• Dengan rasio lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan
perusahaan lainnya atau melihat perkembangan perusahaan secara periodik atau time series
Ada beberapa keterbatasan atau kelemahan analisis rasio keuangan : •
Kesulitan dalam mengidentifikasi kategori industri dari perusahaan yang dianalisis apabila perusahaan tersebut bergerak di beberapa bidang usaha.
• Perbedaan metode akuntansi akan menghasilkan perhitungan yang berbeda,
misalnya perbedaan metode penyusutan atau metode penilaian persediaan. •
Rasio keuangan disusun dari data akuntansi dan data tersebut dipengaruhi oleh cara penafsiran yang berbeda bahkan bisa merupakan hasil manipulasi.
• Informasi rata-rata industri adalah data umum dan hanya merupakan hasil
manipulasi.
2.1.4.2. Jenis-jenis Rasio Keuangan
Ada banyak rasio keuangan yang dibuat sesuai kebutuhan para analis yang biasa digunakan dalam melakukan analisis keuangan. Menurut Hanafi dan Halim
2003, rasio keuangan dibagi menjadi lima kelompok bagian, yaitu : a. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas menurut Horne dan Wachowicz 2005: 206 adalah “rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka
pendeknya”. Karena likuiditas menyangkut tentang kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya, maka pengujian likuiditas
Universitas Sumatera Utara
difokuskan pada hubungan antara aktiva lancar dan hutang lancar yang dimiliki perusahaan. Ada beberapa macam rasio likuiditas, antara lain: current ratio, acid
test ratio, quick ratio, dan net working capital. b. Rasio Leverage
Rasio leverage rasio utang menurut Horne dan Wachowicz 2005: 209 adalah “rasio yang menunjukkan sejauh mana perusahaan dibiayai oleh utang”. Rasio
leverage disebut juga rasio solvabilitas. Pihak yang paling berkepentingan terhadap rasio solvabilitas perusahaan adalah kreditur dan pemegang saham.
Semakin besar jumlah pendanaan yang berasal dari kreditur, semakin tinggi resiko perusahaan tidak dapat membayar seluruh kewajiban dan bunganya. Bagi
pemegang saham, semakin tinggi rasio solvabilitas, semakin rendah tingkat pengembalian yang akan diterima pemegang saham karena perusahaan harus
melakukan pembayaran bunga sebelum laba dibagikan kepada pemegang saham
dalam bentuk dividen. Ada beberapa macam rasio leverage, antara lain: debt ratio, debt to equity ratio, long term debt to equity, dan time intersted earned.
c. Rasio Aktivitas Rasio aktivitas activity ratio menurut Horne dan Wachowicz 2005: 212
adalah “rasio yang mengukur seberapa efektif perusahaan menggunakan berbagai aktivanya”. Rasio-rasio ini dirancang untuk mengetahui apakah jumlah
total dari tiap-tiap jenis aktiva seperti yang dilaporkan dalam neraca terlihat wajar, terlalu tinggi, atau terlalu rendah jika dibandingkan dengan tingkat
penjualan saat ini dan proyeksinya. Ada beberapa macam rasio aktivitas, antara
Universitas Sumatera Utara
lain: total aset turnoverratio, account receivable turnover ratio, fixed asset turnover ratio, inventory turnover ratio, average collection period ratio, dan
day’s sales in inventory.
d. Rasio Profitabilitas Rasio profitabilitas menurut Horne dan Wachowicz 2005: 222 adalah “rasio
yang menghubungkan laba dari penjualan dan investasi”. Setiap perusahaan menginginkan tingkat profitabilitas yang tinggi. Untuk dapat melangsungkan
hidupnya, perusahaan harus berada dalam keadaan yang menguntungkan profitable. Apabila perusahaan berada dalam
kondisi yang tidak menguntungkan, maka akan sulit bagi perusahaan untuk memperoleh pinjaman
dari kreditor maupun investasi dari pihak luar. Rasio ini sangat penting untuk mengetahui sampai sejauh mana kemampuan
perusahaan menghasilkan laba baik yang berasal dari kegiatan operasional maupun kegiatan non operasional. Ada beberapa macam rasio profabilitas, antara
lain: gross profit margin ratio, operating profit margin ratio, net profit margin ratio, return on investment, return on equity, return on asset, dan basic
earning power.
