9
1.6.4 KEBIJAKAN BIDANG PKP
1. ARAHAN RPJPN 2005-2025
Terkait kutipan RPJP tentang zero slum : Lampiran UU No.17 Tahun 2007 tentang RPJPN
Terpenuhi kebutuhan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana pendukungnya bagi seluruh masyarakat yang didukung oleh sistem pembiayaan
perumahan jangka panjang yang berkelanjutan, efisien, dan akuntabel untuk perumahan jangka panjang yang berkelanjutan, efisien, dan akuntabel untuk
mewujudkan kota tanpa permukiman kumuh.
2. Visi dan Misi Dirjen Cipta Karya : Terwujudnya permukiman perkotaan dan perdesaan yang layak, produktif,
berdaya saing dan berkelanjutan.
3. RP3KP BALI 2013-2033 : Mewujudkan Perumahan dan Kawasan Permukiman yang Sehat
Aman
PENYUSUNAN KAJIAN AKADEMIS RANPERDA PEDOMAN PELAKSANAAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DI KABUPATEN BADUNG
Mewujudkan Perumahan dan Kawasan Permukiman yang Sehat, Aman, Nyaman, Layak, Produktif, Berjatidiri Budaya Bali, yang Didukung Layanan
infrastruktur Terpadu, Berlandaskan Tri Hita Karana menuju Bali Mandara
4. SPPIP KABUPATEN BADUNG 2010 :
Terwujudnya kawasan permukiman Kabupaten Badung berdasarkan Tri Hita Karana
1.6.5 ARAH KETERPADUAN DJCK 2015-2019
Arahan RPJMN III Bidang Cipta Karya adalah:
1. Pemenuhan penyediaan air minum sanitasi untuk memenuhi kebutuhan
dasar masyarakat
100 akses air minum dan sanitasi
2. Pemenuhan kebutuhan hunian yang dilengkapi
dengan prasarana
dan sarana
pendukung, didukung
oleh sistem pembiayaan perumahan jangka
panjang dan berkelanjutan, efisien, dan akuntabel
kota tanpa permukiman kumuh
3. Pengembangan infrastruktur
perdesaan terutama untuk mendukung
PENYUSUNAN KAJIAN AKADEMIS RANPERDA PEDOMAN PELAKSANAAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DI KABUPATEN BADUNG
perdesaan, terutama untuk mendukung pembangunan pertanian.
10 2.1 KAJIAN TEORITIS
• Perumahan
kumpulan rumah sebagai bagian dari permukiman,
baik perkotaan
maupun perdesaan,
yang dilengkapi dengan prasarana, sarana, dan utilitas umum
sebagai hasil upaya pemenuhan rumah yang layak huni. UU RI No. 1 Tahun 2011.
Pengertian Perumahan
• Kawasan Permukiman
bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung, baik berupa kawasan perkotaan maupun
perdesaan, yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung
perikehidupan dan penghidupan UU RI No. 1 Tahun 2011. Pengertian
Kawasan Permukiman
• Perumahan dan Kawasan Permukiman
satu kesatuan sistem
yang terdiri
atas pembinaan,
penyelenggaraan
Pengertian
PENYUSUNAN KAJIAN AKADEMIS RANPERDA PEDOMAN PELAKSANAAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DI KABUPATEN BADUNG
y g
p ,
p y
gg perumahan,
penyelenggaraan kawasan
permukiman, pemeliharaan dan perbaikan, pencegahan dan peningkatan
kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman kumuh, penyediaan tanah, pendanaan dan sistem pembiayaan, serta
peran masyarakat UU RI No. 1 Tahun 2011.
g Perumahan dan
Kawasan Permukiman
2.1 KAJIAN TEORITIS
• Prasarana
kelengkapan dasar fisik lingkungan hunian yang memenuhi standar tertentu untuk
kebutuhan bertempat tinggal yang layak, sehat, aman, dan nyaman UU RI No. 1 Tahun 2011.
Pengertian Prasarana
• Sarana
fasilitas dalam lingkungan hunian yang berfungsi untuk mendukung penyelenggaraan dan
pengembangan kehidupan sosial, budaya, dan ekonomi UU RI No. 1 Tahun 2011.
Pengertian Sarana
PENYUSUNAN KAJIAN AKADEMIS RANPERDA PEDOMAN PELAKSANAAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DI KABUPATEN BADUNG
• Utilitas umum
kelengkapan penunjang untuk pelayanan lingkungan hunian UU RI No. 1 Tahun
2011.
Pengertian Utilitas
11
2.1 KAJIAN TEORITIS
• 1. Kasiba
sebidang tanah yang fisiknya telah dipersiapkan untuk pembangunan perumahan skala besar,
yang terbagi dalam satu lingkungan siap bangun atau lebih yang pelaksanaannya dilakukan secara bertahap dengan
lebih dahulu dilengkapi dengan jaringan utama lokal sekunder dan jalan lingkungan serta prasarana dalam
li
k i d
t t
Ka asan
lingkungan sesuai dengan rencana tata ruang.
