Prosedur Penelitian PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PRAKTEK MENJAHIT BUSANA PRIA DI SMK N 6 PURWOREJO.

65 5 Guru membagikan jobsheet kepada siswa untuk dibaca fase 4, 6 Pemberian tugas individu kepada siswa fase 5, 7 Membimbing siswa dalam proses pembuatan busana pria fase 5, 8 Guru memberikan pertanyaan kepada siswa tentang kesimpulan materi pembelajaran fase 6, 9 Siswa mencatat kesimpulan tentang materi pembelajaran fase 7 10 Memberikan penghargaan bagi siswa dengan hasil kerja terbaik fase 8, 11 Informasi pembelajaran berikutnya 12 Pembelajaran ditutup dengan doa c. Pertemuan 3 1 Menyampaikan SK,KD dan Tujuan Pembelajaran fase 1, 2 Menyampaikan secara singkat pelaksanaan pembelajaran quantum learning fase 1, 3 Penataan lingkungan belajar meliputi pemasangan poster – poster, penataan bangku dan pemilihan musik berupa lagu – lagu oleh siswa untuk di dengarkan fase 2, 4 Guru memberikan contoh benda jadi celana pria kepada siswa untuk diamati gaya belajar visual fase 3, 5 Guru membagikan jobsheet kepada siswa untuk dibaca fase 4, 6 Pemberian tugas individu kepada siswa fase 5, 7 Membimbing siswa dalam proses pembuatan busana pria fase 5, 8 Guru memberikan pertanyaan kepada siswa tentang kesimpulan materi pembelajaran fase 6, 66 9 Siswa mencatat kesimpulan tentang materi pembelajaran fase 7 10 Memberikan penghargaan bagi siswa dengan hasil kerja terbaik fase 8, 11 Informasi pembelajaran berikutnya 12 Pembelajaran ditutup dengan doa 7. Memilih sampel dengan cara rondomisasi untuk menentukan kelas yang digunakan sebagai kontrol dan eksperimen. 8. Setelah tepilih diberikan perlakuan penggunaan musik pada kelas eksperimen dan tanpa musik pada kelas kontrol. 9. Setelah diberi perlakuan, kemudian peneliti beserta observer melakukan pengamatan terhadap motivasi siswa pada saat praktek yang dilakukan oleh kelas eksperimen yang menggunakan musik dan melakukan pengamatan terhadap motivasi siswa pada saat praktek yang dilakukan oleh kelas kontrol tanpa menggunakan musik. 10. Peneliti membagikan angket kepada siswa untuk melihat pendapat siswa tentang penggunaan musik. 1 Melakukan analisis data yang digunakan untuk menjawab semua pertanyaan.

H. Validitas dan Reabilitas Instrumen

1. Validitas Instrumen

Menurut Sukardi 2003: 122, validitas adalah derajat yang menunjukkan di mana suatu tes mengukur apa yang hendak diukur. Validitas adalah ukuran yang menunjukkan sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurannya Saifudin Azwar, 2001: 5. Sedangkan menurut Nana Sudjana dan Ibrahin 2004: 67 117, validitas adalah berkenaan dengan ketepatan alat ukur terhadap konsep yang diukur, sehingga betul – betul mengukur apa yang seharusnya diukur. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan, validitas adalah ketepatan dan kecermatan suatu tes dalam melakukan fungsi ukurannya. Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas konstruk construct validity dan validitas isi content validity. Menurut Sugiyono 2008: 176, validitas konstruk yaitu instrument dikontruksi berdasarkan aspek – aspek yang akan diukur berlandaskan teori yang relevan, kemudian dikonsultasikan dengan ahli judgment expert dan diujicobakan. Validitas isi merupakan derajat dimana sebuah tes mengukur cakupan substansi yang ingin di ukur Sukardi, 2003: 123. Menurut Sugiyono 2010: 353 pengujian validitas isi dapat dilakukan dengan membandingkan antara isi instrumen dengan materi pelajaran yang telah diajarkan Validitas konstruk construct validity ini dilakukan dengan mengkonsultasikan kepada dosen pembimbing tentang instrument yang telah disusun dan meminta pertimbangan dari para ahli judgment expert untuk diperikasa dan dievaluasi secara sistematis apakah item – item tersebut telah mewakili apa yang hendak diukur. Jumlah tenaga ahli yang diminta pendapatnya berjumlah tiga orang, dengan tujuan mempermudah dalam mengambil keputusan apakah instrument tersebut layak atau tidak untuk digunakan dalam penelaah penelitian. 68 Para ahli yang diminta pendapatnya tentang instrument yang telah disusun antara lain 1 ahli materi : Ibu Nani Asri Yuliati, M.Pd, Ibu Hariyanti, S.Pd, Ibu Nurul Hidayah, S.Pd. 2 ahli model pembelajaran : Ibu Sri Widarwati M.Pd, Ibu Hariyanti, S.Pd, Ibu Isniatun Munawaroh, M.Pd dan 3 lembar observasi dan angket Ibu Hariyanti, S.Pd, Ibu Nurul Hidayah S.Pd, Ibu Isniatun Munawaroh M.Pd. Dari pertimbangan para ahli judgement expert dinyatakan bahwa instrumen yang sudah layak digunakan dalam penelitian. Data yang diperoleh dari angket yang telah diujicobakan kepada siswa sebanyak 32 siswa, kemudian dianalisis menggunakan teknik analisis butir yaitu menggunakan teknik product moment dari Pearson, rumus ini di ambil dari Sugiyono, 2009: 356. Keterangan: r xy = korelasi product moment x = skor butir pertanyaan y = skor total xy = skor pertanyaan dikalikan skor total N = jumlah responden Setelah mendapatkan r xy hitung, kemudian dibandingkan dengan r tabel untuk mengetahui butir yang sahih dan tidak sahih. Pedoman perhitungan r hitung ≥ r tabel pada taraf signifikansi 5 dengan N = 32 69 yaitu 0,349, maka butir tersebut valid, dan apabila r hitung ≤ r tabel maka item tersebut tidak valid. Hasil dari perhitungan SPSS 16 pada pengukuran angket motivasi dari 43 butir soal diketahui bahwa terdapat 3 butir soal yang tidak valid yaitu butir soal nomor 18, 25, dan 31. Soal yang tidak valid tersebut diperbaiki kemudian digunakan sebagai instrumen karena merupkan kebutuhan dari penelitian. Hasil perhitungan validitas instrumen tersebut dapat dilihat pada lampiran. Sedangkan untuk mengetahui validitas lembar observasi motivasi belajar siswa berdasarkan dari hasil validasi judgment expert. Dari hasil pertimbangan dari para ahli judgement expert,dinyatakan bahwa instrument yang digunakan sudah layak digunakan dalam penelitian. Instrumen yang digunakan terdiri dari lembar observasi motivasi belajar siswa, dan angket pendapat siswa mengatakan bahwa instrumen tersebut valid dan layak digunakan dalam penelitian.

2. Reabilitas Instrumen

Menurut Nana Sudjana dan Ibrahim 2004: 120, reabilitas adalah keajekan alat tersebut dalam mengukur apa yang diukurnya. Salah satu alat pengukuran dikatakan reliabel adalah bila alat itu dalam mengukur suatu gejala pada waktu yang berlainan senantiasa menunjukkan hasil yang sama S. Nasution, 2007: 77. Sedangkan menurut Sugiyono 2008: 264 reabilitas berkenaan dengan derajat konsistensi dan stabilitas data atau temuan. Suatu instrument cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai

Dokumen yang terkait

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MEMBUAT POLA BUSANA WANITA PADA SISWA KELAS XI JURUSAN TATA BUSANA SMK NEGERI 1 KISARAN.

0 3 26

MENGGAMBAR LENGAN BUSANA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING DAN KONVENSIONAL.

0 1 14

IMPLEMENTASI MODEL JIGSAW PADA MATA PELAJARAN KEWIRAUSAHAAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X BUSANA BUTIK DI SMK N 6 PURWOREJO.

0 0 253

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TEAM GAME TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KEWIRAUSAHAAN SISWA KELAS X BUSANA SMK N 6 PURWOREJO.

0 1 241

MENINGKATKAN KOMPETENSI MENJAHIT BUSANA TAILORING MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DI SMK N 2 NGANJUK.

2 19 324

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR MATA PELAJARAN KKPI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW PADA KELAS X PAKET KEAHLIAN BUSANA BUTIK DI SMK NEGERI 6 PURWOREJO.

5 47 250

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) BERBANTUAN JOB SHEET TERHADAP HASIL BELAJAR MEMBUAT POLA CELANA ANAK KELAS X BUSANA 2 DI SMK N 6 PURWOREJO.

0 1 270

PENGARUH PENERAPAN METODE LEARNING CONTRACTS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MENGHIAS BUSANA di SMK N 3 PURWOREJO.

8 70 192

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING TERHADAP KOMPETENSI BELAJAR PRAKTEK MENJAHIT BUSANA WANITA DI SMK NEGERI 4 YOGYAKARTA.

5 58 217

PERSEPSI SISWA PROGRAM STUDI BUSANA BUTIK TERHADAP SARANA PRAKTEK MENJAHIT DALAM MATA DIKLAT KOMPETENSI KEJURUAN BUSANA DI SMK NEGERI 6 YOGYAKARTA TAHUN 2011.

0 2 160