Hambatan-hambatan dalam Pelaksanaan Pembelajaran Kontekstual

68 pelajaran Sosiologi di SMA Muhammadiyah 1 Semarang biasanya dilakukan pada saat menjelang diadakan ulangan, baik ulangan harian, ulangan tengah semester maupun ulangan akhir semester. Instrumen penilaian yang digunakan oleh guru mata pelajaran Sosiologi di SMA Muhammadiyah 1 Semarang meliputi dua bentuk yaitu tes dan non tes. Bentuk instrumen tes diantaranya adalah dengan pertanyaan lisan, pilihan ganda, uraian, jawaban singkat, serta menjodohkan. Sedangkan untuk instrumen non tes yaitu dengan melakukan pengamatan. Guru membuat skala sikap atau minat misalnya mengenai kehadiran di kelas, keaktifan dalam bertanya dan ketetapan waktu mengumpulkan tugas.

3. Hambatan-hambatan dalam Pelaksanaan Pembelajaran Kontekstual

Kelas X di SMA Muhammadiyah 1 Semarang Hasil wawancara yang penulis lakukan terhadap Ibu Nunik Tri Sulanjani, beliau mengungkapkan bahwa: ” beberapa hambatan dalam pelaksanaan pembelajaran kontekstual pada mata pelajaran Sosiologi yang saya hadapi antara lain: pertama, Keterbatasan alokasi jam pelajaran. Dalam alokasi dua jam pada mata pelajaran Sosiologi kurang memadai, hal ini dikarenakan dalam pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP, guru dituntut untuk menanamkan tiga aspek, sehingga dalam pembelajaran Sosiologi tidak hanya teori, tetapi juga imbangi dengan praktek mbak. Kurangnya waktu yang dialokasikan untuk guru Sosiologi dalam menyampaikan dan mempraktekkan pembelajaran kontekstual membuat materi maupun komponen pembelajaran yang akan di sampaikan kurang bisa maksimal. Alokasi waktu yang kurang membuat guru kurang leluasa untuk melaksanakan pembelajaran yang lebih kreatif dan inovatif, dikhawatirkan materi pelajaran tidak bisa disampaikan sampai tuntas mbak; kedua, Sarana dan prasarana pembelajaran kurang memadai. Salah satu penunjang dalam pembelajaran Sosiologi adalah media pembelajaran. Di setiap kelas belum dilengkapi sarana media pembelajaran seperti Laptop, 69 OHP, dan LCD, akan tetapi saya tetap berusaha untuk menciptakan pembelajaran yang efektif dan efisien. Guru Sosiologi berharap supaya di setiap kelas diberi Laptop, OHP, dan LCD supaya proses pembelajaran lebih menarik, misalnya waktu tidak terbuang untuk mencatat teori.” wawancara tanggal 21 Februari 2009 Kurang lancarnya kegiatan belajar mengajar salah satunya diakibatkan oleh belum adanya sarana dan prasarana penunjang seperti Laptop, OHP, LCD yang ada di tiap ruang kelas maupun ruang kelas kurang representatif untuk melaksanakan proses belajar mengajar. Sarana dan prasarana penunjang tersebut biasanya digunakan diruang laboratorium oleh mata pelajaran lain. Meskipun demikian diharapkan guru mata pelajaran Sosiologi tidak mematahkan aktivitas dan kreativitasnya untuk menciptakan suasana belajar mengajar yang menyenangkan, efektif dan efisien. Selain kurangnya sarana dan prasarana di atas diharapkan adanya sarana komputer yang khusus digunakan oleh para guru untuk membuat perangkat pembelajaran. a. Kegiatan pembelajaran kurang kondusif Hasil wawancara dengan Ibu Nunik Tri sulanjani, beliau mengungkapkan: ” Suasana kelas kadangkala kurang bisa kondusif, hal ini di karenakan jumlah siswa yang cukup banyak, tetapi hal ini bukan menjadi alasan untuk melakukan proses pembelajaran