e. Rasio Pasar Rasio pasar adalah rasio yang menunjukkan bagian dari laba perusahaan,
dividen, dan modal yang dibagikan pada setiap saham Fakhruddin dan Hadianto, 2001: 59. Rasio ini menunjukkan informasi yang cenderung dilihat
dari sudut pandang investor dan biasanya diungkapkan dalam basis per saham.
Universitas Sumatera Utara
Ada beberapa macam rasio pasar, antara lain: dividen yield, earning yield, dividen per share, earning per share, dividen payout ratio, price earning ratio,
dan price to book value.
Adapun rasio-rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio profitabilitas yaitu Return On Asset, Return On Equity, dan Net Profit Margin,
rasio leverage yaitu Debt to Equity Ratio, serta rasio pasar yaitu Earning Per Share.
a. Return on Asset ROA
Return on Asset merupakan bagian dari rasio profitabilitas. Dimana rasio profitabilitas menujukan kemampuan perusahaan menciptakan laba. Menurut
Hanafi dan Halim 2009: 159, “Return on Asset ROA sering diterjemakan ke dalam Bahasa Indonesia sebagai rentabilitas ekonomi untuk mengukur
kemampuan perusahaan menghasilkan laba pada masa lalu. Analisis ini kemudian bisa di proyeksikan di masa depan untuk melihat kemampuan
perusahaan menghasilkan laba pada masa-masa mendatang.” Dalam berinvestasi biasanya calon investor hanya terpaku pada net income suatu
perusahaan. Hal ini harus dihindari, karena investor yang bagus biasanya juga melihat tingkat efektivitas pengembalian atas dasar sumber daya yang digunakan.
Dengan menggunakan rasio ini maka investor dapat menilai apakah perusahaan dapat menghasilkan laba sesuai dengan sumber daya yang digunakan. Hasil dari
rasio ini jika semakin tinggi maka akan semakin bagus, yang menunjukan bahwa
Universitas Sumatera Utara
keuntungan dari dana yang diinvestasikan semakin meningkat. Formula yang digunakan untuk menghitung rasio ini adalah:
b. Return on Equity ROE
Return on Equity merupakan turunan dari Return on Asset, sehingga hasilnya dapat lebih menggambarkan profitabilitas. Menurut Hanafi dan Halim 2009:
179, ”Return on Equity sering juga disebut rentabilitas saham sendiri rentabilitas modal saham merupakan bagian dari total profitabilitas yang bisa
dialokasikan ke pemegang saham.” Semakin tinggi rasio ini berarti tingkat pengembalian atas investasi yang ditanamkan semakin meningkat dari tahun
sebelumnya, sehingga calon investor akan lebih tertarik untuk berinvestasi. Formula yang digunakan untuk menghitung ratio ini adalah:
c. Net Profit Margin NPM
Net Profit Margin merupakan rasio laba bersih dengan penjualan, yaitu pendapatan dikurangi dengan seluruh biaya termasuk pajak dibandingkan dengan
penjualan. Net Profit Margin menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba, semakin tinggi Net Profit Margin semakin baik kinerja
perusahaan karena menampakan kemampuan perusahaan dalam memperoleh sisa
Universitas Sumatera Utara
hasil usaha dari penjualan. Formula yang digunakam untukk menghitung ratio ini adalah:
d. Debt to Equity Ratio DER
Untuk mengukur sejauh mana perusahaan dibiayai dengan hutang salah satunya dapat dilihat melalui Debt to Equity Ratio. Debt to Equity Ratio mencerminkan
besarnya proposri antara total debt total hutang dengan total shareholder’s equity total modal sendiri. Debt to Equity Ratio merupakan financial leverage
yang dipertimbangkan sebagai variabel keuangan karena secara teoritis menunjukkan resiko suatu perusahaan sehingga berdampak pada ketidakpastian
harga saham. Debt to Equity Ratio yang tinggi mempunyai dampak yang buruk terhadap kinerja perusahaan karena tingkat utang yang semakin tinggi berarti
beban bunga akan semakin besar yang berarti mengurangi keuntungan. Sebaliknya, tingkat Debt to Equity Ratio yang rendah menunjukkan kinerja yang
semakin baik, karena menyebabkan tingkat pengembalian yang semakin tinggi. Sehingga investor cenderung memilih saham dengan Debt to Equity Ratio yang
rendah. Formula yang digunakan untuk menghitung ratio ini adalah:
e. Earning per Share EPS
Universitas Sumatera Utara
Earning per Share merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan per lembar saham bagi pemiliknya. Dengan
menggunakan rasio Earning per Share, investor dapat mengetahui besarnya pertumbuhan earning yang telah dicapai perusahaan terhadap jumlah saham
perusahaan. Semakin besar tingkat kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan per lembar saham maka perusahaan semakin baik kinerja
perusahaannya.
Tabel 2.1 Ringkasan Tinjauan Penelitian Terdahulu
Nama Judul
Variabel Peneliti Hasil Penelitian
Noer Sasongko
dan Nila Wulandari
2006 Pengaruh EVA
dan Rasio-rasio Profibabilitas
terhadap Harga Saham
- Dependen: Stock Price
- Independen: Economic Value
Added, Return on Asset, Return on
Equity, Return on Sales, Basic
Earning Power, Earning per Share
Secara simultan, EVA dan rasio-rasio profitabilitas
mempengaruhi harga saham. Secara parsial, hanya Earning
per Share yang memiliki pengaruh positif terhadap
harga saham.
Tabel 2.1 lanjutan Nama
Judul Variabel Peneliti
Hasil Penelitian
Stella 2009
Pengaruh Price to Earning Ratio,
Debt to Equity Ratio, Return on
Asset, dan Price to Book Value
- Dependen: Stock Price
- Independen: Price to Earning
Ratio, Debt to Equity Ratio,
Secara parsial, hanya Price to Earning Ratio yang memiliki
pengaruh positif signifikan terhadap harga saham dan
Debt to Equity Ratio yang memiliki pengaruh negatif
Universitas Sumatera Utara
terhadap Harga Saham
Return on Asset, Price to Book
Value signifikan terhadap harga
saham
Umi Mardiyati
dan Nurima
Ratu Berlian
2010 Pengaruh Kinerja
Keuangan terhadap Harga
Saham pada saat Krisis dan
Sebelum Krisis di BEI
- Dependen: Stock Price
- Independen: Return on Asset,
Return on Equity, Net Profit Margin,
Price Book Value, Price Earning
Ratio Secara simultan, ROA, ROE,
NPM, PER dan PBV mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap harga saham.
Secara parsial, hanya ROA yang berpengaruh signifikan
terhadap harga saham
Witaryo Iwan
2010 Analisis
Pengaruh Good Corporate
Governance Dan Rasio
Profitabilitas Terhadap Harga
Saham Pada Perusahaan LQ-
45 Yang Terdaftar Di
Bursa Efek Indonesia
- Dependen: Stock Price
- Independen: Good Corporate
Governance, Return on Asset,
Return on Equity, Net Profit Margin
Secara simultan, GCG, ROA, ROE, dan NPM secara
bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap harga
saham. Secara parsial, hanya ROA
dan NPM yang berpengaruh signifikan terhadap harga
saham sedangkan GCG dan ROE tidak berpengaruh
signifikan terhadap harga saham.
