50
e. Pornografi Perkembangan internet telah mempermudah pembuatan dan
penyebaran pornografi yang mengakibatkan pergeseran nilai, moral dan agama.
f. Mendorong kekerasan dan kesadisan Dalam segi bisnis dan isi, internet tidak terbatas sehingga
pemilik situs mengg unakan segala cara agar dapat “menjual situs
mereka”. Salah satunya dengan menampilkan hal-hal yang bersifat tabu dan kejam sehingga dapat mempengaruhi pengaksesnya menjadi
lebih agresif. Menurut Supriyanto 2010: 62 dampak negatif perkembangan
internet, antara lain: a. Mempermudah masuknya nilai-nilai budaya asing yang negatif
b. Mendorong budaya konsumtif c. Mendorong timbulnya tindak kejahatan
d. Memperluas perjudian
D. Kerangka Pikir
Perkembangan teknologi pada era globalisai ini telah memberikan dampak yang signifikan pada berbagai sektor kehidupan masyarakat. Salah
satu akibat dari globalisai ini adalah perubahan teknologi informasi dan perubahan budaya khusunya bagi remaja. Bagi remaja yang belum siap
menerima perubahan yang terjadi maka akan timbul guncangan dalam kehidupan sosial dan mengakibatkan remaja menjadi tertinggal dan frustrasi.
Dampak dari era globalisai ini salah satunya adalah pola hidup remaja saat ini
51
yang tidak bisa jauh dari penggunaan internet. Bagi remaja yang tidak siap dalam menghadapi pergaulan tersebut akan minder dan menarik diri dari
pergaulan. Penggunaan internet telah menjadi bagian integral dalam kehidupan
sehari-hari remaja. Banyak dijumpai remaja menggunakan internet karena gaya hidup, sebuah citra yang diarahkan dan dibentuk oleh pergaulannya
dengan teman sebayanya. Teman sebaya memberikan pengaruh terhadap sikap, pembicaraan, minat, penampilan dan perilaku lebih besar daripada
pengaruh keluarga Nurikhsan dan Agustin, 2013: 79. Hal tersebut mendasari remaja dalam menggunakan internet. Pola perilaku tersebut
merupakan salah satu wujud remaja dalam menyikapi salah satu tugas perkembangan pada remaja yaitu dalam belajar bergaul dengan teman sebaya
atau orang lain, baik secara individu maupun kelompok Key dalam Syamsu Yusuf, 2006: 72.
Berbagai fasilitas yang berada diinternet menjadikan daya tarik tersendiri, dan menjadikan seseorang tidak bisa terlepas dari internet. Ketika
menggunakan internet, remaja sangat identik dengan perilaku yang menjurus pada pelanggaran norma, baik agama, nilai kemanusiaan, maupun batasan
budaya setempat. Remaja cenderung tidak peduli dengan lingkungan sekitar ketika mereka sedang online. Perilaku penggunaan internet pada remaja,
dapat berdampak pada hal yang negatif, seperti kecanduan menggunakan internet, malas belajar, kurang memperhatikan lingkungan sekitar bahkan
tidak perduli, pornografi, tindak kejahatan kriminal dan lain sebagainya. Hal
52
tersebut tentu menambah kekhawatiran masyarakat, orang tua dan pihak lainnya akan perilaku penggunaan internet pada remaja di era saat ini. Namun
demikian, penggunaan internet juga akan menimbulkan dampak yang positif bagi remaja, diantaranya adalah untuk belajar bersosialisasi dengan
lingkungan, belajar berempati, menambah wawasan, dan lain sebagainya. Melihat banyaknya dampak dari perilaku penggunaan internet pada
remaja, tentu banyak hal yang dapat mempengaruhi remaja dalam menggunakan internet. Beberapa faktor yang terkait, baik internal maupun
eksternal adalah faktor pengaruh komunitas teman sebaya, pengaruh budaya, gaya hidup, perkembangan teknologi, media masa dan lain sebagainya, serta
faktor dari dalam dirinya sendiri, seperti penanaman nilai religiousitas, moral, konsep diri, harga diri, kontrol diri, dan lain sebagainya.
Berdasarkan paparan faktor yang mempengaruhi perilaku penggunaan internet pada remaja di atas, peneliti memfokuskan pada faktor dari luar diri
individu yaitu pengaruh teman sebaya. Seperti yang telah diketahui bahwa semakin bertambahnya usia remaja, akan semakin memperluas pergaulan
remaja dengan teman sebayanya. Pergaulan remaja dengan teman sebaya akan memberikan pengaruh bagi kehidupan, perilaku, pola pikir, dan sikap
remaja. Hal tersebut berkaitan dengan popularitas dan penolakan yang dilakukan oleh kelompok teman sebayanya. Pada umumnya, remaja yang
memiliki sifat, sikap, dan perilaku yang sesuai dengan kriteria atau norma yang ditetapkan dalam kelompoknya akan diterima dalam kelompok atau
bahkan popular dalam kelompok tersebut. Sebaliknya, remaja yang
53
bertentangan dengan nilai dalam kelompok, akan ditolak oleh anggota kelompok lainnya. Popularitas dan penolakan dari teman sebaya akan
menimbulkan keinginan remaja untuk dapat diterima dalam kelompoknya, yang sering kali menyebabkan mereka melakukan konformitas, dan berusaha
menjadi apa yang kelompok harapkan. Berdasarkan teori-teori yang telah dikaji, maka dapat digambarkan
hubungan sebagai berikut:
Gambar 1. Paradigma Penelitian
E. Hipotesis