Uji Heterokedastisitas Uji Multikolinearitas

Berdasarkan grafik normal p-plot di atas terlihat bahwa data menyebar disekitar garis diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi telah memenuhi asumsi nomalitas. Hal ini sesuai dengan pernyataan Priyatno 2008: 28, dimana uji normalitas data dilakukan dengan melihat peyebaran data titik pada sumbu diagonal dan mengikuti arah garis diagonal dari grafik, yaitu jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas, hal ini menunjukkan data yang telah terdistribusi normal.

4.2.2.2. Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas merupakan sebuah pengujian yang bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika terdapat ketidaksamaan varians maka terjadi heteroskedatisitas pada data yang diuji. Model regresi yang baik menuntut tidak terjadinya heteroskedastisitas. Teknik yang digunakan dalam pengujian heteroskedastisitas adalah melihat ada atau tidaknya pola tertentu pada grafik pengujian heteroskedastisitas, dimana sumbu X adalah Y yang telah di prediksi dan sumbu Y adalah residual Y prediksi – Y sesungguhnya yang telah distudentized. Dasar pengambian keputusannya adalah jika ada pola tertentu, seperti titik-titik point-point yang membentuk suatu pola tertentu yang teratur, maka telah terjadi heteroskedastisitas, tetapi jika tidak ada pola yang jelas, dimana titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Universitas Sumatera Utara Berikut ini dilampirkan grafik scatterplot untuk menganalisis apakah terjadi heterokedastisitas dengan mengamati penyebaran titik-titik pada gambar. Gambar 4.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas Scatterplot Sumber : Data diolah dengan IBM SPSS Statistics Version 20 Dari grafik scatterplot tersebut dapat kita lihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tidak membentuk pola tertentu atau tidak teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit, melainkan menunjukkan titik-titik yang tersebar di atas dan Universitas Sumatera Utara dibawah angka 0 sumbu Y. Hal ini mengidentifikasikan tidak terjadinya heteroskedasitas pada model regresi sehingga model regresi ini dianggap layak digunakan.

4.2.2.3. Uji Multikolinearitas

Uji asumsi multikolinearritas, sering juga disebut uji independensi, bertujuan untuk menguji apakah variabel-variabel independen yang diteliti mempunyai korelasi signifikan satu dengan yang lain. Jika terdapat korelasi, artinya terdapat masalah multikolinearitas antar variabel independen. Suatu model regresi yang baik seharusnya tidak memiliki korelasi di antara berbagai variabel independennya dengan tujuan untuk menghindari kebiasan dalam proses pengambilan keputusan mengenai pengaruh pada uji parsial masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Jika terjadi multikolinearitas, maka salah satu variabel independen harus dikeluarkan dari model regresi atau mentransformasi model dalam bentuk non linier seperti LOG atau LN. Deteksi adanya multikolinearitas adalah dengan menguji nilai VIF dan tolerance masing-masing variabel bebas. Pedoman untuk model regresi berganda yag bebas multikolineritas adalah mempunyai VIF kurang dari 10 dan mempunyai angka tolerance lebih besar dari 0,10. Apabila tolerance value 0,1 atau VIF 10 = terjadi multikolinearitas. Apabila tolerance value 0,1 atau VIF 10 = tidak terjadi multikolinearitas. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.5 Uji Multikolinearitas Variance Inflation Factor VIF Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant 991,354 1836,732 ,540 ,591 ROA 550,294 175,815 ,792 3,130 ,003 ,152 6,582 ROE -69,784 132,040 -,161 -,529 ,599 ,105 9,524 NPM -30,675 95,978 -,040 -,320 ,750 ,607 1,647 DER 5,934 3,717 ,270 1,596 ,115 ,341 2,931 EPS ,440 1,754 ,052 ,251 ,802 ,227 4,411 a. Dependent Variable: Harga Saham Rupiah Sumber : Data diolah dengan IBM SPSS Statistics Version 20 Berdasarkan hasil pengujian uji multikolinearitas pada tabel 4.5 di atas diperoleh besaran Variance Inflation Faktor VIF menurut hasil output IBM SPSS Statistics 20 untuk Return on Asset sebesar 6,582, Return on Equity sebesar 9,524, Net Profit Margin sebesar 1,647, Debt to Equity Ratio sebesar 2,931, dan Earning per Share sebesar 4,411. Hasil tersebut menunjukkan bahwa model regresi tidak terjadi masalah multikolinearitas Universitas Sumatera Utara karena kelimanya memenuhi pedoman model regresi yang bebas multikolinearitas yaitu mempunyai di bawah 10. Besarnya tolerance menurut hasil output IBM SPSS Statistics 20 untuk Return on Asset sebesar 0,152, Return on Equity sebesar 0,105, Net Profit Margin sebesar 0,607, Debt to Equity Ratio sebesar 0,341, dan Earning per Share sebesar 0,227. Hasil tersebut menunjukkan bahwa model regresi tidak terjadi masalah miltikolinearitas karena kelimanya memenuhi pedoman model regresi yang bebas multikolinearitas yaitu mempunyai tolerance di atas 0,10.

4.2.2.4. Uji Autokorelasi