitian