13
BAB II KAJIAN TEORI
A. Tinjauan tentang Remaja
1. Pengertian Remaja
Kata remaja diterjemahkan dari lata dalam bahasa Inggris adolscence atau adoleceré bahasa latin yang berarti tumbuh atau tumbuh
untuk masak, menjadi dewasa. Masa remaja ditinjau dari rentang kehidupan manusia merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke
masa dewasa Rita Eka Izzaty, dkk., 2008: 123. Lebih lanjut Santrock 2003: 26 mengungkapkan bahwa remaja adalah masa perkembangan
transisi dari masa anak ke masa dewasa yang mencakup perubahan bioligis, kognitif, dan sosio-emosional.
Siti Rumini dan Siti Sundari 2004: 53-54 mendefinisikan masa remaja adalah masa peralihan di masa anak-anak dengan masa dewasa
yang mengakami perkembangan semua aspekfungsi untuk memasuki masa dewasa. Monks, Knoers, dan Haditono membedakan masa remaja
menjadi empat bagian, yaitu masa pra-remaja 10-12 tahun, masa remaja awal 12-15 tahun, masa remaja pertengahan 15-18 tahun, dan
masa remaja akhir 18-21 tahun Deswita, 2006: 192. Berdasarkan paparan definisi remaja di atas, remaja adalah tahapan
perkembangan individu dari masa anak-anak ke masa dewasa, dimana dalam tahap tersebut akan ditandai dengan perubahan dan perkembangan
fisik, kognitif, sosial dan perkembangan emosi. Perkembangan yang
14
terjadi pada diri remaja tersebut akan dialami secara bertahap dimana pada remaja satu dengan yang lainnya akan mengalami perkembangan dalam
waktu yang tidak sama.
2. Aspek-aspek Perkembangan Remaja
Remaja adalah tahap peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Tahap ini berlangsung lebih singkat daripada tahap perkembangan
yang lain, namun fase remaja disebut sebagai masa penting karena menentukan bagaimana kehidupan dewasa remaja tersebut nantinya.
Seperti yang telah dikemukakan dalam pengertian remaja di atas bahwa remaja adalah kata lain dari adolscence yang berarti tumbuh, maka dalam
tahapan ini remaja akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan
antara lain: a. Perkembangan Fisik
Hurlock 1980: 210 mengungkapkan bahwa pertumbuhan fisik remaja tidak akan sepenuhnya sempurna bahkan sampai masa remaja
akhir. Terdapat penurunan dalam laju pertumbuhan remaja dan perkembangan internal remaja lebih menonjol daripada perkembangan
eksternal remaja. Perkembangan internal remaja berkaitan dengan tinggi badan, berat badan, proporsi tubuh, organ seks, dan ciri-ciri seks
sekunder. Kemudian perkembangan eksternal remaja yaitu meliputi sistem pencernaan, sistem peredaran darah, sistem pernapasan, sistem
endokrin, dan jaringan tubuh.
15
Perkembangan fisik remaja akan berbeda satu sama lain, ada yang cepat namun ada juga yang lambat. Tidak semua remaja dapat
menerima perubahan fisik yang mereka alami, sehingga menimbulkan perasaan tidak percaya diri. Rasa percaya diri pada remaja dapat
mempengaruhi hubungan sosial remaja tersebut. Hal ini berlawanan dengan tugas perkembangan remaja yaitu mencapai hubungan yang
lebih matang dengan teman sebaya baik pria maupun wanita.
b. Perkembangan Kognitif Piaget dalam teori perkembangan kognitif menekankan bahwa
remaja terdorong untuk memahami dunianya karena tindakan remaja tersebut merupakan bentuk penyesuaian diri biologis. Pada tahap
perkembangan ini remaja mulai memisahkan gagasan yang kurang penting dari gagasan-gagasan yang penting Santrock, 2003: 105.
Remaja yang duduk dibangku SMASMK masuk pada tahapan remaja akhir. Remaja akhir mencapai puncak berfikir kognitif pada
kemampuan berfikir abstrak. Santrock 2003: 126 mengungkapkan bahwa karakteristik yang paling menonjol dari pemikiran remaja
adalah remaja berfikir lebih abstrak dibandingkan dengan pemikiran pada masa kanak-kanak. Remaja tidak lagi dibatasi dengan kenyataan
dan aktual yang merupakan ciri periode konkret, remaja mulai menciptakan situasi-situasi fantasi dan mencoba berfikir dengan logis
untuk mengatasi fantasi-fantasinya tersebut. Cara berpikir ini akan
16
membawa remaja untuk mebandingkan dirinya dengan orang lain menurut standar yang ia tetapkan.
c. Perkembangan Sosio-emosional Perkembangan remaja yang selanjutnya yaitu perkembangan
sosio-emosional. Hurlock 1980: 212 menyatakan bahwa masa remaja sebagai periode “badai dan tekanan” suatu masa dimana ketegangan
emosi meningkat sebagai akibat dari perubahan fisik dan kelenjar. Kematangan emosi pada remaja juga dapat diperoleh dari rasa
aman yang didapatkan dalam sebuah hubungan sosial. Hal ini menunjukan bagaimana hubungan anatara perubahan emosi dan sosial
pada remaja memengaruhi kehidupan sehari-hari. Seperti yang dikemukakan Santrock 2007 bahwa pengalaman lingkungan dapat
memberikan kontribusi yang lebih besar terhadap emosi remaja dibandingkan perubahan hormonal. Pada hakikatnya remaja menurut
tugas perkembangan remaja yaitu mampu membangun hubungan sosial, oleh karena itu, suatu hubungan sosial memiliki arti penting
bagi seorang remaja. d. Perkembangan Kepribadian
Perkembangan kepribadian merupakaan aspek utama bagi kepribadian sehat yang mampu merefleksikan diri, kemampuan untuk
memahami orang lain, dan beradaptasi dengan lingkungan sosial. Syamsu Yusuf 2006: 200 mengemukakan bahwa sifat-sifat
17
kepribadian mencerminkan perkembangan fisik, seksual, emosional, kognitif dan nilai-nilai.
Kepribadian remaja sangat menentukan bagaimana ia diterima dalam hubungan sosialnya. Oleh karena itu, jika seorang remaja
tumbuh dengan kepribadian yang kurang baik, maka remaja akan mengalami permasalahan dalam hubungan sosialnya. Dampaknya
remaja akan dijauhi bahkan dikucilkan dari pergaulannya. e. Perkembangan Moral
Tugas perkembanagan
remaja yang
selanjutnya yaitu
perkembangan moral. Seseorang dapat dikatakan bermoral, apabila tingkah laku orang tersebut sesuai dengan nilai-nilai moral yang
dijunjung tinggi oleh kelompok sosialnya. Sehingga tugas penting yang harus dikuasai remaja adalah mempelajari apa yang diharapkan
oleh kelompok daripadanya dan kemudian mau membentuk perilakunya agar sesuai dengan harapan sosial tanpa terus dibimbing,
diawasi, didorong, dan diancam hukuman seperti yang dialami waktu anak-anak.
f. Perkembangan Kesadaran Beragama Remaja telah mengalami kemajuan dalam perkembangan
kognitif. Hal
tersebut memungkinkan
remaja untuk
dapat mempertanyakan tentang kebenaran keyakinan agama mereka sendiri.
Berkembangnya keyakinan beragama seiring dengan mulainya seorang remaja menanyakan dan mempermasalahkan sumber-sumber otoritas
18
dalam kehidupan. Remaja bisa mengapresiasi kualitas keabsrakannya mengenai Tuhan sebagai yang Maha Adil dan Maha Kasih Sayang
Yusuf, 2006: 209. Sejalan dengan pendapat Syamsu Yusuf di atas, Spika dalam
Santrock, 2003: 460 juga mengemukakan bahwa remaja lebih merasa tertarik kepada agama dan keyakinan spiritual daripada anak-anak.
Pemikiran abstrak yang semakin meningkat dan pencarian identitas pada remaja membawa remaja kepada masalah agama dan spiritual.
Seorang remaja yang kurang mendapat bimbingan keagamaan dalam lingkungan serta pergaulan dengan teman sebaya yang kurang
menghargai nilai-nilai agama dapat memicu sikap remaja yang kurang baik seperti kurang bisa menghargai waktu, menghargai teman, bahkan
kurang bisa menghargai guru maupun orang tuanya sendiri. Dari beberapa penjelasan mengenai aspek perkembangan remaja
di atas, maka dapat disimpulkan bahwa seorang remaja dalam tahap perkembangannya mengalami perkembangan fisik, kognitif, sosial,
emosional, moral dan agama.
3. Tugas Perkembangan Remaja