Dengan demikian, perkuatan pengangkuran sangat dibutuhkan di daerah transfer beban dalam bentuk tulangan tertutup, sengkang atau alat-alat
pengangkuran yang menutupi semua prategang utama dan penulangan longitudinal nonprategang. Dalam hal balok pasca tarik, perkuatan vertikal perlu
diadakan untuk mengekang kait di dekat muka ujung di belakang plat tumpu.
II.5.2 Panjang Transfer dan Penyaluran pada Komponen Struktur
Pratarik dan Desain Penulangan Angkur.
Sistem konstruksi pratarik sangat tergantung pada ikatan antara baja prategang dengan beton. Transfer dari gaya prategang biasanya terjadi pada bagian ujung
dan tegangan pada tendon bervariasi dari nol pada ujung sampai pada harga tegangan prategang pada jarak tertentu dari ujung. Di sekitar tendon terdapat
tekanan radial pada beton yang mengelilingi tendon. Tekanan ini menimbulkan gaya gesek yang mengelilingi tendon. Tekanan ini menimbulkan gaya gesek yang
membantu mentransfer gaya dari baja kepada beton. Transfer gaya prategang pada ikatan tidak terkonsentrasi pada ujung struktur, tetapi dilakukan secara bertahap
pada panjang tertentu. Panjang transfer gaya prategang ini disebut panjang pengangkuran. Panjang pengangkuran L terdiri dari panjang transfer L
t
dan panjang lekatan L
b
. Menurut SNI 2002, strand yang digunakan untuk struktur beton prategang
pratarik yang terdiri dari tiga atau tujuh kawat harus ditanam di luar daerah penampang kritis dengan suatu panjang penyaluran L
d
tidak kurang dari : ……………………………………………2.26
Dimana : tegangan efektif pada tulangan prategang
diameter nominal batng tulangan, kawat atau strand prategang
tegangan pada tulangan prategang pada saat penampang mencapai kekuatan nominalnya
Untuk Panjang pengangkuran konstruksi pratarik dengan menggunakan 7 wire strand
adalah : ….……………………………………………….2.27
Dimana : tegangan maksimum pada tendon
tegangan efektif pada tendon diameter tendon
II.5.3 Daerah Angkur Pasca Tarik
Zona angkur dapat didefinisikan sebagai volume beton dimana gaya prategang yang terpusat pada angkur menyebar ke arah transversal menjadi terdistribusi
linier di seluruh tinggi penampang di sepanjang bentang. Panjang daerah ini mengikuti prinsip St. Venant, yaitu bahwa tegangan menjadi seragam di lokasi
sejauh kira-kira sama dengan penampang h diukur dari lokasi alat angkur. Keseluruhan prisma yang mempunyai panjang transfer h adalah zona angkur total.
Zona ini terdiri dari atas dua bagian : 1. Zona umum : Zona ini identik dengan zona angkur total. Panjangnya sama
dengan tinggi penampang h pada kondisi standar . 2. Zona lokal : zona ini adalah prisma beton di sekeliling dan tepat di depan
alat angkur dan mengekang penulangan didalamnya. Penulangan pengekang di seluruh zona angkur harus sedemikian direncanakan
sehingga mencegah pembelahan dan bursting yang merupakan hasil dari gaya tekan terpusat besar yang disalurkan melalui alat angkur. Selain itu, penegcekan
tegangan tumpu di beton pada zona, lokal harus dilakukan, yang merupakan
akibat dari gaya tekan besar tersebut, untuk menjamin bahwa kapasitas tumpu tekan izin beton tidak pernah dilampaui.
Pada dasarnya, ada tiga metode yang dapat digunakan untuk mendesain zona angkur, yaitu :
a. Metode Pendekatan. Ini dapat digunakan untuk penampang persegi panjang tanpa diskontinuitas.
b. Pendekatan Analisis Elastis Linier termasuk Penggunaan Elemen Hingga. Hal ini meliputi perhitungan keadaan tegangan elastis linier secara rinci.
Penerapan Metode Elemen Hingga ini agak dibatasi oleh sulitnya membuat model yang memadai yang dapat memodelkan secara benar retak
yang terjadi pada beton. Sekalipun demikian, asumsi-asumsi yang memadai dapat selalu dilakukan
untuk mendapatkan hasil yang masuk akal. Adapun persamaan yang digunakan untuk menghitung luas total tulangan baja
yang dibutuhkan adalah : ………………………………………………………………………2.28
……………………………………………………………………2.29 c. Pendekatan pastisitas yang didasarkan atas keseimbangan seperti model
Strut and Tie. Metode Strut and Tie digunakan untuk mengidealisasi jejak gaya prategang sebagai struktur rangka batang dengan gaya-gaya yang
mengikuti prinsip-prinsip keseimbangan yang biasa dikenal. Beban ultimit yang diperoleh dari metode ini dikontrol dengan kegagalan pada salah satu
komponen tarik atau tekan. Metode ini biasanya memberikan hasil yang konservatif untuk aplikasi ini.
Perencanaan daerah pengangkuran global dengan metode ini dihitung dengan rumus :
…………………………………………………2.30
………………………………………………………2.31 Dimana :
∑P
su
= jumlah dari beban tendon terfaktor e = eksentrisitas alat angkur atau sekelompok alat yang berjarak dekat diukur dari
pusat berat penampang balok a = tinggi alat angkur atau sekelompok untuk alat yang berjarak dekat
h = tinggi penampang
II.5.4 Tegangan Tumpu Izin