• 2. Lisiba
sebidang tanah yang merupakan bagian dari kawasan siap bangun maupun berdiri sendiri yang telah
dipersiapkan dan dilengkapi dengan prasarana kawasan.
• 3. Lisiba BS
lisiba yang bukan merupakan bagian dari kasiba, yang dikelilingi oleh lingkungan perumahan yang
telah terbangun atau dikelilingi oleh kawasan dengan fungsi-fungsi lain.
Kawasan Skala Besar
PENYUSUNAN KAJIAN AKADEMIS RANPERDA PEDOMAN PELAKSANAAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DI KABUPATEN BADUNG
• Bagian wilayah dalam provinsi danatau kabupatenkota
untuk menyelenggarakan kegiatan dengan fungsi khusus seperti
industri, perbatasan,
nelayan, pertambangan,
pertanian, pariwisata, pelabuhan, cagar budaya, dan rawan bencana.
Kawasan Khusus
2.1 KAJIAN TEORITIS
• Kawasan perumahan dan permukiman yang tidak
termasuk kategori Kawasan Skala Besar dan Kawasan Khusus.
Kawasan Non Skala Besar
• Kumpulan dari beberapa rumah yang didalam lingkungannya, baik yang berupa kawasan perkotaan
maupun pedesaan, terjadi interaksi sosial dimana lingkungan tersebut memiliki tingkat ekonomi, sosial
dan budaya yang masih rendah dan belum memenuhi standar kelayakan lingkungan huni.
Kawasan Kumuh
PENYUSUNAN KAJIAN AKADEMIS RANPERDA PEDOMAN PELAKSANAAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DI KABUPATEN BADUNG
12
2.1 KAJIAN TEORITIS
• Pola permukiman Tradisional Bali secara fungsional
fungsi elemen ruang dalam kaitannya dengan orientasi kosmologis, yang tercermin pada
komposisi dan formasi ruang. Dari konsep Sanga Mandala yang bersifat abstrak diterjemahkan ke dalam kosep fisik, baik dalam skala rumah dan
perumahan N.K. Acwin Dwijendra.
Pengertian Pola
Permukiman Tradisional
Bali • Type Bali Aga, merupakan perumahan penduduk asli Bali yang kurang
dipengaruhi oleh Kerajaan Hindu Jawa. p
g j
• Lokasi perumahan ini terletak di daerah pegunungan yang
membentang membujur di tengah-tengah Bali, sebagian beralokasi di Bali Utara dan Selatan.
• Bentuk fisik pola perumahan Bali Aga dicirikan dengan adanya jalan utama berbentuk linear yang berfungsi sebagai ruang terbuka
milik komunitas dan sekaligus sebagai sumbu utama desa.
• Contoh perumahan Bali Aga : Desa Julah di Buleleng, Tenganan,
Timbrah dan Bugbug di Karangasem.
• Type Bali Dataran, merupakan perumahan tradisional yang banyak
dipengaruhi oleh Kerajaan Hindu Jawa. • Lokasi perumahan tersebar di dataran bagian selatan Bali yang
b d d k l bih b
dib di
k t
t
Type Perumahan
Tradisional Bali
PENYUSUNAN KAJIAN AKADEMIS RANPERDA PEDOMAN PELAKSANAAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DI KABUPATEN BADUNG
berpenduduk lebih besar dibandingkan type pertama.
• Ciri utama perumahan ini adalah adanya pola perempatan jalan yang mempunyai 2 sumbu utama, sumbu pertama adalah jalan yang
membujur arah Utara-Selatan yang memotong sumbu kedua berupa jalan membujur Timur-Barat.
• Parimin, 1986
2.1 KAJIAN TEORITIS
• Berada maupun tidak berada pada peruntukkan daerah perumahan dalam RUTR atau RDTR Kota atau Kabupaten.
• Sangat kumuh seperti tidak terdapat atau sangat sedikit terdapat prasarana atau sarana dasar.
• Kepadatan penduduk diatas 500 jiwaha untuk kota besar dan sedang dan diatas 750 jiwaha untuk kota metro
Kawasan Kumuh Diatas
Tanah Legal dan sedang, dan diatas 750 jiwaha untuk kota metro.
• Lebih dari 60 hunian tidak atau kurang layak huni dengan angka penyakit akibat buruknya lingkungan permukiman
cukup tinggi. • Intensitas pemasalahan sosial kemasyarakatan cukup tinggi.
Tanah Legal Slum
• Perumahan kumuh yang berada pada peruntukkan bukan perumahan pada RUTR, baik merupakan kepemilikan
Kawasan
PENYUSUNAN KAJIAN AKADEMIS RANPERDA PEDOMAN PELAKSANAAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DI KABUPATEN BADUNG
negara, perorangan, maupun badan hukum yang dihuni secara tidak sah.
• Kawasan perumahan yang tumbuh secara sporadis di daerah TPA Tempat Pembuangan Akhir, sepanjang
bantaran sungai, dan dibelakang bangunan umum dalam suatu kawasan fungsional.
Kawasan Kumuh Diatas
Tanah Tidak Legal
Squatters
13 2.2 KAJIAN ASASPRINSIP
1. Ranperda PKP