Uji Validitas Instrumen Uji Reliabilitas Instrumen

63 Keterangan Kriteria Pengukuran Judhitha, Christiany, 2011 a. Frekuensi Tinggi : ≥ 4 kali hari Rendah : 1-4 kali hari b. Durasi Tinggi : ≥ 3 jam hari Rendah : 1-3 jam hari

H. Pengujian Instrumen

Pengujian instrumen dilakukan untuk mengetahui kekuatan dari instrumen yang akan digunakan dalam penelitian. Keakuratan instrumen akan mengungkapkan data yang benar dan hasil penelitian dapat dipercaya. Instrumen penelitian yang akan digunakan perlu dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas. Dalam penelitian kuantitatif, uji coba instrumen menjadi sangat penting untuk dilakukan agar dapat memperoleh data yang akurat dari subjek penelitian, sehingga data-data tersebut menjadi dapat dipertanggungjawabkan. Sugiyono 2010: 173 berpendapat bahwa dengan menggunakan instrumen yang valid dan reliabel dalam pengumpulan data diharapkan hasil penelitian akan menjadi valid dan reliabel, sehingga instrumen yang valid dan reliabel menjadi syarat mutlak untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliabel.

1. Uji Validitas Instrumen

Skala yang mampu menghasilkan data yang akurat sesuai dengan tujuannya diperlukan suatu proses pengujian validitas. Menurut Saifudin Azwar 2008: 6 suatu alat ukur yang valid tidak sekedar mampu mengungkapkan data dengan tepat akan tetapi juga harus memberikan gambaran yang cermat mengenai data tersebut. Akan tetapi, makna dasar 64 validitas untuk penelitian tindakan berbeda dengan yang dituntut oleh penelitian kuantitatif atau konfesional. Menurut Suwarsih Madya 2011: 37 makna dasar validitas dalam penelitian tindakan condong ke makna dasar dalam penelitian kualitatif. Penelitian ini menggunakan validitas logis untuk melihat instrumen mengenai interaksi teman sebaya dan intensitas penggunaan internet layak atau tidak. Menurut Saifudin Azwar 2013: 112 untuk mengetahui kelayakan isi sebagai jabaran dari indikator maka perlu dianalisis lebih dalam. Validitas ahli dilakukan oleh dosen ahli yaitu Agus Triyanto, M. Pd.

2. Uji Reliabilitas Instrumen

Suatu instrumen dikatakan memiliki nilai realibilitas yang tinggi apabila tes yang dibuat mempunyai hasil konsistensi dalam mengukur yang hendak diukur Saifuddin Azwar, 2013: 109. Realibilitas menunjukan sejauh mana alat ukur dapat diandalkan sebagai alat pengumpul data. Perhitungan uji realibilitas instrument dalam penelitian ini menggunakan rumus Alpha Choronbach Burhan, dkk, 2009: 350 sebagai berikut: Keterangan: r 11 : reliabilitas instrumen Ʃ Ơí 2 : jumlah varian butir k : banyaknya butir pertanyaan Ơ 2 : varian total 65 Alasan penggunaan rumus tersebut karena skor untuk skala bukan 0 atau 1, tetapi bertingkat dari 0 atau 1 sampai berapa saja menurut kemauan dan pertimbangan peneliti. Realibilitas dinyatakan oleh koefisien reliabilitas yang angkanya berkisar antara 0 sampai 1,00. Semakin tinggi koefisien reliabilitas mendakati 1,00, maka semakin tinggi realibilitasnya. Menurut Saifuddin Azwar 2013: 126 penentuan kriteria kategori reliabilitas ini dapat pula disesuaikan dalam kriteria penafsiran mengenai indeks korelasinya sebagai berikut: a Antara 0,800 sampai 1,00 = sangat tinggi b Antara 0,600 sampai 0,799 = tinggi c Antara 0,400 sampai 0,599 = cukup tinggi d Antara 0,200 sampai 0,399 = rendah e Antara 0,00 sampai 0,199 = sangat rendah Uji reliabilitas instrumen pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan program SPSS for windows seri 16, program reliabilitas Alpha Cronbach. Kriteria pengujian instrumen dikatakan reliabel apabila r hitung lebih besar dari r tabel , pada taraf signifikansi 5 atau 1. Uji reliabilitas mendapatkan hasil sebagai berikut: a. Interaksi Teman Sebaya Hasil uji yang dilakukan dengan program reliabilitas Alpha Cronbach, instrumen interaksi teman sebaya diperoleh nilai koefisien 0,743. Angka tersebut menunjukkan bahwa tingkat reliabilitas instrumen interaksi teman sebaya tinggi, dengan 66 demikian instrumen interaksi teman sebaya dalam penelitian ini dapat dikatakan reliabel dan baik, sehingga layak digunakan sebagai instrumen. b. Intensitas Penggunaan Internet Hasil uji yang dilakukan dengan program reliabilitas Alpha Cronbach, instrumen intensitas penggunaan internet diperoleh nilai koefisien 0,756. Angka tersebut menunjukkan bahwa tingkat reliabilitas instrumen intensitas penggunaan internet sosial tinggi, dengan demikian instrumen intensitas penggunaan internet dalam penelitian ini dapat dikatakan reliabel dan baik, sehingga layak digunakan sebagai instrumen. Tujuan dilakukannya uji validitas dan uji reliabilitas adalah sebagai syarat mutlak dalam penelitian untuk mendapatkan data dari intrumen yang telah teruji dan mampu mengukur data yang hendak diukur. I. Teknik Analisis Data Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain sehingga mudah dipahami dan temuan dapat diinformasikan kepada orang lain. Menurut Sugiyono 2011: 147 analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Analisis statistik yang digunakan dalam penelitian berhubungan dengan data yang berupa angka atau data kuantitatif. Penelitian ini dilakukan dengan pengkategorian diagnostik. Menurut Saifudin Azwar 2013: 49 penentuan 67 kategorisasi dilakukan berdasarkan tingkat deferensiasi yang dikehendaki yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Penelitian ini menggunakan analisis data dengan statistik deskriptif dan statistik inferensial. Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya dan tidak bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Statistik inferensial adalah teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi Sugiyono, 2011: 208-209. Statistik deskriptif dalam penelitian ini digunakan untu menyajikan data interkasi teman sebaya dan penggunaan internet. Penyajian data dimulai dari penentuan skor minimal, maksimal, rentang, dan mean yang selanjutnya akan digunakan untuk menentukan kriteria kategorisasi data interaksi teman sebaya. Adapun hasil penentuan skor minimal, maksimal, rentang, dan mean data interaksi teman sebaya dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4. Penentuan Skor Minimal, Maksimal, Rentang, dan Mean Data Interaksi Teman Sebaya Interaksi Teman Sebaya Skor tertinggi 112 Skor terendah 28 Mean 70 Standar Deviasi 14 Berdasarkan Tabel 4 diketahui skala interaksi teman sebaya dalam penelitian ini terdiri dari 28 aitem yang masing-masing aitemnya diberi skor yang berkisar mulai dari 1 sampai dengan 4. Dengan demikian, skor terendah yang diperoleh subjek adalah 28 yaitu hitungan dari, 1x28, skor tertinggi 68 adalah 112 yaitu hitungan dari, 4x28, mean μ adalah 100 yaitu hitungan dari, skor tertinggi+skor terendah, dan standar deviasi σ adalah 14 yaitu hitungan dari, skor tertinggi-skor terendah. Berikut ini interval kategorisasi yang digunakan dalam penelitian: Tabel 5. Kategorisasi Interaksi Teman Sebaya No. Kriteria Kategori 1. skor 56 Rendah 2. 56 ≤ skor 84 Sedang 3. s kor ≥ 84 Tinggi Sedangkan untuk hasil penentuan skor minimal, maksimal, rentang dan mean untuk data intensitas penggunaan internet adalah sebagai berikut: Tabel 6. Penentuan Skor Minimal, Maksimal, Rentang, dan Mean Data Intensitas Penggunaan Internet Intensitas Penggunaan Internet Skor tertinggi 112 Skor terendah 28 Mean 70 Standar Deviasi 14 Berdasarkan Tabel 6 diketahui ketergantungan media sosial dalam penelitian ini terdiri dari 28 aitem yang masing-masing aitemnya diberi skor yang berkisar mulai dari 1 sampai dengan 4. Dengan demikian, skor terendah yang diperoleh subjek adalah 28 yaitu hitungan dari, 1x28, skor tertinggi adalah 112 yaitu hitungan dari, 4x28, mean μ adalah 70 yaitu hitungan dari, skor tertinggi+skor terendah, dan standar deviasi σ adalah 14 yaitu hitungan dari, skor tertinggi-skor terendah. 69 Berikut ini interval kategorisasi yang digunakan dalam penelitian: Tabel 7. Kategorisasi Intensitas Penggunaan Internet No. Kriteria Kategori 1. skor 56 Rendah 2. 56 ≤ skor 84 Sedang 3. s kor ≥ 84 Tinggi

J. Uji Prasyarat Analisis

Dokumen yang terkait

Pengaruh Dukungan Guru dan Teman Sebaya terhadap Akseptabilitas dan Pemanfaatan Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK Remaja) di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Kota Tanjung Balai

3 72 174

Pengaruh Paparan Media Internet dan Teman Sebaya terhadap Perilaku Seks Bebas Pada Remaja SMA XYZ Tahun 2012

6 96 167

Pengaruh penggunaan media dan interaksi komunikasi kelompok teman sebaya terhadap perilaku seksual remaja di Perdesaan

0 52 101

HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PERILAKU KONSUMTIF PADA REMAJA DI SMAN 2 NGAWI Hubungan Interaksi Teman Sebaya Dengan Perilaku Konsumtif Pada Remaja Di SMAN 2 Ngawi.

0 2 11

HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PERILAKU KONSUMTIF PADA REMAJA DI SMAN 2 Hubungan Interaksi Teman Sebaya Dengan Perilaku Konsumtif Pada Remaja Di SMAN 2 Ngawi.

1 4 17

PENGARUH TEMAN SEBAYA TERHADAP PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA SISWA KELAS XI DI SMA NEGERI 6 BINJAI.

0 1 13

HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PERILAKU KONSUMTIF PADA SISWA KELAS XI SMA N 6 YOGYAKARTA.

1 4 131

PENGARUH LINGKUNGAN KELUARGA, PENDIDIKAN KARAKTER DAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA TERHADAP KARAKTER SISWA KELAS XI SMK N 1 MEMPAWAH TIMUR KALIMANTAN BARAT.

0 0 55

PENGARUH INTERAKSI TEMAN SEBAYA DAN KEMATANGAN EMOSI TERHADAP PERILAKU BERPACARAN PADA SISWA KELAS XI DI SMA N 2 WONOSARI GUNUNGKIDUL.

0 6 204

PENGARUH TEMAN SEBAYA TERHADAP PERILAKU MEROKOK REMAJA DI SMK NEGERI 2 YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - PENGARUH TEMAN SEBAYA TERHADAP PERILAKU MEROKOK PADA REMAJA DI SMK NEGERI 2 YOGYAKARTA - DIGILIB UNISAYOGYA

0 0 19