Mutia Salman
2011 Pengaruh Kinerja
Keuangan Terhadap Harga
Saham Pada Perusahaan Real
Estate Dan Properti Yang
Terdaftar Di BEI - Dependen:
Stock Price - Independen:
Debt to Equity Ratio, Earnings per
Share, Price Erning Ratio,
Return on Equity Secara simultan, DER, ROE,
EPS, PER secara bersama- sama berpengaruh signifikan
terhadap harga saham. Secara parsial, hanya ROE
yang berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
Tabel 2.1 lanjutan Nama
Judul Variabel Peneliti
Hasil Penelitian
Niekie Arwiyati
Pengaruh EVA, Rasio
- Dependen: Stock Price
Secara simultan, variabel bebas EVA, ROA, ROE,
Universitas Sumatera Utara
2012 Profitabilitas dan
EPS terhadap Harga Saham
pada Perusahaan Asuransi yang
terdaftar di BEI - Independen:
Economic Value Added, Return on
Asset, Return on Equity, Return on
Sales, Earning per Share
ROS, EPS mempunyai pengaruh terhadap harga
saham. Secra parsial, variabel EVA
dan EPS mempunyai pengaruh signifikan terhadap
harga saham
2.1.5. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual dalam penulisan skripsi ini terdiri dari beberapa tahap. Tahap pertama adalah dikumpulkannya informasi-informasi dari berbagai penelitian
sebelumnya dan literatur yang berkaitan dengan topik, yaitu mengenai faktor-faktor pengaruh terhadap harga saham, lalu dilakukan studi kepustakaan dari perpustakaan
Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti, dan mengumpulkan semua laporan tahunan perusahaan dari pojok Bursa Efek Indonesia Universitas Trisakti,
www.idx.co.id , dan
finance.yahoo.com untuk data-data variabel dependen dan idependen. Tahap selanjutnya adalah diidentifikasi faktor-faktor yang akan dianalisis.
Kemudian dikembangkan hipotesis mengenai pengaruh setiap faktor yang telah diidentifikasikan terhadap harga saham. Data tersebut dianalisis dengan meggunakan
bantuan IBM SPSS Statistics Version 20, lalu dilakukan Analisis Regresi Berganda, Uji Normalitas, Uji Asumsi Klasik, dan Uji Hipotesis. Setelah dilakukan pengujian
hipotesis, maka diketahui hasil penelitian yang telah dilakukan dan dibandingkan hasil penelitian terdahulu serta beri saran dan kesimpulan untuk penelitian selanjutnya.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.1 Skema Kerangka Konseptual
Tahap Perencanaan Pengambilan Judul
Perumusan Masalah Pembatasan Ruang Lingkup
Identifikasi Masalah
Membaca jurnal-jurnal penelitian ekonomi dan akuntansi untuk memperolah gambaran umum
mengenai penelitian yang akan dilakukan Mengumpulkan laporan keuangan perusahaan
dari www.idx.co.id
serta mengumpulkan record harga saham dari finance.yahoo.com
Identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham
Tahap Pelaksanaan
Universitas Sumatera Utara
Para penganut analisis fundamental berasumsi bahwa apabila kondisi fundamental atau kinerja keuangan perusahaan semakin baik maka harga saham yang
diharapkan juga akan mengalami kenaikan Husnan, 2002: 63. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen variabel bebas adalah rasio keuangan yang
terdiri dari rasio Return on Asset ROA, Return on Equity ROE, Net Profit Marjin NPM, Debt to Equity Ratio DER, dan Earning per Share EPS. Variabel dependen
variabel terikat dalam penelitian ini adalah harga saham. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:
a. Harga Saham adalah harga yang tercatat dalam bursa dan merupakan harga
yang ada di pasar sekunder, dan biasanya dipublikasikan setiap hari di surat Debt to
Equity Ratio
Earnings per
Share Net
Profit Margin
Return on
Equity Return
on Asset
Hipotesis Analisis data menggunakan IBM SPSS Statistics Version 20
Hasil Penelitian Kesimpulan dan Saran
Tahap Penyelesaian
Universitas Sumatera Utara