khususnya yang berkaitan dengan praktik. Misalnya pada saat ada tugas diskusi kelompok” wawancara tanggal 21 Februari 2009 Kelas yang representatif atau ideal sedikit banyak hanya terdiri dari sekitar 25 siswa, sedangkan siswa yang ada dimasing-masing kelas X derdiri dari 38 siswa .Hal ini merupakan salah satu kendala 70 dalam proses belajar mengajar khususnya pembelajaran kontekstual. Hal ini dikarenakan satu kelas tidak akan semua dapat mengungkapkan kesulitan atau kendala dan permasalahan, setiap siswa mempunyai permasalahan sendiri-sendiri. Semua permasalahan yang dihadapi siswa kurang bisa dibahas secara detail satu persatu. b. Sumber belajar kurang memadai Sulitnya mencari sumber-sumber pembelajaran yang relevan diluar buku paket dan lembar kerja siswa LKS karena kebanyakan dari siswa yang ada di SMA Muhammadiyah 1 Semarang tidak memiliki buku penunjang selain lembar kerja siswa LKS. Guru harus berusaha untuk mencari sumber pembelajaran yang relevan dan menarik tentang materi yang akan disampaikan. Sumber belajar yang tidak kalah pentingnya diantaranya berupa majalah, koran, dan buku- buku artikel yang masih ada hubungannya dengan materi Sosiologi. Siswa di SMA Muhammadiyah 1 Semarang masih jarang mencari bahan-bahan materi Sosiologi di internet. Biasanya siswa baru mencari materi tambahan dari internet setelah mendapatkan tugas dari sekolah. c. Keterlambatan siswa dalam mengumpulkan tugas Keterlambatan siswa dalam mengumpulkan tugas kelompok dikarenakan sarana komputer masih jarang, meskipun ada keadaannya kurang bagus sehingga misalnya ada tugas yang menggunakan komputer siswa merasa keberatan. Siswa terlalu banyak menerima materi-materi pelajaran yang ada di sekolah disamping itu aktifitas 71 siswa juga semakin padat ditambah lagi siswa harus mempersiapkan tugas dan praktek setiap harinya sehingga membuat siswa kadangkala terlambat mengumpulkan tugas. Siswa tidak hanya mendapatkan tugas yang berasal dari guru mata pelajaran Sosiologi saja tetapi juga berasal dari mata pelajaran lainnya. d. Mahalnya biaya untuk menyelenggarakan pembelajaran kontekstual Berdasarkan wawancara dengan Dra. Nunik Tri Sulanjani,beliau mengungkapkan: ” Saya sering mengalami kendala mbak karena belum adanya alokasi dana yang berkaitan kegiatan pembelajaran yang dilakukan di luar kelas, sedangkan kadangkala untuk menunjang proses pembelajaran yang aktual juga perlu adanya kegiatan di luar kelas. misalnya mencari sumber belajar di Internet dan terjun langsung ke masyarakat dan juga dalam proses ini ada beberapa siswa yang kurang aktif” wawancara tanggal 21 Februari 2009 Untuk menyelenggarakan pembelajaran kontekstual yang lebih baik, kreatif, dan inovatif, tentunya membutuhkan biaya yang relatif tidak sedikit karena pembelajaran tentunya tidak monoton hanya dengan pembelajaran di kelas dengan metode ceramah dan mengerjakan soal. Guru harus menggunakan metode pembelajaran yang lebih variatif seperti melakukan observasi, membuat makalah, mencari informasi terbaru dari internet, majalah, koran dan lain-lain. Dari sekolah sendiri tidak ada subsidi untuk biaya pembelajaran misalnya subsidi untuk melakukan observasi. Komite sekolah sampai saat ini belum menganggarkan biaya untuk keperluan pembelajaran yang ada di luar kelas pada mata pelajaran Sosiologi. 72

B. Pembahasan