Nilai koefisien Wooble dan koefisien friksi dapat dilihat pada tabel 14 SNI 03- 2847-2002 seperti tercantum pada tabel dibawah ini :
Tabel 2.3 Koefisien Wooble dan Koefisien Friksi Koefisien Wobble
K 1m Koefisien
friksi µ
Tendon Kawat 0,0033
– 0,0049 0,15
– 0,25 Batang berkekuatan
tinggi 0,0003
– 0,0020 0,08
– 0,30 Strand 7 kawat
0,0016 – 0,0066
0,15 – 0,25
Tend o
n tan
p a
le katan
M a
st ic
co a
ted
Tendon kawat 0,0033
– 0,0066 0,05
– 0,15
Strand 7 kawat 0,0033
– 0,0066 0,05
– 0,15
Pr e
-g re
a sed
Tendon kawat 0,0010
– 0,0066 0,05
– 0,15
Strand 7 kawat 0,0010
– 0,0066 0,05
– 0,15
Sumber : Peraturan Perencanaan Struktur Beton untuk bangunan gedung, SNI 03-2847-2002
c. Kehilangan gaya prategang akibat slip angkur ANC
Di dalam hampir semua sistem pasca tarik, apabila kabel ditarik dan dongkrak dilepaskan untuk mentransfer prategang beton, pasak-pasak gesekan
yang dipasang untuk memegang kawat-kawat dapat menggelincir pada jarak yang pendek sebelum kawat-kawat tersebut menempatkan diri secara kokoh di
antara pasak-pasak tadi. Besarnya penggelinciran yang tejadi tergantung pada tipe pasak dan tegangan pada kawat. Untuk menentukan kehilangan tegangan
akibat slip angkur ini dapat digunakan persamaan berikut :
ANC = ΔL = L………………………………………………………………. .
Dimana: Δ = defo asi a gku atau dapat dihitu g da i asio fs da Es
fc = tegangan pada penampang Es = modulus elastisitas baja tendon
L = panjang kabel
Kehilangan gaya prategang berdasarkan fungsi waktu a.
Kehilangan gaya prategang akibat rangkak beton CR
Prategang yang terus menerus pada beton suatu batang prategang dapat mengakibatkan rangkak pada beton yang secara efektif mengurangi tegangan
pada baja bermutu tinggi. Kehilangan tegangan pada baja prategang akibat rangkak dapat ditentukan dengan dua cara, yaitu cara regangan rangkak batas
dan cara koefisien rangkak. Dengan cara rangkak batas, besarnya kehilangan prategang pada baja prategang akibat rangkak dapat ditentukan dengan
persamaan : CR
= ɛ
ce
f
c
E
s
…………………………………………………………………. . Dimana:
ɛ
ce
= regangan elastic f
c
= tegangan tekan beton pada level baja E
s
= modulus elastisitas baja Sedangkan dengan koefisien rangkak, besarnya kehilangan tegangan pada baja
prategang akibat rangkak dapat ditentukan dengan cara sebagai berikut : CR = K
cr
f
ci
– f
cd
…………………………………………………………. . Dimana:
K
cr
= koefisien rangkak = 2,0 untuk pratarik 1,6 untuk pasca tarik E
c
= modulus elastisitas beton saat umur beton 28 hari E
s
= modulus elastisitas baja prategang f
ci
= tegangan pada beton pada level pusat baja segera setelah transfer
f
cd
= tegangan pada beton akibat beban mati tambahan setelah prategang diberikan
b. Kehilangan gaya prategang akibat relaksasi baja RE